Apa akibat orang-orang yang tidak mampu memanfaatkan teknologi dengan baik

Apa akibat orang-orang yang tidak mampu memanfaatkan teknologi dengan baik
Digital era. © Tonyzambito.com

EKONOMI | 27 Oktober 2017 08:00 Reporter : Saugy Riyandi

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat agar mewaspadai perkembangan sistem ekonomi digital yang berkembang pesat.

"Dimana-mana bisa kita lihat, perkembangan perilaku konsumtif yang dilakukan semua orang beralih kepada sistem online. Mau beli apa saja mudah, tinggal pesan via online. Sebentar saja sudah sampai ke rumah kita, tanpa harus menunggu lama," ujar Jokowi.

Akibat berkembangnya sistem pembelian online tersebut, kata Jokowi, saat ini banyak swalayan dan retail lainnya yang lesu. Alasannya, saat ini banyak konsumen yang beralih ke sistem online. Selain mudah dan cepat, konsumen tak perlu meninggalkan aktifitasnya.

"Kemajuan teknologi ini semakin memanjakan konsumen, ini yang harus diwaspadai," tandasnya.

Jokowi menegaskan, dirinya tak menolak adanya perkembangan teknologi tersebut. Namun masyarakat dan pemerintah harus merespon agar bisa dimanfaatkan seluas-luasnya. Jangan sampai teknologi informasi yang berbasis online ini tidak diimbangi oleh kebijakan pemerintah yang tepat, sehingga Indonesia akan semakin ketinggalan.

Jika tak pakai teknologi digital akan berdampak buruk untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berikut 4 dampak buruk ekonomi kjika tak gunakan teknologi digital seperti dirangkum merdeka.com. Selamat membaca. (mdk/sau)

Baca juga:

Pengguna internet RI capai 132,7 juta orang, terbanyak di Jawa

Rizal Ramli: Ekonomi RI di dua tahun terakhir Jokowi-JK sulit bangkit

Ada jasa titipan, pengunjung Lotus dapat imbalan Rp 10.000 per barang

Pengusaha sebut tutupnya Lotus jadi sinyal industri ritel RI belum membaik

Bos Go-Jek minta pemerintah hati-hati terapkan pajak e-commerce

Tutup, karyawan Lotus Sarinah aman dari ancaman PHK

2 dari 5 halaman

Apa akibat orang-orang yang tidak mampu memanfaatkan teknologi dengan baik
UMKM. doc/merdeka.com

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan di dalam perekonomian Indonesia, ekonomi digital harus mampu menciptakan demokratisasi. Sehingga, dia meminta agar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus bisa memanfaatkan teknologi untuk bisa berkembang."UMKM tidak perlu menjadi pengusaha yang hebat besar dengan marketing cost yang terlalu besar. Dia masuk dalam platform dan dia bisa memiliki kesempatan yang sama," kata Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, Kamis (26/10).Menurutnya, dengan menggunakan teknologi, pelaku usaha akan lebih mudah untuk bertransaksi dengan pembeli. Sehingga, hal itu bisa menggenjot pendapatan dan meningkatkan produksi.Untuk itu, pemerintah Indonesia melakukan banyak kebijakan untuk memberdayakan UMKM, salah satunya melalui kredit usaha rakyat (KUR). Dengan disediakannya KUR dan pemanfaatan teknologi, Sri Mulyani meyakini UMKM akan berkembang dan mampu bertahan di tengah tingginya persaingan usaha."Fungsi pemerintah adalah mengempower mereka sehingga mereka mampu memiliki kapasitas untuk bisa ikut di dalam era digitalisasi sehingga mereka tidak tertinggal. Mereka tidak excluded," imbuhnya.

Menurutnya, ekonomi yang sehat dan baik adalah ekonomi yang tumbuh tinggi, inklusif, dan mampu menyertakan seluruh masyarakat. Sehingga, kesejahteraan bisa dinikmati semua orang, sesuai dengan tujuan Republik Indonesia yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3 dari 5 halaman

Apa akibat orang-orang yang tidak mampu memanfaatkan teknologi dengan baik
Ilustrasi kemiskinan. ©2013 Merdeka.com/Arie Basuki

Perubahan tren belanja masyarakat dari offline ke online memberikan pengaruh yang besar di setiap aspek kehidupan. Salah satunya dikhawatirkan akan meningkatkan kesenjangan ekonomi masyarakat.Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, masyarakat mampu atau kaya akan mengikuti perkembangan di era digital dengan memiliki perangkat teknologi. Sementara bagi masyarakat yang kurang mampu akan tertinggal."Orang yang bisa pertama menikmati aplikasi, itu adalah orang yang punya daya beli untuk membeli mobile smartphone. Berarti kesenjangan ekonomi akan menghilangkan mereka yang tidak memiliki daya beli untuk bisa menikmati itu," kata Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, Kamis (26/10).Selain itu, masyarakat di daerah terpencil juga akan merasakan kesenjangan tersebut, terutama di daerah yang minim kelistrikan. Mengingat, perangkat teknologi membutuhkan listrik untuk tetap menyala."Selain itu, di industri berbasis teknologi masyarakat yang jadi idea dan creator. Tapi ini hanya muncul dari orang-orang yang memiliki capacity intelektual dan creativitas," imbuhnya.Dengan demikian, Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga mereka bisa bertahan mengikuti perkembangan teknologi. Di mana melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemerintah mampu memberikan kesempatan dalam hal investasi sumber daya manusia, kesehatan, pendidikan pengentasan kemiskinan

"Jadi republik ini harus membuat the necessary condition. Apa yang perlu sehingga hak anak indonesia bisa menjadi Nadiem-Nadiem (CEO GoJek) baru. Mereka adalah orang baru yang bisa menciptakan kesempatan kerja dan merealisir idenya bisa menjadi produk luar biasa yang berarti bagi masyarakat. Ini yang saya ingin sampaikan mungkin bagaimana peranan dari negara melalui APBN," pungkasnya.

4 dari 5 halaman

Apa akibat orang-orang yang tidak mampu memanfaatkan teknologi dengan baik
BPS. ©2013 Merdeka.com

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan siap untuk menghadapi tantangan dalam menyajikan data yang lebih akurat dan berkualitas, di tengah perkembangan teknologi saat ini."BPS siap menghadapi tantangan ini dan BPS akan memaksimalkan teknologi untuk menghadapi tantangan dalam menyajikan data yang berkualitas," kata Suhariyanto di gedung BPS, Jakarta, Selasa (26/9).Dia menambahkan, selama ini data yang disajikan oleh BPS bertujuan untuk mewakili kondisi Indonesia saat ini. Namun pada kenyataannya, data tersebut kerap tidak memuaskan sebagian pihak karena tidak sesuai ekspektasi."Data BPS memang tidak mampu menyenangkan semua pihak. BPS menyajikan data untuk menunjukkan kondisi yang sebenarnya.Dengan adanya inovasi dari segi teknologi dalam pengumpulan data, diharapkan bisa memperbaiki data agar lebih akurat sesuai dengan ekspektasi seluruh masyarakat.Sehingga, data statistik yang disajikan BPS bisa dijadikan sumber pengambilan keputusan.

"Kami ingin data BPS dipakai untuk menentukan kebijakan, penggunaan mobile positioning data yang merupakan big data. Kami lakukan ini dengan kemenpar dan telkomsel," pungkasnya.

5 dari 5 halaman

Apa akibat orang-orang yang tidak mampu memanfaatkan teknologi dengan baik
panen padi. ©2012 Merdeka.com/imam buhori

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengingatkan pentingnya perkembangan teknologi untuk mewujudkan swasembada pangan. Teknologi menjadikan industri pertanian dan perkebunan efisien dan tahan terhadap segala permasalahan."Perubahan iklim cuaca dan ketersediaan air merupakan tantangan bagi hasil perkebunan yang harus diatasi salah satunya dengan teknologi," ujarnya di acara World Plantation Conferences and Exhibition (WPLACE) 2017 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (18/10).Maka dari itu, Wapres JK berharap kemajuan dunia riset khususnya pada bidang pertanian dan perkebunan terus dikembangkan. Indonesia juga diminta bisa menyerap ilmu dan menerapkan hasil teknologi dari luar negeri."Saya harap bahwa konferensi yang pembicaranya dari seluruh dunia, akan hadir di sini untuk membicarakan hal tersebut. Mudah mudahan Anda semua mengambil manfaatnya," tuturnya.Wapres JK menambahkan tantangan saat ini bagi industri pertanian dan perkebunan mulai dari ketersediaan lahan hingga tingginya kebutuhan pangan. "Pada masa datang, pada tahun 2050 penduduk dunia mendekati 10 miliar orang, maka berarti kebutuhan akan makanan dan juga hasil perkebunan akan meningkat kurang lebih 70 persen daripada kebutuhan manusia," ucapnya.

"Di lain pihak, penduduk membutuhkan rumah, industri membutuhkan kantor, sehingga lahan menjadi berkurang. Sementara, kita membutuhkan hasil yang besar daripada perkebunan-perkebunan dan juga makanan itu," tambahnya.

Apa akibat orang-orang yang tidak mampu memanfaatkan teknologi dengan baik

Perkembangan teknologi ibarat dua mata pisau. Di satu sisi mampu memberikan akses informasi dengan cepat, sehingga memungkinkan masyarakat meningkatkan pengetahuan serta dapat melahirkan daya saing secara global. Namun di sisi lain memberikan dampak negatif, salah satunya terhadap pertumbuhan anak.

Meski demikian masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan terhadap dampak negatif teknologi selagi ada pemahaman dan kewaspadaan dalam memanfaatkan teknologi.

“Kita tidak perlu takut berlebihan terhadap dampak teknologi, karena yang paling penting ada kewaspadaan dan pengetahuan terkait dengan dampak teknologi,” kata Jumeri, STP., M.Si., Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud dalam webinar Siberkreasi Hangout Online dengan tema “Dampak Teknologi terhadap Perkembangan Otak pada Anak,” Sabtu, 16 Januari 2020.

Dalam webinar ini hadir beberapa narasumber yaitu Direktur Sekolah Dasar Kemendikbud, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd., Public Figure sekaligus Ketua Umum Parfi, Marcella Zalianty, Samuel A Pangarepan dari Kominfo, Dr. dr. Yetty Ramli, SpS(k), Spesialis Syaraf Anak serta ada Drg. Anne Gracia, Praktisi Neurologi Terapan.

Jumeri melanjutkan, teknologi sangat dibutuhkan dalam industri modern. Oleh karena itu anak-anak sebagai generasi penerus bangsa mau tidak mau harus terbiasa dan beradaptasi dengan kehadiran teknologi. Agar anak-anak terhindar dari dampak negatif teknologi, Kemendikbud sebagai pemangku yang memiliki peran penting di dunia pendidikan terus berupaya dan mendorong semua pihak untuk bisa mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dalam hal positif.

“Kemendikbud terus berupaya untuk mendorong dan mengimplementasikan berbagai strategi agar penguasaan literasi dasar, termasuk literasi digital pada anak bisa menjadi sebuah kebiasaan baik. Seperti yang disampaikan oleh Mendikbud Nadiem Makarim, selama pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bukan hanya literasi numerasi saja yang disampaikan, tetapi juga bagaimana mendorong anak menjadi sosok yang critical thinking melalui project based learning activity,” papar Jumeri.

Selama PJJ di tengah pandemi Covid-19 ini pemanfaatan teknologi sangat efektif bagi anak-anak. Melalui teknologi digital, anak-anak bisa mengakses perpustakaan digital, mengakses kelas maya, mengakses museum virtual dan mengakses media sosial yang berisi konten tutorial praktek pembelajaran, dan masih banyak lagi informasi yang edukatif serta bermanfaat.

“Karena begitu penting teknologi di satuan pendidikan, maka Kemendikbud bekerjasama dengan Menkominfo memfinalkan kurikulum mata pelajaran informatika di semua jenjang pendidikan. Baik dikemas dalam bentuk program intrakurikuler maupun ekstrakurikuler,” ungkap Jumeri.

Dirjen PAUD, Dikdas dan Dikmen juga menegaskan semua pihak seperti satuan pendidikan, guru dan orang tua memiliki peran penting dalam pemahaman teknologi digital. Agar mampu mendampingi anak dalam beradaptasi dengan teknologi. Karena tanpa ada pendampingan dan pemahaman dari pihak terkait, akan sangat berbahaya bagi perkembangan psikologis anak-anak.

“Kita terus berupaya mengajak dan menggandeng para influencer untuk membantu mensosialisasikan bagaimana memanfaatkan teknologi dalam hal yang baik. Serta menghindari dan mencegah pengaruh-pengaruh negatif dari teknologi terhadap anak-anak kita,” tegasnya.

Direktur Sekolah Dasar Kemendikbud, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd., mengatakan, dalam pemanfaatan teknologi di dunia pendidikan, Kemendikbud dari waktu ke waktu terus berupaya memfasilitasi semua elemen pendidikan di manapun. Mulai dari satuan pendidikan, guru, peserta didik serta orangtua. Upaya tersebut dimulai dengan melakukan pengembangan Rumah Belajar, sebagai platform pembelajaran yang dapat digunakan guru maupun peserta didik khususnya di masa pandemi ini.

“Ketika kebijakan belajar dari rumah yang solusinya adalah akses pembelajaran jarak jauh, baik daring maupun luring, tentunya pemanfaatan teknologi ini sangat membantu dalam pembelajaran kepada peserta didik. Rumah belajar sebagai sarana pembelajaran yang bisa digunakan oleh peserta didik, orang tua maupun guru memfasilitasi pembelajaran secara luring dan juga dapat diakses secara daring,” ujar Sri Wahyuningsih dalam paparannya.

Beliau melanjutkan, Kemendikbud tidak hanya memberikan fasilitas untuk bahan pembelajaran semata, namun juga memberikan pemanfaatan teknologi untuk mendukung sistem informasi manajemen melalui pengembangan beberapa sistem informasi. Hal ini dilakukan oleh Kemendikbud untuk memudahkan dan memfasilitasi satuan pendidikan dalam melakukan transparansi.

Pendekatan teknologi dilakukan mulai dari transparansi penggunaan dana BOS yang harus dipertanggungjawabkan. Sehingga meningkatkan transparansi serta akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran di satuan pendidikan. Penyediaan panduan implementasi kurikulum 2013 yang juga dapat diakses melalui teknologi, yang sudah dikembangkan oleh Pusat Data dan Informasi Kemendikbud. Serta penyediaan bantuan digitalisasi sekolah di daerah 3T (terluar, tertinggal, terdepan).

“Karena memang masih terbatasnya sarana digital untuk daerah 3T, sementara akses teknologi, akses informasi juga harus diperoleh saudara-saudara kita di daerah tersebut. Kami pun melakukan terobosan-terobosan dalam mendampingi serta memfasilitasi daerah 3T dengan menyediakan bantuan sarana pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK),” ujar Direktur Sekolah Dasar.

Ia menegaskan digitalisasi di satuan pendidikan ini sangatlah penting, sehingga pemerintah dan pemangku kepentingan harus saling bersinergi untuk memberikan kesempatan dan pemahaman kepada para orang tua agar dapat mendampingi dan mengedukasi putra-putrinya dalam memanfaatkan teknologi.

“Kami juga menghimbau kepada orang tua khususnya para ibu yang memiliki kesempatan untuk bisa mendampingi secara lebih intensif pada putra-putrinya, agar memilih konten-konten yang baik pada saat mendampingi anak dalam memanfaatkan teknologi. Mari kita persiapkan putra-putri kita agar di masa belajar dari rumah ini mereka tetap memperoleh pembelajaran yang maksimal,” tandasnya. (Kumi Laila/Hendriyanto)