Tata cara menulis buku yang baik

Tata cara menulis buku yang baik

Perbesar

Ilustrasi Buku. Credit: pexels.com/Marius

1. Mulai Menyiapkan Naskah

Cara membuat buku sendiri bisa di mulai dari menyiapkan naskahnya. Apa yang akan diterbitkan bila naskahnya tidak ada? Nah, naskah yang bisa disesuaikan dengan minat penulisnya.

Bila penulis ingin cara membuat buku sendiri khusus novel, buatlah naskah novel. Bila penulis ingin cara membuat buku sendiri khusus pengetahuan dan teori, pastikan strukturnya tidak berantakan dan isinya lengkap.

Dalam proses menyiapkan naskah cara membuat buku sendiri, pastikan penulis menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca. Ini kunci dari keberhasilan cara membuat buku sendiri. Jangan asal membuat isi meski diterbitkan sendiri.

Bila hal ini tidak diperhatikan, maka bisa dipastikan kerugian akan menghampiri diri sendiri.

2. Melakukan Penyuntingan

Untuk proses penyuntingan, lebih direkomendasikan dilakukan oleh selain penulis. Cara membuat buku sendiri ini pun membuat proses penerbitan bisa lebih cepat dirampungkan. Penyuntingan naskah meliputi tanda baca, peletakan kalimat, dan lain sebagainya.

Meski lebih direkomendasikan dilakukan oleh selain penulis, bukan berarti penyuntingan cara membuat buku sendiri tidak bisa dilakukan oleh penulis itu sendiri. Hanya saja penulis harus menyediakan banyak jeda setelah menyiapkan naskah, yang kemudian harus menyunting.

Kesalahan penulisan akan sulit dikenali oleh penulis itu sendiri bila tidak disertai jeda penyuntingan. Cara membuat buku sendiri dengan proses penyuntingan sendiri juga lebih hemat biaya penerbitan. Boleh dicoba!

3. Menyiapkan Modal

Cara membuat buku sendiri dilakukan secara mandiri, termasuk soal biaya penerbitan dan mencetak. Mengenai berapa jumlah biaya yang diperlukan cara membuat buku sendiri, lakukan survei ke lapangan dan tanyakan.

Satu hal yang perlu dipahami sebelum menyelesaikan cara membuat buku sendiri, jumlah ketebalan naskah buku yang akan diterbitkan dan jenis kertasnya sangat memengaruhi besaran modalnya.

Pilihlah tempat mencetak buku yang sekiranya sudah menawarkan paket lengkap, ini sangat memudahkan penyelesaian cara membuat buku sendiri. Pasti ada percetakan yang selain bisa mencetak buku, juga bersedia membuat layout, sampul, hingga ISBN-nya.

4. Menyusun Layout dan Cover

Proses menyusun layout buku sendiri hanya perlu dijadikan perhatian bagi yang bisa menyelesaikannya sendiri. Desain buku yang dilakukan sendiri tentu akan sangat menghemat biaya mencetak bukunya. Selain itu, perhatian desain cover yang nantinya bisa menarik minat pembaca.

Cover buku menentukan keberhasilan cara membuat buku sendiri yang laris di pasaran. Bagian cover adalah satu bagian buku yang bisa dijadikan media promosi penulis buku itu sendiri. Jadi, cara membuat buku sendiri bagian cover harus dirancang sedemikian matang.

Sesuaikan font tulisan, judul, gambar, dan warna buku yang akan dijual.

5. Mengurus ISBN

ISBN (International Standard Book Number) merupakan identifikasi unik buku yang terdiri dari 13 angka. Buku dengan ISBN jauh lebih dihargai oleh pembacanya dibanding yang tanpa ISBN. Lembaga yang mengelola ISBN buku adalah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Tidak perlu khawatir mengenai biaya cara membuat buku sendiri bagian mengurus ISBN. Pembiayaan ISBN untuk satu judul buku sudah digratiskan atau tanpa biaya sama sekali sejak tahun 2011.

Hal yang perlu dipersiapkan cara membuat buku sendiri bagian ISBN adalah penulis harus mendaftarkan nama penerbit ke tim ISBN atau KDT Perpustakaan Nasional RI. Lalu akan diberikan formulir berupa surat pernyataan dengan stempel penerbit disertai bukti legalitas akta notaris penerbit.

Bila sudah, cara membuat buku sendiri agar segera mendapat ISBN adalah tinggal mengajukan permohonan tersebut. Jangan lupa lampirkan foto kopi halaman judul lengkap nama pengarang, penerbit, daftar isi, kata pengantar, dan bukti transfer biaya administrasinya.

1325830725829882482

[caption id="attachment_161684" align="aligncenter" width="576" caption="Step by step menulis buku, dari menentukan tema, sampai menerbitkannya. (foto: http://reganleonardus.files.wordpress.com)"][/caption]

APA yang harus dilakukan oleh seseorang yang ingin menulis buku? Apa saja tahapan (step by step) yang harus dilalui? Memang ketika seseorang baru pertama kali akan menulis buku, seperti juga ketika akan memulai kegiatan yang baru lainnya, biasanya masih canggung dan bertanya-tanya: bagaimana memulainya? Bagaimana cara menulis dengan baik, efektif, dan efisien? Kecanggungan ini akan hilang sendirinya seiring dengan pengalaman menulis yang didapatkan oleh seseorang.

Ada banyak cara yang dapat digunakan seseorang untuk bisa menulis. Setiap orang berbeda-beda. Namun, pada prinsipnya dapat dibagi dalam 6 tahap kegiatan. Anda dapat mengikuti tahapan-tahapan ini, yang sebenarnya bersifat umum, dalam arti berlaku untuk semua penulisan, baik penulisan fiksi maupun non-fiksi, termasuk ketika Anda hendak menulis buku. Berikut ini 6 tahapan itu:

1. Menentukan tema

Anda sebaiknya menulis dalam bidang yang Anda kuasai. Anda guru fisika, misalnya, tulislah buku yang berkaitan bidang fisika. Anda seorang pebisnis, tulislah sesuatu yang berkaitan dengan bisnis atau wirausaha. Begitu seterusnya. Keuntungan menulis bidang yang dikuasai, biasanya akan lebih mudah dan enjoy melakukannya. Karena setiap hari, bidang itu yang menjadi “makanan“ sehari-harinya.

Lalu, bolehkah seseorang menulis di luar bidang yang dikuasainya? Jawabannya: Boleh. Kenapa tidak? Sepanjang ia bisa mempertanggungjawabkan apa yang ditulisnya, maka sah-sah saja. Hanya saja, seseorang akan lebih mudah untuk menulis bidang yang dikuasainya ketimbang bidang yang tidak/kurang dikuasainya.

2. Mengumpulkan bahan

Lakukanlah semua hal yang diperlukan untuk mendapatkan bahan atau data yang Anda inginkan, dengan membaca, mencatat, observasi, mengkliping, dan lain sebagainya. Kumpulkan semua bahan dalam satu tempat. Sebaiknya Anda menggunakan jurnal. Organisasikan dengan rapi, agar mudah dicari apabila diperlukan. Anda harus memastikan bahwa bahan atau data yang Anda miliki valid dan akurat, sehingga apa yang Anda tulis dapat dipertanggungjawabkan.

3. Membuat outline/kerangka tulisan

Langkah ini perlu dilakukan, untuk memudahkan Anda dalam menjalani proses penulisan. Memang tidak semua penulis melakukan hal ini. Ada yang cukup membuat outline di luar kepala. Namun, terutama sekali bagi Anda yang masih pemula, membuat outline akan memudahkan Anda untuk membuat tulisan yang runtut. Ide atau tema yang bagus tanpa didukung alur tulisan yang runtut akan membuat tulisan tidak menarik untuk dibaca.

4. Menulis

Outline membantu Anda menuliskan sebuah tema secara runtut. Dengan demikian, ada tahapan lain yang lebih penting, yaitu menuliskannya. Apalah artinya membuat outline tanpa ditindaklanjuti dengan realisasi penulisannya. Tanpa realisasi penulisannya, outline hanya tinggal outline, yang tentu saja tidak laku “dijual” ke penerbit manapun. Karena tak ada penerbit yang mau menerbitkan outline saja (hehe…).

Untuk itu, bila Anda adalah tipe orang yang sibuk, carilah waktu untuk menulis. Anda-lah yang paling tahu kapan waktu yang pas untuk menulis. Bila Anda sibuk, “curilah” waktu barang sebentar. Menulis bisa dilakukan secara rutin dengan meluangkan waktu setiap harinya. Awalnya memang akan banyak hambatan, akan tetapi atasilah hambatan itu, sehingga Anda bisa menyelesaikan sebuah tulisan/naskah. Kemudian tanpa Andasadari, Anda akan memiliki kebiasaan menulis dan Anda menikmatinya.

Ada petuah bagus dari kalangan bijak bestari yang perlu kita renungkan, “Pada awalnya kitalah yang membentuk kebiasaan, kemudian kebiasaanlah yang membentuk kita”. Kalau kita sudah bertekad membiasakan menulis di tengah kesibukan, maka kemudian kita akan dapat menikmati dunia kepenulisan di tengah kesibukan yang hebat sekalipun.

5. Membaca kembali tulisan Anda

Tahap ini penting dilakukan. Jangan langsung mengirimkan naskah yang baru selesai Anda tulis ke penerbit. Simpan terlebih dahulu beberapa saat dan baca kembali. Anda akan terkejut sewaktu membaca sendiri tulisan Anda. Revisi kembali apabila terdapat kesalahan, termasuk kesalahan ketik, gramatika, tata bahasa, dan lain sebagainya. Pokoknya, pastikan bahwa naskah yang Anda kirimkan adalah yang terbaik, karena Anda akan dinilai berdasar pada apa yang Anda kirimkan.

6. Mengirimkannya ke penerbit atau menerbitkannya sendiri

Tahap terakhir dalam sebuah tahapan menulis adalah mengirimkannya ke penerbit. Dalam mengirimkan naskah ke penerbit ada tip-tip yang perlu diperhatikan yang insyaalllah akan saya bahas di tulisan lain.

Atau juga bisa diterbitkan sendiri, sebagai tren saat ini yang tengah berkembang, yaitu penerbitan mandiri atau self publishing. Soal ini juga insyaallah akan saya bahas di tulisan tersendiri.

Semoga bermanfaat!***