Tuliskan 2 contoh penyimpangan yang terjadi pada masa sekarang yang anda ketahui

Tuliskan 2 contoh penyimpangan yang terjadi pada masa sekarang yang anda ketahui

Penyimpangan yang bersifat inovatif merupakan termasuk dalam kategori penyimpangan positif. Penyimpangan yang bersifat inovatif adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang yang dinilai tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, namun mereka memiliki kegunaan yang sangat bermanfaat dan  berdampak bagi masyarakat. Contoh dari penyimpangan yang bersifat inovatif yakni :

  1. Seorang pria muda yang menjadi hairstylist atau penata rambut di sebuah salon khusus wanita
  2. Seorang pria yang menjadi penjahit dan penenun pakaian tradisional
  3. Ibu-ibu separuh baya yang menjadi supir bus dan kernet bus

Ditengah pandemik Covid-19 ternyata ada saja oknum yang mengambil keuntungan. Dimana, ramai diberitakan ada pejabat pemerintah yang melakukan korupsi dana bantuan sosial untuk Covid-19 maupun pemalsuan penggunaan alat rapid test antigen bekas pakai atau daur ulang. Tindakan-tindakan tersebut merupakan contoh-contoh dari perilaku menyimpang.

Perilaku menyimpang adalah tingkah laku yang bertentangan dengan norma dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat. Contohnya, menyontek, tawuran, korupsi, dan penyalahgunaan narkoba. Perilaku menyimpang menimbulkan keresahan dalam masyarakat karena merugikan berbagai kepentingan umum serta merusak sistem sosial dalam masyarakat.

Secara umum, penyimpangan sosial ini dapat dikelompokkan menjadi dua (2) yaitu penyimpangan positif dan penyimpangan negatif.

Penyimpangan Positif

Penyimpangan positif mengarah pada nilai-nilai sosial yang ideal, meskipun cara yang dilakukan tampak menyimpang dari norma yang berlaku. Pada umumnya, penyimpangan jenis ini dapat diterima masyarakat karena sesuai dengan perubahan zaman. Contoh, wanita yang bekerja sebagai sopir bus.

Penyimpangan Negatif

Penyimpangan negative merupakan bentuk perilaku yang mengarah kepada nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk bagi masyarakat. Contohnya, membunuh, mencuri, dan korupsi.

Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang

Terdapat 4 macam bentuk penyimpangan, yaitu penyimpangan gaya hidup, penyimpangan pemakaian barang konsumsi, penyimpangan seksual, dan kriminalitas.

Penyimpangan Gaya Hidup

Suatu perilaku dikatakan sebagai penyimpangan gaya hidup adalah karena perilaku tersebut dianggap aneh. Penyimpangan jenis ini biasanya tergolong sebagai bentuk penyimpangan yang ringan. Contohnya, penyimpangan dalam pemakaian make up, model berpakaian, gaya bicara, dan lain-lain.

(Baca juga: Pengertian Pengendalian Sosial dan Jenisnya)

Penyimpangan Pemakaian Barang-barang Konsumsi

Adapun contoh penyimpangan bentuk ini adalah penyalahgunaan obat-obat terlarang. Bentuk penyimpangan ini banyak terjadi pada kaum remaja. Hal ini disebabkan beberapa faktor seperti perkembangan emosi yang belum stabil, kecenderungan ingin mencoba, dan salah dalam memilih teman bermain.

Penyimpangan Seksual

Perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan oleh masyarakat tergolong dalam penyimpangan sosial. Contohnya, pedofilia, homoseksualitas, dan perzinaan. Perilaku-perilaku tersebut dinilai menyimpang karena bertentangan dengan norma-norma sosial dan agama.

Kriminalitas

Kriminalitas adalah segala perbuatan yang melanggar hukum yang berlaku di masyarakat. Contohnya, membunuh, memperkosa, dan merampok. Bentuk perilaku menyimpang ini umumnya mengakibatkan orang lain dirugikan seperti kerugian material hingga kehilangan nyawa. Kriminalitas dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu :

  • Kejahatan tanpa korban (crime without victim), kejahatan ini tidak mengakibatkan korban, contohnya berjudi. Kejahatan ini bisa mengorbankan orang lain jika menyebabkan tindakan negative lebih lanjut, seperti mencuri karena tidak memiliki uang untuk berjudi.
  • Kejahatan terorganisir (organized crime), kejahatan ini umumnya dilakukan oleh komplotan saling berkesinambungan dan disusun serta diatur dalam suatu kesatuan. Contohnya, sindikat pengedar narkotika, penadah barang curian, hingga komplotan perdagangan manusia.
  • Kejahatan kerah putih (white collar crime), bentuk tindakan kriminalitas ini dilakukan oleh orang yang memiliki status tinggi dalam pekerjaannya. Contohnya, penggelapan uang perusahaan, korupsi, dan pengemplangan pajak.
  • Kejahatan korporat (corporate crime), kejahatan ini dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan memperoleh keuntungan atau menekan kerugian. Contohnya, perusahaan membuang limbah industry ke sungai tanpa proses pengolahan.

tirto.id - Pancasila dalam memenuhi fungsinya sebagai dasar negara, terdapat beberapa contoh penyimpangan nilai pancasila yang terjadi. Apa saja? Berikut penjelasan selengkapnya.

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang mengandung sejumlah lima nilai pokok (tertulis dalam lima bunyi silanya). Dasar negara yang seharusnya dipegang teguh sebagai ideologi atau pedoman kehidupan bernegara ini ternyata bisa saja mengalami penyimpangan.

Berdasarkan catatan Dewi Aniaty dan Aviani Santi dalam PPKn SMP (2009:3), diungkapkan bahwa Pancasila terbentuk atas nilai-nilai pandangan hidup masyarakat Indonesia. Dengan begitu, di dalamnya terkandung falsafah yang dijadikan pegangan, pedoman, serta petunjuk ketika bangsa Indonesia menjalani kehidupan sehari-hari.

Berikut ini bunyi Pancasila:

Tuliskan 2 contoh penyimpangan yang terjadi pada masa sekarang yang anda ketahui

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
  5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Lima bunyi sila di atas merupakan sebuah hal yang bersifat fundamental (mendasar). Dari kelimanya, tergambar jelas cita-cita hukum dan ide mengenai kehidupan bangsa Indonesia sebenarnya, yakni beraneka ragam etnis, agama, suku, dan lain-lain.

Terlepas dari perbedaan, Pancasila berusaha menanamkan nilai kebersamaan yang sifatnya adil, benar, bijaksana, dan tepat. Akan tetapi, pelaksanaan nilai-nilai tersebut tentu tidak bisa dikatakan mengalir mulus. Hal tersebut dibuktikan dari beberapa contoh penyimpangan nilai Pancasila.

Contoh Penyimpangan Nilai Pancasila

Dalam memenuhi fungsinya sebagai dasar negara, terdapat beberapa contoh kasus penyimpangan yang terjadi. Lima nilai Pancasila yang masing-masingnya menggambarkan sebuah cara hidup pada akhirnya tidak dijadikan pedoman karena faktor-faktor tertentu.

Berikut ini contoh penyimpangannya:

1. Penyimpangan Sila Pertama: “Ketuhanan Yang Maha Esa"

Munculnya gerakan radikal dari sebuah kelompok yang membonceng agama merupakan salah satu contohnya. Dari sini, mereka tidak menghargai keberagaman agama dan menganggap bahwa kelompok mereka yang paling benar di antara yang lain.

2. Penyimpangan Sila Kedua: “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab"

Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dalam kasus penyimpangan tidak diperhatikan. Contohnya dapat dilihat dari kasus penggusuran rumah warga miskin dan tidak mendapatkan tindak lanjut atau bantuan. Dari sini, keadilan adab yang ditekankan tidak dijadikan pedoman hidup.

3. Penyimpangan Sila Ketiga: “Persatuan Indonesia"

Persatuan berarti menyatakan diri sebagai bagian dari negara Indonesia. Dalam kasus penyimpangan, terdapat Organisasi Papuan Merdeka (OPM) yang masih ada hingga sekarang. Mereka ingin memisahkan daerah Papua Barat dari NKRI dan merdeka sebagai negara sendiri.

4. Penyimpangan Sila Keempat: “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan"

Musayawarah dijalankan untuk memecahkan masalah (mencapai sebuah kemufakatan). Akan tetapi, penyimpangan terjadi ketika pimpinan musyawarah lebih condong ke satu pihak. Dengan kata lain, contoh penyimpangan ada ketika salah satu pihak mengalami rugi akibat musyawarah yang tidak adil.

5. Penyimpangan Sila Kelima: “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia"

Adil ini hampir sama dengan bunyi sila kedua. Nilai yang berusaha ditekankan adalah seluruh warga negara Indonesia punya hak dan kewajiban yang sama. Contoh penyimpangan terjadi ketika hak seorang warga negara tidak diberikan, diskriminasi etnis, dan bentuk ketidakadilan lainnya.

Penyebab Penyimpangan Nilai Pancasila

Melihat kasus penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila, tentu permasalahan terdapat dalam diri seorang warga negara. Setidaknya, terdapat dua garis besar penyebab terjadinya penyimpangan, yaitu faktor subjektif dan faktor objektif.

Berdasarkan catatan Suyahman dalam Pengembangan Bahan Ajar PPKn (2021:171), terungkap bahwa faktor subjektif berasal dari sifat seseorang dalam menghadapi kenyataan. Pandangan dalam menghadapi kehidupan tersebut ternyata bisa disebabkan oleh beberapa faktor lain dan berasal dari luar (faktor objektif).

Berikut ini faktor objektif penyebab penyimpangan nilai Pancasila:

  1. Ketidaksanggupan mencerna norma-norma dan kebudayaan yang ada di sekitarnya
  2. Salah dalam proses belajar, misalnya sering membaca buku yang berlawanan dengan Pancasila
  3. Bingung memutuskan antara mengikuti budaya dan struktur sosial atau mengikuti perkembangan zaman
  4. Masuk dalam pergaulan yang salah
  5. Sering melihat berita yang tidak sesuai Pancasila.

Dampak Penyimpangan Nilai Pancasila

Dalam menjalani kehidupan berbangsa serta bernegara, penyimpangan nilai Pancasila ternyata memiliki dampak yang bisa saja terjadi. Berikut ini lima dampak yang dapat terjadi akibat penyimpangan Pancasila (Suyahman, 2021:172):

  1. Lunturnya jiwa patriotisme (cinta tanah air)
  2. Hilangnya identitas bangsa dan negara akibat lunturnya budaya asli
  3. Keturunan bangsa Indonesia di kedepannya bisa rusak (tidak menjalani nilai Pancasila)
  4. Munculnya kesenjangan sosial karena persaingan ekonomi yang bebas
  5. Produk asli bangsa Indonesia akan lebih direndahkan dibanding barang hasil produk impor karena rakyat Indonesia lebih bangga menggunakan barang negara lain.

Baca juga:

  • Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Dasar Pancasila & Jenis
  • Butir-Butir Sila Pertama Pancasila: Pengamalan dan Maknanya
  • Contoh Sikap Terpuji Pengamalan Sila ke-5 Pancasila di Rumah

Baca juga artikel terkait PANCASILA atau tulisan menarik lainnya Yuda Prinada
(tirto.id - prd/ylk)


Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani
Kontributor: Yuda Prinada

Array

Subscribe for updates Unsubscribe from updates