Stupa yang melambangkan kehidupan manusia dipenuhi dengan nafsu keduniawian dilambangkan dengan

Stupa yang melambangkan kehidupan manusia dipenuhi dengan nafsu keduniawian dilambangkan dengan

Candi Borobudur disusun menggunakan batu andesit yang berbentuk persegi. Bentuk struktur seperti punden berundak yang semakin ke atas semakin mengecil dengan empat buah tangga yang terdapat di setiap sisi mata angin (timur, selatan, barat, dan utara).

Strukturnya terdiri atas 9 teras berundak yang terdiri dari 6 teras berdenah persegi dan 3 teras berdenah lingkaran. Di antara bentuk teras tersebut terdapat lantai yang disebut plateau. Candi Borobudur memiliki panjang 121,66 meter, lebar 121,38 meter, dan tinggi 35,40 meter.

Menurut filsafat agama Buddha Candi Borobudur merupakan tiruan alam semesta yang terdiri dari tiga tingkatan secara vertikal, yaitu Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.

  • Kamadhatu merupakan bagian bawah candi yang melambangkan alam bawah, menggambarkan perilaku manusia yang masih terikat oleh nafsu duniawi (tempat manusia biasa).
  • Rupadhatu merupakan bagian tengah candi yang melambangkan alam antara, menggambarkan perilaku manusia yang sudah mulai meninggalkan keinginan duniawi, akan tetapi masih terikat oleh dunia nyata.
  • Arupadhatu merupakan bagian atas candi yang melambangkan alam atas, tempat para dewa. Simbol dari unsur tak berwujud dan sebagai tanda tingkatan yang telah meninggalkan nafsu duniawi.

Batu-batu Candi Borobudur diperkirakan berasal dari sungai-sungai di sekitar Borobudur dengan volume keseluruhan sekitar 55.000 meter³ (kira-kira 2.000.000 potong batu).

Melanjutkan tulisan Contoh Soal UTS Sejarah Kelas X Semester 2 Kurikulum 2013 bagian pertama (soal nomor 1-10), bagian kedua soal dimulai dari nomor 11. 11. Kitab Kresnayana ditulis pada masa Kerajaan Kediri oleh … a. Empu Triguna b. Empu Dharmaja c. Empu Sedah d. Empu Panuluh e. Empu Tanakung Jawaban: a 12. Masuknya Hindu dan Buddha berpengaruh terhadap sistem penanggalan, yaitu … a. Hijriah b. Saka c. Jawa d. Masehi e. Cina Jawaban: b 13. Berikut yang bukan merupakan candi bercorak Hindu adalah … a. Candi Prambanan b. Candi Kidal c. Candi Gedong Songo d. Candi Mendut e. Candi jago Jawaban: d 14. Dinasti Syailendra pernah memerintah di kerajaan … a. Kutai b. Tarumanegara c. Kalingga d. Singasari e. Mataram Kuno Jawaban: e 15. Prasasti Kota Kapur menunjukkan kedudukan para bangsawan yang terdiri atas putra raja dan kaum kerabat. Putra raja sebagai putra mahkota disebut dengan istilah … a. yuwaraja b. kumararaja c. pratiyuwaraja d. rajakuman e. puhavan Jawaban: a 16. Pembagian kerajaan mennjadi dua, yaitu Panjalu dan Jenggala pada masa Airlangga atas petunjuk… a. Empu Sedah b. Empu Panuluh c. Empu Barada d. Empu Kuturan e. Empu Sindok Jawaban: c 17. Tempat penyimpanan abu jenazah Ken Arok di… a. Candi Jago b. Candi Panataran c. Candi Kagenengan d. Candi Kidal e. Candi Sewu Jawaban: c 18. Candi berikut yang bukan peninggalan bercorak Buddha adalah … a. Candi Borobudur b. Candi Mendut c. Candi Sewu d. Candi Muara Takus e. Candi Prambanan Jawaban: e 19. Candi Buddha umumnya terdiri atas kamadatu, rupadatu, dan arupadatu. Kehidupan manusia dipenuhi dengan nafsu keduniawian dilambangkan dengan … a. Kamadatu b. Rupadatu c. Arupadatu d. Bhurvaloka e. Svarloka Jawaban: b 20.Perang Saudara di Kerajaan Majapahit dikenal dengan perang … a. Bubat b. Paregreg c. Puputan d. Sabil e. Ganter Jawaban: b

Lanjut ke soal nomor 21-30 => Contoh Soal UTS Sejarah Kelas X Semester 2 Kurikulum 2013 (Part-3)

Newer Posts Older Posts

Tingkatan kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu pada struktur candi Borobudur melambangkan perjalanan hidup manusia dari yang bersifat duniawi menuju nirwana. Kamadhatu melukiskan adegan-adegan manusia di dunia dan neraka, serta hukum karma. Manusia di dunia masih dikuasai oleh nafsu rendah. Rupadhatu menampilkan manusia masih terikat pada rupa dan bentuk, meskipun sudah lepas dari nafsu. Arupadhatu menunjukkan alam yang tidak berupa. Manusia sudah tidak terikat lagi dengan rupa. Pusat alam ini ialah stupa yang di puncak, yang kosong, yang menggambarkan Nirwana. Seluruh perjalanan manusia di muka bumi pada akhirnya menuju pada ketiadaan wujud yang sempurna, yaitu Nirwana.  

Dengan demikian, maka pilihan jawaban yang tepat adalah B  

Candi Buddha umumnya terdiri atas kamadatu, rupadatu, dan arupadatu. Kehidupan manusia dipenuhi dengan nafsu keduniawian dilambangkan dengan?

  1. Kamadatu
  2. Rupadatu
  3. Arupadatu
  4. Bhurvaloka
  5. Svarloka

Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: B. Rupadatu.

Dari hasil voting 987 orang setuju jawaban B benar, dan 0 orang setuju jawaban B salah.

Candi Buddha umumnya terdiri atas kamadatu, rupadatu, dan arupadatu. Kehidupan manusia dipenuhi dengan nafsu keduniawian dilambangkan dengan rupadatu.

Pembahasan dan Penjelasan

Jawaban A. Kamadatu menurut saya kurang tepat, karena kalau dibaca dari pertanyaanya jawaban ini tidak nyambung sama sekali.

Jawaban B. Rupadatu menurut saya ini yang paling benar, karena kalau dibandingkan dengan pilihan yang lain, ini jawaban yang paling pas tepat, dan akurat.

Jawaban C. Arupadatu menurut saya ini juga salah, karena dari buku yang saya baca ini tidak masuk dalam pembahasan.

Jawaban D. Bhurvaloka menurut saya ini salah, karena dari apa yang ditanyakan, sudah sangat jelas jawaban ini tidak saling berkaitan.

Jawaban E. Svarloka menurut saya ini salah, karena setelah saya cari di google, jawaban tersebut lebih tepat digunkan untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa disimpulkan pilihan jawaban yang benar adalah B. Rupadatu

Jika masih punya pertanyaan lain, kalian bisa menanyakan melalui kolom komentar dibawah, terimakasih.

KOMPAS.com - Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar di dunia yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Candi yang memiliki ketinggian 42 meter ini didirikan oleh Raja Wisnu dari Wangsa Syailendra pada 770 Masehi dan selesai pada 842 Masehi.

Bangunan yang sempat masuk dalam 7 keajaiban dunia ini ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles pada 1814, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris di Jawa.

Sejak saat itu, Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran (perbaikan kembali).

Candi borobudur merupakan salah satu keajaiban dunia yang ternyata hasil akulturasi kebudayaan Buddha dengan kebudayaan asli Indonesia. Kebudayaan Indonesia tampak dari bentuk punden berundak-undak.

Candi ini berbentuk punden berundak yang terdiri dari sembilan teras bertumpuk, yang mencakup enam teras berbentuk bujur sangkar dan tiga pelataran berbentuk bundar.

Di atasnya terdapat stupa utama terbesar yang memahkotai monumen ini.

Stupa tersebut dikelilingi oleh tiga barisan 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca Buddha tengah duduk bersila.

Sementara pada bagian dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief yang indah.

Candi Borobudur dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah yang menuntun manusia dari nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.

Sampai saat ini, Borobudur masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan dan setiap tahunnya dijadikan tempat untuk memeringati Trisuci Waisak oleh umat Buddha dari seluruh penjuru dunia.

Baca juga: Candi Borobudur, Bangunan Indonesia asli yang Berupa Punden Berundak

Tingkatan Candi Borobudur

Bentuk dasar bangunan Candi Borobudur berupa punden berundak dengan tiga tingkatan yang melambangkan kosmologi Buddha Mahayana.

Tiga tingkatan tersebut adalah kamadhatu (kaki candi), rupadhatu (tubuh candi), dan arupadhatu (atas candi).

Kamadhatu

Tingkatan paling bawah pada Candi Borobudur disebut dengan kamadhatu, yang menggambarkan kehidupan manusia di dunia yang penuh keburukan, nafsu, dan bergelimang dosa.

Bagian ini sebagian besar tertutup tumpukan batu yang diduga digunakan untuk memperkuat konstruksi candi.

Rupadhatu

Rupadhatu atau bagian tengah melambangkan kehidupan manusia yang telah terbebas dari hawa nafsu, namun masih terikat dengan hal-hal bersifat duniawi.

Bagian ini terdiri dari empat undak teras berbentuk persegi yang dindingnya dihiasi relief.

Sedangkan pada pagar langkan terdapat sedikit perbedaan rancangan yang melambangkan peralihan dari kamadhatu menuju rupadhatu.

Baca juga: CIri Khas Candi Hindu dan Candi Buddha

Arupadhatu

Arupadhatu atau tingkatan atas melambangkan kehidupan religius dan spiritual tertinggi yang mengagungkan perdamaian penuh keselamatan jiwa.

Tingkatan ini menggambarkan kehidupan Sang Buddha yang telah mencapai kesempurnaan karena berani meninggalkan kehidupan dunia untuk mencapai pencerahan.

Oleh karena itu, dindingnya sama sekali tidak dihiasi relief.

Arupadhatu terdiri dari tiga tiga pelataran berbentuk bundar dan stupa paling atas yang besar.

Relief Candi Borobudur

Pada Candi Borobudur ditemukan relief-relief sangat indah yang menggambarkan kehidupan Sang Buddha Gautama.

Selain itu, terdapat relief yang menggambarkan suasana alam yang permai, perahu bercadik, bangunan tradisional nusantara, dan masih banyak lainnya.

Bahkan Borobudur diyakini memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia.

Relief-relief tersebut terdapat di hampir semua tingkatan dinding candi, kecuali pada arupadhatu.

Pahatan relief pada dinding Candi Borobudur termasuk kedalam jenis seni rupa murni, yang artinya tercipta untuk dinikmati keindahan dan keunikannya saja.

Baca juga: Tokoh di Balik Kemahsyuran Candi Borobudur

2.672 panel relief yang ada di Borobudur dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni panel naratif fan dekoratif.

Sebanyak 1.460 panel naratif tersusun dalam sebelas baris yang mengelilingi monumen dengan total panjang lebih dari 3.000 meter.

Sedangkan 1.212 panel dekoratif juga disusun dalam barisa, namun dianggap sebagai relief individu.

Relief-relief tersebut dibaca sesuai arah jarum jam, atau dalam bahasa Jawa Kuna disebut mapradaksina, yang berasal dari bahasa Sansekerta daksina yang artinya timur.

Oleh karena itu, pembacaan cerita-cerita relief ini dimulai dan berakhir di pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya.

Adapun susunan dan pembagian relief naratif pada Candi Borobudur adalah sebagai berikut:

Tingkat Posisi/letak Cerita Relief Jumlah Panel
Kaki candi asli Karmawibhangga 160 panel
Tingkat I dinding Lalitawistara 120 panel
jataka/awadana 120 panel
langkan jataka/awadana 372 panel
jataka/awadana 128 panel
Tingkat II dinding Gandawyuha 128 panel
langkan jataka/awadana 100 panel
Tingkat III dinding Gandawyuha 88 panel
langkan Gandawyuha 88 panel
Tingkat IV dinding Gandawyuha 84 panel
langkan Gandawyuha 72 panel
Total 1.460 panel

Baca juga: Candi Borobudur: Candi Terbesar di Dunia