Titip doa kepada orang yang berhaji

Di Indonesia, setiap musim haji pasti disambut meriah baik oleh orang yang hendak melaksanakannya atau bagi tetangga dan sanak saudara sekitarnya.

Mereka berbondong-bondong rela mengantarkan tetangga atau saudaranya yang hendak berangkat dengan meriah, hanya untuk sekedar melepas kerinduan karena akan ditinggal selama beberapa hari di tanah suci atau demi menitipkan doa.

Baca Juga:

  • 5 Penyebab Munculnya Bisul di Sekitar Ms V, Ladies Harap Waspada, ya!

Para ulama pernah menyinggung hal ini, di antaranya adalah Syekh Abu Bakr al-Ajurriy dari kalangan Madzhab Hanbali mengatakan tradisi mengantar orang berangkat haji dan menitipkan doa termasuk sesuatu yang dianjurkan.

Syaikh Abu Bakr al-Ajurry menuturkan tentang kesunahan mengantar orang haji dan menitipkan juga meminta untuk mendoakannya. Imam Ahmad pernah mengantar ibunya untuk haji.

Tradisi mengantarkan orang yang hendak bepergian haji ini sebenarnya sudah berlaku di masa Rasulullah SAW di tempat yang bernama Tsaniyyatul Wada'.

Baca Juga:

  • Lulusan Pesantren Bingung Cari Kerja? Jangan Khawatir, Ini Solusinya

Di tempat ini juga dulu beliau pernah ditunggu oleh para sahabat ketika datang berperang. Seperti yang tertera dalam kitab Syarh An-Nawawi alal Muslim, juz13 halaman 14.

Adapun Tsaniatul Wada' adalah tempat samping Madinah, dinamakan begitu karena orang yang keluar dari Madinah itu berjalan bersama orang-orang yang ditinggalkannya (untuk mengantar).

Haji merupakan rukun Islam yang terakhir, setiap muslim pasti mendambakan dirinya untuk bisa menunaikan ibadah satu ini. Namun, tidak semua orang bisa menunaikan ibadah haji, karena dalam pelaksanaannya, ibadah haji membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga ibadah ini hanya diwajibkan bagi orang-orang yang dinilai mampu secara finansial.


Di Indonesia, setiap musim haji pasti disambut meriah baik oleh orang yang hendak melaksanakannya atau bagi tetangga dan sanak saudara sekitarnya. Mereka berbondong-bondong rela mengantarkan tetangga atau saudaranya yang hendak berangkat dengan meriah hanya untuk sekedar melepas kerinduan karena akan ditinggal selama beberapa hari di tanah suci atau demi menitipkan doa.


Para ulama pernah menyinggung hal ini, diantaranya adalah Syekh Abu Bakr al-Ajurriy dari kalangan Madzhab Hanbali yang mengatakan bahwa tradisi mengantar orang berangkat haji dan menitipkan doa termasuk sesuatu yang dianjurkan.

Titip doa kepada orang yang berhaji

Baca Juga:
Orang Belum Haji Dipanggil Haji, Bagaimana Hukumnya?


Seperti yang pernah dijelaskan oleh Syaikh Ar-Ruhaibani dalam kitab karyanya Mathalib Ulin Nuha yang menjadi penjelasan kitab Ghayatil Muntaha jilid 6 halaman 472.


وذكر أبو بكر الآجري استحباب تشييع الحاج ووداعه ومسألته أن يدعو له ـ وشيع أحمد أمه بالحج


Artinya: Syaikh Abu Bakr al-Ajurry menuturkan tentang kesunahan mengantar orang haji dan menitipkan juga meminta untuk mendoakannya. Imam Ahmad pernah mengantar ibunya untuk haji.


Tradisi mengantarkan orang yang hendak bepergian haji ini sebenarnya sudah berlaku di masa Rasulullah SAW di tempat yang bernama Tsaniyyatul Wada' yang mana di tempat ini juga dulu beliau pernah ditunggu oleh para sahabat ketika datang dari berperang. Seperti yang tertera dalam kitab Syarh An-Nawawi alal Muslim, juz13 halaman 14:

Titip doa kepada orang yang berhaji

Baca Juga:
Adab Melaksanakan Ihram bagi Wanita


وأما ثنية الوداع فهي عند المدينة سميت بذلك لأن الخارج من المدينة يمشي معه المودعون اليها


Artinya: Adapun Tsaniatul Wada' adalah tempat samping Madinah, dinamakan begitu karena orang yang keluar dari Madinah itu berjalan bersama orang-orang yang ditinggalkannya (untuk mengantar).


Bahkan secara khusus dijelaskan dalam kitab Syarh Shahih Al-Bukhari karya Imam Ibnu Bathal, juz 5 halaman 241 bahwa tempat tersebut menjadi tempat para sahabat mengantarkan jamaah haji.


انما سميت بذلك لأنهم كانوا يشيعون الحاج والغزاة اليها ويودعونهم عندها


Artinya: Dinamakan Tsaniatul Wada' karena para sahabat mengantarkan orang yang berhaji dan berperang dan menitipkan kepada mereka (doa).


Maka yang terpenting adalah saat mengantar orang yang berangkat haji adalah menitipkan doa agar kita didoakan di tanah suci. Karena seperti yang kita ketahui Makkah dan Madinah merupakan tempat yabg diberkahi dan insyaallah doa yang dipanjatkan disana juga mustajabah. Wallahu A'lam


Editor: Ahmad Karomi

# Asrama Haji # Berangkat Haji # Calon Jamaah Haji # Ibadah Haji # jamaah haji Indonesia # Jamaah Haji

BincangSyariah.Com – Setiap kali ada seseorang yang kita kenal pergi melaksanakan ibadah haji, maka akan kita dapati masyarakat menitipkan doa kepada orang tersebut agar mendoakannya saat ibadah haji. Sebab menurutnya, doa orang yang haji akan diijabah oleh-Nya. Benarkah demikian?

Imam Nawawi dalam al-Azkar menyebutkan sebuah riwayat Imam baihaqi dari Abu Hurairah ra, dia berkata; Rasulullah Saw bersabda,

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْحَاجِ وَلِمَنْ اسْتَغْفَرَ لَهُ الْحَاجُ

Allahummaagh fir lil haaji wa liman istaghfara lahul haajju

Artinya; Ya Allah, ampunilah orang-orang yang beribadah haji serta orang-orang yang dimohonkan ampunkan ampunan oleh prang-orang haji. (HR. Al-Baihaqi)

Doa ini merupakan doa yang sunnah kita ucapkan untuk orang yang pulang haji. Hadis tersebut juga menunjukkan bahwa meminta didoakan oleh orang yang beribadah haji  disunnahkan.

Dalam kitab Maqashid al-Hasanah, Syamsuddin al-Syakhawi menjelaskan bahwa seseorang yang pulang dari haji mabrur dosanya diampuni dan doanya diterima, maka mintalah didoakan olehnya sebelum ia memasuki pintu rumah.

Jadi berdasarkan hadis tersebut, meminta didoakan orang yang haji diperbolehkan bahkan dianjurkan. Wallahu’alam.

Bolehkah titip doa kepada orang yang haji?

Menurut Kholil, tradisi atau kebiasaan titip doa kepada orang yang sedang berhaji itu diperbolehkan menurut hukum Islam. Biasanya orang-orang yang akan menitipkan doa kepada jemaah haji tersebut akan menulis doanya masing-masing.

Apa yang dimaksud haji mabrur?

Makna Mabrur Berdasarkan buku M. Quraish Shihab Menjawab, pengertian mabrur berasal dari bahasa Arab yaitu dari akar kata "barra" yang berarti surga, benar, diterima, pemberian, keluasan dalam kebaikan.

Doa agar bisa ke Mekkah dan Madinah?

Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammadin tuballighunaa bihaa hajja baitikal haraam wa ziyaarata qabri nabiyyika alaihi afdhalus shalaatu was salaamu fi luthfin wa 'aafiyatin wa salaamatin wa bulughil maraam wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa barik wa sallim.