Tari klasik jawa tengah yang ditarikan oleh empat orang penari putri adalah ….

You're Reading a Free Preview
Pages 5 to 8 are not shown in this preview.

Jakarta -

Perkembangan seni tari jauh lebih baik dibandingkan dengan zaman sebelumnya. Semenjak Indonesia merdeka ada banyak jenis tari yang difungsikan kembali, seperti di tarian daerah Jawa Tengah.

Dikutip dalam buku "Mengenal Seni Tari Indonesia" oleh Muryanto, S.Pd beberapa fungsi tarian adalah untuk upacara adat tetap lestari di daerah, tarian sebagai media upacara keagamaan tetap berkembang di Bali hingga tarian sebagai hiburan memegang peranan cukup besar untuk disajikan pada masyarakat guna melepas lelah.

Di daerah Jawa Tengah ada beberapa tarian yang populer, apa saja?

Tari Gambyong adalah tarian asal Jawa Tengah yang merupakan perkembangan Tari Tayub. Gambyong berasal dari nama penari Tari Tayub yang diundang Sri Sunan Pakubuwana untuk menciptakan tari penyambut tamu.

Tari Gambyong sering digunakan sebagai penyambut tamu dan sebagai hiburan. Tarian ini menggambarkan kegembiraan. Selain itu, tarian tradisional ini juga digunakan sebagai sarana ritual upacara pertanian untuk kesuburan padi.

2. Tari Beksan Wireng


Tari Beksan Wireng berasal dari Jawa Tengah tepatnya Kasunanan Surakarta atau sekarang lebih dikenal dengan Kota Solo. Tarian ini berasal dari kata beksan yang berarti tari dan wiring yang berasal dari gabungan kata wira (perwira) dan aeng (prajurit yang unggul).

3. Tari Gambir Anom

Tarian daerah Jawa Tengah selanjutnya adalah tari Gambir Anom. Tarian ini berasal dari Surakarta. Menurut sejarahnya, tarian ini menjadi salah satu tarian tradisional yang sering ditampilkan di Keraton dengan tujuan menyambut tamu agung.

Beberapa gerakannya menggambarkan tentang sosok tokoh pewayangan yang bernama Irawan Putra Arjuna yang dirinya jatuh cinta kepada seorang wanita. Sehingga awalnya tarian ini dibawakan oleh laki-laki namun kini tariannya dibawakan oleh wanita.

4. Tari Prawiroguno

Tarian ini menggambarkan situasi kondisi peperangan di masa penjajahan. Gerakan tarian daerah Jawa Tengah yang dinamis dengan pakaian layaknya sedang dalam perang karena dilengkapi dengan properti tameng atau tombak.

5. Tari Srimpi

Tari srimpi adalah tari Jawa klasik yang memiliki nuansa kerajaan. Hanya ditampilkan dalam waktu tertentu. Karena tari Srimpii awalnya hanya ditampilkan di depan raja serta kerabat kerajaan.

Tarian ini sudah ditemukan sejak zaman kerajaan Mataram. Tarian ini berfungsi sebagai tari pengiring pada upacara kerajaan. Sifat religius tari ini berkenaan dengan tugasnya sebagai pembawa benda-benda keramat milik kerajaan.

6. Tari Jathilan

Tarian Jawa Tengah berikutnya yakni tari Jathilan. Tari ini berfungsi sebagai tontonan. Gerakan tarian ini meniru gerakan kijang.

7. Tari Bedaya

Tari Bedaya berasal dari keraton. Tarian daerah Jawa Tengah ini dibawakan oleh 9 orang penari putri yang diibaratkan sebagai bidadari yang sedang menari.

8. Tarian Gandrung

Tarian Gandrung, tarian ini sangat populer dan dimainkan berpasangan, yang melambangkan kerukunan. Penari pria mengenakan busana yang melambangkan ksatria seperti Gatot Kaca.

Itulah beberapa tarian daerah Jawa Tengah. Para siswa perlu mengetahui karena ini masuk ke dalam pelajaran kesenian lho.

Simak Video "Tarian Tradisional Desa Lombasana, Makassar"



(lus/pay)


Page 2

Jakarta -

Perkembangan seni tari jauh lebih baik dibandingkan dengan zaman sebelumnya. Semenjak Indonesia merdeka ada banyak jenis tari yang difungsikan kembali, seperti di tarian daerah Jawa Tengah.

Dikutip dalam buku "Mengenal Seni Tari Indonesia" oleh Muryanto, S.Pd beberapa fungsi tarian adalah untuk upacara adat tetap lestari di daerah, tarian sebagai media upacara keagamaan tetap berkembang di Bali hingga tarian sebagai hiburan memegang peranan cukup besar untuk disajikan pada masyarakat guna melepas lelah.

Di daerah Jawa Tengah ada beberapa tarian yang populer, apa saja?

Tari Gambyong adalah tarian asal Jawa Tengah yang merupakan perkembangan Tari Tayub. Gambyong berasal dari nama penari Tari Tayub yang diundang Sri Sunan Pakubuwana untuk menciptakan tari penyambut tamu.

Tari Gambyong sering digunakan sebagai penyambut tamu dan sebagai hiburan. Tarian ini menggambarkan kegembiraan. Selain itu, tarian tradisional ini juga digunakan sebagai sarana ritual upacara pertanian untuk kesuburan padi.

2. Tari Beksan Wireng


Tari Beksan Wireng berasal dari Jawa Tengah tepatnya Kasunanan Surakarta atau sekarang lebih dikenal dengan Kota Solo. Tarian ini berasal dari kata beksan yang berarti tari dan wiring yang berasal dari gabungan kata wira (perwira) dan aeng (prajurit yang unggul).

3. Tari Gambir Anom

Tarian daerah Jawa Tengah selanjutnya adalah tari Gambir Anom. Tarian ini berasal dari Surakarta. Menurut sejarahnya, tarian ini menjadi salah satu tarian tradisional yang sering ditampilkan di Keraton dengan tujuan menyambut tamu agung.

Beberapa gerakannya menggambarkan tentang sosok tokoh pewayangan yang bernama Irawan Putra Arjuna yang dirinya jatuh cinta kepada seorang wanita. Sehingga awalnya tarian ini dibawakan oleh laki-laki namun kini tariannya dibawakan oleh wanita.

4. Tari Prawiroguno

Tarian ini menggambarkan situasi kondisi peperangan di masa penjajahan. Gerakan tarian daerah Jawa Tengah yang dinamis dengan pakaian layaknya sedang dalam perang karena dilengkapi dengan properti tameng atau tombak.

5. Tari Srimpi

Tari srimpi adalah tari Jawa klasik yang memiliki nuansa kerajaan. Hanya ditampilkan dalam waktu tertentu. Karena tari Srimpii awalnya hanya ditampilkan di depan raja serta kerabat kerajaan.

Tarian ini sudah ditemukan sejak zaman kerajaan Mataram. Tarian ini berfungsi sebagai tari pengiring pada upacara kerajaan. Sifat religius tari ini berkenaan dengan tugasnya sebagai pembawa benda-benda keramat milik kerajaan.

6. Tari Jathilan

Tarian Jawa Tengah berikutnya yakni tari Jathilan. Tari ini berfungsi sebagai tontonan. Gerakan tarian ini meniru gerakan kijang.

7. Tari Bedaya

Tari Bedaya berasal dari keraton. Tarian daerah Jawa Tengah ini dibawakan oleh 9 orang penari putri yang diibaratkan sebagai bidadari yang sedang menari.

8. Tarian Gandrung

Tarian Gandrung, tarian ini sangat populer dan dimainkan berpasangan, yang melambangkan kerukunan. Penari pria mengenakan busana yang melambangkan ksatria seperti Gatot Kaca.

Itulah beberapa tarian daerah Jawa Tengah. Para siswa perlu mengetahui karena ini masuk ke dalam pelajaran kesenian lho.

Simak Video "Tarian Tradisional Desa Lombasana, Makassar"


[Gambas:Video 20detik]
(lus/pay)

by admin|| 04 Maret 2014 || 54.633 kali

 

      Suatu jenis tari klasik Yogyakarta yang selalu ditarikan oleh 4 penari, karena kata srimpi adalah sinonim bilangan 4. Hanya pada Srimpi Renggowati penarinya ada 5 orang. Menurut Dr. Priyono nama srimpi dikaitkan keakar kata “impi” atau mimpi. Menyaksikan tarian lemah gemulai sepanjang ¾ hingga 1 jam itu sepertinya orang dibawa ke alam lain, alam mimpi.

      Menurut Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi penari Serimpi melambangkan empat mata angin atau empat unsur dari dunia, yaitu : (1) Grama (api), (2) Angin (udara), (3) Toya (air), (4) Bumi (tanah).  Sebagai tari klasik istana di samping bedhaya, serimpi hidup di lingkungan istana Yogyakarta. Serimpi merupakan seni yang adhiluhung serta dianggap pusaka Kraton. Tema yang ditampilkan pada tari Serimpi sebenarnya sama dengan tema pada tari Bedhaya Sanga, yaitu menggambarkan pertikaian antara dua hal yang bertentangan antara baik dan buruk, antara benar dan salah, antara akal manusia dan nafsu manusia. Menurut RM Wisnu Wardhana, tema perang dalam Serimpi merupakan falsafah hidup ketimuran. Peperangan dalam serimpi merupakan simbolik pertarungan yang tak kunjung habis antara kebaikan dan kejahatan. Beksan serimpi dalam mengekspresikan gerakan tari perang lebih terlihat jelas karena dilakukan dengan gerakan yang sama dari dua pasang prajurit melawan prajurit yang lain dengan dibantu properti tari berupa senjata. Senjata atau properti tari dalam tari putri antara lain berupa : keris kecil atau cundrik, jebeng, tombak pendek, jemparing dan pistol.

      Tari Serimpi dibawakan oleh penari-penari wanita. Mereka mulai keluar dari Bangsal Prabayeksa berjalan kapang-kapang menuju Bangsal Kencana. Tari Serimpi dipagelarkan untuk memperingati hari kelahiran sultan, dan kemudian juga untuk merayakan upacara khitan bagi putera-putera sultan serta untuk menyambut kedatangan tamu-tamu kehormatan seperti Gubernur Jenderal Belabda, dan lain-lain.

      Pakaian tari Serimpi mengalami perkembangan. Jika semula seperti pakaian temanten putri Kraton gaya Yogyakarta, dengan dodotan dan gelung bokornya sebagai motif hiasan kepala, maka kemudian beralih ke “kain seredan”, berbaju tanpa lengan, dengan hiasan kepala khusus yng berjumbai bulu burung kasuari, gelung berhiaskan bunga ceplok dan jebehan. Karakteristik pada penari serimpi dikenakannya keris yang diselipkan di depan silang ke kiri. Pengenaan keris pada serimpi adalah karena dipergunakan pada adegan perang, yang merupkan motif karekteristik serimpi. Disamping keris digunakan pula “jembeng” ialah sebangsa perisak. Bahkan pada zaman Sri Sultan Hamengku Buwana VII dijumpai pula serimpi dengan alat perang pistol yang ditembakkan kearah bawah, pada akhir abad ke-19. Pola iringan serimpi adalah gendhing “sabrangan” untuk perjalanan keluar dan masuknya penari dibarengi bunyi musik tiup dan genderang dengan pukulan irama khusus. Pada bagian tarinya mempergunakan gendhing-gendhing tengahan atau gendhing ageng yang berkelanjutan irama ketuk 4, kemudian masuk ke gendhing ladrang kemudian ayak-ayak beserta srebegannya khusus untuk iringan perang.

      Pada masa Sultan Hamengku Buwana VIII (1921-1937) merupakan puncak dan perkembangan seni tari istana, termasuk tari serimpi. Perkembangan tersebut terlihat dari tata busana dan rias serta iringan tarinya.