Suami lebih membela keluarganya daripada istrinya

Suami lebih membela keluarganya daripada istrinya

Ulasan Lestari Azzahra tentang suami yang mementingkan keluarganya, meski telah menikah /YouTube@ Lestari Azzahra/Jurnal Palopo

JURNAL PALOPO- Meski telah menikah namun terkadang masih ada saja suami yang lebih mementingkan keluarga, dari pada istrinya sendiri. 

Saat memutuskan menikah, baik suami maupun istri harus mulai menganggap keluarga dari keduanya sebagai keluarganya sendiri. 

Tapi, fenomena yang masih sering terjadi saat ini, yaitu suami yang lebih mementingkan keluarganya sendiri dibandingkan istri. 

Baca Juga: Merasa Sial dalam Islam Apakah Termasuk Musyrik? Ini Kata Lestari Azzahra

Lalu bagaimana menyikapi hal tersebut? Berikut ini penjelasan dari Lestari Azzahra lewat YouTube pribadinya. 

Perlu diketahui bagi semua istri, jika hubungan yang terjalin antara suami dan keluarga baik saudara maupun orang tua adalah hal yang wajar. 

Lestari Azzahra mengatakan, memang benar nafkah suami adalah untuk istri dan anak-anaknya, dan ini hukumnya wajib dilakukan oleh seorang suami. 

"Jika istri telah merasa cukup dengan nafkah yang diberikan suami selama ini maka suami juga memiliki hak untuk membagikan sedikit rezekinya kepada keluarganya," jelas Lestari Azzahra. 

Mungkin sering timbul pertanyaan mengapa suami tidak meminta izin kepada istri jika ingin memberikan nafkah kepada keluarganya? 

Banyak ditemukan akar permasalahan dalam rumah tangga disebabkan karena keluarga. Salah satu diantaranya adalah suami yang seolah terus membela keluarganya. 

Keluarga suami adalah keluarga kita sendiri pula. Namun dalam beberapa hal, ada batasan yang seharusnya bisa diterapkan. Pasalnya, rumah tangga adalah ranah antara suami dan istri.

Sebisa mungkin, permasalahan yang hadir di luar dari kedua manusia dalam rumah tangga itu sendiri bisa diselesaikan dengan sebaik mungkin.

Sayangnya, seringkali ketika kita mencoba membahas tentang hal tersebut atau sekadar menyinggungnya, justru menjadi awal pertengkaran yang tidak terselesaikan. Bagaimana cara menyikapinya?

1. Membicarakan 

Pertama, kamu harus membicarakan ini dengan suami. Pasalnya, bisa jadi suamimu tidak memahami perasaanmu. Jangan sampai, kamu memendam kesedihan seorang diri. Apalagi dalam hal ini menyangkut suamimu dan keluarganya. Kamu harus berusaha untuk lebih terbuka agar suamimu dapat memperbaiki diri. 

Agar pembicaraan ini tidak menyulut pertengkaran, kamu harus berusaha membawa dialog setenang mungkin. Hindari perasaan menggebu-gebu dan emosi yang tidak terkendali. Makanya, sebelum itu kamu harus mampu berdamai dengan perasaanmu sendiri.

Selain itu, kamu juga harus memilih momen yang pas. Hindari memulai pembicaraan tentang ini ketika kamu dan suami sedang memiliki beban permasalahan yang lain atau sedang sama-sama lelah dengan rutinitas yang telah dijalani. Lakukan ketika kamu dan suami sedang saling memiliki waktu senggang, dan anak pun sedang dalam kondisi yang terkendali. Misalnya ketika anak sedang tidur. 

Dengan cara dan waktu penyampaian yang pas, pembicaraan bisa mengalun dan berjalan dengan baik sehingga bisa menghindari pertengkaran. 

2. Pisah rumah

Tinggal terpisah dari mertua juga bisa dilakukan demi kebaikan bersama. Jika kamu merasa dengan tinggal berpisah atap membuat rumah tangga yang kamu jalani menjadi semakin tenang dan kamu merasa bahagia dengan itu, kenapa tidak? 

Mungkin kamu merasa khawatir jika tidak diizinkan oleh mertua. Biasanya adalah karena mertua merasa sayang dengan biaya yang dikeluarkan. Padahal, segala keputusan yang diambil dalam ranah berumah tangga adalah murni kesepakatan antara kamu dan pasangan. Jadi, kamu tidak perlu khawatir ataupun takut. 

Kamu bisa mengatakan kepada mertua "Maaf, Bu. Bulan depan saya dan Mas X mau mengontrak rumah ri Jl. X. Mohon doanya agar semua berjalan lancar."

Hindari untuk mengatakan "Maaf, Bu. Kalau saya dan Mas X ingin mengontrak rumah, sekiranya boleh atau tidak, ya?" 

Semoga kamu bisa membedakan antara dua kalimat tersebut. 

3. Ingatkan suami tentang tanggung jawab utamanya 

Seorang suami memiliki kewajiban untuk memuliakan ibunya. Namun, tanggung jawab yang utama adalah pemenuhan kebutuhan anak dan istrinya. 

Pemenuhan kebutuhan tersebut tidak sekadar soal materil, tapi juga tentang ketenangan yang didapati dalam keluarga kecilnya. 

Percuma saja sebuah keluarga tercukupi secara materil, namun tidak merasa tenang dan tenteram, apalagi bahagia.  Kamu harus mampu mengingatkan suami perihal tanggung jawabnya kepada keluarga yang harus selalu diutamakan.

4. Jangan menganggap keluarganya sebagai saingan

Terlepas dari apapun yang terjadi, kamu tetap berkewajiban untuk menjalin hubungan yang baik dengan keluarga pasangan. Pernah mendengar kata bijak 'Kalau kamu menerima seseorang, kamu juga harus menerima keluarganya', bukan? Kata-kata yang indah, namun penerapannya bukan hal yang mudah. 

Maka dari itu, kamu dan pasangan perlu menentukan batasan dalam menjalin hubungan bersama keluarga sehingga kamu dan pasangan bisa bersikap tanpa menyakiti satu sama lain. 

Itu dia 5 cara menyikapi suami yang lebih sering membela keluarganya. 

Hubungan kuat yang terjalin antara suami dengan orang tua atau saudaranya adalah hal yang wajar. Karena orang tua lah yang membesarkannya dan ia juga juga tumbuh bersama saudara-saudaranya. Menjadi tidak wajar apabila suami lebih mendahulukan kepentingan keluarganya dibandingkan dengan istrinya.

Terkadang suami tidak sadar bahwa prioritasnya telah berubah setelah menikah dan membangun rumah tangga. Anda lah sebagai seorang istri yang harus memberitahu dan menyikapi dengan sabar. Karena sejatinya sebagai seorang anak, sampai kapan pun harus tetap berbakti kepada orang tuanya.

Setelah menikah, peran suami sebagai pemimpin bagi istri dan anak-anaknya harus tetap didahulukan. Bukan berarti orang tua dan keluarga suami tidak penting, namun ada batasan tertentu yang tetap harus dijaga oleh kedua belah pihak baik pihak istri maupun pihak keluarga suami.

Sebelum menimbulkan masalah yang lebih serius lagi, Anda harus mengetahui bagaimana cara menghadapi suami yang lebih mementingkan saudaranya dibandingkan dengan Anda sebagai istrinya. Nah, kali ini kami berikan ulasannya. Yuk simak bersama.

1. Komunikasikan dengan Suami

Suami lebih membela keluarganya daripada istrinya

Komunikasi memiliki peran sangat penting dalam membangun keharmonisan dalam rumah tangga. Dengan berkomunikasi pasangan cenderung menjadi lebih pengertian dan menghargai satu sama lain. Apabila ada satu hal yang tidak Anda sukai, maka sudah seharusnya Anda berterus terang kepada suami.

Berbicaralah secara terbuka mengenai perasaan Anda. Jika memang Anda merasa suami lebih mementingkan keluarga atau saudaranya, ungkapkan padanya. Tidak menutup kemungkinan ia bisa sedikit berubah.

2. Hindari Konflik dengan Saudaranya

Suami lebih membela keluarganya daripada istrinya

Saat Anda menikah dengan pasangan, bukan hanya ia yang Anda nikahi. Namun Anda juga harus menjalin hubungan baik dengan keluarga suami dengan menganggap mereka sebagai keluarga Anda sendiri. Walaupun mungkin ada perasaan tidak suka atau kesal, yang paling harus Anda hindari adalah konflik.

Sadarilah bahwa suami dan keluarganya adalah bagian dari kehidupan Anda dalam fase pernikahan. Sampai kapanpun suami akan tetap membutuhkan keluarganya sebagai support system di dalam kehidupannya. Yang Anda perlukan hanya kemauan untuk menjadi bagian dari keluarganya dan menempatkan diri sebagai anggota keluarganya.

3. Tidak Tinggal Satu Atap

Suami lebih membela keluarganya daripada istrinya

* sumber: www.herworld.com

Setelah menikah, memang disarankan bagi pasangan suami istri untuk tinggal terpisah dari keluarganya. Hal ini ditujukan agar keduanya, baik istri atau suami menjadi lebih mandiri. Mereka bisa belajar bagaimana menjadi suami dan istri yang baik tanpa adanya campur tangan keluarga.

Tinggal terpisah dari mertua atau keluarga suami juga merupakan salah satu upaya menghindari konflik. Karena ketika tinggal bersama mertua, Anda sebagai istri akan merasa selalu diawasi olehnya. Tak sedikit pula mertua yang ikut andil dalam pengambilan keputusan dalam rumah tangga anaknya.

4. Beri Perhatian Lebih

Suami lebih membela keluarganya daripada istrinya

* sumber: www.pexels.com

Mungkin ada suatu alasan kenapa suami lebih mementingkan saudaranya dibandingkan dengan Anda sebagai istrinya. Bisa jadi ia kurang mendapatkan perhatian Anda, karena kesibukan Anda dalam pekerjaan atau perhatian Anda yang hanya terfokus pada anak-anak.

Cobalah untuk memberi perhatian lebih kepada suami. Mulailah dari hal-hal kecil yang bisa membuat hatinya senang. Dengan harapan ia akan menyadari bahwa selain keluarganya, ia juga memiliki seorang istri yang harus menjadi prioritasnya.

5. Beri Suami Waktu Bersama Keluarganya

Suami lebih membela keluarganya daripada istrinya

* sumber: www.pexels.com

Sejatinya tidak ada suami yang suka dengan istri yang terlalu banyak menuntut. Waktu yang ia miliki bukan sepenuhnya milik istrinya. Suami juga harus meluangkan waktu dan pikirannya untuk pekerjaan, teman-teman, dan keluarganya.

Jangan hanya karena suami lebih perhatian terhadap keluarga atau saudara-saudaranya, lalu Anda melarang suami bertemu mereka. Cobalah bagi waktu kapan suami harus dirumah menemani Anda dan kapan suami bisa berkunjung ke rumah orang tua atau saudaranya. Jika Anda terlalu memaksakan kehendak, suami justru akan lebih sering menghabiskan waktu dengan mereka.

6. Hindari Emosi

Suami lebih membela keluarganya daripada istrinya

* sumber: www.psychologytoday.com

Bagaimanapun juga Anda harus tetap menghormati keluarga dan saudara-saudara dari suami. Hindari bersikap emosional dalam keadaan apapun. Jangan marah apabila suami sudah menunjukkan tanda-tanda bahwa perhatiannya lebih banyak dihabiskan untuk saudaranya.

Sebaliknya Anda harus tetap bersikap tenang saat membicarakan hal ini dengan suami. Jangan melibatkan emosi berlebihan. Dengan demikian suami akan mengerti apa yang menjadi keinginan Anda dan berusaha membuat keadaan menjadi lebih baik.

7. Jangan Merasa Tersaingi

Suami lebih membela keluarganya daripada istrinya

* sumber: pro.psychcentral.com

Tidak seharusnya Anda menganggap keluarga suami sebagai saingan. Karena hubungan Anda sebagai seorang istri dengan keluarga dari suami bukanlah sebuah persaingan memperebutkan perhatian suami. Sebaliknya ciptakan hubungan baik dengan mertua maupun keluarga suami.

Ketahuilah bagaimana cara yang tepat untuk menempatkan diri di tengah keluarganya. Dengan begitu suami akan lebih mengerti bahwa Anda sebagai istrinya juga harus menjadi prioritas. Menghilangkan persaingan dengan pihak keluarga juga merupakan salah satu cara menjaga keharmonisan dalam berumah tangga.

8. Beri Pengertian

Suami lebih membela keluarganya daripada istrinya

* sumber: www.cheatsheet.com

Sebagian besar suami mungkin mengerti apa yang menjadi hal utama dalam kehidupannya setelah berumah tangga. Namun ada pula suami yang masih melakukan kebiasaan-kebiasaannya, sama seperti ketika belum memiliki istri. Apabila suami anda termasuk golongan suami yang kedua, maka beri dia pengertian.

Jelaskan padanya mengenai sudut pandang Anda tentang suami yang lebih mementingkan keluarganya dibandingkan dengan istrinya. Beri tahu bahwa sebagai anak laki-laki, suami memang harus selalu berbakti dan membantu keluarga dalam keadaan apapun. Namun, ingatkan ia bahwa ada istri yang juga harus ia pentingkan kebutuhannya.

9. Jangan Membenci

Suami lebih membela keluarganya daripada istrinya

* sumber: www.startribune.com

Selain menimbulkan konflik, memperlihatkan sikap kebencian juga bukan perilaku yang baik terlebih kepada orang tua suami. Berusahalah untuk selalu bersikap baik dan hormat kepada mertua dan juga keluarganya.

Membenci hanya akan memperpanjang masalah dan menciptakan konflik baru antar keluarga. Mungkin Anda sebagai istri sudah cukup dibuat jenuh oleh perilaku suami yang seperti itu. Namun, tidak ada salahnya untuk mengikhlaskan apapun yang terjadi.

10. Bersabar

Suami lebih membela keluarganya daripada istrinya

* sumber: www.medicalnewstoday.com

Akar penyelesaian dari semua masalah rumah tangga adalah bersabar. Untuk menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga, kuncinya adalah rasa sabar. Ini merupakan hal terakhir yang bisa Anda lakukan ketika suami sudah tidak bisa mengubah perilakunya.

Dengan bersabar, hati dan pikiran Anda sebagai seorang istri akan merasa lebih tenang. Anda bisa berpikir jernih dan tidak mudah tersulut emosi. Oleh karena itu Anda butuh kesabaran ekstra dalam menghadapi suami seperti ini. Cepat atau lambat, akan ada suatu hal yang membuatnya berubah menjadi suami yang lebih baik.

Itulah 10 cara menghadapi suami yang lebih mementingkan saudara daripada istrinya. Cara terbaik dalam menjaga keharmonisan rumah tangga adalah dengan sikap terbuka satu sama lain. Apabila ada masalah sebaiknya bicarakan dengan pasangan.

Cari tahu apa yang harus dilakukan supaya keadaan membaik dan rumah tangga tetap utuh dan bahagia. Selain itu, kesabaran seorang istri juga menjadi faktor penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Nah, bagaimana tanggapan Anda mengenai perilaku suami seperti ini? Silahkan bagikan pengalaman Anda pada kolom komentar.

Bagaimana jika suami lebih memprioritaskan teman? Baca artikel cara menghadapi suami yang lebih mementingkan teman dibanding istri.