Show
Untuk mengonlinekan situs, Anda perlu melakukan beberapa cara hosting website sehingga pengunjung bisa mengaksesnya di internet. Nah, di artikel ini, kami akan menjelaskan cara upload website menggunakan beberapa tool yang tentunya sudah cukup familiar. Sebelum membaca tutorial cara mengupload website lebih lanjut, Anda harus melakukan beberapa hal di bawah ini:
Langkah 1: Pilih web hosting yang andal dan tepercaya
Membuat website dengan performa terbaik memang tidak boleh sembarangan. Salah satu hal yang akan paling berpengaruh adalah kualitas layanan web hosting yang Anda pilih, dengan semua fitur unggulan untuk mulai membuat dan mengonlinekan situs Anda. Ada beberapa hal penting yang tidak boleh Anda abaikan saat memilih hosting bulanan maupun hosting tahunan murah:
Sebagai perusahaan yang sudah lama berkecimpung di dunia web hosting, kami memberikan semua yang Anda inginkan! Langkah 2: Pilih cara upload website
Langkah selanjutnya adalah memilih tool yang tepat untuk mengonlinekan website. Berikut empat tool yang paling banyak digunakan untuk mengupload situs: File Manager Tool berbasis browser ini memiliki semua fitur unggulan untuk mengelola file dan direktori Anda. Jika memilih Hostinger, Anda akan mendapatkan akses ke tool ini!
Hanya saja, tool ini memiliki satu kekurangan, yaitu batasan upload. Jika ukuran backup website lebih besar dari 256MB, sebaiknya gunakan FTP. File Transfer Protocol (FTP) Karena setiap web hosting dilengkapi dengan FTP secara default, maka Anda dapat menggunakannya untuk mengonfigurasikan aplikasi FTP (contohnya, FileZilla). Semua informasi yang dibutuhkan untuk upload website disimpan di dalam FTP Accounts yang berada di bawah Files.
Tidak ada batasan jika ingin mengupload website menggunakan FTP. Hal ini berarti Anda bisa mengimpor arsip backup berapa pun ukurannya. Importer website otomatis Di Hostinger, ada fitur yang disebut Import Website. Fitur ini bisa digunakan untuk mengekstrak arsip website hingga 256MB secara langsung ke direktori public_html.
Plugin migrasi WordPress Seperti yang Anda tahu, WordPress merupakan salah satu platform yang terkenal akan kemudahan pengelolaannya. Jika Anda menggunakan WordPress, maka ada beberapa cara untuk memindahkan website. Salah satu cara termudah adalah dengan menggunakan plugin (misalnya All in One WP Migration), yang akan melakukan pemindahan situs.
Sayangnya, kelemahan plugin terletak pada batasan ukuran arsip website yang bisa diunggah, yakni 256MB. Sebenarnya, kelemahan ini bisa diaasi dengan membeli versi premiumnya. Apabila ukuran file website lebih besar dari 256MB, maka opsi terbaik adalah dengan menggunakan FTP. Untuk informasi yang lebih lengkap, silakan baca artikel tentang migrasi WordPress. Langkah 3: Upload dan ekstrak arsip website
Mari kita mulai dari File Manager Hostinger – tool yang kami buat untuk memudahkan pekerjaan para webmaster. Buka File Manager dan pilih ikon Upload Files yang ada di menu kanan atas.
Setelah itu, pilih arsip website yang tersimpan di komputer dan impor ke server kami.
Gunakan fitur Extract yang ada di menu bagian atas untuk decompress arsip website Anda.
Langkah selanjutnya adalah memastikan semua file tersimpan di folder yang benar dan tepat. Jika ingin menggunakan FTP dengan FileZilla untuk mengupload website, maka ekstrak arsip website terlebih dulu di komputer (karena aplikasi FTP tidak memiliki fitur ekstrak).
Dengan mengekstrak file website terlebih dulu, Anda dapat mentransfer semua file secara langsung ke public_html tanpa perlu melakukan hal-hal lain. Kalau tidak, Anda harus membuat koneksi via SSH dan mengekstrak arsipnya secara manual. Langkah 4: Pastikan semua file tersimpan di public_html
Di tahap ini, Anda harus memastikan bahwa semua file tersimpan di direktori root domain, yang adalah public_html. Terkadang, muncul direktori tambahan ketika Anda mengekstrak backup website. Alih-alih example.com, file website Anda terbuka di example.com/sesuatu.
Anda bisa menggunakan File Manager atau FTP untuk memindahkan website dari subfolder ke domain utama. Langkah-langkahnya seperti di bawah ini:
Jika website punya database, maka Anda juga harus menguploadnya. Akan tetapi, apabila website tidak punya database MySQL, maka Anda tidak perlu membaca bagian ini. Berikut langkah-langkah untuk mengimpor database:
Untuk informasi yang lebih lengkap, silakan baca tutorial kami yang berjudul cara merestore database dengan menggunakan phpMyAdmin. Langkah 6: Mengecek apakah website berhasil online atau tidak
Setelah semua file website berhasil diupload, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengecek situsnya apakah bisa online ata tidak. Apabila domain telah diarahkan ke Hostinger, maka yang perlu Anda lakukan hanyalah membuka domain tersebut melalui browser. Satu hal yang perlu diingat, jika domain baru saja diarahkan ke server kami, maka Anda harus menunggu hingga 24 jam agar DNS bisa sepenuhnya dipropagasi. Namun, jika domain diarahkan ke provider lain, maka ada beberapa cara untuk mengecek apakah situs dan domain bisa diakses atau tidak:
Ikuti semua instruksi dan proses dengan benar agar konten website berhasil online. Namun, jika Anda menemukan masalah, jangan ragu untuk hubungi kami. Kami akan siap membantu 24/7! 😉 KesimpulanSelamat! Anda baru saja mempelajari cara upload website. Seperti yang disebutkan di atas, Anda bisa upload website menggunakan FTP client. Namun, file hanya bisa diupload satu per satu dan itu memakan waktu yang cukup lama. Di sisi lain, tool File Manager sangat berguna untuk mengimpor satu atau dua file dengan cepat, membuat code tweak, atau upload website yang ukurannya tidak lebih dari 256MB. Apabila Anda ingin membuat blog atau website online shop, maka semua yang diperlukan untuk mengupload proyek Anda ke World Wide Web sudah jelas! |