Teladan jemaat kristen mula-mula tentang ketaatan menjaga iman percaya mereka terdapat pada kitab

1 Tuhan. 3 Jika menelusuri dari Alkitab pengertian jemaat tidak hanya sekumpulan orang yang PNEUSTOS Jurnal Teologi Pantekosta Vol 1, No 1, Juni 2018 ISSN: (online), (print) Prinsip Hidup Jemaat Mula-mula dalam Kisah Para Rasul 2:41-47 Eliezer Andelta Sinukaban Sekolah Tinggi Teologi Pantekosta Sumut Aceh Abstrak Tulisan ini diawali dengan pemaparan mengenai latar belakang masalah yang pada intinya mengenai prinsip hidup jemaat mula-mula dalam Kisah Para Rasul 2: Adapun Prinsip Hidup jemaat Mula-mula dalam Kisah Para Rasul adalah jemaat yang terbuka untuk segala bangsa, jemaat yang bertumbuh dalam pengajaran, jemaat yang antusias dalam beribadah, jemaat yang saling mengasihi, jemaat yang sehati sepikir dan jemaat yang berdoa. Untuk memperoleh pemahaman yang akurat untuk menjawab rumusan masalah, maka dilakukan kajian teori yang dipaparkan dalam tesis ini dengan melakukan library research atau riset perpustakaan. Mencakup didalamnya menggunakan Metode Hermeneutik (Eksegesa) terhadap Kisah Para Rasul 2:41-47 untuk menemukan dimensi-dimensi Implementasi Prinsip Hidup Jemaat Mula-mula. PENDAHULUAN Pengertian jemaat dalam bahasa Indonesia sering kali dibedakan dengan pengertian gereja. Sebagai akibatnya sering kali tampak adanya kekacauan dan salah pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan gereja. 1 Akan tetapi jika ditinjau dari bahasa inggris istilah jemaat dan gereja adalah sama yaitu Church (Mat 16:18, KJV dan NIV). 2 Seperti yang ditulis Charles C. Ryrie dalam bukunya: Dalam bahasa Inggris, kata gereja adalah church, dan bentuk serumpunnya krik yang artinya kelompok orang yang menjadi milik berkumpul, tetapi lebih dari itu, sekalipun hal tersebut juga termasuk di dalamnya. Seperti yang dikatakan Abineno dalam bukunya: pengertian mengenai jemaat dalam suatu uraian 1 Kadang-kadang istilah ini dipakai untuk menunjuk kepada bangunan arsitektural,sebuah gedung, misalnya kita berbicara tentang gedung gereja GPIB. Kadang-kadang istilah ini dipakai untuk menunjuk kepada seklompok orang percaya, seperti misalnya GKI atau GSJA. Kali lain kata ini dipakai untuk mengacu kepada sebuah denominasi, suatu kelompok yang diasingkan oleh suatu ciri khas tertentu: misalnya gereja Presbiterian atau gereja Luteran. Millard J, Erickson, Teologi Kristen Volume Tiga (Malang, Gandum Mas, 2004), Rick Meyers, Bible, e-sword version 7.9.8, Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 2 Panduan Populer untuk Memahami Kebenaran Alkitab (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 1991), Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

2 pendek tidak akan dapat mengemukakan secara jelas dan lengkap 4. Akan tetapi membaginya dalam beberapa segi yang penting yaitu: jemaat sebagai tubuh Kristus, jemaat sebagai persekutuan Roh, jemaat sebagai orang-orang yang berkumpul, jemaat yang mengaku dan bersaksi, dan jemaat adalah orang-orang yang melayani. 5 Jemaat dalam bahasa Yunani adalah ekklesia, sekalipun dalam bahasa indonesia kata ekklesia juga berarti gereja. Kata ekklesia hanya dua kali tercatat dalam Perjanjian Baru, dan hanya terdapat dalam Injil Matius (Mat 16:18; 18:17). 6 Akan tetapi dalam Kamus Teologi Ingris- Indonesia menggunakan istilah Ecclesi atau ecclesio yang artinya perhimpunan 7. Sementara dalam KBBI pengertian gereja adalah gedung (rumah) tempat berdoa dan melakukan upacara agama Kristen atau badan (organisasi) umat Kristen yang sama kepercayaan, ajaran, dan tata cara ibadahnya. Dan di dalam Perjanjian Baru tidak pernah menyebut suatu gedung maupun organisasi. Sehingga padanan kata ekklesia yang lebih tepat adalah jemaat. 8 Dari pemahaman-pemahaman tersebut disimpulkan sebuah pengertian yang seragam diantara gereja dan jemaat berdasarkan bahasa Inggris Church dan berdasarkan bahasa Yunani Ekklesia. Alkitab mencatat perkataan Yesus bahwa Ia akan mendirikan gereja (Matius 16:18). Dalam Kisah Para Rasul 2 menjadi titik awal dimulainya gereja, yaitu pada hari Pentakosta. 9 Menurut Rirye: Karakter khas yang dimiliki gereja berakar dari keunikan relasinya dengan Kristus. Gereja sebagai tubuh Kristus yang hidup dimana Ia adalah kepala (Ef 1: 22-23). Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat (Kol. 1:18). Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masingmasing adalah anggotanya (1Kor 12:27). 10 Berdasarkan Matius 9: Yesus menginginkan gereja melakukan karya-karya yang telah Ia teladankan, yang mendeskripsikan keempat pelayanan utama Yesus di bumi ini yaitu mengajar, memberitakan Injil sorgawi, menyembuhkan yang sakit, dan 4 J.L.Ch. Abineno, Jemaat, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1983), 8. 5 Ibid., 8. 6 Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 3 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), Henk ten Napel, Kamus Teologi Inggis- Indonesia (Jakarta: Gunung Mulia, 1996), Jhon Drane, Memahami Perjanjian Baru Pengantar Historis- Teologis (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika direvisi oleh Vernon D. Doerksen (Malang: Gandum Mas, 1997), Charles C. Ryrie, Dispensationalism dari Zaman ke Zaman (Malang: Gandum Mas, 2005), Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

3 memperlihatkan belas kasihan kepada yang lemah dan yang miskin. 11 Allah mendirikan gereja dengan maksud dan tujuan yang jelas dan menghendaki gereja mengalami pertumbuhan. 12 Dalam Lukas 19:10 juga mengindikasikan bahwa Yesus menginginkan gereja-nya bertumbuh Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Tuhan itu panjang sabar, kata Petrus menambahkan, Karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat (II Petrus 3:9) 13. Tetapi setiap tujuan untuk melakukan pertumbuhan gereja harus tetap berdasarkan apa yang dikatakan Alkitab. 14 Sebenarnya pertumbuhan gereja bukan sebuah istilah baru bagi kekristenan. Karena Yesus telah memerintahkannya kepada para murid-nya pada masa pelayanan-nya di bumi ketika Ia berkata Pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-ku dan.. (Matius 28: 19-20). Perintah tersebut merupakan proses yang terus menerus, proses yang mempersekutukan orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus dan menjadikan mereka anggota-anggota gereja yang bertanggung jawab dan berbuah. 15 Oleh sebab itu sebenarnya tidak ada alasan bagi gereja masa kini untuk tidak memikirkan dan mengalami pertumbuhan gereja. Dalam Alkitab, terutama dalam Perjanjian Baru, disebut mengenai pertumbuhan gereja. Mulanya seperti yang disebutkan dalam Kisah Para Rasul, terjadi pertumbuhan keluar, yang disebut dengan pertumbuhan ekstensif. Kemudian berbarengan dengan pertumbuhan pertama, muncul sisi kedua yang disebut pertumbuhan intensif, yakni pertumbuhan ke dalam dalam bentuk pemantapan, pembinaan, penataan, dan sebagainya. 16 Yang kemudian dalam perkembangan mengenai pertumbuhan ke dalam tersebut mengakibatkan ragam dan corak dari gereja-gereja yang bermunculan sampai pada masa sekarang ini. Kemudian dari masing-masing gereja yang beragam tersebut timbul kecenderungan untuk menghabiskan energi, kreatifitas, dan waktu mereka yang berharga untuk memajukan denominasi gereja, dan bukan kerajaan Allah. Orang Kristen dan pemimpin Kristen bekerja demi kesuksesan gereja mereka, atau mungkin demi sekelompok gereja di kota mereka, atau mereka bekerja bagi pelayanan atau denominasi mereka sehinga gereja 11 Sung Wook Chung, Belajar Teologi Sistematika dengan Mudah, (Bandung: Visi Anugerah Indonesia, 2011), Peter Wagner, Gereja Saudara Dapat Bertumbuh, (Malang: Gandum Mas, 1990), Ibid., Rick Warren,The PurposeDriven Church, (Malang: Gandum Mas, 2008), Vergil Gerber,Pedoman Pertumbuhan Gereja, ( Bandung: Kalam Hidup, 1974), Sularso Sopater, Pertumbuhan Gereja, (Yogyakarta: Yayasan Andi, 1994), Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

4 menjadi terisolasi. Isolasi gereja tersebut telah mengakibatkan ketidak efektifan dan kegagalan dalam melaksanakan Amanat Agung. 17 Hal-hal tersebut juga yang kemudian membuat rasa persaudaraan di antara gereja sangat jauh, yang juga menjadi salah satu penghambat pertumbuhan gereja. Sebenarnya telah banyak buku-buku yang ditulis dan diterbitkan yang membahas mengenai pertumbuhan gereja, bagaimana gereja dapat bertumbuh dan penghambat gereja tidak mengalami pertumbuhan. Menurut Scarwz dalam bukunya Gereja yang tidak bertumbuh disebabkan telah mengabaikan faktor-faktor atau karakteristik kualitas tertentu, sementara gereja yang bertumbuh memperhatikan faktor karateristik yang lengkap. 18 Menurut Peter Wagner pertumbuhan gereja sangat dipengaruhi kualitas dari pemimpin gereja itu sendiri. Ia menyarankan beberapa kualitas yang harus dimilki oleh seorang pemimpin yang ingin gerejanya bertumbuh: 1. Ketaatan yang teguh. 2. Sasaran- sasaran ditetapkan dengan jelas. 3. Berdasarkan pengamatan yang tajam. 4. Ketegasan dalam mengevaluasi hasil. 5. Sikap penuh Optimisme dan iman. 19 Rick Warren menyebutkan bahwa: penyebab gereja tidak bertumbuh karena tidak memiliki dasar yang kuat atau memadai sehingga tidak pernah mencapai ketinggian yang dimaksudkan Allah untuk gereja tersebut. Kemungkinan gereja itu akan roboh atau mengalami stagnasi bila lebih tinggi daripada yang dapat ditopang dasarnya. 20 Sementara berdasarkan Kisah Para Rasul juga dapat ditemukan hal-hal mengenai gereja. Mulai dari cara hidup mereka, beribadah, sistem pelayanan, tata ibadah, maupun sistem penginjilan yang sangat efektif dan bertumbuh dengan sangat cepat. Tentunya lebih baik jika gereja kembali meninjau kepada Alkitab mengenai metode dan prinsip yang sesuai dan relevan baik kepada Alkitab maupun kepada konteks dimana gereja tersebut berdiri. Prinsip hidup jemaat mula- mula adalah suatu model yang sangat ideal untuk dipelajari dan diadopsi oleh gereja yang ingin bertumbuh pada masa sekarang 17 Sunday Adelaja, Church Shift (Gereja berwawasan Kerajaan Allah), ( Jakarta: Metanoia Publishing, 2008), Christian A. Scarwz, Pertumbuha Gereja yang Alamiah, dit. Oleh Budijanto (Jakarta: Metanoia, 1998), Peter Wagner, Gereja Saudara dapat Bertumbuh (Malang: Gandum Mas, 1990), Rick Warren, Pertumbuhan Gereja Masa Kini, Gereja yang Mempunyai Visi-Tujuan (Malang: Gandum Mas, 1999), Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

5 ini. Perkembangan yang sangat signifikan dari jemaat mula- mula dapat dijadikan model gereja masa kini. Latar Belakang Kisah Para Rasul Kitab Kisah Para Rasul adalah kitab yang memiliki data sejarah yang penting, karena kitab ini melanjutkan cerita sejarah mengenai kehidupan para rasul dan pelayanan mereka setelah Yesus naik ke surga. Seperti yang dikatakan William Barclay Kitab Kisah Para Rasul merupakan buku terpenting di dalam Perjanjian Baru. Yang menjadi alasan Barclay adalah, bila generasi sekarang ini tidak memiliki Kitab Kisah Para Rasul, maka akan sangat sulit untuk mendapatkan informasi mengenai Gereja Perdana atau jemaat mula-mula, sekalipun ada informasi dari surat-surat Paulus. 21 Demikian juga F.F Bruce mengatakan dalam bukunya bahwa kitab Kisah Para Rasul memberi informasi yang sangat penting yang menjembatani cerita dari Injil kepada surat-surat Paulus. 22 Dan hal penting lainnya adalah kitab Kisah Para Rasul menyajikan dengan jelas dan meyakinkan kevalidan kerasulan Raul Paulus yang ia tulis dalam beberapa suratnya. 23 Sementara menurut J.A Alexander, kitab Kisah Para Rasul adalah kitab yang ceritanya berkelanjutan, sistematis, dan memiliki satu pokok pikiran. 24 Hal tersebut diutarakannya untuk melawan beberapa pendapat kritis yang menyatakan bahwa kitab Kisah Para Rasul adalah kitab potogan-potongan dari cerita yang berbeda belaka, koleksi dari cerita yang berdiri sendiri, seri anekdot yang tidak memiliki ketentuan. 25 Seperti yang dikatakan juga oleh William Owen Carver yaitu: Kitab Kisah Para Rasul adalah sumber informasi yang utama dan sangat penting bagi kekristenan dalam mengembangkan Kerajaan Allah 26 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan kitab Kisah Para Rasul tidak jauh berbeda dari tujuan penulisan Injil Lukas yaitu untuk memenuhi suatu tujuan yang sama yaitu untuk 21 William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Kitab Kisah Para Rasul,( Jakarta: Gandum Mas, 1997), Acts played an indispensable part in relating the two collections to each other. As regards the first collection, Acts forms its general sequel, as it was from the first the proper sequel to one of the four documents in that collection, the third Gospel. As regards the second collection, Acts provides the narrative background against which the writings of Paul can more readily be understood. F.F. Bruce, The Book of the ACTS (United State of America: WM. B. Eerdmans Publishing Co, 1968), Ibid., J.A. Alexander, Acts (Pennsylvania: Banner of Truth, 1984), iv. 25 Ibid., iv. 26 Acts is the chief source of information concerning apostolic Christianity in its forms and efforts, and an unfailing spring of inspiration and a constant standart of appeal for method and aim in Christian effort for extending and organizing the work of the kingdom of God. William Owen Carver, The Acts Of the Apostles (Tennessee: Broadman Press, 1916), Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

6 meneguhkan iman dan memberikan suatu catatan sejarah yang dapat dimengerti tentang pernyataan Allah kepada manusia dalam karya Kristus, baik melalui jalan kehidupan pribadi-nya maupun melalui gereja-nya. 27 Berdasarkan Injil Lukas 1:1-4, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. Dengan ungkapan sungguh benar, Lukas hendak menyatakan bahwa fakta-fakta dari tulisan yang ia kirimkan kepada Teofilus telah ia teliti kebenarannya dan dapat dipercaya oleh si pembaca kitab. 28 Kitab Kisah Para Rasul bertujuan menyajikan garis besar sejarah gereja mulai dari Yerusalem sampai pada munculnya pahlawan terkemuka yaitu Paulus di ibukota Kerajaan Romawi. Kitab ini melaporkan beberapa khotbah yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, dan Paulus yang menjadi bahan informasi tentang iman gereja mula-mula. 29 Kitab Kisah Para Rasul dibuka dengan pernyataan dari Yesus yang tampaknya mengatur nada untuk seluruh pekerjaan. Yesus menjanjikan para Rasul bahwa mereka akan menerima kuasa Roh Kudus (lihat 1:8). Kemudian Yesus memberitahu para murid-nya bahwa mereka akan menjadi saksi di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Tema ini kemudian dilakukan di sepanjang kitab Kisah Para Rasul. Sebagai saksi bagi Kristus, mereka menyebarkan Injil sampai ke ujung bumi, sehingga gereja mengalami kemajuan dimana-mana. Sementara Kisah Para Rasul menekankan bahwa para rasul menerima kuasa Roh (1:8), juga menekankan bagaimana mereka menggunakan kuasa tersebut. Seperti yang dikatakan Merrill C. Tenney: Pada hari Pentakosta, ketika mereka sedang berkumpul di suatu tempat, Roh Kudus turun atas mereka dengan tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat. Mereka berkata- kata dalam bahasa-bahasa yang baru, hingga para pendengarnya dapat mengerti karena mereka berbicara dalam bahasa daerah mereka masing- masing tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah (2:5-13). 30 Prinsip hidup jemaat mula-mula berdasarkan Eksegesis Dalam tulisan ini penulis tidak menyajikan proses eksegesa tetapi langsung kepada hasil eksegesa yang telah dilakukan. Ada pun prosesnya mengikuti prinsip tata bahasa (grammatical) Yunani Koine. Berdasarkan hasil eksegesa terhadap Kisah Para Rasul 2:41-47, maka dapat dirumuskan dalam beberapa poin tentang prinsip hidup jemaat mula-mula sebagai berikut: 27 Merrill C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 2003), William S.Kurz,SJ, John Drane, Merrill C. Tenney, Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

7 1. Jemaat mula-mula adalah orang-orang yang bukan hanya berlatar belakang Yahudi, tetapi juga terdiri dari orang-orang non Yahudi yaitu pendatang di kota Yerusalem yang menerima kemudian percaya akan Yesus melalui perkataan Rasul Petrus. 2. Jemaat mula-mula menunjukkan tanda kepercayaan mereka dengan cara memberi diri dibaptis oleh para rasul, yang telah diajarkan Yesus kepada para rasul semasa pelayanan-nya di muka bumi. Model baptisan yang dilakukan oleh para rasul adalah baptisan selam, dicelupkan, ditenggelamkan ke dalam air bukan dipercik. 3. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang bertumbuh jumlahnya. Pertumbuhan jemaat mula-mula ditambahkan atau dikerjakan oleh Allah. 4. Jemaat mula-mula melanjutkan tindakan iman (pertobatan) mereka dengan bertekun dalam pengajaran para rasul. 5. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang hidup bersekutu dalam sebuah komunitas yang memilki rasa kekeluargaan yang sangat dekat. 6. Aktivitas yang menonjol dalam pertemuan atau ibadah jemaat mula-mula adalah memecahkan roti,saling berbagi dan berdoa bersama. 7. Jemaat mula-mula mengalami kuasa Allah, yaitu terjadinya tanda-tanda heran dan keajaiban yang dikerjakan Allah melalui para rasul. 8. Kedahsyatan kuasa Allah yang bekerja di dalam persekutuan jemaat mula-mula membuat semua orang takut atau sangat menyegani mereka. 9. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang terdiri dari orang-orang yang suka bersekutu, mengutamakan persatuan, kebersamaan. 10. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang memiliki satu visi, tujuan, faham yang sama. 11. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang lebih mengasihi sesama (saudara rohani di dalam persekutuan) daripada harta duniawi mereka. 12. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang memiliki tingkat kepedulian sosial yang tinggi, yang terjalin dalam kasih persaudaraan yang kuat. Hal tersebut dibuktikan dengan mereka menjual harta mereka untuk membantu memenuhi kebutuhan orang-orang percaya yang miskin. 13. Jemaat mula-mula memiliki pelayanan diakonia, yang dananya dikumpulkan lewat penjualan harta milik mereka. 14. Menjual harta milik yang mereka lakukan tidak sama dengan paham komunisme yang sering dituduhkan kepada jemaat mula-mula. Karena mereka tidak menjual seluruh harta mereka dan memilik secara bersama-sama, tetapi menjual harta jika ada suatu kebutuhan dan membagikannya sesuai dengan kebutuhan, keperluan masing-masing. 49 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

8 15. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang memiliki jadwal persekutuan harian. 16. Jemaat mula-mula mencintai persekutuan dan pertemuan-pertemuan ibadah. 17. Setiap kali mereka bersekutu selalu disertai Perjamuan Kasih yang bersumber dari pengumpulan makanan milik mereka masing-masing. 18. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang bersukacita dan tulus hati dalam beribadah dan dalam berbagi segala hal. 19. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang memuji dan memuliakan Allah. 20. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang mengasihi orang-orang yang berada dilingkungan mereka (sehingga beberapa terjemahan menuliskan mereka disukai oleh semua orang ). Tetapi terjemahan dari Amplified Bible (AMP) lebih mendekati kepada bahasa asli yaitu being in favor and goodwill with all the people. 21. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang bertumbuh, yang terjadi dari hari ke sehari. Tetapi pertumbuhan mereka dikerjakan oleh Allah bukan karena pekerjaan mereka. Penafsiran Para Ahli Mengenai Kisah Para Rasul 2:41-47 Untuk memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai prinsip hidup jemaat mula-mula dalam Kisah Para Rasul 2:41-47, maka perlu mengkaji pandangan dari para pakar teologi yang lebih dulu menafsirkan ayat-ayat tersebut. Tidaklah mungkin untuk mengkaji dari seluruh pakar yang telah ada, tetapi pandangan dari beberapa pakar yang dikutip dimungkinkan dapat mewakili dan mengungkapkan prinsip-prinsip kebenaran dari penafsiran ayat-ayat tersebut, khususnya mengenai prinsip hidup jemaat mula-mula. Adapun penafsiran dari para pakar yang dijelaskan disini adalah sebagai berikut: Donal Guthrie mengatakan bahwa pola-pola kelakuan yang spontan yang menjadi sifat dari gereja mula-mula. Menurut Guthrie yang paling menonjol ialah kehidupan bersama-sama dari orang-orang percaya ini (Kis. 2:44;4:32) yang ditandai dengan kepemilikan bersama yang didasarkan pada tindakan kasih dan kerelaan hati. 31 Hal yang lebih penting dari kepemilikan bersama ialah keprihatinan sosial yang kuat yang dimiliki orang-orang Kristen seorang terhadap yang lain. 32 Pola-pola kelakuan spontan yang lain yang berkembang adalah beribadat bersama-sama dalam rumah Allah dan makan bersama-sama dalam rumah orang-orang kristen. 33 Ibadat termasuk saat-saat untuk berkumpul untuk berdoa dan memecahkan roti (Kis. 2:42-47): Inilah kegiatan-kegiatan yang membantu mempersatukan orang-orang percaya ke dalam suatu persekutuan dan 31 Guthrie, Ibid. 33 Ibid., Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

9 membuat mereka mengenal kesatuan mereka dalam Yesus Kristus. Acara-acara spontan untuk memuji Allah mempersatukan murid-murid dan ada penekanan pada nilai berkumpul untuk berdoa (Kis. 2:42). 34 Perkembangan ekklesia yang terbuka bagi semua bangsa merupakan penggenapan langsung dari apa yang telah diperintahkan oleh Yesus sendiri (Mat 28:19). Jemaat mula-mula dengan segera belajar untuk membuang semua diskriminasi ras. 35 Dalam pembahasan Gereja mula-mula, J.I. Packer, Merril C. Tenney dan William White, Jr, menyatakan bahwa 1. Jemaat mula-mula hidup dalam persekutuan dan kesatuan membentuk suatu komunitas yang sangat erat hubungannya. 2. Mereka adalah jemaat yang berbagi. 3. Jemaat mula-mula hidup dalam ibadah dan doa- mereka tetap pergi ke Bait Allah untuk berdoa- (Kis 2:46). 4. Mereka muali mengadakan Perjamuan Kudus di rumah masing-masing (Kis 2:42-46). Perjamuan simbolis ini mengingatkan mereka tentang perjanjian baru dengan Allah, yang telah ditetapkan oleh Tuhan Yesus Kristus dengan mengorbankan tubuh dan darah-nya sendiri. 5. Mereka adalah jemaat yang menyatakan kuas Allah. Allah mengadakan mukjizat-mukjizat kesembuhan melalui jemaat Kristen mula-mula ini. 6. Mereka adalah jemaat yang melayani. 7. Mereka adalah jemaat yang memiliki daya tarik. 8. Mereka adalah jemaat yang bertumbuh dengan pesat. 36 William Barclay mengungkapkan cara hidup jemaat mula-mula dengan istilah karakteristik jemaat yang perdana (Kis. 2:41-47). Menurut Barclay jemaat mula-mula memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Ia adalah sebuah gereja yang belajar. 2. Ia adalah sebuah gereja yang bersekutu memiliki kebersamaan. 3. Ia adalah sebuah gereja yang berdoa. 4. Ia adalah sebuah gereja yang menunjukkan rasa hormat ditakuti, disegani (2:43). 5. Ia adalah sebuah gereja dimana hal-hal dapat terjadi menyatakan tanda-tanda dan mujizat (2:43). 6. Ia adalah sebuah gereja yang berbagi didasarkan pada rasa tanggung jawab satu sama lain (2:44-45). 7. Ia adalah sebuah gereja yang menyembah tidak pernah lupa untuk datang ke bait Allah (2:46). 8. Ia adalah sebuah gereja yang bersukacita (2:46). 9. Ia adalah sebuah gereja yang disukai orang lain. Gereja mula-mula bukan saja baik (agatos) tetapi memang baik, terlihat (kalos) Ibid. 35 Ibid., J.I. Packer, dkk. Ensiklopedia Fakta Alkitab Bible Almanak 2 (Malang: Gandum Mas, 2001), Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

10 F.F. Bruce memberikan istilah cara hidup jemaat mula-mula sebagai Ekspresi dan kenikmatan dalam persekutuan komunitas yang baru. Bruce menjelaskannya sebagai berikut: 1. Mereka mengadakan perjamuan makan bersama, lebih dari perjamuan makan yang biasa mereka lakukan. 2. Perjamuan Tuhan adalah sebagai inti dari pertemuan mereka. 3. Mereka berdoa dalam setiap pertemuan, sekalipun mereka masih tetap menghadiri doa si rumah ibadah orang Yahudi. 4. Mereka berkumpul dengan bersehati berdasarkan kepercayaan kepada Mesias. Mengumpulkan harta untuk mencukupi kebutuhan yang miskin supaya kesulitan dan kekurangan tidak menjadi halangan mereka untuk bersatu. 5. Mereka juga mengadakn pertemuan ibadah dan memecahkan roti dari rumah ke rumah. 6. Mereka memilki semangat yang bersukacita dan semangat kedermawanan. 7. Mereka memuliakan Tuhan, akan segala pekerjaan-nya, mujizat-nya dan orang-orang yang ditambahakan ke dalam kelompok mereka. 38 Warren Wiersbe mengomentari Gereja mula-mula sebagai Gereja yang berjalan dalam Roh (Kis. 2:42-47). Orang-orang yang baru bertobat memerlukan bimbi ngan dan pengajaran Firman Allah dan persekutuan dengan umat-umat Allah supaya mereka dapat bertumbuh dan dapat bersaksi secara efektif. 39 Pola pemuridan dijalankan oleh gereja mula-mula. Gereja mula-mula tidak sekedar membuat orang bertobat; mereka juga membuat orang-orang yang bertobat itu menjadi murid (Mat 28:19-20). 40 Mereka hidup dalam persekutuan memiliki kebersamaan, saling berbagi harta yang dilakukan secara sukarela dan digerakkan oleh kasih. Gereja itu bersatu (2:47b). Gereja itu mempunyai kesaksian yang kuat menyatakan kuasa Allah (2:43), saling mengasihi dan melayani Tuhan. 41 Gereja mula-mula menjalani kehidupan yang dinamis setiap hari yang didasarkan pada kebangkitan Kristus dan kuasa Roh Kudus. Mereka bersekutu setiap hari (2:46), melayani setiap hari (6:1), memenangkan jiwa (penginjila) setiap hari, jumlah mereka bertambah-tambah setiap hari (2:47), menyelidiki (belajar) Kitab Suci setiap hari (2:42;17:11). Iman Kristen mereka adalah kenyataan hari demi hari. 42 George W. Peters menjelaskan gereja mula-mula sebagai sidang (persekutuan) terdiri dari umat yang belajar, bersekutu, dan berdoa bersama (2:42). 43 Gereja merupakan sebuah persekutuan yang memiliki kebebasan, bebas berbagi kepunyaan (2:44; 4:32, Barclay Bruce Warren W. Wiersbe, Dinamis di dalam Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 2001) Ibid. 41 Ibid., Ibid. 43 George W. Peters, Teologi Pertumbuhan Gereja (Malang: Gandum Mas, 2002), Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

11 37). Gereja merupakan komunitas yang bersekutu dalam firman, doa, dan perbuatan (2:42,44; 4:24-32). 44 Secara lebih jelas Peters menggambarkan gereja mula-mula dalam Kisah Para Rasul 2:42-47 yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Pengajaran; 2. Persekutuan; 3. Berdoa; 4. Saling berbagi; 5. Memuji Tuhan; 6. Bertumbuh; 7. Diperlengkapi kuasa; 8. Bersukacita; 9. Memiliki daya tarik; 10. Penuh hormat. 45 Pandangan dari R.Dixon dalam bukunya tafsiran Kisah Para Rasul menggambarkan jemaat mula-mula dengan ciri-ciri: 1. Bertekun dalam pengajaran rasul-rasul (2:42). 2. Bersekutu yaitu berkumpul selalu (2:42). 3. Memecahkan roti (2:42). 4. Berdoa (2:42). 5. Menyatakan kuasa Allah Roh Kudus bekerja melalui rasul-rasul (2:43). 6. Hidup dalam kesatuan. 7. Hidup dalam kebersamaan mereka membagi-bagikan harta satu dengan yang lain. 8. Jemaat yang berjalan dalam kuasa Roh Kudus dan menjadi teladan (2:46-47) 9. Jemaat yang disukai semua orang. Diberkati Tuhan Tuhan menambahkan jumlah mereka. 46 Matthew Henry dalam bukunya Commentary On The Whole Bible mengomentari mengenai jemaat mula-mula sebagai berikut: 1. Mereka memberikan jiwa dan hati mereka kepada persekutuan jemaat. 2. Mereka rajin dan tekun memberitakan kebenaran, sesuai dengan doktrin yang diajarkan para rasul kepada mereka. 3. Mereka sangat menjaga komunitas sebagai orang kudus. Mereka melakukannya dalam kebersamaan setiap hari di bait Allah. Dimana terlihat seorang murid di situ juga akan terlihat murid-murid yang lain. 4. Mereka juga melakukan Perjamuan Kudus dalam setiap pertemuan mereka dengan memecahkan roti. Kemudian melakukannya dari rumah ke rumah. 5. Mereka suka berdoa dalam pertemuan ibadah mereka. 6. Mereka adalah komunitas yang senantiasa mengucap syukur dengan berlimpahlimpah kepada Allah. 44 Ibid., Ibid., R. Dixon, Tafsiran Kisah Para Rasul (Malang: Gandum Mas, t.th.), Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

12 7. Mereka adalah orang yang sangat siap dan mau untuk menolong sesama. Hal tersebut terlihat dari cara mereka mengumpulkan harta mereka (barang, dan sebagian uang) dan dijadikan milik bersama. 8. Allah memiliki mereka dengan memberikan mereka kuasa dan tanda-tanda mujizat. 9. Mereka adalah orang-orang yang berpengaruh bagi lingkungannya. Hal tersebut dikarenakan jiwa mereka yang penuh kasih, rasa kemanusiaan, dan kebaikankebaikan yang mereka lakukan. 47 KESIMPULAN Berdasarkan penafsiran para ahli dan hasil eksegesa Kisah Para Rasul 2:41-47, dapat disimpulkan mengenai prinsip hidup jemaat mula-mula yaitu: Terbuka untuk segala bangsa Berdasarkan proses eksegesa dan penafsiran para ahli disimpulkan bahwa Jemaat mula-mula adalah orang-orang yang bukan hanya berlatar belakang Yahudi, tetapi juga terdiri dari orang-orang non Yahudi yaitu pendatang di kota Yerusalem yang menerima kemudian percaya akan Yesus melalui perkataan Rasul Petrus. Barnes (penafsiran para ahli) menyatakan Kemungkinan dalam komunitas mereka ada orang-orang pendatang dan orang Yerusalem sendiri yang sangat miskin, sehingga membutuhkan bantuan mereka.dari penjelasan tersebut dirumuskan indikator dalam dimensi Terbuka untuk segala bangsa yaitu: - Bukan gereja suku. - Tidak mengikuti aturan adat suku tertentu. Ibadah Berdasarkan proses eksegesa dan penafsiran para ahli disimpulkan bahwa Jemaat mula-mula adalah jemaat yang memiliki jadwal persekutuan harian. Jemaat mula-mula mencintai persekutuan dan pertemuan-pertemuan ibadah. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang bersukacita dan tulus hati dalam beribadah dan dalam berbagi segala hal. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang memuji dan memuliakan Allah. Setiap kali mereka bersekutu selalu disertai Perjamuan Kasih yang bersumber dari pengumpulan makanan milik mereka masing-masing. Dari penjelasan tersebut dapat dirumuskan indikator dari dimensi Ibadah yaitu: - Memuji Tuhan dengan sukacita. - Kesehatian dalam beribadah. 1960), Matthew Henry, Commentary On The Whole Bible (Michigan: Zondervan Publishing House, 54 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

13 Bertekun dalam pengajaran rasul-rasul Berdasarkan proses eksegesa dan penafsiran para ahli disimpulkan bahwa Jemaat mula-mula menunjukkan tanda kepercayaan mereka dengan cara memberi diri dibaptis oleh para rasul, yang telah diajarkan Yesus kepada para rasul semasa pelayanan-nya di muka bumi. Jemaat mula-mula melanjutkan tindakan iman (pertobatan) mereka dengan bertekun dalam pengajaran para rasul. Dari penjelasan tersebut dapat dirumuskan indikator dari dimensi pengajaran yaitu: - Pendalaman Alkitab - Jadwal persekutuan harian. Kasih Berdasarkan proses eksegesa dan penafsiran para ahli disimpulkan bahwa Jemaat mula-mula adalah jemaat yang hidup bersekutu dalam sebuah komunitas yang memilki rasa kekeluargaan yang sangat dekat. Aktivitas yang menonjol dalam pertemuan atau ibadah jemaat mula-mula adalah memecahkan roti,saling berbagi. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang lebih mengasihi sesama (saudara rohani di dalam persekutuan) daripada harta duniawi mereka. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang memiliki tingkat kepedulian sosial yang tinggi, yang terjalin dalam kasih persaudaraan yang kuat. Hal tersebut dibuktikan dengan mereka menjual harta mereka untuk membantu memenuhi kebutuhan orang-orang percaya yang miskin. Jemaat mula-mula memiliki pelayanan diakonia, yang dananya dikumpulkan lewat penjualan harta milik mereka. Menjual harta milik yang mereka lakukan tidak sama dengan paham komunisme yang sering dituduhkan kepada jemaat mula-mula. Karena mereka tidak menjual seluruh harta mereka dan memilik secara bersama-sama, tetapi menjual harta jika ada suatu kebutuhan dan membagikannya sesuai dengan kebutuhan, keperluan masing-masing. Jemaat mulamula adalah jemaat yang mengasihi orang-orang yang berada dilingkungan mereka (sehingga beberapa terjemahan menuliskan mereka disukai oleh semua orang ). Tetapi terjemahan dari Amplified Bible (AMP) lebih mendekati kepada bahasa asli yaitu being in favor and goodwill with all the people. Dari penjelasan tersebut dapat dirumuskan indikator dari dimensi Kasih yaitu: - Rela berkorban. - Pelayanan diakonia. - Mengasihi orang-orang yang di luar komunitas mereka. 55 Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

14 Persatuan dan Kesatuan Berdasarkan proses eksegesa dan penafsiran para ahli disimpulkan bahwa Jemaat mula-mula adalah jemaat yang terdiri dari orang-orang yang suka bersekutu, mengutamakan persatuan, kebersamaan. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang memiliki satu visi, tujuan, faham yang sama. Dari penjelasan tersebut dapat dirumuskan indikator dari dimensi Persatuan an Kesatuan yaitu: - Satu visi, misi dan tujuan. - Dilaksanakan dalam setiap wadah pelayanan. Berdoa Berdasarkan proses eksegesa dan penafsiran para ahli disimpulkan bahwa Jemaat Mula-mula adalah sebuah gereja yang berdoa. Mereka berkumpul untuk makan bersama dan juga berdoa bersama-sama. Mereka berdoa dalam setiap pertemuan, sekalipun mereka masih tetap menghadiri doa di rumah ibadah orang Yahudi. Dari penjelasan tersebut dapat dirumuskan indikator dari dimensi Doa yaitu: - Ketekunan dalam persekutuan doa. - Saling mendoakan diantara jemaat. DAFTAR PUSTAKA Abineno J.L.Ch. Jemaat. Jakarta: BPK Gunung Mulia, Adelaja Sunday. Church Shift. Gereja berwawasan Kerajaan Allah. Jakarta: Metanoia Publishing, Alexander J.A. Acts. Pennsylvania: Banner of Truth, Barclay William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari Kitab Kisah Para Rasul. Jakarta: Gandum Mas, Bruce F.F. The Book of the ACTS. United State of America: WM.B. Eerdmans Publishing Co, Carver William Owen. The Acts Of the Apostles. Tennessee: Broadman Press, Chung Sung Wook. Belajar Teologi Sistematika dengan Mudah. Bandung: Visi Anugerah Indonesia, Drane Jhon. Memahami Perjanjian Baru Pengantar Historis- Teologis. Jakarta: BPK Gunung Mulia, Dixon R. Tafsiran Kisah Para Rasul. Malang: Gandum Mas, t.th. Erickson, Millard J. Teologi Kristen Vorlume Tiga Malang Gandum Mas, Gaertner Dennis. The College Press NIV Comentary Acts. Gandum Mas, Gerber Vergil. Pedoman Pertumbuhan Gereja. Bandung: Kalam Hidup, Guthrie Donald. Teologi Perjanjian Baru 3. Jakarta: BPK Gunung Mulia, Pengantar Perjanjian Baru Volume 1, dit. Oleh Hendro Ongkowidjojo. Surabaya: Momentum,2008. Henry Matthew. Commentary On The Whole Bible. Michigan: Zondervan Publishing House, Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)

15 Meyers Rick. Bible, e-sword version 7.9.8, Napel Henk ten. Kamus Teologi Inggis- Indonesia. Jakarta: Gunung Mulia, Packer J.I., dkk. Ensiklopedia Fakta Alkitab Bible Almanak 2. Malang: Gandum Mas, Peters George W. Teologi Pertumbuhan Gereja. Malang: Gandum Mas, Ryrie Charles C. Teologi Dasar 2 Panduan Populer untuk Teologi. Yogyakarta: Andi, Dispensationalism dari Zaman ke Zaman. Malang: Gandum Mas, Sopater Sularso. Pertumbuhan Gereja. Yogyakarta: Yayasan Andi, Scarwz Christian A. Pertumbuhan Gereja yang Alamiah. dit. Oleh Budijanto. Jakarta: Metanoia, 1998 Thiessen Henry C. Teologi Sistematika direvisi oleh Vernon D. Doerksen. Malang: Gandum Mas, Tenney Merrill C. Survey Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, Wagner Peter. Gereja Saudara Dapat Bertumbuh. Malang: Gandum Mas, Warren Rick. The Purpose Driven Church. Malang: Gandum Mas, Wiersbe Warren W. Dinamis di dalam Kristus Bandung: Kalam Hidup, Copyright 2018, PNEUSTOS: Jurnal Teologi Pantekosta, Volume 1, No. 1 (Juni 2018)