Apa saja yang menjadikan relasi Proses penyebaran Islam di Indonesia *?

Proses penyebaran agama Islam di Indonesia adalah

1. Para pedagang muslim dari berbagai negara mendirikan permukiman semi permanen di sejumlah Bandar penting bagi Indonesia. Mereka mendirikan masjid untuk keperluan kegiatan keagamaan. Saat berinteraksi dengan penduduk pribumi, mereka mengenalkan ajaran dan nilai-nilai Islam.

2. Pengenalan ajaran dan nilai-nilai Islam belum memperoleh tanggapan saat pengaruh Kerajaan Hindu-Budha masih kuat. Meskipun demikian, para pedagang Islam tetap aktif berdakwah, bahkan melibatkan para muballig dari negeri asal mereka. Upaya itu menunjukkan hasil ketika pengaruh kerajaan Hindu-Budha mulai surut. Sejumlah permukiman muslim yang permanen bermunculan di sejumlah Bandar penting seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Maluku dan Sulawesi.

3. Berkembangnya permukiman muslim di pusat perdagangan menjadikan masyarakat muslim sebagai kekuatan ekonomi. Pedagang muslim pribumi juga terlibat aktif dalam setiap kegiatan perdagangan antar negara. Kekuatan ekonomi masih belum beralih menjadi suatu kekuatan politik selama adanya pengaruh dari kerajaan Hindu-Budha.

4. Kekuatan ekonomi itu beralih menjadi kekuatan politik saat penguasa pribumi di sebuah Bandar dagang menjadi muslim. Kondisi itu dipercepat dengan mundurnya pengaruh kerajaan Hindu-Budha. Munculnya sejumlah kerajaan Islam di Indonesia sebagi titik kekuatan politik Islam.

Pembahasan

Hai teman-teman BrainlyLovers...!!! Sekarang kita akan membahas masuknya agama Islam ke Indonesia.  

Selamat belajar...!!!  

1. Teori tentang masuknya Islam di Indonesia

a. Teori Gujarat

Menurut teori Gujarat, pada abad ke 13 agama Islam masuk ke Indonesia yang dibawa oleh seorang penyebar agama Islam yang berasal dari Gujarat (India).

Dasar teori:  

• Peranan bangsa Arab dalam penyebaran agama Islam di Indonesia dinilai sangat kurang, dengan di buktikan dari kurangnya fakta-fakta yang tertulis dan dijelaskan.  

• Jalur perdagangan dari Indonesia ke India sudah lama dilakukan.

• Ditemukanya batu nisan Sultan Samudra Pasai (Malik Al Saleh tahun 1297) yang bercorak khas Gujarat.

b. Teori Makkah

Teori ini berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir).

Dasar teori ini:

• Pada tahun 674 sekitar abad ke 7, perkampungan islam di Pantai Barat Sumatera sudah berdiri. Hal ini di perkuat dengan berita Cina yang menyebutkan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan sejak abad ke 4 di Kanton.

• Mazhab Syafi’I merupakan aliran yang di anut oleh kerajan Samudera Pasai. Mekkah dan adalah pengaruh mazhab syafi’I paling terbesar saat itu. Sedangkan mazhab Hanafi di anut oleh Gujarat (India).

• Al malik adalah berupa sebuah gelar dari Mesir yang digunakan bangsawan dari kerajaan Samudera Pasai.

c. Teori Persia

Teori Persia berpendapat pada abad ke 13 agama Islam masuk di Indonesia dan dibawa seseorang yang berasal dari Persia (Iran).  

Dasar Teori :

• Sebutan peringatan 10 muharram (Asyura)dari wafatnya Hasan dan cucu nabi Muhammadyang sangat di junjung oleh orang Islam Iran (syiah). Ada dua sebutan Tabut/Tabuik di Sumatera Barat dan penandaan pembuatan bubur syuro di wilayah Jawa.

• Adanya Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi Al – Hallaj yang berasal dari Iran.

• Sistem pengejaan huruf Arab sebagai tanda untuk bunyi Harakat menggunakan istilah-istilah bahasa dari Iran.

• Tahun 1419 di Gresik ditemuakn Makam Maulana Malik Ibrahim.

• Berdirinya perkampungan Leran/Leren di daerah Giri, Gresik yang merupakan pendukung dari teori Persia, yaitu P.A. Hussein Jayadiningrat dan Umar Amir Husen.

Pelajari Lebih Lanjut

1. Kajian tentang proses masuknya Islam di Indonesia bisa coba cek brainly.co.id/tugas/1170054

2. Kajian tentang jalur penyebaran agama Islam di Indonesia  bisa coba cek brainly.co.id/tugas/174304

3. Kajian tentang cara-cara penyebaran agama islam di indonesia bisa coba cek brainly.co.id/tugas/192261

Detail Jawaban

Kelas : 9  

Mapel: IPS

Bab 7: Sejarah Perkembangan Islam di Nusantara

Kode: 9.14.2007

Kata Kunci : Agama Islam, Teori Gujarat, Teori Makkah, Teori Persia.

Indonesia merupakan Negara multikultural, tidak hanya memiliki keragaman adat istiadat, budaya, bahasa dan etnis, tetapi juga memiliki keragaman kepercayaan. Dalam keragaman kepercayaan, meski Hindu dan Budha merupakan agama tertua yang masuk ke Indonesia tetapi saat ini Indonesia merupakan Negara dengan mayoritas pemeluk agama Islam terbesar di dunia.

Dalam sejarahnya, penyebaran agama Islam di Indonesia berlangsung secara cepat. Ajaran yang memuat nilai ketakwaan pada Tuhan, kedamaian, dan kesetaraan antar manusia menarik minat masyarakat Indonesia untuk menerima dan memeluk agama Islam. Hal ini tercermin dengan adanya kerajaan-kerajaan Islam atau kesultanan di berbagai wilayah Indonesia.

Terdapat beberapa saluran penyebaran pengaruh Islam di Indonesia sehingga bisa tersebar dan perkembangannya pesat di nusantara, antara lain melalui saluran perdagangan, saluran perkawinan, saluran tasawuf, pendidikan, dan seni budaya.

Saluran yang digunakan dalam proses Islamisasi di Indonesia pada awalnya melalui perdagangan dari para pedagang Arab, Persia, maupun Gujarat. Hal ini sesuai dengan perkembangan lalu lintas pelayaran dan perdagangan dunia yang ramai mulai abad ke 7 sampai 16 masehi.

Tidak hanya melakukan transaksi niaga, para pedagang dari Arab, Persia dan Gujarat mengenalkan ajaran dan nilai-nilai Islam kepada mitranya dari Indonesia lalu kepada masyarakat sekitar. Sebagai pedagang, mereka bisa bergaul luwes dengan semua orang, sehingga suasana pelabuhan yang ramai menjadi kesempatan baik untuk mengenalkan ajaran Islam.

Selanjutnya, sejumlah pedagang memutuskan untuk menetapkan dan mendirikan perkampungan yang tidak jauh dari pelabuhan maupun Bandar perdagangan. Adanya perkampungan itu membuat interaksi semakin intens dan membuka kesempatan masyarakat sekitar untuk mengenal lebih jauh ajaran Islam, apalagi budi dan suri teladan yang ditunjukan para pedagang semakin menarik banyak orang untuk memeluk agama Islam.

Saluran perkawinan adalah salah satu cara penyebaran Islam di Indonesia. Pedagang muslim yang menetap ada yang menikah dengan putri raja atau putri bangsawan setempat, karena kedudukan pedagang ini terhormat di mata masyarakat. Pihak pedagang mensyaratkan pihak calon istri untuk mengucapkan kalimat syahadat terlebih dahulu sehingga anak-anak hasil pernikahan mereka pun menganut agama Islam yang dianut orang tuanya.

(Baca juga: Wujud Akulturasi Kebudayaan dengan Agama Islam)

Perkawinan dengan putri kalangan bangsawan dan kerajaan juga membawa pengaruh lebih kuat dalam penyebaran Islam karena perkawinan yang membuahkan keluarga muslim yang saleh mempengaruhi istana untuk mendukung penyebaran Islam. Bahkan, semakin banyak kalangan keluarga istana memeluk Islam dan lambat laut kerajaan yang tadinya bercorak Hindu-Budha perlahan menjadi bercorak Islam.

Tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan mistik dan hal-hal magis. Kedatangan ahli tasawuf ke Indonesia diperkirakan sejak abad ke 13 yaitu masa perkembangan dan penyebaran ahli-ahli tasawuf dari Persia dan India yang sudah beragama Islam, dan baru berkembang pesat sekitar abad ke 17.

Pengaruh ajaran tasawuf banyak dijumpai dalam seni sastra berupa babad dan hikayat. Ajaran ini terutama berkembang di Jawa karena ajaran Islam melalui tasawuf disesuaikan dengan pola piker masyarakat yang masih berorientasi pada agama Hindu. Adapun tokoh tasawuf nusantara yang terkenal adalah Hamzah Fansuri, Syamsudin as-Sumatrani, Nurrudin ar-Raniri, Sunan Bonang, Syekh Siti Jenar, dan Sunan Panggung.

Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubalig yang menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok pesantren. Pondok pesantren merupakan tempat para pemuda dari berbagai kalangan masyarakat untuk menimba ilmu agama Islam, setelah tamat mereka akan menjadi juru dakwah untuk menyebarkan Islam di daerah masing-masing.

Sebagai lembaga pendidikan Islam, pesantren berperan melahirkan guru agama, kiai, atau ulama. Maka dari pesantren inilah muncul tokoh ulama atau mubalig yang menyebarkan Islam melalui dakwah dan pendidikan. Disamping memberikan dakwah kepada masyarakat, banyak juga lulusan dari pondok pesantren mendirikan pondok-pondok pesantren baru, sehingga saluran pendidikan Islam di Indonesia semakin tersebar.

Berkembangnya agama Islam dapat melalui seni budaya seperti seni bangunan (masjid), seni pahat (ukir), seni tari, seni musik, dan seni sastra. Melalui seni budaya para kalangan ulama seperti Wali Sanga mengajarkan Islam melalui pendekatan budaya agar mudah diterima oleh kalangan masyarakat.

Salah satunya Sunan Bonang yang menciptakan Gending Durama dan kitab Gending Sunan Bonang. Selain itu, ada Sunan Giri yang dikenal sebagai seniman yang menciptakan Gending Asmarandana dan Pucung. Adapun Sunan yang menonjol di antara Wali Sanga adalah Sunan Kalijaga yang memanfaatkan media wayang untuk dakwahnya kepada masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Di negara-negara Muslim kawasan Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Brunei, mendengar suara azan dari masjid sudah jadi hal yang biasa. Namun tidak di Vietnam yang banyak dipengaruhi budaya China dan banyak yang memeluk agama Buddha.

Umat Muslim memang termasuk minoritas di negara yang pernah terpecah oleh perang saudara itu, sehingga tempat ibadah seperti masjid jumlahnya sangat sedikit. 

Hal itu dikemukakan oleh Lamijo, M. Phil, dalam acara Bincang Ramadhan bertajuk 'Kaum Minoritas Islam di Asia Tenggara' secara virtual pada 11 Mei 2020. Menurut Peneliti Kewilayahan LIPI yang mengangkat tema Bulan Sabit di Atas Mekong: Sejarah dan Perkembangan Islam di Vietnam, Islam di negara tersebut berawal dari masyarakat atau etnis Cham lewat Kerajaan Champa.

Menurut Lamijo, istilah Champa pertama kali muncul dan digunakan pada dua buah prasasti berbahasa Sanskerta berangka pada 658 Masehi di temukan di Vietnam Tengah dan berangka tahun 668 ditemukan di Kamboja.

"Peninggalan kejayaan kerajaan Champa sangat banyak, tapi banyak yang musnah sejak runtuhnya Champa. Kompleks Candi Bata Merah My Son di Hoi An yng dibangun pada abad ke-7 Masehi adalah sisa yang masih ada hingga saat ini dan dilestarikan sebagai cagar budaya oleh UNESCO ," terang Lamijo.

"Masyarakat Champa dulu banyak yang memeluk Buddha Mahayana. Pengaruh Islam mulai muncul karena beberapa pelabuhan penting kerajaan Champa sejak lama merupakan tempat persinggahan pedagang Muslim dari Melayu, India, Timur Tengah sebelum melanjutkan dagang ke China, tidak terkecuali pedagang muslim," tambahnya.

Champa menjadi Kerajaan Islam di Vietnam sejak di bawah pemerintahan Che Bo Nga pada 1360--1390. Namun jatuhnya Kerajaan Champa ke tangan Dinasti Nguyen pada 1832 mendorong terjadinya eksodus pertama Muslim Champa ke selatan, terutama ke Kamboja, Kelantan, dan Terengganu.

"Kelantan dan Terengganu punya hubungan politis berupa ikatan pernikahan dengan Champa. Dari sini silsilah keluarga dan lahirnya Sunan Ampel dan Sunan Bonang terangkai," jelas Lamijo.