Show
Jenis Obat TertentuAnda perlu berhati-hati terhadap konsumsi jenis obat tertentu karena hal itu bisa memicu infeksi TBC. Transplantasi organ, obat kortikosteroid, atau jenis obat lain merupakan beberapa contohnya. Jangan ragu untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala TBC, ya. Ciri-ciri TBC yang bisa Anda alami adalah sakit dada, batuk berdahak yang bercampur darah, dan batuk parah yang terus berlangsung selama lebih dari tiga minggu. Demam, nafsu makan hilang, hingga berat badan turun jadi kondisi lain yang juga bisa Anda alami.HIVInfeksi virus AIDS yang jadi penyebab HIV juga bisa memicu infeksi TBC. Penderita HIV memiliki sistem imun tubuh yang lebih rendah daripada orang lain. hal itulah yang membuat tubuhnya lebih mudah terserang penyakit, seperti TBC. Baca Juga: Perlu Anda waspadai, berikut beberapa gejala TBCPenyakit GinjalPenyakit ginjal yang sangat parah juga bisa jadi penyebab penyakit TBC, lo. Ginjal yang bertugas untuk menyaring kotoran dan menguatkan sistem imun tak bisa berfungsi secara maksimal. Akibatnya, tubuh Anda menjadi lebih rentan terinfeksi TBC.Lingkungan Sekitar AndaAnda perlu berhati-hati terhadap lingkungan sekitar. CDC mengatakan bahwa rumah sakit atau tempat lain yang sering didatangi penderita TBC dan suatu area dengan kasus TBC tinggi bisa membuat Anda rentan menderita penyakit yang sama.Selanjutnya: 4 Penyebab batuk berdarah ini bisa Anda alamiCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang paru-paru, namun tidak jarang pula bakteri dapat memengaruhi bagian tubuh lainnya. Bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang organ tubuh selain paru-paru perlu dibedakan dengan TBC biasa. Pada tuberkulosis biasa, bakteri hanya menyerang paru.Sementara itu, ketika bakteri menyerang organ tubuh lain, seperti ginjal, tulang, sendi, kelenjar getah bening, atau selaput otak, kondisi tersebut dinamakan dengan tuberkulosis ekstra paru.Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit TBC bisa berakibat fatal. Pengobatan penyakit ini biasanya membutuhkan waktu beberapa bulan untuk melawan infeksi dan mencegah risiko terjadinya resistensi antibiotik. TBC adalah salah satu dari 10 penyebab kematian tertinggi di dunia. Pada tahun 2018, 10 juta orang terserang penyakit ini, dan 1,5 juta kehilangan nyawa akibat penyakit ini. 251.000 orang di antaranya adalah penderita HIV/AIDS. Selain itu, menurut World Health Organization (WHO), penyakit ini lebih sering ditemukan di negara-negara berkembang. Lebih dari 95% kasus tuberkulosis terjadi di negara berkembang. Orang-orang yang memiliki sistem imun buruk serta kekurangan nutrisi lebih rentan terserang infeksi Mycobacterium tuberculosis. Namun, angka kejadian penyakit ini terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Sejak tahun 2000 hingga 2018, diperkirakan sekitar 58 juta nyawa telah diselamatkan dengan pengobatan medis yang ada untuk mengatasi penyakit ini.TBC adalah penyakit yang dapat diatasi dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada. Gejala-gejala yang perlu Anda waspadai dan memerlukan perhatian khusus adalah: berat badan menurun drastis, berkeringat berlebihan di malam hari, batuk terus-menerus. Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Agar mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, periksakan apapun gejala yang muncul ke dokter atau rumah sakit terdekat. Dalam rangka pengendalian kasus TBC di Indonesia, WHO dan Kementrian Kesehatan Subdit TB melakukan Kegiatan Piloting Software Sistem Informasi TB (SITB) pada tanggal 5-7 Agustus 2019. Untuk kegiatan ini, WHO memilih Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara dan Jakarta Barat Provinsi DKI. (SITB) adalah aplikasi yang digunakan oleh semua pemangku kepentingan mulai dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit, Dokter Praktek Mandiri, Klinik, Laboratorium, Instalasi Farmasi,dll), Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Provinsi dan Kementrian Kesehatan, untuk melakukan pencatatan dan pelaporan kasus TB Sensitif, TB Resistan Obat, laboratorium dan logistik dalam satu platform yang terintegrasi. Salah satu inovasi penjaringan kasus TBC di fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang adalah membuat POS TB pada setiap desa di wilayah kerja Puskesmas Karang Anyar Kecamatan Beringin. Inovasi POS TBC bertujuan untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan khususnya pasien terduga tuberkulosis dengan cara mendekatkan masyarakat penderita TBC dengan pelayanan kesehatan sehingga dapat ditemukan dengan cepat dan diberikan pengobatan sesuai standar. Upaya ini dilakukan untuk memutus mata rantai penularan penyakit TBC dan sebagai wujud amanah dari PP Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal dan Permenkes Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. TOSS TBC Salam Deli Serdang SEHAT!
Tuberkulosis (TBC) jadi salah satu dari 10 penyakit mematikan di dunia. Orang yang terkena penyakit ini biasanya ditandai dengan gejala batuk terus-menerus, menurunnya berat badan, sesak napas, dan berkeringat di malam hari walaupun tidak sedang melakukan aktivitas. Lantas, sebenarnya apa penyebab dari TBC? Simak ulasannya berikut ini.
Bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah penyebab TBCTuberkulosis adalah penyakit menular yang menyerang sistem pernapasan tepatnya di paru-paru. Jika tidak menjalani pengobatan TBC, penyakit ini juga dapat menyebar ke bagian tubuh yang lainnya, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak. Penyebab penyakit TBC adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini memiliki kekerabatan dekat spesies mikobakterial lainnya yang juga bisa menyebabkan tuberkulosis, yaitu M. bovis, M. africanum, M. microti, M. caprae, M. pinnipedii, M. canetti, dan M. mungi. Namun sebagian besar kasus tuberkolosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kemunculan bakteri ini memang masih belum diketahui secara pasti, tapi diperkirakan berasal dari hewan-hewan ternak. Penularan TBC terjadi ketika seseorang menghirup udara yang telah terkontaminasi Mycobacterium tuberculosis. Setelah masuk ke dalam tubuh, bakteri akan mulai menginfeksi paru-paru, tepatnya di bagian alveoli, yaitu kantong udara yang menjadi tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Infeksi Mycobacterium tuberculosisSaat masuk ke dalam tubuh, sebenarnya sebagian dari jumlah bakteri telah berkurang berkat perlawanan sel makfrofag, yakni bagian sel darah putih yang menjadi bagian dari sistem imun. Sebagian bakteri yang lolos dari perlawanan makrofag kemudian berkembang biak di alveoli paru. Melansir penjelasan CDC, dalam waktu 2-8 minggu berikutnya sel-sel makrofag akan mengelilingi bakteri yang tersisa untuk membentuk granuloma atau dinding perekat. Granuloma berfungsi menjaga perkembangan Mycobacterium tuberculosis di paru-paru tetap terkendali. Dalam kondisi ini dapat dikatakan bakteri tidak aktif menginfeksi. Ketika ada bakteri yang masuk ke dalam tubuh, tapi tidak aktif menginfeksi disebut dengan TB laten. Bakteri yang tidak dapat berkembang biak tidak merusak sel-sel sehat di paru. Itu sebabnya, penderita TB laten tidak mengalami gejala TBC. Mereka juga tidak dapat menyebarkan infeksi bakteri ke orang lain. Apabila sistem imun tubuh ternyata tidak dapat menahan perkembangan bakteri, infeksi akan kembali aktif dan jumlah bakteri akan bertambah banyak dalam waktu cepat. Akibatnya, dinding granuloma akan runtuh dan bakteri akan menyebar dan merusak sel-sel sehat di paru-paru. Pada tahap ini, penderita merasakan gejala TBC sehingga disebut juga dengan penyakit TB paru aktif. Penderita TB aktif dapat menularkan bakteri ke orang lain. Jika jumlahnya terus bertambah, bakteri penyebab TBC bisa memasuki aliran darah atau sistem getah bening yang berada di seluruh tubuh. Ketika terbawa inilah, bakteri bisa mencapai organ-organ tubuh lainnya, seperti ginjal, otak, kelenjar getah bening, serta tulang. Infeksi Mycobacterium tuberculosis yang menyerang organ di luar paru-paru menyebabkan kondisi TB ekstra paru. Bakteri penyebab TBC yang bermutasi (bisa disebabkan oleh tidak patuhnya pengobatan), juga bisa membuat tuberkulosis memburuk sehingga mengalami TBC resistan obat (TB MDR). TB MDR adalah kondisi di mana bakteri tuberkulosis yang ada di dalam tubuh kebal terhadap reaksi obat TBC. Bila TBC resisten obat terlambat dideteksi, hal ini menyebabkan penyakit semakin sulit untuk disembuhkan.
Faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena TBCApabila Anda memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko tertentu peluang Anda untuk terkena TB paru akan lebih tinggi. Faktor-faktor risiko yang akan dijelaskan di sini adalah kondisi yang berpotensi membuat seseorang terinfeksi TBC, baik laten maupun berkembang jadi aktif. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko yang menjadi penyebab Anda berpotensi memiliki TB paru aktif. 1. Sering kontak langsung dengan penderita TBCOrang yang sering kontak atau berhubungan dengan penderita TBC sangat berisiko tertular. Sebagai contoh, orang yang tinggal satu rumah, melakukan kontak dekat, atau perawat yang merawat pasien TB setiap hari akan lebih berisiko terkena TBC dibandingkan orang yang berusaha menghindari kontak dengan penderita. 2. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemahDalam artikel ilmiah berjudul Mycobacterium Tuberculosis, disebutkan beberapa kondisi dan penyakit yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami TBC, yaitu: Lansia dan anak-anakPada orang yang sistem imunnya baik, infeksi bakteri penyebab tuberkulosis masih bisa dikendalikan (TB laten) sehingga tidak langsung menimbulkan gejala (TB aktif). Namun, jika kekebalan tubuh turun, tubuh tidak dapat melawan serangan infeksi bakteri penyebab TBC dengan maksimal. Akibatnya, TBC laten dapat berkembang menjadi TBC aktif. Orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah biasanya cenderung lebih mudah terinfeksi, terutama lansia. Bayi dan anak-anak juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna. Maka itu, mereka lebih rentan terhadap penularan TBC. Selain itu, Anda yang mengalami malnutrisi, memiliki berat badan di bawah indeks normal, ataupun anak-anak yang perkembangan sistem kekebalan tubuh belum sempurna juga berisiko mengalami penyakit TB paru aktif. Selain rawan tertular, bayi dan anak-anak juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi serius ketika anak sudah terinfeksi TBC. Terinfeksi HIV/AIDSHIV/AIDS merupakan infeksi virus yang secara langsung menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga fungsi perlawanannya terhadap infeksi penyakit semakin lemah. Dengan kata lain, penderita HIV/AIDS perlu cek TB karena jauh lebih rentan terserang Mycobacterium tuberculosis. Orang-orang dengan infeksi HIV/AIDS dengan bakteri penyebab TBC di tubuhnya berpeluang sekitar 7-10% setiap tahunnya untuk menderita TBC aktif. Persentase tersebut tentunya jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang-orang normal tanpa faktor risiko. Penderita diabetes dan kondisi lainnyaOrang yang menderita tukak lambung, kanker, penyakit ginjal, hemofilia, atau diabetes berisiko mengalami TBC. Penderita penyakit-penyakit ini memiliki peluang lebih besar untuk terinfeksi bakteri TBC karena sistem imunnya tidak mampu menekan pertumbuhan bakteri. Penderita diabetes yang memiliki bakteri penyebab TBC di dalam tubuhnya memiliki peluang mengembangkan TBC aktif lebih tinggi dibanding orang normal. Peluang tersebut dapat meningkat hingga sebesar 30% seumur hidupnya. Mengalami stresTernyata, kondisi stres juga dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap penularan TBC. Hal ini dikarenakan stres berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh Anda. 3. Mengonsumsi obat-obatan tertentuTerdapat beberapa jenis obat dan metode pengobatan yang dapat memengaruhi sistem imun, antara lain:
4. LokasiSelain karena penyakit atau kondisi kesehatan tertentu, seseorang juga berisiko terjangkit penyakit TBC jika sedang bepergian atau tinggal di suatu daerah dengan kasus kejadian TBC yang tinggi. Bakteri penyebab TBC paling banyak ditemukan di negara-negara berkembang, seperti negara-negara yang berada di:
Tidak hanya negara tempat Anda tinggal, faktor lain yang menentukan penularan TBC adalah lingkungan tempat Anda bekerja, seperti rumah sakit atau fasilitisa kesehatan di daerah endemik TBC. Baik pekerja rumah sakit, puskesmas, maupun klinik sama-sama memiliki peluang yang besar untuk terpapar bakteri penyebab TBC paru. Maka itu, penting bagi para pekerja tersebut untuk menggunakan masker dan sering mencuci tangan ketika sedang menangani pasien penderita TBC. Selain rumah sakit dan pusat layanan kesehatan lainnya, penularan penyakit TBC juga lebih mudah terjadi di fasilitas penampungan, seperti penjara, tempat penampungan anak jalanan, panti, atau pengungsian. Orang-orang yang berada di tempat-tempat tersebut jauh lebih mudah terinfeksi bakteri penyebab TBC. 5. Kondisi tempat tinggalPenyebab penularan TBC tidak selalu berkaitan dengan seberapa tinggi kasus kejadiannya, tapi juga bagaimana akses seseorang terhadap fasilitas kesehatan yang layak. Penderita TB laten yang tinggal di daerah terpencil dengan fasilitas kesehatan yang minim semakin berisiko terhadap TBC aktif. Begitu pun dengan lingkungan tinggal yang lembap, sempit, dan tidak terpapar sinar matahari. Ruang tinggal dengan ventilasi udara yang buruk atau bahkan tidak terdapat ventilasi sama sekali akan meningkatkan risiko seseorang untuk terkena TB paru aktif. Hal ini dikarenakan bakteri yang dikeluarkan saat penderita batuk atau bersin akan terperangkap di dalam ruangan tersebut dan terus-menerus terhirup. 6. Gaya hidup tidak sehatFaktor risiko lain yang memicu bakteri penyebab TBC untuk berkembang menjadi aktif adalah konsumsi rokok dan alkohol secara rutin, serta penggunaan obat-obatan rekreasional, seperti narkoba. Zat-zat berbahaya yang terdapat di dalam rokok, alkohol, dan obat-obatan tersebut berpotensi melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda. Ini artinya, peluang Anda untuk menderita penyakit TBC pun dapat meningkat. Lawan COVID-19 bersama!Ikuti informasi terbaru dan cerita para pejuang COVID-19 di sekitar kita. Ayo gabung komunitas sekarang! {{name}}{{topics_count}} Topik {{posts_count}} Postingan {{members_count}} Anggota Gabung dengan KomunitasTopik {{name}}{{#renderTopics}}{{name}} Ikuti{{/renderTopics}}{{#topicsHidden}}Lihat semua topik {{/topicsHidden}}{{#post}} {{authorName}} {{community.name}} {{postCreatedTime}} {{postName}}{{description}} {{likes_count}}{{comments_count}} Komentar{{/post}}
Buat Janji Temu Dokter Temukan dokter dan layanan medis yang tepat untuk kebutuhan kesehatan di mana pun Anda berada. Lihat selanjutnya {{#data}} {{name}} Tersedia {{hospital.name}} {{hospital.address}} Arahan Biaya Layanan {{price}} {{priceUnit}} Pesan Layanan{{#phone}} Masuk untuk Telepon{{/phone}}{{/data}}
|