Sebelumnya kita sudah membahas tips untuk menghadapi audit K3, beberapa hal yang harus kita siapkan adalah sumber daya manusia (karyawan), informasi terdokumentasi, proses, Tindakan preventif dan korektif, serta tempat kerja. Agar semua hal bisa dipersiapkan dengan baik, salah satu cara untuk melancarkan proses audit K3 adalah dengan melakukan audit internal di perusahaan sebelum audit K3 dilaksanakan bersama badan sertifikasi yang dipilih. Peran Auditor Internal sangat krusial dalam proses audit internal ini untuk menggambarkan seluruh proses bisnis yang dilakukan. Perubahan dalam lingkungan bisnis, bersama dengan kasus-kasus salah urus dan tata kelola yang buruk, telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kebutuhan untuk kegiatan audit internal yang kompeten yang menyediakan salah satu landasan sistem manajemen K3 (SMK3) perusahaan yang efektif. Singkatnya, auditor internal memeriksa dan menganalisis data-data perusahaan, informasi, proses bisnis, dan hal lain yang harus dipersiapkan untuk audit K3. Tugas auditor adalah untuk menilai dan mengevaluasi operasi organisasi dengan tujuan mengidentifikasi peluang untuk perbaikan dan mengurangi kesalahan. Agar seluruh situasi yang ada di perusahaan dapat tergambar dengan baik, beberapa keterampilan dan kompetensi inti wajib dimiliki oleh seorang auditor internal dalam melakukan audit internal, di antaranya:
Kompetensi lain yang diidentifikasi dalam survei adalah keterampilan organisasi, keterampilan manajemen perubahan, pemikiran kritis, kerja tim, dan keterampilan negosiasi. Meskipun peran auditor internal dalam organisasi bukanlah hal baru bagi lingkungan bisnis, namun beberapa orang yang diberikan tanggung jawab sebagai auditor internal, masih belum bisa menggambarkan secara keseluruhan situasi di perusahaan dan melewatakan risiko yang ada. Synergy Solusi member of Proxsis sebagai perusahaan yang menyediakan solusi dibidang K3, Lingkungan, Migas dan Energi, dapat membantu perusahaan yang membutuhkan bantuan dalam melakukan internal audit baik melalui workshop, pendampingan, maupun pelatihan agar auditor internal yang dapat membantu manajemen di tingkat strategis, sistem dan operasional dalam organisasi, untuk memastikan bisnis yang terus meningkat dan berkelanjutan. Sumber: D&V dan Researchgate
Menurut pengertian ISO 19011:2002, Auditor adalah orang yang memiliki kompetensi untuk melakukan audit. Selain persyaratan kompetensi dan pendidikan, ada sifat dan sikap yang perlu dimiliki oleh seorang auditor, baik yang berhubungan dengan prinsip audit maupun personalitas auditor bersangkutan. Sikap yang harus dimiliki seorang auditor berkenaan dengan prinsip audit (ISO 19011:2002 subklausul 4) adalah sebagai berikut :
Sedangkan sifat-sfat pribadi yang perlu dimiliki oleh seorang auditor adalah sebagai berikut :
Pengetahuan, keterampilan dan pendidikan auditor Selain memiliki sifat dan sikap pribadi yang telah dijelaskan sebelumnya, untu menjadi auditor seseorang harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan pendidikan, seperti yang dirangkum dari ISO:2000 subklausul 7.3 dan 7.4 berikut ini : 1. Pengetahuan dan keterampilan umum yang harus dimiliki auditor :
2. Pengetahuan umum yang harus dimiliki oleh ketua tim audit. ketua tim audit hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan tambahan untuk menunjang terlaksananya audit yang efisien dan efektif. 3. Pengetahuan dan keterampilan khusus untuk auditor sistem manajemen terdokumentasi. Auditor sistem manajemen mutu hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang :
4. Pendidikan dan pengalaman kerja. Auditor hendaknya memiliki pendidikan, pengalaman kerja, pelatihan dan pengalaman audit. Berbagai cara dengan teknik dapat dikembangkan oleh auditor untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai penerapan ISO 9001 oleh auditee dalam sistem manajemen maupun dalam pekerjaan sehari-harinya. Teknik-teknik audit yang umum digunakan, antara lain : 1. Audit sistem manajemen mutu Banyak cara yang dapat dilakukan oleh auditor untuk mengaudit sistem manajemen mutu, yang tidak boleh diabaikan adalah meninjau kebijakan mutu dan sasaran mutu perusahaan. Dari dua hal tersebut auditor dapat memperoleh banyak informasi, karena dibutuhkan kehandalan dan kejelian auditor dalam melakukan audit. Kreativitas auditor dalam mengambangkan pertanyaan yang berkaitan dengan penerapan, rencana dan pencapaian sasaran mutu oleh perusahaan auditee. 2. Identifikasi proses Sebelum melakukan audit, seorang auditor harus memahami terlebih dulu proses yang diterapkan dilapangan. pemahaman proses ini dapat dilakukan dengan mempelajari manual mutu perusahaan yang diaudit. Biasanya proses ini dilakukan pada waktu pra-audit yaitu dengan melakukan desktop audit atau saat pelaksanaan audit. Peta proses yang diterapkan perusahaan penting diperhatikan auditor agar tidak terjadi kesalahan dalam mengidentifikasi efektivitaas penerapannya pada setiap unit perusahaan. 3. Mengumpulkan dan memverifikasi informasi a. Wawancara Seorang auditor harus menguasai teknik wawancara untuk membuka peluang mendapat informasi sebanyak-banyaknya dari auditee. Teknik wawancara tidak hanya membantu auditor menemukan ketidaksesuaian teteapi juga bukti positif berupa kesesuaian dengan standar baik ISO 9001 maupun Sistem Manajemen Mutu perusahaan yang sudah berjalan dilapangan. salah satu teknik wawancara yang bisa digunakan adalah metode Corong Penyaring (filter funnel). Metode ini terdiri atas 3 jenis pertanyaan :
b. Dari dokumen dan rekaman Tinjauan dokumen dan rekaman ada dilapangan dapat memberikan gambaran kepada auditor apakah penerapan sistem mutu berdasarkan ISO 9001 sudah efektif, efisien dan masih relevan dengan proses yang berjalan. c. Klarifikasi Teknik ini diperlukan untuk memperoleh kejelasan lebih lanjut tentang hal-hal atau pernyataan-pernyataan yang kurang jelas bagi auditor, yang dinyatakan langsung oleh auditee maupun tertuan dalam dokumen sistem manajemene mutu. d. Verifikasi Verifikasi berhubungan dengan bukti objektif yang berupa dokumen, catatan mutu atau rekaman yang perlu diterapkan dan telah diatur dalam Sistem Manajemen Mutu perusahaan. Verifikasi biasanya dilakukan setelah ada laporan tindakan koreksi dari auditee. e. Observasi Observasi dapat dilakukan dengan penelusuran ke belakang yaitu dengan melihat output yang dihasilkan kemudian ditelusuri kebelakang hingga pada awal proses. Selain itu bisa dilakukan dengan uji ulang produk sehingga dapat diamati prosedur, instruksi kerja yang diterapkan maupun kompetensi personel yang melakukan proses. f. Pengambilan contoh secara acak Auditor harus jeli dan mampu memutuskan jumlah contoh yang harus diambil secara acak agar dapat mewakili kondisi yang ada dilapangan. Evaluasi Auditor Sebuah Lembaga Penilaian Kesesuaian dan Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen (LSSM) harus menjaga kualitas auditornya. Evaluasi ini direncanakan dan direkam sesuai prosedur program audit. Evaluasi auditor biasanyaa dilaksanakan dalam rangka penilaian awak bagi calon auditor, bagian dari proses pemilihan tim audit, menjaga kompetensi auditor secara berkelanjutan. Menurut ISO 19011:2002 evaluasi auditor dapat dilakukan dengan 4 langkah sebagai berikut
untuk lebih jelasnya mengenai persyaratan auditor diatas yuk ikut pelatihan di MK Academy supaya kalian bisa lebih tahu mengenai auditor dan lain-lainnya. |