Hal yang harus diperhatikan dalam membaca puisi adalah

Asked by wiki @ 20/08/2021 in B. Indonesia viewed by 26393 persons

Asked by wiki @ 26/08/2021 in B. Indonesia viewed by 17360 persons

Asked by wiki @ 09/08/2021 in B. Indonesia viewed by 10492 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in B. Indonesia viewed by 4917 persons

Asked by wiki @ 09/08/2021 in B. Indonesia viewed by 4131 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in B. Indonesia viewed by 3402 persons

Asked by wiki @ 26/08/2021 in B. Indonesia viewed by 3204 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in B. Indonesia viewed by 2703 persons

Asked by wiki @ 12/08/2021 in B. Indonesia viewed by 2641 persons

Asked by wiki @ 14/08/2021 in B. Indonesia viewed by 2579 persons

Asked by wiki @ 30/07/2021 in B. Indonesia viewed by 2508 persons

Asked by wiki @ 31/08/2021 in B. Indonesia viewed by 2407 persons

Asked by wiki @ 02/08/2021 in B. Indonesia viewed by 2406 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in B. Indonesia viewed by 2093 persons

Asked by wiki @ 31/08/2021 in B. Indonesia viewed by 2083 persons

paket-wisatabromo.com-Sebutkan Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Membaca Puisi! Jawaban yang tepat tersaji berikut ini.

 Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Membaca Puisi

Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membaca puisi, yaitu pelafalan, intonasi dan tempo, aksentuasi, mimik dan gestur, volume suara, kelancaran dan kecepatan, dan sikap.

1. Pelafalan

Pelafalan adalah suatu proses atau usaha untuk mengucapkan bunyi bahasa, baik membaca huruf, suku kata, kata, frasa, klausa, maupun kalimat sesuai dengan jiwa puisi dan tempo puisi.

Untuk pelafalan itu sendiri merupakan bagian dari ilmu bunyi bahasa. Ilmu bunyi bahasa itu disebut dengan fonetik.

Fonetik adalah ilmu yang mempelajari bunyi bahasa yang menyangkut cara kerja alat-alat ucap manusia dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta getaran udara sebagai bunyi bahasa yang dapat diterima oleh indera pendengaran manusia tanpa melihat fungsi bunyi itu sebagai pembeda makna dalam suatu bahasa.

Jadi, fonetik hanya meneliti tentang bunyi yang dihasilkan oleh organ wicara manusia.

Menurut Marsono, fonetik dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu fonetik akustis, auditoris, dan fonetik organis.

Fonetik akustis menyelidiki bunyi bahasa menurut aspek-aspek fisisnya sebagai getaran udara dan lebih berkenaan dengan bidang fisika.

Fonetik auditoris adalah penyelidikan mengenai cara penerimaan bunyi-bunyi bahasa oleh telinga dan berkenaan dengan bidang kedokteran.

Sedangkan fonetik organis atau fonetik artikulatoris menyelidiki bagaimana bunyi-bunyi bahasa dihasilkan oleh alat-alat bicara (organ wicara).

Jadi, hubungannya dengan pelafalan dalam membaca puisi, kamu harus memperhatikan fonetik organis atau fonetik artikulatoris.

2. Intonasi dan Tempo

Intonasi adalah penyajian tinggi rendah irama puisi yang dibacakan sehingga tidak monoton. Selain itu, memperjelas penekanan pada kata tertentu yang dimaknai.

Pengertian lain dari intonasi adalah lagu kalimat. Kalimat diucapkan dengan lagu/perhentian yang berbeda, dalam bahasa tulis ditandai dengan tanda koma.

Intonasi dalam bahasa Indonesia sangat berperan dalam pembedaan maksud kalimat.

Bahkan, dengan dasar kajian pola-pola intonasi ini, kalimat bahasa Indonesia dibedakan menjadi kalimat berita (deklaratif), kalimat tanya (interogatif), dan kalimat perintah (imperatif). Pola variasi nada dalam intonasi kalimat bisa dilambangkan dengan angka (1,2,3).

1. Tinggi nada tingkat 1 (satu), atau ‘rendah’.

2. Tinggi nada tingkat 2 (dua), atau ‘sedang’, atau ‘netral’.

3. Tinggi nada tingkat 3 (tiga), atau ‘tinggi’.

Selain intonasi, perhatikan pula tempo, yaitu cepat atau lambatnya pengucapan suku kata atau kalimat.

3. Aksentuasi atau tekanan

Dalam sebuah puisi ada tiga jenis akesntuasi antara lain sebagai berikut:

a) Tekanan dinamika yaitu tekanan pada kata-kata yang dianggap penting.

b) Tekanan nada yaitu tekanan tinggi redahnya suara.

c) Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.

4. Mimik dan Gestur

Untuk mimik dan gestur selalu berkaitan dengan ekspresi wajah dan gerak anggota tubuh. Mimik adalah ungkapan atau proses peryataan dengan memperhatikan maksud, gagasan dan perasaan hasil penjiwaan puisi.

Gestur atau pantomimik/penampilan fisik adalah gerak anggota tubuh dan penilaianya dilakukan terhadap kinerja, tingkah laku, atau interaksi siswa.

Pembaca puisi dituntut untuk memahami materi puisi dan mendalaminya dengan sungguh-sungguh agar mimik dan gestur yang ditunjukkan sesuai dengan emosi dan rasa dalam puisi tersebut.

5. Volume Suara

Pembaca puisi juga harus menguasai teknik penggunaan mikrofon agar suara yang dihasilkan tidak sumbang, tidak terlalu pelan, atau tidak terlalu keras.

6. Kelancaran dan Kecepatan

Kecepatan membaca juga harus diperhatikan. Jika membaca puisi terlalu cepat, pendengar akan sulit memahami isi puisi. Jika terlalu lambat, maka akan membuat pendengar jenuh.

7. Sikap

Pembaca puisi dituntut untuk menguasai puisi yang akan dibacakan secara matang. Hal ini bertujuan agar ketika tampil tidak akan gugup dan sikap yang ditunjukkan sesuai dengan keinginan.

Baca: Sebutkanlah Jenis-Jenis Puisi Modern dan Contohnya yang Tepat!

Demikian jawaban yang tepat atas pertanyaan mengenai Sebutkan Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Membaca Puisi! Semoga bermanfaat.

paket-wisatabromo.com- Membacakan puisi : inilah 4 hal yang harus diperhatikan merupakan materi pelajaran bagi peserta didik SMP MTs kelas 7 semester 2.

Berdasarkan Kurikulum 2013, materi membacakan puisi : inilah 4 hal yang harus diperhatikan ini tergolong ke dalam aspek pengetahuan.

Aspek pengetahuan adalah aspek yang ada di dalam materi pembelajaran untuk menambah wawasan peserta didik di suatu bidang.

Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan.

Dari sisi pengetahuan bahasa, materi membacakan puisi : inilah 4 hal yang harus diperhatikan ini tergolong ke dalam aspek berbahasa yang reseptif.

Aspek berbahasa reseptif adalah kemampuan untuk memahami bahasa lisan tulis yang didengar atau dibaca.

Kemampuan ini bersifat sebagai input atau masukan. Contohnya yaitu saat anak mendengarkan dan mengikuti instruksi seperti “Ayo kita pahami hal yang harus diperhatikan dalam membacakan puisi.”

Peserta didik SMP MTs kelas 7 semester 2 diharapkan dapat menguasai materi ini.

Pada umumnya, penguasaan terhadap suatu materi itu ditandai dengan perolehan nilai minimal mencapai KKM.

Untuk membantu peserta didik SMP MTs kelas 7 semester 2 ini, pada kesempatan yang baik ini akan dibahas mengenai membacakan puisi : inilah 4 hal yang harus diperhatikan. Semoga bisa dimanfaatkan untuk bahan belajar, ya.

Secara leksikal, apresiasi (appreciation) mengacu pada pengertian pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian, dan pernyataan yang memberikan penilaian.

Karena kata “membacakan” mengandung makna benefaktif, yaitu melakukan sesuatu pekerjaan untuk orang lain.

Penyampaian bentuk yang mencerminkan isi harus dilakukan dengan total agar apresiasi pembaca terhadap makna dalam puisi dapat tersampaikan dengan baik kepada pendengar.

Makna yang telah didapatkan dari hasil apresiasi diungkapkan kembali melalui kegiatan membaca puisi.

Dapat pula dikatakan sebagai suatu kegiatan transformasi dari apresiasi pembaca dengan karakter pembacaannya, termasuk ekspresi terhadap penonton.

Oleh sebab itu, membacakan puisi harus memperhatikan empat hal sebagai berikut.

1. Lafal

Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa saat mengucapkan bunyi bahasa.

Adapun yang dimaksud dengan bunyi bahasa, antara lain, [a], [c], f], [h], [u], dan sebagainya.

Pelafalan seseorang dalam bahasa sering kali berbeda dengan orang lainnya.

Berdasarkan pelafalannya itu, kita dapat mengetahui asal daerah seseorang karena memang beberapa kelompok masyarakat memiliki berbagai macam pelafalan yang berbeda.

Misalnya, orang Aceh dalam melafalkan bunyi [e], berbeda dengan yang diucapakan oleh orang Sunda.

Meskipun demikian, dalam pelafalan suatu bunyi bahasa haruslah jelas.

Bunyi-bunyi itu tidak boleh tertukar dengan bunyi-bunyi bahasa lain.

Misalnya, bunyi [p] dengan [b], [k], dengan [h], atau [o] dengan [u]. Untuk melatih ketepatan dalam melafalkan bunyi bahasa, kita harus melakukan olah vokal.

Misalnya dengan latihan mengucapkan bunyi-bunyi vokal atau konsonan secara cepat dan bervariasi.

2. Tekanan

Tekanan (nada) adalah keras-lunaknya pengucapan suatu kata. yang berfungsi untuk memberi tekanan khusus pada kata-kata tertentu.

Tinggi rendahnya tekanan dapat membedakan bagian kalimat yang satu dengan bagian lainnya yang tidak penting.

Contoh:

a. Pada bulan Juni banyak terjadi hujan (bukan sedikit dan bukan        jarang).

b. Pada bulan Juni banyak terjadi hujan ( bukan longsor ataupun        peristiwa).

Perhatikanlah bait puisi tersebut.

Tak ada yang lebih tabah

Dari hujan bulan Juni

Dirahasiakan rintik rindunya

Kepada pohon berbunga

Untuk menentukan kata yang perlu mendapat penekanan dalam bait puisi tersebut, terlebih dahulu perlu memahami maksud baitnya secara keseluruhan.

Misalnya, kata yang perlu mendapat tekanan keras adalah tak ada, bulan juni, rintik, dan pohon.

Dengan demikian, kita perlu menggaris bawahi kata-kata itu sehingga kita dapat membedakannya ketika puisi itu dibacakan.

Contoh:

Tak ada yang lebih tabah

Dari hujan bulan juni

Dirahasiakannya rintik rindunya

Kepada pohon berbunga itu

3. Intonasi

Intonasi adalah naik-turunnya lagu kalimat. Perbedaan itonasi dapat menghasilkan jenis kalimat yang berbeda, yakni kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah, dan kalimat seru.

Penggunaan intonasi dalam puisi sangat penting agar pembacaannya tidak monoton sehingga pendengar pun lebih tertarik.

Intonasi juga berguna dalam memperjelas dan membedakan maksud atau pesan dari tiap larik.

Untuk itu, sebelum membacakan, perlu menandai, misalnya dengan garis yang menanjak atau menurun.

Dengan cara demikian, kita akan mudah dalam membedakan intonasi dari setiap larik ketika puisi itu dibacakan.

4. Jeda

Pengertian Jeda adalah hentian arus ujaran dalam pembacaan puisi yang ditentukan oleh peralihan larik.

Jeda berpengaruh pada jelas-tidaknya maksud suatu kata atau larik.

Dalam penggunannya, jeda dikelompokkan ke dalam tiga jenis: jeda pendek, jeda sedang, dan jeda panjang.

Jeda pendek digunakan antarkata dalam suatu larik. Jeda sedang digunakan pada bagian-bagian larik yang bertanda koma atau antarfrase, sedangkan jeda panjang digunakan pada pergantian larik.

Contoh:

Tak ada/ yang lebih arif// Dari hujan/ bulan juni// Dibiarkannya/ yang tak terucapkan// Diserap/ akar pohon/ bunga itu//

Cara mengucapkan puisi harus mematuhi aturan-aturannya, seperti di mana kata yang harus ditekankan atau dipercepatkan.

Begitu pula, di mana harus dikeraskan, harus berhenti, di mana harus dilambatkan, atau dilunakkan.

Kemudian, di mana harus diucapkan biasa dan sebagainya supaya menarik dibacakan maka harus dipakai tanda-tanda tersendiri:

——- Diucapkan biasa saja
/ Berhenti sebentar untuk bernafas/biasanya pada koma atau di tengah baris // Berhenti agak lama/biasanya koma di akhir baris yang masih berhubungan artinya dengan baris berikutnya ///

Berhenti lama sekali biasanya pada titik baris terakhir atau pada penghabissan puisi ^ Suara perlahan sekali seperti berbisik ^^

Suara perlahan sahaja ^^^ Suara keras sekali seperti berteriak V Tekanan kata pendek sekali VV Tekanan kata agak pendek VVV Tekan kata agak panjang VVVV Tekan kata agak panjang sekali

____/ Tekanan suara meninggi ____ Tekanan suara agak merendah/ Cara meletakkan tanda-tanda tersebut pada setiap kata masing-masing orang berbeda tergantung kepada kemahuannya sendiri-sendiri.

Dari sinilah kita dapat menilai: siapa orang yang mahir dan pandai berdeklamasi.

Demikianlah, setelah tanda-tanda itu kita letakkan dengan baik. Dalam meletakkan tanda-tanda, jangan asal meletakkan saja.

Namun, harus memakai perasaan, dan pertimbangan, seperti halnya kalau kita membaca berita: ada koma, ada titik, tanda-tanda, titik koma dan lain-lain.

Kalau tanda-tanda itu sudah diletakkan dengan baik, barulah kita baca puisi tersebut berulang-ulang sesuai dengan irama dan aturan tanda itu.

Dengan sendirinya kalau kita sudah lancar benar, tekanan-tekanan, irama-irama dan gayanya takkan terlupa lagi selama kita berdeklamasi.

Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut :

a. Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap        penting.

b. Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya        suara tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjub, dan            sebagainya.

    Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus        asa dan sebagainya.

c. Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau      kata.

Puisi Biarin berikut salah satu puisi Yudhistira yang tergolong puisi yang mempermainkan kata-kata yang berfungsi untuk mengeraskan pernyataan atau ungkapan perasaan sebebas-bebasnya.

Ulangan kata atau kalimat berupa ironi, yaitu sindiran untuk mengejek si kamu yang tidak dapat memahami si aku.

Si kamu adalah orang yang berkuasa (pemimpin, pengusaha, atau konglomerat), sedangkan si aku (rakyat kecil, buruh, atau pengangguran).

Orang-orang yang berkuasa tidak peduli dengan kehidupan rakyat miskin.

Sekalipun orang-orang yang berkuasa itu dikatakan tidak mempunyai arti, tidak berkepribadian, tidak mempunyai pengertian.

Mereka bajingan, brengsek, bahkan dikatakan perampok oleh rakyat. Yang penting mereka hidup.

Rakyat akan lelah atau sia-sia saja mengkritik mereka karena mereka sudah kebal dengan kritikan yang memuat mereka tidak berguna itu.

Lihatlah kelompok kata kamu bilang … dan aku bilang serta kata biarin ditulis berulang-ulang.

Kata atau kelompok kata itu membantu pembaca untuk memahami makna yang terkandung dalam puisi.

Sebelum ini sudah dijelaskan bagaimana membaca puisi. Yang terpenting sebelum membacakan puisi, si pembaca harus dapat memahami kandungan atau makna puisi yang akan dibacakan tersebut.

Setelah itu, barulah ditentukan intonasinya, yaitu menentukan kata-kata yang harus mendapat nada rendah, tinggi, tempo, serta gerakan anggota tubuh, dan mimik atau ekspresi.

Jadi, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi sebagai berikut:

1. Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi (gerak air muka, ketepatan ekspresi, atau mimik)

2. Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.

3. Kejelasan artikulasi

4. Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata- kata.

5. Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.

6. Irama puisi artinya panjang pendek, keras lembut, tinggi                  rendahnya suara.

Baca :

7. Intonasi atau lagu suara

Contoh: BIARIN

kamu bilang/ hidup ini brengsek. //Aku bilang biarin// kamu bilang/ hidup ini nggak punya arti.// Aku bilang biarin// kamu bilang/ aku nggak punya kepribadian. //Aku bilang biarin/ kamu bilang/ aku nggak punya pengertian. //Aku bilang biarin//

habisnya, /terus terang saja, /aku nggak percaya sama kamu// tak usah marah. //Aku tahu kamu orangnya sederhana// cuman,/ karena kamu merasa asing saja/ makanya kamu selalu bilang seperti itu//

kamu bilang/ aku bajingan.// Aku bilang biarin// kamu bilang/ aku perampok.// Aku bilang biarin// soalnya, /kalau aku nggak bajingan/ mau jadi apa coba,/ lonte?// aku laki-laki.// Kalau kamu nggak suka kepadaku/ sebab itu/ aku rampok hati kamu.// Tokh/ nggak ada yang nggak perampok di dunia ini//

iya nggak? //Kalau nggak percaya/ tanya saja sama polisi// habisnya,/ kalau nggak kubilang begitu/ mau apa coba// bunuh diri?// Itu lebih brengsek daripada/ membiarkan hidup ini berjalan// seperti kamu sadari sekarang ini//

kamu bilang/ itu melelahkan.// Aku bilang biarin// kamu bilang// itu menyakitkan//

Demikianlah pembahasan mengenai membacakan puisi : 4 hal yang harus diperhatikan. Semoga bermanfaat.