Syarat induk lele yang baik dalam proses pemijahan kecuali

Syarat induk lele yang baik dalam proses pemijahan kecuali
4:19 AM
Syarat induk lele yang baik dalam proses pemijahan kecuali
Yuliaprianto

Syarat induk lele yang baik dalam proses pemijahan kecuali

Sekarang ini usaha peternakan Ikan Lele mulai banyak dilirik oleh parapengusaha budidaya ikan. Salah satu yang paling menjadi usaha peternakan vaforit adalah usaha pembenihan ikan lele. Hanya dengan bermodalkan lahan yang tidak begitu luas dan indukan ikan lele, ketrampilan, dan sedikit sarana pendukung kita bisa mendapatkan hasil yang cukup menjanjikan. Sebagai gambaran untuk satu kali proses pemijahan/ pengawinan ikan lele bisa diperoleh bibit lele sebanyak 10.000-50.000 ekor. Jika 1 ekor seharga Rp 80,- maka kita bisa meraup omset sekitar Rp 2.400.000,- dalam sekali pembenihan. Meskipun kadang bisa terjadi kegagalan, namun dengan ketekunan dan kesungguhan semua itu akan mudah diatasi. Untuk memulai pembibitan ikan lele terlebih dahulu kita harus menyiapkan Indukan Lele. Berikut ini akan dijelaskan tentang Indukan ikan lele yang baik.

1. Ciri-ciri induk lele jantan:

- Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina. - Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina. - Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan. - Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress). - Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan lele betina. - Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-mani). - Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina.

2. Ciri-ciri induk lele betina

- Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan. - Warna kulit dada agak terang. - Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus. - Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung. - Perutnya lebih gembung dan lunak. - Bila bagian perut di stripping secara manual dari bagian perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur).

3. Syarat induk lele yang baik:

- Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan. - Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam. - Berat badannya berkisar antara 100-200 gram, tergantung - Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah. - Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina berumur satu tahun. - Frekuensi pemijahan bisa satu bula sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung cukup protein.

4. Ciri-ciri induk lele siap memijah

Induk lele yang siap untuk dikawinkan biasanya terlihat berpasang-pasangan pada kondisi air jernih, kejar-kejaran antara yang jantan dan yang betina. Induk tersebut segera ditangkap dan ditempatkan dalam kolam tersendiri untuk dipijahkan. Untuk mengatur perkawinan Lele dilakukan dengan mencampur indukan di kolam yang keruh. Tidak perlu khawatir, ikan Lele yang sudah berumur lebih dari 8 bulan sudah tahan terhadap kondisi air yang ekstrim sekalipun (kecuali limbah kimia). Satu kolam ukuran 3x3m cukup untuk 5 pasang Induk Lele. Untuk melakukan perkawinan/pemijahan, ambil 1 pasang Indukan yang cukup matang. Tempatkan dalam kolam pembenihan 3x3m dengan air jernih setinggi 30cm.

5. Perawatan induk lele:

- Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk ikan lele diberi makanan yang berkadar protein tinggi seperti cincangan daging bekicot, larva lalat/belatung, rayap atau makanan buatan (pellet). Ikan lele membutuhkan pellet dengan kadar protein yang relatif tinggi, yaitu sekitar 60%. Cacing sutra kurang baik untuk makanan induk lele, karena kandungan lemaknya tinggi. Pemberian cacing sutra harus dihentikan seminggu menjelang perkawinan atau pemijahan. - Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan jumlah 5-10% dari berat total ikan. - Setelah benih berumur seminggu, induk betina dipisahkan, sedangkan induk jantan dibiarkan untuk menjaga anak-anaknya. Induk jantan baru bisa dipindahkan apabila anak-anak lele sudah berumur 2 minggu. - Segera pisahkan induk-induk yang mulai lemah atau yang terserang penyakit untuk segera diobati. - Mengatur aliran air masuk yang bersih, walaupun kecepatan aliran tidak perlu deras, cukup 5-6 liter/menit.

Download file PDF tentang: Budidaya ikan Lele, Lele Sangkuriang, Pakan Benih Lele

Baca Juga:

Persyaratan Lokasi Budidaya Ikan Lele


Cara pemijahan Lele Pencarian:

Ciri Induk Lele | Indukan lele sangkuriang | Indukan lele phyton | Pembenihan lele sangkuriang | Pembenihan lele dumbo | Pemeliharaan indukan lele | Cara mengawinkan indukan lele

Syarat induk lele yang baik dalam proses pemijahan kecuali

melati1910bella melati1910bella

Jawaban:

Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.

tulang kepala berbentuk pipih.

Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina.

Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol,memanjang ke arah belakang, terletak dibelakang anus, dan warna kemerahan.

Syarat induk lele yang baik dalam proses pemijahan kecuali

Jawaban:

Ciri Indukan Lele yang Baik adalah :

Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.

tulang kepala berbentuk pipih.

Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina.

Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol,memanjang ke arah belakang, terletak dibelakang anus, dan warna kemerahan.

Penjelasan:

semoga membantu..

jika benar follow dan ikuti aku yah..please..

terimakasih

Saat ini banyak berkembang cara pemijahan ikan lele, mulai dari cara alami hingga cara intensif. Hampir semua metode bisa dilakukan sendiri oleh para pembudidaya. Cara pemijahan ikan lele secara alami dilakukan dengan melepaskan ikan lele berpasangan dalam kolam yang telah dipersiapkan. Ikan lele yang siap kawin akan melakukan pembuahan dengan sendiri.

Sedangkan, cara pemijahan ikan lele intensif dilakukan dengan penyuntikan hormon, penyuntikan hipofisa, hingga pembuahan in vitro atau pembuahan dalam tabung reaksi yang dilakukan oleh manusia. Berikut beberapa metode pemijahan ikan lele yang bisa dilakukan para pembudidaya secara mandiri.

Pemijahan ikan lele secara alami

Langkah pertama untuk pemijahan ikan lele secara alami adalah dengan memilih induk betina dan jantan yang sudah matang gonad. Pilih sepasang ikan lele yang memiliki bobot seimbang, tujuannya agar salah satu induk tidak ketakutan terhadap induk lainnya. Keseimbangan bobot sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemijahan.

Sebelum proses pemijahan ikan lele dilakukan, siapkan terlebih dahulu kolam tempat memijah. Kolam yang ideal untuk pemijahan adalah panjang 2-3 meter, lebar 1-2 meter dan kedalaman 1 meter. Sebaiknya dasar kolam terbuat dari semen atau fiberglass agar mudah mengawasi telur hasil pembuahan. Sebelumnya kolam harus dikeringkan dan dijemur, kemudian diisi air sedalam 30-40 cm. Gunakan air yang berkualitas baik, bersih dan jernih.

Pasang kakaban, bisa dibuat dengan ijuk yang dijepit dengan bambu seukuran area kolam. Gunakan pemberat agar kakaban tersebut tenggelam tidak mengapung di atas permukaan air. Kakaban berfungsi agar telur hasil pemijahan tidak berhamburan dan mudah dipindahkan. Buatlah kakaban sekokoh mungkin agar tidak berantakan oleh indukan yang aktif. Air untuk pemijahan ikan lele harus kaya oksigen, oleh karena itu berikan aerasi pada kolam pemijahan. Atau, apabila tersedia sumber air yang cukup buatkan aliran masuk dan keluar. Atur debit air sebanyak 2-3 liter per detik.

Waktu yang tepat untuk memasukan indukan kedalam kolam pemijahan adalah sore hari. Biasanya ikan lele akan memijah sekitar pukul 23.00 hingga pukul 05.00. Selama proses pemijahan ikan lele kolam harus ditutup, untuk mencegah induk ikan loncat keluar kolam. Pada pagi hari, biasanya proses pemijahan sudah selesai. Telur akan menempel pada kakaban. Telur yang berhasil dibuahi berwarna transparan sedangkan yang gagal berwarna putih susu.

Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat induk dari kolam pemijahan ikan lele. Hal ini untuk menghindari telur disantap oleh induk ikan, karena setelah memijah induk ikan betina akan merasa lapar. Selanjutnya telur yang telah dibuahi ditetaskan. Penetasan bisa dilakukan di kolam pemijahan ataupun di tempat lain seperti akuarium, fiberglass atau kolam terpal. Selama proses penetasan suplai oksigen (aerasi) harus dipertahankan dan suhu distabilkan pada kisaran 28-29oC.

Telur yang telah dibuahi akan menetas dalam 24 jam menjadi larva. Setelah itu segera pisahkan telur yang gagal atau larva yang mati untuk mencegah tumbuhnya jamur. Larva yang menetas akan bertahan tanpa pemberian makanan tambahan selama 3-4 hari. Selanjutnya lakukan proses pemesaran larva.

Pemijahan dengan penyuntikan hipofisa

Pada dasarnya pemijahan ikan lele dengan penyuntikan hipofisa sama dengan pemijahan cara alami. Baik dari kesiapan induk, kondisi kolam maupun penanganannya. Perbedaannya terletak pada proses penyuntikan hipofisa pada induk ikan sebelum proses pemijahan dilakukan. Proses penyuntikan dilakukan baik terhadap induk jantan maupun betina. Fungsi penyuntikan hipofisa untuk merangsang pertumbuhan dan pematangan sel telur. Sehingga hasil yang diperoleh akan lebih maksimal dibandingkan dengan pemijahan ikan lele secara alami.

Kelenjar hipofisa didapatkan dari ikan donor, bisa ikan lele atau ikan mas yang telah dewasa. Usahakan ikan donor memiliki bobot yang setara dengan bobot induk. Misalnya, untuk induk dengan bobot 750 gram carilah ikan donor dengan bobot yang sama. Hal ini untuk memastikan induk ikan memperoleh dosis hipofisa yang tepat.

Cara mendapatkan kelenjar hipofisa adalah dengan membelah kepala ikan. Berikut cara untuk mendapatkan kelenjar hipofisa dari ikan lele. Peralatan yang dibutuhkan adalah pisau, tang penjepit, pinset, gelas atau tabung reaksi, gelas penggerus dan suntikan. Sebagai catatan, semua peralatan yang digunakan harus bersih lebih bagus lagi kalau steril dan tangan harus dalam keadaan bersih.

  • Pertama-tama potonglah ikan pada bagian pangkal kepala (misalnya, leher pada manusia) dengan pisau yang bersih.
  • Letakkan mulut ikan lele mengarah keatas, buka mulut ikan lele lalu belah bukaan mulut dengan pisau secara melintang sehingga kepala ikan terbelah menjadi bagian atas dan bawah. Ambil bagian atas dan bersihkan dari darah.
  • Buang tulang penutup hipofisa dengan tang penjepit, angkat kelenjar hipofisa. Kelenjar berbentuk butiran berwarna putih.
  • Gerus kelenjar hipofisa dengan gelas penggerus, encerkan dengan air aquadestilata sebanyak 2 ml.
  • Pindahkan hipofisa yang sudah dicampur air pada tabung, kocok selama 2-3 menit. Setelah itu biarkan selama 5 menit. Cairan akan memisah, bagian bawah berupa endapan dan lapisan atas cairan jernih.
  • Ambil bagian cairan jernih dengan jarum suntik. Hipofisa siap disuntikkan pada induk pemijahan ikan lele.

Penyuntikan pada induk ikan lele dilakukan pada bagian punggung. Caranya, ambil indukan tutup kepalanya dengan kain basah. Suntik pada otot punggung dengan kemiringan 30o-60o dari arah ekor sedalam 1,5-2,5 cm. Suntik secara perlahan, setelah semua cairan habis cabut jarum suntik lalu urut otot punggung agar cairan menyebar merata.

Masukan induk jantan dan betina yang sudah disuntik kedalam kolam pemijahan. Selanjutnya proses pemijahan ikan lele dengan penyuntikan sama dengan proses pemijahan alami.

Pemijahan dengan penyuntikan hormon perangsang

Metode lain pemijahan ikan lele dengan cara penyuntikan adalah dengan menyuntikan hormon perangsang. Penyuntikan dengan hormon perangsang lebih praktis dilakukan karena tidak memerlukan ikan donor dan tidak ada resiko kegagalan dalam mengekstrak hipofisa. Hormon untuk penyuntikan yang banyak dijual antara lain ovaprim dan Chorulon. Hormon akan mempengaruhi kelenjar hipofisa yang berfungsi merangsang pertumbuhan dan pematangan sel telur.

Sama seperti metode lainnya, kondisi calon induk ikan lele harus sudah matang gonad. Induk yang disuntik adalah jantan dan betina. Dosis penyuntikan dengan hormon perangsang ovaprim adalah 0,3-0,5 ml per kg bobot induk atau sesuaikan dengan petunjuk pemakaian. Sebelum disuntikan, hormon perangsang seperti ovaprim harus diencerkan dengan akuadestilata 3 kali lipatnya.

Proses penyuntikan dengan hormon perangsang sama dengan proses penyuntikan dengan kelenjar hipofisa. Dan, proses pemijahannya sama dengan pemijahan ikan lele secara alami.

Pemijahan ikan lele in vitro

Pemijahan ikan lele secara in vitro adalah proses pemijahan dimana pembuahan dilakukan oleh manusia dalam sebuah tabung atau wadah. Cara ini menuntut tingkat keterampilan dan ketelitian yang tinggi. Berbeda dengan ketiga cara di atas, dalam pemijahan ikan lele secara in vitro induk ikan jantan dibunuh dan diambil spermanya. Sementara induk ikan betina disuntik terlebih dahulu, kemudian diurut bagian perutnya agar sel telurnya keluar. Penyuntikan bisa dengan menggunakan kelenjar hipofisa ataupun hormon perangsang.

Alat dan bahan yang diperlukan untuk proses pemijahan ikan lele in vitro antara lain mangkung plastik atau kaca, bulu ayam, kertas tisu, pisau, gunting, pinset, suntikan, dan sodium klorida 0,9% (cairan infus). Wadah penetasan telur bisa memakai akuarium, fiberglass, atau bak terpal plastik. Kondisi dan kualitas air sama dengan ketiga cara sebelumnya. Semua peralatan harus dalam keadaan bersih, lebih baik lagi steril. Berikut langkah-langkah metode pemijahan in vitro:

  • Siapkan sperma ikan lele jantan dengan cara membedah perut secara membujur. Kantong sperma berbentuk pipih memanjang berwarna putih. Angkat kantong sperma, keluarkan sperma dengan cara memotong kantong dengan gunting, tampung dalam mangkuk.
  • Siapkan induk betina yang sudah disuntik 8-10 jam sebelumnya. Keluarkan sel telur dengan cara mengurut perut induk lele ke arah kelaminnya. Sel telur akan keluar lewat lubang kelamin, lalu tampung dengan mangkuk.
  • Campurkan sel telur dengan sperma dalam mangkuk sedikit demi sedikit. Aduk perlahan dengan bulu ayam. Encerkan campuran dengan air bersih lalu aduk perlahan sampai merata.
  • Masukan campuran sel telur dan sperma kedalam kolam penetasan. Tebarkan dengan bulu ayam.
  • Lakukan pengayaan oksigen pada kolam penetasan dengan aerotor. Aerotor jangan terlalu kencang sehingga menggoncang telur, tetapi juga jangan terlalu kecil. Selanjutnya jaga kondisi kolam penetasan seperti ketiga metode di atas hingga larva menetas.