Dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/3), Presiden Joko Widodo atau Jokowi menginginkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) punya strategi yang pas untuk mengembangkan pasar produk nasional. Salah satunya dengan mendukung program “Bangga Buatan Indonesia”. “Ajakan untuk cinta produk Indonesia harus terus digaungkan. Gaungkan juga benci produk dari luar negeri. Jadi, cinta barang kita, tapi benci produk luar negeri,” ujar Jokowi. Ia mengatakan, dengan jumlah penduduk 270 juta, Indonesia merupakan pasar yang potensial. Ia berharap, slogan cinta produk dalam negeri dan benci produk luar negeri bisa menjadikan masyarakat Indonesia konsumen paling loyal terhadap hasil buatan domestik. Berdikari ala Sukarno Setelah kemerdekaan, produk luar negeri mulai muncul di Indonesia. Pada 1950-an, barang-barang impor itu datang memenuhi kebutuhan rumah tangga dan perkantoran. Firman Lubis dalam bukunya Jakarta 1950-1970 (2018) menulis, pada 1950-an lemari es sudah dikenal di Jakarta. Mesin pendingin itu produksi General Elecric merek Frigidaire asal dari Amerika Serikat.
Sabtu, 2 Mei 2009 - Dibaca 8441 kali JAKARTA. Bersamaan dengan acara "Pelepasan Pensiunan Pejabat Struktural Eselon I dan II", Jumat (1/5), Menteri ESDM kampanyekan "Gerakan Aku Cinta 100% Indonesia". Secara serempak seluruh yang hadir dalam acara tersebut memakai batik dan sepatu produksi dalam negeri.Suasana mendadak riuh pada saat Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro menginstruksikan kepada seluruh yang hadir untuk melihat kebawah kursi masing-masing yang mereka duduki. Dibawah kursi telah disediakan satu paket produksi dalam negeri berupa sepatu dan baju batik. "Mari kita gunakan produksi dalam negeri", ujar Menteri.Gerakan cinta Indonesia memiliki arti sangat strategis, tidak hanya untuk menghadapi tantangan krisis ekonomi global, tapi juga untuk membangun kemandirian bangsa di bidang ekonomi. Gerakan itu bukan hanya menjadi kampanye biasa, tapi menjadi gerakan bersama, tidak bersifat statis dan bukan kebijakan proteksionis karena tidak termasuk kebijakan tarif.Potensi pasar dalam negeri sangat besar, dengan jumlah penduduk 230 juta dan hampir 50 persen terdiri dari penduduk berusia di bawah 29 tahun, harus dimanfaatkan secara opimal melalui gerakan ini, semua pihak diharapkan untuk lebih memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri sehingga kemandirian bangsa dapat terbangun.Program kampanye "Cinta Indonesia" bertujuan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap produk barang dan jasa dalam negeri serta meningkatkan citra Indonesia di mata internasional. Diharapkan dengan dicanangkannya gerakan ini pasar produk dalam negeri bisa ditingkatkan sehingga tekanan terhadap sektor industri bisa dikurangi dan gejala pengurangan tenaga kerja dapat dihindari. Bagikan Ini! Berita Terbaru100% Cinta Indonesia adalah kampanye untuk mempromosikan merek, jenama, dan produk Indonesia yang diluncurkan tahun 2009. Meskipun pada awalnya kampanye ini awalnya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran konsumen Indonesia dan mempromosikan produk dan merek Indonesia, pada perkembangannya kampanye ini tumbuh menjadi gerakan sosial masyarakat untuk menumbuhkan apresiasi dan rasa cinta kepada segala hal mengenai Indonesia, bukan hanya merek atau produk, tetapi termasuk makanan, kesenian, kerajinan tangan dan seni kriya, serta budaya Indonesia baik budaya tradisional maupun populer, serta banyak aspek mengenai Indonesia.
Kampanye ini diprakarsai oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, bertujuan untuk mengubah pandangan rakyat Indonesia yang selama ini menganggap produk impor berkualitas lebih baik daripada produk Indonesia.[1] Kampanye "Cinta Indonesia" dan peluncuran logo ”100% Cinta Indonesia” diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pembukaan pameran kerajinan Inacraft di Jakarta Convention Center, Rabu, 22 April 2009.[2] Menurut presiden kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan apresiasi dan kebanggaan menggunakan produk buatan Indonesia. Segala perusahaan, produk, dan merek dalam negeri didorong partisipasinya untuk mencantumkan logo ”100% Cinta Indonesia” pada kemasan produknya, iklan atau materi promosi.[3] Logo ini bebas digunakan oleh berbagai perusahaan atau pribadi Indonesia, meskipun berasal dan milik pemerintah Indonesia, logo ini dianggap sebagai ranah publik. Makna "100% Cinta Indonesia" campaign logo:[4]
Kampanye pemerintah untuk membeli produk dalam negeri telah ditemukan berhasil meningkatkan persepsi konsumen terhadap produk dalam negeri dan kesediaan untuk membeli produk dalam negeri dengan meningkatkan etnosentrisme konsumen. Akan tetapi, keberhasilan kampanye tersebut membutuhkan fokus pada jenis produk tertentu yang menjadi prioritas kampanye tersebut.[5]
|