Timotius berhasil menjadi pemimpin rohani yang besar sejak kecil dia diasuh oleh

Timotius berhasil menjadi pemimpin rohani yang besar sejak kecil dia diasuh oleh

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Latar Belakang Timotius

Timotius  dalam bahasa Yunaninya ialah Τιμόθεος; Timótheos, artinya "memuliakan Tuhan"). Nama Timotius dalam bahasa Inggris adalah Timothy. Timotius dilahirkan dalam keluarga yang saleh. Lukas menceritakan bahwa Timotius adalah putra dari pernikahan campuran antara Yahudi dan Yunani. Ayahnya adalah seorang Yunani sedangkan ibunya adalah seorang Yahudi (Kis. 16:1). Ibunya, Eunike adalah wanita Yahudi yang percaya Kristus dan menjadi Kristen. Neneknya Lois telah lebih dahulu bertobat, sebab Paulus berbicara tentang iman dari tiga generasi (2 Tim. 1:5). Sang nenek, ibu dan anak bertobat berkat kedatangan Paulus membawa Injil ke Listra. Tapi sebelum mereka bertobat kepada Kristus, ibu dan nenek dari Timotius telah mengajar Perjanjian Lama, sehingga dari kecil ia telah mengenal kitab suci (2 Tim. 3:15). Timotius meninggal sekitar 80 Masehi. Perjanjian Baru menunjukkan bahwa Timotius bepergian dengan Rasul Paulus, yang juga menjadi mentornya. Dia disebut sebagai penerima dari dua surat-surat Paulus.

Setelah Paulus mengalami kekecewaan karena perpecahannya dengan Barnabas dan Markus (Kis. 15:39), Tuhan mempertemukan Timotius dengan Paulus di Listra (Kis. 16:1-3). Timotius muda dipercaya Paulus untuk ikut dalam pelayanan misinya yang kedua (Kis. 15:36-18:22). Melalui pelayanan inilah, Timotius bertumbuh menjadi murid dan anak rohani Paulus. Timotius adalah pembantu setia Paulus dalam mengajarkan Injil selama lima belas tahun sejak Timotius direkrut di kota kelahirannya di Listra. Ia telah mengikuti Paulus dalam hampir semua perjalanannya yang kedua dan ketiga. Ia telah diutus beberapa kali sebagai utusan dengan tugas-tugas istimewa, misalnya ke Tesalonika dan Korintus (1 Tes. 3:1; 1 Kor. 4:17). Ia menemani Paulus ke Yerusalem (Kis. 20:1-5) dan ia menyertai Paulus pada perjalanan laut menuju Roma yang penuh bahaya.  Timotius berada di Roma selama Paulus dipenjarakan pertama kalinya, sebab rasul Paulus menggabungkan nama Timotius dengan namanya sendiri waktu Paulus menulis surat-surat dari penjara kepada Filemon, orang-orang Filipi dan orang-orang Kolose (Fil. 1:1-2; 2:19-24; Kol 1:1).

Timotius memiliki keprihatinan pada kesejahteraan gereja-gereja dan ia setia dalam melayani Injil bersama Paulus. Paulus menyebut Timotius sebagai anaknya yang kekasih dan yang setia dalam Tuhan, bukan saja karena kasihnya yang besar kepada Timotius sebagai teman yang telah berhasil dibimbingnya menjadi pengikut Kristus, tapi juga karena kepercayaannya pada Timotius sebagai teman sekerjanya (Rom. 16:21) dan saudara yang bekerja dengan Paulus untuk Allah dalam pemberitaan Injil Kristus (1 Tes. 3:2). Paulus menyebut Timotius sebagai satu-satunya orang yang sehati dan sepikir dengan Paulus dan tidak mencari kepentingan Kristus. Paulus bahkan mengatakan “tak ada seorang padaku seperti dia” (Fil. 2:20-22).

Setelah pemenjaraannya yang pertama, Paulus meninggalkan Timotius di Efesus sebagai pemimpin gereja. Timotius diberi tanggung jawab yang luas, yaitu menghadapi orang-orang yang murtad untuk mengacau gereja setempat. Timotius juga bertanggung jawab dalam menata kebaktian gereja, memilih dan meneguhkan penatua-penatua, mengatur bantuan dan pelayanan kepada para janda, memberlakukan dan mengajarkan iman rasuli. Timotius pun menanggung beban yang lebih berat ketika ia tahu bahwa Paulus akan mati martir, maka tanggung jawab memelihara kelanjutan serta keutuhan pengajaran rasul sekarang menjadi tanggungannya.

Secara manusia, Timotius tidak sanggup untuk mengemban tugas-tugas kepemimpinan gereja yang banyak dan berat itu karena Timotius masih muda. Ada beberapa petunjuk yang menjelaskan bahwa Timotius adalah seorang yang masih muda. Paulus dalam suratnya yang pertama menekankan “jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda” (1 Tim 4:12). Dan dalam suratnya yang kedua, kira-kira dua tahun kemudian, ia memperingatkan Timotius “jauhilah nafsu orang muda” (2 Tim. 2:22).

Ketika Timotius dibawa kepada pertobatan oleh Paulus pada perjalanannya yang pertama pada tahun 44, Timotius berusia 15 tahun. Ia kemudian diikutsertakan sebagai pembantu Paulus pada perjalanan kedua (Kis. 16:1-3) pada tahun 52. Jadi ketika Paulus menulis surat 1 Timotius pada tahun 62, pada saat itu Timotius berusia 33 tahun. Pada umur tersebut, orang-orang Yunani menyebut ukuran usianya dengan istilah neos dan orang Romawi menyebutnya dengan istilah juvenis. Kata neos dan juvenis tidak mengandung konotasi kekanak-kanakan. Kata tersebut dipakai untuk orang yang sedang berada pada puncak kekuatannya dan untuk usia wajib militer. Usia tersebut bagi seorang guru agama dan Pembina jemaat pada zaman itu dianggap muda, karena ia harus berhadapan dengan orang-orang yang lebih tua dari dia. Para penatua yang lebih tua umurnya harus ia beri instruksi dan bagi mereka tidak mudah untuk menerima instruksi dari padanya.

Timotius sering jatuh sakit. Dalam suratnya yang pertama kepada dia, rasul Paulus menyinggung penyakit Timotius yang sering kambuh, meskipun tidak ditegaskan apa penyakit itu. Paulus menyarankan kepada Timotius untuk “menambahkan anggur sedikit” (1 Tim 5:23) demi menjaga kesehatan perutnya. Menurut pembawaannya, Timotius adalah seorang pemalu. Seandainya ia hidup di zaman sekarang, ia akan disebut seorang introvert. Kelihatannya ia segan menghadapi suatu tugas yang sukar, sehingga dalam suratnya kepada orang-orang Korintus, Paulus harus meratakan jalan bagi dia dan misinya, “jika Timotius datang kepadamu, usahakanlah supaya ia berada di tengah-tengah kamu tanpa takut,” dan janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah” (1 Kor. 16:10-11). Beberapa kali dalam surat yang kedua, Paulus mendorong Timotius supaya rela menderita dan jangan takut atau malu, sebab Allah tidak memberi roh ketakutan (2 Tim 1:7-8; 2:1 3; 3:12). Nasihat tersebut diperlukan oleh Timotius. Paulus tidak dapat melupakan air matanya waktu mereka berpisah (2 Tim 1:4).

Timotius yang muda harus memimpin jemaat di sebuah kota besar seperti Efesus dengan berbagai permasalahannya. Di Efesus terdapat kuil besar tempat penyembahan kepada Dewi Diana, dewi seksual pelindung kaum wanita. Dapat dibayangkan dengan jemaat yang berlatar belakang kekafiran ini, berapa besar godaan moral dan penyimpangan agama yang dihadapi jemaat. Belum lagi ajaran-ajaran agama Yahudi yang masuk bercampur aduk dengan kepercayaan mistis seperti percaya pada dongeng-dongeng, silsilah-silsilah, pantangan makan makanan tertentu, dsb. Sama seperti Musa dan Yeremia dan sekian banyak orang sebelum dan sesudah dia, Timotius mempunyai banyak kelemahan, tetapi Timotius terpanggil untuk mengemban tugas-tugas berat dalam gereja Allah. Sesuatu yang besar diletakkan di atas pundaknya.


Page 2

Cover Foto : Dokumen Pribadi dan http://keywordsuggest.org/

Sangat minim ayat yang menulis tentang Louis dan Eunike, tetapi dari surat rasul Paulus untuk Timotius sedikit banyak kita memperoleh informasi tentang mereka. tapi yang kita tahu adalah dorongan bagi semua ibu yang ingin membesarkan anak-anak mereka untuk mencintai Tuhan. Louis dan Eunike ibarat sebuah tim yang kompak dari seorang nenak dan ibu yang kemudian menghasilkan seorang anak muda militan yang dipilih Tuhan.  Timotius adalah nama anak muda itu, cucnya Louis dan anaknya Eunike yang adalah teman dan murid Rasul Paulus yang paling tepercaya. 

Oleh anugerah-Nya maka kita dapat melihat bahwa Timotius dipersiapkan Tuhan melalui keluarga yang percaya pada Tuhan, coba lihat Kisah Para Rasul 1: 6 dan 2 Timotius 1: 5, di sini kita menemukan menemukan catatan tentang wanita-wanita ini. Dalam 2 Timotius 1: 5, Paulus menulis: Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu" 2 Tim 1:5

Pertama, mari kita lihat sang nenek Louis. Arti nama Louis berarti orang yang menyenangkan atau yang diiginkan (agreeable atau desirable). Nenek Timotius ini (2Tim. 1:5) digambarkan sebagai seorang perempuan beriman, yang sekaligus mengindetifikasikan bahwa Timotius adalah seorang Kristen angkatan ketiga dan bahwa Gereja sudah kokoh terbentuk. Louis hidup sesuai dengan namanya, wanita yang menyenangan dan disukai orang.  Rasul Paulus memuji dia dalam suratnya yang kedua kepada Timotius sebagai orang yang menyerahkan tongkat iman kepada anak perempuan dan cucunya. Sementara mereka adalah banyak nenek yang disebutkan dalam Alkitab, namun dalam 2 Timotius adalah satu-satunya tempat di mana seorang nenek benar-benar berperan dan berguna.

Lois adalah seorang Yahudi saleh yang mendidik anak perempuannya dan cucu senantiasa supaya setia dan taat Kitab Suci Perjanjian Lama. Nenek Timotius ini diduga anak perempuanya bernama Eunike (2 Tim 1:5). Imannya yg dipuji Paulus pasti iman Kristennya sebab jika ia hanya sekadar seorang wanita Yahudi yg saleh, maka kesetiaannya hampir tidak popular, karena praktek imannya hanya karena peraturan agama. Alkitab tidak menulis siapa suami Louis, namun dari nama yang diberikan kepada anaknya yakni Eunike (bhs. Yunani) yang menunjukkan bahwa dia sendiri adalah orang Yunani. 

Keluarganya tinggal di Listra, di antara orang-orang yang menyembah dewa-dewa Yunani, namun dia dengan setia membesarkan seorang anak perempuan yang mencintai Tuhan dan membantu membesarkan seorang cucu yang memiliki hatui berbagi kasih. Jadi kita perhatikan dalam hal ini, lingkungan tidak dapat mempengaruhi iman seseorang, asal orang tersebut benar-benar dididik setiap hari dengan firman Tuhan oleh orang tuanya. Itu sebabnya pesan Tuhan supaya setiap saat mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak kita bukan pesan yang sudah ketinggalan jaman (Ulangan 6: 4-9), tetapi firman Tuhan itu hidup hingga hari ini.

Seperti di atas sudah dijelaskan bahwa Eunike adalah seorang Yahudi (Kis 16:1) yang taat sebelum datang kepada Kristus. Dia memiliki nama Yunani yang berarti dewi kemenangan Yunani. Namanya sebenarnya juga berarti berkompetisi dengan baik dan merupakan nama yang ekspresif dari sebuah kemenangan yang baik atau kebahagiaan. Eunike juga hidup seperti ibunya sesuai dengan namanya. Dia memiliki kemenangan atas masyarakat yang lingkungannya amoral dan membesarkan seorang anak yang taat. Kita belajar dari Kitab Suci, dalam Kisah Para Rasul 16: 1 bahwa Eunike telah menikahi seorang Yunani, seorang kafir, oleh karena itu orang yang tidak beriman. Bagi mereka lahirlah seorang anak laki-laki, yang mereka beri nama Timotius. Tidak ada hal lain yang dikatakan tentang dia, begitu banyak penafsir berpendapat bahwa dia telah meninggal saat Eunike bertemu dengan Rasul Paulus.

Keluarga Louis tinggal di Listra, dan kemungkinan bahwa selama perjalanan pertama Paulus ke kota itu Louis, Eunike, dan Timotius semuanya menjadi orang percaya. Tidak diragukan lagi bahwa iman dan pengetahuan Yahudi mereka yang taat tentang Kitab Suci Perjanjian Lama telah mempersiapkan hati mereka untuk mendengarkan perkataan Paulus mengenai kehidupan kekal melalui Yesus Kristus. Paulus dating lagi ke LIstra pada Perjalanannya yang kedua. 

Saat itu Palus bertemu seorang pemuda yang bernama Timotius, yang waktu itu namanya menjadi virakl di kota LIstra dan di Ikonium (Lih Kis 16:2)  Timotius memiliki kemampuan yang menjanjikan, itu sebabnya maka Paulus menjadikan daia sebagai muridnya untuk membawa misi ini. Setelah beberapa tahun lamanya Paulus terbaring mendekam di penjara di Roma menunggu persidangan dan kemungkinan eksekusi, dia menulis surat keduanya kepada penolongnya yang tercinta, memanggil untuk mengingat iman yang ditunjukkan Timotius, dan mengingatkannya bahwa iman yang sama ini pertama kali ada dalam neneknya Lois dan Ibunya Eunice Sekali lagi, dia berkata, kepada Timotius, Dari seorang anak, Anda telah mengenal Kitab Suci .

Catatan Alkitab yang cukup menarik adalah menggambarkan bahwa Eunike dan Louis sangat berpengaruh terhadap Timotius khususnya dalam bidang agama. Mengenai ayahnya Timotius memang tidak dibicarakan di sini, kemungkinan benar dia kurang seiman sehingga perannya tidak dalam bidang agama dan membangunkan iman Timotius. Nama Timotius berarti "Orang yang menghormati Tuhan", sebuah nama yang jelas dipilih oleh ibu yang setia. Nenek dan ibu sudah tidak diragukan lagi menjadi guru rohani pada masa mudanya. Kecocokannya untuk menjadi pendamping dan rekan kerja Paulus pada perjalanan misinya yang kedua.   (Kis 16:1-4; 17:14-15; 18:5; 20:4).

Diutus untuk mengurus persoalan-persoalan di Korintus (1Kor 4:17; 16:10). Memimpin gereja di Efesus (1Tim 1:3). Keberhasila Louis dan Eunike mengambil peranan dan  tanggung jawab untuk menyampaikan iman mereka dengan sangat serius kepada anaknya Timotius ini telah membangkitkan seorang pemuda untuk menjadi pelayan Kristus. Untuk ini, mereka telah mewariskan dalam sejarah sebagai ibu yang luar biasa dan wanita sejati yang beriman.

Hari ini ada banyak sekali para ibu yang mengakui diri sebagai orang percaya, namun tidak mewariskan sikap positip yang boleh diteladani oleh anak-anaknya. Secara psikologi anak-anak itu sejak kecil akan memperhatikan segala tingkah laku orang tuanya  dalam hal ini yang paling dekat dengan mereka adalah ibu. Namun di jaman modern ini karena keuangan cukup, maka anak-anak sejak kecil telah diserahkan pengawasan dan pengajarannya oleh orang lain. Ibu-ibu lebih sibuk mengurusi arisannya dan barang-barang bermereknya, ketimbang mengurus anaknya. 


Page 2

Sangat minim ayat yang menulis tentang Louis dan Eunike, tetapi dari surat rasul Paulus untuk Timotius sedikit banyak kita memperoleh informasi tentang mereka. tapi yang kita tahu adalah dorongan bagi semua ibu yang ingin membesarkan anak-anak mereka untuk mencintai Tuhan. Louis dan Eunike ibarat sebuah tim yang kompak dari seorang nenak dan ibu yang kemudian menghasilkan seorang anak muda militan yang dipilih Tuhan.  Timotius adalah nama anak muda itu, cucnya Louis dan anaknya Eunike yang adalah teman dan murid Rasul Paulus yang paling tepercaya. 

Oleh anugerah-Nya maka kita dapat melihat bahwa Timotius dipersiapkan Tuhan melalui keluarga yang percaya pada Tuhan, coba lihat Kisah Para Rasul 1: 6 dan 2 Timotius 1: 5, di sini kita menemukan menemukan catatan tentang wanita-wanita ini. Dalam 2 Timotius 1: 5, Paulus menulis: Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu" 2 Tim 1:5

Pertama, mari kita lihat sang nenek Louis. Arti nama Louis berarti orang yang menyenangkan atau yang diiginkan (agreeable atau desirable). Nenek Timotius ini (2Tim. 1:5) digambarkan sebagai seorang perempuan beriman, yang sekaligus mengindetifikasikan bahwa Timotius adalah seorang Kristen angkatan ketiga dan bahwa Gereja sudah kokoh terbentuk. Louis hidup sesuai dengan namanya, wanita yang menyenangan dan disukai orang.  Rasul Paulus memuji dia dalam suratnya yang kedua kepada Timotius sebagai orang yang menyerahkan tongkat iman kepada anak perempuan dan cucunya. Sementara mereka adalah banyak nenek yang disebutkan dalam Alkitab, namun dalam 2 Timotius adalah satu-satunya tempat di mana seorang nenek benar-benar berperan dan berguna.

Lois adalah seorang Yahudi saleh yang mendidik anak perempuannya dan cucu senantiasa supaya setia dan taat Kitab Suci Perjanjian Lama. Nenek Timotius ini diduga anak perempuanya bernama Eunike (2 Tim 1:5). Imannya yg dipuji Paulus pasti iman Kristennya sebab jika ia hanya sekadar seorang wanita Yahudi yg saleh, maka kesetiaannya hampir tidak popular, karena praktek imannya hanya karena peraturan agama. Alkitab tidak menulis siapa suami Louis, namun dari nama yang diberikan kepada anaknya yakni Eunike (bhs. Yunani) yang menunjukkan bahwa dia sendiri adalah orang Yunani. 

Keluarganya tinggal di Listra, di antara orang-orang yang menyembah dewa-dewa Yunani, namun dia dengan setia membesarkan seorang anak perempuan yang mencintai Tuhan dan membantu membesarkan seorang cucu yang memiliki hatui berbagi kasih. Jadi kita perhatikan dalam hal ini, lingkungan tidak dapat mempengaruhi iman seseorang, asal orang tersebut benar-benar dididik setiap hari dengan firman Tuhan oleh orang tuanya. Itu sebabnya pesan Tuhan supaya setiap saat mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak kita bukan pesan yang sudah ketinggalan jaman (Ulangan 6: 4-9), tetapi firman Tuhan itu hidup hingga hari ini.

Seperti di atas sudah dijelaskan bahwa Eunike adalah seorang Yahudi (Kis 16:1) yang taat sebelum datang kepada Kristus. Dia memiliki nama Yunani yang berarti dewi kemenangan Yunani. Namanya sebenarnya juga berarti berkompetisi dengan baik dan merupakan nama yang ekspresif dari sebuah kemenangan yang baik atau kebahagiaan. Eunike juga hidup seperti ibunya sesuai dengan namanya. Dia memiliki kemenangan atas masyarakat yang lingkungannya amoral dan membesarkan seorang anak yang taat. Kita belajar dari Kitab Suci, dalam Kisah Para Rasul 16: 1 bahwa Eunike telah menikahi seorang Yunani, seorang kafir, oleh karena itu orang yang tidak beriman. Bagi mereka lahirlah seorang anak laki-laki, yang mereka beri nama Timotius. Tidak ada hal lain yang dikatakan tentang dia, begitu banyak penafsir berpendapat bahwa dia telah meninggal saat Eunike bertemu dengan Rasul Paulus.

Keluarga Louis tinggal di Listra, dan kemungkinan bahwa selama perjalanan pertama Paulus ke kota itu Louis, Eunike, dan Timotius semuanya menjadi orang percaya. Tidak diragukan lagi bahwa iman dan pengetahuan Yahudi mereka yang taat tentang Kitab Suci Perjanjian Lama telah mempersiapkan hati mereka untuk mendengarkan perkataan Paulus mengenai kehidupan kekal melalui Yesus Kristus. Paulus dating lagi ke LIstra pada Perjalanannya yang kedua. 

Saat itu Palus bertemu seorang pemuda yang bernama Timotius, yang waktu itu namanya menjadi virakl di kota LIstra dan di Ikonium (Lih Kis 16:2)  Timotius memiliki kemampuan yang menjanjikan, itu sebabnya maka Paulus menjadikan daia sebagai muridnya untuk membawa misi ini. Setelah beberapa tahun lamanya Paulus terbaring mendekam di penjara di Roma menunggu persidangan dan kemungkinan eksekusi, dia menulis surat keduanya kepada penolongnya yang tercinta, memanggil untuk mengingat iman yang ditunjukkan Timotius, dan mengingatkannya bahwa iman yang sama ini pertama kali ada dalam neneknya Lois dan Ibunya Eunice Sekali lagi, dia berkata, kepada Timotius, Dari seorang anak, Anda telah mengenal Kitab Suci .

Catatan Alkitab yang cukup menarik adalah menggambarkan bahwa Eunike dan Louis sangat berpengaruh terhadap Timotius khususnya dalam bidang agama. Mengenai ayahnya Timotius memang tidak dibicarakan di sini, kemungkinan benar dia kurang seiman sehingga perannya tidak dalam bidang agama dan membangunkan iman Timotius. Nama Timotius berarti "Orang yang menghormati Tuhan", sebuah nama yang jelas dipilih oleh ibu yang setia. Nenek dan ibu sudah tidak diragukan lagi menjadi guru rohani pada masa mudanya. Kecocokannya untuk menjadi pendamping dan rekan kerja Paulus pada perjalanan misinya yang kedua.   (Kis 16:1-4; 17:14-15; 18:5; 20:4).

Diutus untuk mengurus persoalan-persoalan di Korintus (1Kor 4:17; 16:10). Memimpin gereja di Efesus (1Tim 1:3). Keberhasila Louis dan Eunike mengambil peranan dan  tanggung jawab untuk menyampaikan iman mereka dengan sangat serius kepada anaknya Timotius ini telah membangkitkan seorang pemuda untuk menjadi pelayan Kristus. Untuk ini, mereka telah mewariskan dalam sejarah sebagai ibu yang luar biasa dan wanita sejati yang beriman.

Hari ini ada banyak sekali para ibu yang mengakui diri sebagai orang percaya, namun tidak mewariskan sikap positip yang boleh diteladani oleh anak-anaknya. Secara psikologi anak-anak itu sejak kecil akan memperhatikan segala tingkah laku orang tuanya  dalam hal ini yang paling dekat dengan mereka adalah ibu. Namun di jaman modern ini karena keuangan cukup, maka anak-anak sejak kecil telah diserahkan pengawasan dan pengajarannya oleh orang lain. Ibu-ibu lebih sibuk mengurusi arisannya dan barang-barang bermereknya, ketimbang mengurus anaknya. 


Timotius berhasil menjadi pemimpin rohani yang besar sejak kecil dia diasuh oleh

Lihat Gaya Hidup Selengkapnya


Page 3

Sangat minim ayat yang menulis tentang Louis dan Eunike, tetapi dari surat rasul Paulus untuk Timotius sedikit banyak kita memperoleh informasi tentang mereka. tapi yang kita tahu adalah dorongan bagi semua ibu yang ingin membesarkan anak-anak mereka untuk mencintai Tuhan. Louis dan Eunike ibarat sebuah tim yang kompak dari seorang nenak dan ibu yang kemudian menghasilkan seorang anak muda militan yang dipilih Tuhan.  Timotius adalah nama anak muda itu, cucnya Louis dan anaknya Eunike yang adalah teman dan murid Rasul Paulus yang paling tepercaya. 

Oleh anugerah-Nya maka kita dapat melihat bahwa Timotius dipersiapkan Tuhan melalui keluarga yang percaya pada Tuhan, coba lihat Kisah Para Rasul 1: 6 dan 2 Timotius 1: 5, di sini kita menemukan menemukan catatan tentang wanita-wanita ini. Dalam 2 Timotius 1: 5, Paulus menulis: Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu" 2 Tim 1:5

Pertama, mari kita lihat sang nenek Louis. Arti nama Louis berarti orang yang menyenangkan atau yang diiginkan (agreeable atau desirable). Nenek Timotius ini (2Tim. 1:5) digambarkan sebagai seorang perempuan beriman, yang sekaligus mengindetifikasikan bahwa Timotius adalah seorang Kristen angkatan ketiga dan bahwa Gereja sudah kokoh terbentuk. Louis hidup sesuai dengan namanya, wanita yang menyenangan dan disukai orang.  Rasul Paulus memuji dia dalam suratnya yang kedua kepada Timotius sebagai orang yang menyerahkan tongkat iman kepada anak perempuan dan cucunya. Sementara mereka adalah banyak nenek yang disebutkan dalam Alkitab, namun dalam 2 Timotius adalah satu-satunya tempat di mana seorang nenek benar-benar berperan dan berguna.

Lois adalah seorang Yahudi saleh yang mendidik anak perempuannya dan cucu senantiasa supaya setia dan taat Kitab Suci Perjanjian Lama. Nenek Timotius ini diduga anak perempuanya bernama Eunike (2 Tim 1:5). Imannya yg dipuji Paulus pasti iman Kristennya sebab jika ia hanya sekadar seorang wanita Yahudi yg saleh, maka kesetiaannya hampir tidak popular, karena praktek imannya hanya karena peraturan agama. Alkitab tidak menulis siapa suami Louis, namun dari nama yang diberikan kepada anaknya yakni Eunike (bhs. Yunani) yang menunjukkan bahwa dia sendiri adalah orang Yunani. 

Keluarganya tinggal di Listra, di antara orang-orang yang menyembah dewa-dewa Yunani, namun dia dengan setia membesarkan seorang anak perempuan yang mencintai Tuhan dan membantu membesarkan seorang cucu yang memiliki hatui berbagi kasih. Jadi kita perhatikan dalam hal ini, lingkungan tidak dapat mempengaruhi iman seseorang, asal orang tersebut benar-benar dididik setiap hari dengan firman Tuhan oleh orang tuanya. Itu sebabnya pesan Tuhan supaya setiap saat mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak kita bukan pesan yang sudah ketinggalan jaman (Ulangan 6: 4-9), tetapi firman Tuhan itu hidup hingga hari ini.

Seperti di atas sudah dijelaskan bahwa Eunike adalah seorang Yahudi (Kis 16:1) yang taat sebelum datang kepada Kristus. Dia memiliki nama Yunani yang berarti dewi kemenangan Yunani. Namanya sebenarnya juga berarti berkompetisi dengan baik dan merupakan nama yang ekspresif dari sebuah kemenangan yang baik atau kebahagiaan. Eunike juga hidup seperti ibunya sesuai dengan namanya. Dia memiliki kemenangan atas masyarakat yang lingkungannya amoral dan membesarkan seorang anak yang taat. Kita belajar dari Kitab Suci, dalam Kisah Para Rasul 16: 1 bahwa Eunike telah menikahi seorang Yunani, seorang kafir, oleh karena itu orang yang tidak beriman. Bagi mereka lahirlah seorang anak laki-laki, yang mereka beri nama Timotius. Tidak ada hal lain yang dikatakan tentang dia, begitu banyak penafsir berpendapat bahwa dia telah meninggal saat Eunike bertemu dengan Rasul Paulus.

Keluarga Louis tinggal di Listra, dan kemungkinan bahwa selama perjalanan pertama Paulus ke kota itu Louis, Eunike, dan Timotius semuanya menjadi orang percaya. Tidak diragukan lagi bahwa iman dan pengetahuan Yahudi mereka yang taat tentang Kitab Suci Perjanjian Lama telah mempersiapkan hati mereka untuk mendengarkan perkataan Paulus mengenai kehidupan kekal melalui Yesus Kristus. Paulus dating lagi ke LIstra pada Perjalanannya yang kedua. 

Saat itu Palus bertemu seorang pemuda yang bernama Timotius, yang waktu itu namanya menjadi virakl di kota LIstra dan di Ikonium (Lih Kis 16:2)  Timotius memiliki kemampuan yang menjanjikan, itu sebabnya maka Paulus menjadikan daia sebagai muridnya untuk membawa misi ini. Setelah beberapa tahun lamanya Paulus terbaring mendekam di penjara di Roma menunggu persidangan dan kemungkinan eksekusi, dia menulis surat keduanya kepada penolongnya yang tercinta, memanggil untuk mengingat iman yang ditunjukkan Timotius, dan mengingatkannya bahwa iman yang sama ini pertama kali ada dalam neneknya Lois dan Ibunya Eunice Sekali lagi, dia berkata, kepada Timotius, Dari seorang anak, Anda telah mengenal Kitab Suci .

Catatan Alkitab yang cukup menarik adalah menggambarkan bahwa Eunike dan Louis sangat berpengaruh terhadap Timotius khususnya dalam bidang agama. Mengenai ayahnya Timotius memang tidak dibicarakan di sini, kemungkinan benar dia kurang seiman sehingga perannya tidak dalam bidang agama dan membangunkan iman Timotius. Nama Timotius berarti "Orang yang menghormati Tuhan", sebuah nama yang jelas dipilih oleh ibu yang setia. Nenek dan ibu sudah tidak diragukan lagi menjadi guru rohani pada masa mudanya. Kecocokannya untuk menjadi pendamping dan rekan kerja Paulus pada perjalanan misinya yang kedua.   (Kis 16:1-4; 17:14-15; 18:5; 20:4).

Diutus untuk mengurus persoalan-persoalan di Korintus (1Kor 4:17; 16:10). Memimpin gereja di Efesus (1Tim 1:3). Keberhasila Louis dan Eunike mengambil peranan dan  tanggung jawab untuk menyampaikan iman mereka dengan sangat serius kepada anaknya Timotius ini telah membangkitkan seorang pemuda untuk menjadi pelayan Kristus. Untuk ini, mereka telah mewariskan dalam sejarah sebagai ibu yang luar biasa dan wanita sejati yang beriman.

Hari ini ada banyak sekali para ibu yang mengakui diri sebagai orang percaya, namun tidak mewariskan sikap positip yang boleh diteladani oleh anak-anaknya. Secara psikologi anak-anak itu sejak kecil akan memperhatikan segala tingkah laku orang tuanya  dalam hal ini yang paling dekat dengan mereka adalah ibu. Namun di jaman modern ini karena keuangan cukup, maka anak-anak sejak kecil telah diserahkan pengawasan dan pengajarannya oleh orang lain. Ibu-ibu lebih sibuk mengurusi arisannya dan barang-barang bermereknya, ketimbang mengurus anaknya. 


Timotius berhasil menjadi pemimpin rohani yang besar sejak kecil dia diasuh oleh

Lihat Gaya Hidup Selengkapnya


Page 4

Sangat minim ayat yang menulis tentang Louis dan Eunike, tetapi dari surat rasul Paulus untuk Timotius sedikit banyak kita memperoleh informasi tentang mereka. tapi yang kita tahu adalah dorongan bagi semua ibu yang ingin membesarkan anak-anak mereka untuk mencintai Tuhan. Louis dan Eunike ibarat sebuah tim yang kompak dari seorang nenak dan ibu yang kemudian menghasilkan seorang anak muda militan yang dipilih Tuhan.  Timotius adalah nama anak muda itu, cucnya Louis dan anaknya Eunike yang adalah teman dan murid Rasul Paulus yang paling tepercaya. 

Oleh anugerah-Nya maka kita dapat melihat bahwa Timotius dipersiapkan Tuhan melalui keluarga yang percaya pada Tuhan, coba lihat Kisah Para Rasul 1: 6 dan 2 Timotius 1: 5, di sini kita menemukan menemukan catatan tentang wanita-wanita ini. Dalam 2 Timotius 1: 5, Paulus menulis: Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu" 2 Tim 1:5

Pertama, mari kita lihat sang nenek Louis. Arti nama Louis berarti orang yang menyenangkan atau yang diiginkan (agreeable atau desirable). Nenek Timotius ini (2Tim. 1:5) digambarkan sebagai seorang perempuan beriman, yang sekaligus mengindetifikasikan bahwa Timotius adalah seorang Kristen angkatan ketiga dan bahwa Gereja sudah kokoh terbentuk. Louis hidup sesuai dengan namanya, wanita yang menyenangan dan disukai orang.  Rasul Paulus memuji dia dalam suratnya yang kedua kepada Timotius sebagai orang yang menyerahkan tongkat iman kepada anak perempuan dan cucunya. Sementara mereka adalah banyak nenek yang disebutkan dalam Alkitab, namun dalam 2 Timotius adalah satu-satunya tempat di mana seorang nenek benar-benar berperan dan berguna.

Lois adalah seorang Yahudi saleh yang mendidik anak perempuannya dan cucu senantiasa supaya setia dan taat Kitab Suci Perjanjian Lama. Nenek Timotius ini diduga anak perempuanya bernama Eunike (2 Tim 1:5). Imannya yg dipuji Paulus pasti iman Kristennya sebab jika ia hanya sekadar seorang wanita Yahudi yg saleh, maka kesetiaannya hampir tidak popular, karena praktek imannya hanya karena peraturan agama. Alkitab tidak menulis siapa suami Louis, namun dari nama yang diberikan kepada anaknya yakni Eunike (bhs. Yunani) yang menunjukkan bahwa dia sendiri adalah orang Yunani. 

Keluarganya tinggal di Listra, di antara orang-orang yang menyembah dewa-dewa Yunani, namun dia dengan setia membesarkan seorang anak perempuan yang mencintai Tuhan dan membantu membesarkan seorang cucu yang memiliki hatui berbagi kasih. Jadi kita perhatikan dalam hal ini, lingkungan tidak dapat mempengaruhi iman seseorang, asal orang tersebut benar-benar dididik setiap hari dengan firman Tuhan oleh orang tuanya. Itu sebabnya pesan Tuhan supaya setiap saat mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak kita bukan pesan yang sudah ketinggalan jaman (Ulangan 6: 4-9), tetapi firman Tuhan itu hidup hingga hari ini.

Seperti di atas sudah dijelaskan bahwa Eunike adalah seorang Yahudi (Kis 16:1) yang taat sebelum datang kepada Kristus. Dia memiliki nama Yunani yang berarti dewi kemenangan Yunani. Namanya sebenarnya juga berarti berkompetisi dengan baik dan merupakan nama yang ekspresif dari sebuah kemenangan yang baik atau kebahagiaan. Eunike juga hidup seperti ibunya sesuai dengan namanya. Dia memiliki kemenangan atas masyarakat yang lingkungannya amoral dan membesarkan seorang anak yang taat. Kita belajar dari Kitab Suci, dalam Kisah Para Rasul 16: 1 bahwa Eunike telah menikahi seorang Yunani, seorang kafir, oleh karena itu orang yang tidak beriman. Bagi mereka lahirlah seorang anak laki-laki, yang mereka beri nama Timotius. Tidak ada hal lain yang dikatakan tentang dia, begitu banyak penafsir berpendapat bahwa dia telah meninggal saat Eunike bertemu dengan Rasul Paulus.

Keluarga Louis tinggal di Listra, dan kemungkinan bahwa selama perjalanan pertama Paulus ke kota itu Louis, Eunike, dan Timotius semuanya menjadi orang percaya. Tidak diragukan lagi bahwa iman dan pengetahuan Yahudi mereka yang taat tentang Kitab Suci Perjanjian Lama telah mempersiapkan hati mereka untuk mendengarkan perkataan Paulus mengenai kehidupan kekal melalui Yesus Kristus. Paulus dating lagi ke LIstra pada Perjalanannya yang kedua. 

Saat itu Palus bertemu seorang pemuda yang bernama Timotius, yang waktu itu namanya menjadi virakl di kota LIstra dan di Ikonium (Lih Kis 16:2)  Timotius memiliki kemampuan yang menjanjikan, itu sebabnya maka Paulus menjadikan daia sebagai muridnya untuk membawa misi ini. Setelah beberapa tahun lamanya Paulus terbaring mendekam di penjara di Roma menunggu persidangan dan kemungkinan eksekusi, dia menulis surat keduanya kepada penolongnya yang tercinta, memanggil untuk mengingat iman yang ditunjukkan Timotius, dan mengingatkannya bahwa iman yang sama ini pertama kali ada dalam neneknya Lois dan Ibunya Eunice Sekali lagi, dia berkata, kepada Timotius, Dari seorang anak, Anda telah mengenal Kitab Suci .

Catatan Alkitab yang cukup menarik adalah menggambarkan bahwa Eunike dan Louis sangat berpengaruh terhadap Timotius khususnya dalam bidang agama. Mengenai ayahnya Timotius memang tidak dibicarakan di sini, kemungkinan benar dia kurang seiman sehingga perannya tidak dalam bidang agama dan membangunkan iman Timotius. Nama Timotius berarti "Orang yang menghormati Tuhan", sebuah nama yang jelas dipilih oleh ibu yang setia. Nenek dan ibu sudah tidak diragukan lagi menjadi guru rohani pada masa mudanya. Kecocokannya untuk menjadi pendamping dan rekan kerja Paulus pada perjalanan misinya yang kedua.   (Kis 16:1-4; 17:14-15; 18:5; 20:4).

Diutus untuk mengurus persoalan-persoalan di Korintus (1Kor 4:17; 16:10). Memimpin gereja di Efesus (1Tim 1:3). Keberhasila Louis dan Eunike mengambil peranan dan  tanggung jawab untuk menyampaikan iman mereka dengan sangat serius kepada anaknya Timotius ini telah membangkitkan seorang pemuda untuk menjadi pelayan Kristus. Untuk ini, mereka telah mewariskan dalam sejarah sebagai ibu yang luar biasa dan wanita sejati yang beriman.

Hari ini ada banyak sekali para ibu yang mengakui diri sebagai orang percaya, namun tidak mewariskan sikap positip yang boleh diteladani oleh anak-anaknya. Secara psikologi anak-anak itu sejak kecil akan memperhatikan segala tingkah laku orang tuanya  dalam hal ini yang paling dekat dengan mereka adalah ibu. Namun di jaman modern ini karena keuangan cukup, maka anak-anak sejak kecil telah diserahkan pengawasan dan pengajarannya oleh orang lain. Ibu-ibu lebih sibuk mengurusi arisannya dan barang-barang bermereknya, ketimbang mengurus anaknya. 


Timotius berhasil menjadi pemimpin rohani yang besar sejak kecil dia diasuh oleh

Lihat Gaya Hidup Selengkapnya