Siapa yang berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif?

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti menunjukkan bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya. Oleh karena itu pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya dapat mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik.

Pengertian belajar sangat banyak sekali, akan tetapi semuanya menitikberatkan kepada perubahan. Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengutip banyak pengertian atau definisi belajar antara lain, Skinner (1985) dalam bukunya Educational Psychology : The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Sedangkan pakar psikologi lainnya seperti Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism’s behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Dalam penjelasan lainnya, pakar psikologi belajar itu menambahkan bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apa pun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Sebab, sampai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian seseorang (Syah, 2002 : 90). Di kalangan ahli psikologi terdapat keragaman dalam cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Namun baik secara eksplisit maupun secara implisit pada akhirnya terdapat kesamaan maknanya, ialah bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu (Makmun, 2002 : 157).

Siapa yang berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif?

Pendekatan psikologi lebih menekankan arti penting proses internal manusia, mental manusia. Dalam pandangan ahli kognitif tingkah laku manusia yang tidak tampak tidak dapat diukur dan diterapkan tanpa melibatkan proses mental, seperti motivasi kesengajaan, keyakinan, dan lain sebagainya. Dalam persepsi psikologi kognitif belajar merupakan perubahan fungsional. Pendapat ini dikemukakan oleh penganut faham teori daya (faculty psychology) yang lebih luas lagi termasuk ke dalam faham Nativisme. Paham ini berpendirian bahwa jiwa manusia itu terdiri atas sejumlah fungsi-fungsi yang memiliki daya atau kemampuan tertentu seperti daya mengingat, daya berpikir dan sebagainya. Agar daya-daya itu berlaku secara fungsional, harus terlebih dahulu terlatih. Oleh karena itu, dalam konteks ini, belajar berarti melatih daya (mengasah otak) agar ia tajam sehingga berguna untuk menyayat atau memecah persoalan-persoalan dalam hidup ini. Artinya, belajar merupakan proses manusia dari tidak tahu menjadi tahu. Menurut paham ini, hasil belajar dalam bidang tertentu, akan dapat ditransferkan ke bidang-bidang lain (Makmun, 2002 : 159). Dengan demikian, untuk menumbuhkan dan mempertajam fungsi-fungsi tersebut diperlukan strategi mengajar yang baik, di antaranya pengaturan waktu mengajar yang berkesinambungan dalam hal ini frekuensi mengajar. Selain itu diperlukan pula alokasi waktu atau intensitas mengajar yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Dalam perkembangannya teori ini kita temukan sebagai teori kognitif yang dikemukakan oleh Piaget dalam konteks teori keseimbangannya yang disebut accommodation. Dijelaskan bahwa struktur fungsi kognitif dapat berubah apabila individu berhadapan dengan hal-hal yang baru yang tidak dapat diorganisasikan ke dalam struktur yang telah ada. Dengan demikian, belajar dalam hal ini dapat mengandung makna sebagai perubahan struktural prilaku manusia. Secara visual perubahan prilaku atau pribadi tersebut menurut Di Vesta and Tompson pada prinsipnya dapat digambarkan sebagai berikut :

Siapa yang berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif?

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghapalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru. Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar riset dan eksperimen psikologi pendidikan pun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Karena kemampuan berubahlah, manusia terbatas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah di bumi. Selain itu, dengan kemampuan berubah melalui belajar itu, manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya. Belajar selalu berkenan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman-pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya. Unsur perubahan dan pengalaman hampir ditekankan dalam rumusan atau definisi tentang belajar, seperti halnya yang dikemukakan para ahli antara lain Witherington (1952) mendefinisikan belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru dan berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan (Sukmadinata, 2003 : 155). Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Crow and Crow dan Hilgard (1958). Menurut Crow and Crow belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru, sedangkan menurut Hilgard belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi. Sasaran Kegiatan Proses Belajar Mengajar Setiap kegiatan belajar-mengajar, apapun materinya selalu memiliki sasaran (target). Sasaran, yang lazim disebut tujuan itu pada umumnya tertulis. Akan tetapi, ada juga sasaran yang tak tertulis dan dikenal dengan sasaran objective in mind. Proses belajar mengajar yang baik harus pula disertai dengan persiapan sehingga tujuannya benar-benar tercapai. Kemudian untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan tersebut guru seyogianya mengadakan penilaian seberapa jauh performance ia mengajar dan performance siswa belajar. Sebagai kriteria atau tolak ukur utama dalam evaluasi tersebut biasanya dipergunakan sebagai pegangan seberapa jauh tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dapat tercapai. Oleh karena itu tujuan proses belajar mengajar baik jika dinyatakan dengan jelas dan tegas (stated objectives) maupun hanya tersembunyi (hidden) dalam pikiran guru dan siswa (objective in mind) seperti dikatakan oleh Socket dalam Makmun (2002 : 124) merupakan titik sentral yang strategis dalam suatu sistem intruksional. Sasaran yang dituju oleh proses belajar mengajar bersifat bertahap dan meliputi beberapa jenjang dari jenjang yang konkret dan langsung dapat dilihat dan dirasakan sampai yang bersifat nasional dan universal. Ditinjau dari sudut waktu pencapaiannya, sasaran proses belajar mengajar dapat dikategorikan dalam tiga macam, yaitu tujuan pembelajaran khusus atau sasaran-sasaran jangka pendek, sasaran jangka menengah, dan jangka panjang. Pustaka.

-

Edukasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

  • Pendahuluan
  • Secara umum, Belajar adalah Kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.
  • Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berasal di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
  • Pembahasan
  •             Menurut Witherington, dalam buku Educational psicology mengemukakan: "Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian".
  •             Adapula menurut Gagne, dalam buku The Conditions of Learning [ 1977 ] menyatakan bahwa : " Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatanny( performancenya)  berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi ".
  • Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak di perlukan oleh para pendidik khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal- hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang peserta didik.
  •            
  •            
  •             Tokoh psikologi belajar memiliki persepsi dan penekanan tersendiri tentang hakikat belajar dan proses ke arah perubahan sebagai hasil belajar.
  • Berikut ini adalah beberapa kelompok teori yang memberikan pandangan khususnya tentang belajar.
  • a. Behaviorisme, teori ini meyakini bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian- kejadian di dalam lingkungannya yang memberikan pengalaman tertentu kepadanya. Behaviorisme menekankan pada apa yang dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang terjadi di dalam pikiran karena tidak dapat dilihat.
  • b. Kognitivisme, merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai pembahasan yang sering disebut model kognitif. Menurut teori belajar ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi atau pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan. Oleh karena itu, teori ini memandang bahwa belajar itu sebagai perubahan persepsi dan pemahaman.
  • c. Teori belajar psikologi sosial, menurut teori ini proses belajar bukanlah proses yang terjadi dalam keadaan menyendiri, akan tetapi harus melalui interaksi.
  • d. Teori Belajar Gagne, Yaitu teori belajar yang merupakan perpaduan antara behaviorisme dan kognitivisme. Belajar merupakan sesuatu yang terjadi secara alamiah, akan tetapi hanya terjadi dengan kondisi tertentu. Yaitu internal yang merupakan kesiapan peserta didik dan sesuatu yang telah dipelajari, kemudian kondisi eksternal yang merupakan situasi belajar yang secara sengaja diatur oleh pendidikan dengan tujuan memperlancar proses belajar.
  • e. Teori Fitrah, pada dasarnya peserta didik lahir telah membaea bakat dan potensi-potensi yang cenderung kepada kebaikan dan kebenaran. Potensi-ptensi tersebut pada hakikatnya yang akan dapat berkembang dalam diri seorang anak. artinya adalah, teori fitrah dalam pendidikan islam memandang seorang anak akan dapat mengembangkan potensi-potensi baik yang telah dibawanya sejak lahir melalui pendidikan atau belajar.
  •             Dalam Al-qur'an Allah SWT berfirman yang artinya : "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah SWT, tetaplah atas fitrah Allah SWT yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah SWT, itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
  •             Berdasarkan ayat di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan agama diturunkan Allah SWT kepada manusia adalah agar dapat mengarungi hidup dan penghidupannya di bumi ini sesuai dengan fitrah aslinya. Implikasi pedagogisnya adalah bahwa pendidikan mengemban tugas untuk mengupayakan agar kecenderungan-kecenderungan religius, intelegensi, sosio-kulturaldan pemenuhan kebutuhan biologisnya benar-benar terarah sesuai dengan tujuan penciptanya, sehingga senantiasa relevan dengan fitrah aslinya yang cinta pada kebaikan dan kebenaran.
  • Belajar menunjukkan aktifitas yang dilakukan oleh seseorang yang disadari atau disengaja.  Aktifitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang dalam melakukan aspek mental yang memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Dengan demikian, dapat dipahami juga bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan baik apabila intensitas keaktifan jasmani maupun mental seseorang semakin tinggi.
  • Sebaliknya meskipun seseorang dikatakan belajar, namun jika keaktifan jasmaniah dan mentalnya rendah berarti kegiatan belajar tersebut tidak secara nyata memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar.
  •             Kegiatan belajar juga diartikan sebagai interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungkungan dalam hal ini adalah obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi.
  • Secara Sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya untuk kepentingan dalam pengajaran. Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. perubahan perilaku terhadap hasil belajar bersifat continiu, fungsional, positif, aktif, dan terarah. Proses perubahan tingkah laku dapat terjadi dalam berbagai kondisi berdasarkan penjelasan dari para ahli pendidikan dan psikologi.
  • Kegiatan belajar juga dimaknai sebagai interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungkungan dalam hal ini adalah obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi.

    • Adapun pembelajaran adalah proses interaksi pesarta didik dengan pendidik, dengan bahan pelajaran, metode penyampaian, tehnik pembelajaran, dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Kemudian, keberhasilan dalam proses belajar dan pembelajaran dapat dilihat melalui tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Dengan demikian, efektifitas sebuah proses belajar dan pembelajaran ditentukan oleh interaksi diantara komponen-komponen tersebut.

                      Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang di ajarkan oleh guru.

  • Di samping itu, adapula sebagian orang yang memandang belajar sebagian pelatihan belaka seperti yang tampak pada pelatihan membaca dan menulis. Berdasarkan persepsi semacam ini, biasanya mereka akan merasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu  memperlihatkan keterampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti , hakikat, dan tujuan keterampilan tersebut.
  • Untuk menghindari ketidaklengkapan persepsi tersebut, penyusun akan melengkapi sebagian definisi mereka dengan komentar dan interpretasi seperlunya.
  • Skinner, seperti yang di kutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational psychology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini di ungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah "a process of progressive behavior adaptation." Berdasarkan eksperimennya, B,F.Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforcer) .
  • Skinner,  seperti juga Pavlov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori belajar berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat dugaan bahwa timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara stimulus (rangsangan) dengan respons. Namun, patut dicatatbahwa definisi yang bersifat behavioristik ini dibuat berdasarkan hasil eksperimen dengan menggunakan hewan, sehingga tidak  sedikit pakar yang menentangnya.
  • Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: "acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience".  Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat praktik dan pengalaman. Rumusan keduanya ialah "process of acquiring responses as a result of special practice". Belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya pelatihan khusus.
  • Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism's behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat memengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila memengaruhi organisme.
  • Dalam penjelasan lanjutnya, pakar psikologi belajar itu menambahkan bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Sebab, sampai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian organisme yang bersangkutan. Mungkin, inilah dasar pemikiran yang mengilhami gagasan everyday Learning (belajar sehari-hari) yang dipopulerkan oleh Profesor John B. Biggs.
  • Witting dalam bukunya Psychology of learning mendefinisikan belajar sebagai : any relatively permanent change in an organis'm behavioral repertoire that occurs as a result of eksperience.Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.
  • Perlu kiranya dicatat, bahwa definisi witting tidak menekankan perubahan yang disebut behavioral change tetapi behavioral repertoire change, yakni perubahan yang menyangkut seluruh aspek psiko-fisik organisme. Penekankan yang berbeda ini didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriyah organisme itu sendiri bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses belajar itu tidak dapat diobservasi secara langsung.
  • Reber dalam kamus susunannya yang tergolong modern,Dictionary of psycology membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama,belajar adalah The process of acquiring knowlegde,yakni proses memeroleh pengetahuan.pengertian ini biasanya lebih sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif yang oleh sebagian ahli dipandang kurang representatif.
  • Kedua, belajar adalah A relatively permanent change in respons potentiality which occurs as a result of reinforced practice, yaitu suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil praktik yang diperkuat. Dalam definisi ini terdapat empat macam istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar.
  • Relatively permanent, yang secara umum menetap.
  • Response potentiality, kemampuan bereaksi.
  • Reinforcel, yang diperkuat.

    • Practice, Praktik atau latihan.
  • Istilah 1) konotasinya ialah bahwa perubahan yang bersifat sementara seperti perubahan karena mabuk, lelah, jenuh, dan perubahan karena kematangan fisik tidak termasuk belajar. Istilah 2) berarti menunjukkan pengakuan terhadap adanya perbedaan antara belajar dengan penampilan atau kinerja hasil-hasil belajar. Hal ini merefleksikan keyakinan bahwa belajar itu merupakan peristiwa hipotesis yang hanya dapat dikenali melalui perubahan kinerja akademik yang dapat diukur. Istilah 3) konotasinya ialah bahwa kemajuan yang didapat dari proses belajar mungkin akan musnah atau sangat lemah apabila tidak diberi penguatan. Adapun istilah yang terakhir, yakni practice, menunjukkan bahwa proses belajar itu membutuhkan latihan yang berulang-ulang untuk menjamin kelestarian kinerja akademik yang telah dicapai siswa.
  • Biggs dalam pendahuluan Teaching for Learning mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif; rumusan institusional; rumusan kualitatif. Dalam rumusan-rumusan ini,  kata-kata seperti perubahan dan tingkah laku tidak lagi disebut secara eksplisit mengingat kedua istilah ini sudah menjadi kebenaran umum yang diketahui semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan.
  • Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah ), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut banyaknya materi yang dikuasai sisiwa.
  • Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses "validasi" atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari . Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan semakin semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor.
  • Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memeroleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan dalam tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masah-masalah yang kini dan nanti yang dihadapi oleh para siswa.
  • Timbulnya keanekaragaman pendapat para ahli tersebut adalah fenomena perselisihan yang wajar karena adanya perbedaan titik pandang. Selain itu, perbedaan antara satu situasi belajar dengan situasi belajar lainnya yang diamati oleh para ahli juga dapat menimbulkan perbedaan pandangan. Situasi belajar menulis,  Misalnya, tentu tidak sama dengan situasi belajat matematika. Namun demikian, dalam beberapa hal tertentu yang mendasar, mereka sepakat seperti dalam penggunaan istilah " berubah " dan " tingkah laku ".
  • Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan tadi, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dari interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian ini perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar. 

  • JENIS - JENIS BELAJAR
  • Dalam proses belajar dikenal dengan adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corakyang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia itu bermacam-macam

  • Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya yaitu untuk memeroleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Dalam mempelajari hal-hal yang abstrak diperlukan peranan akal yang kuat di samping penguasaan atas prinsip,  konsep, dan generalisasi. Contoh jenis belajar ini adalah belajar matematika, astronomi, filsafat, dan materi di bidang studi agama seperti Tauhid

  • Belajar keterampilan adalah belajar yang menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular). Tujuannya yaitu untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu . contohnya adalah belajar olahraga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda elektronik, dan juga sebagian materi pelajaran agama, seperti ibadah shalat dan haji.

  • Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. tujunnya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam mecahkan masalah tersebut . Tujuannya untuk mengusai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah . contoh masalah keluarga, masalah persahabatan, dan lain-lain.

    • BELAJAR PEMECAHAN MASALAH
  • Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajamenggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya adalah untuk memeroleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.

  • Belajar rasional adalah belajar sangat menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat ) . tujuannya adalah untuk memperoleh anekaragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep.

    • BELAJAR KEBIASAAN

      • Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan barau atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan yang bersifat positif.
      • BELAJAR APRESIASI

    Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memeroleh dan mengembangkan kecakapan yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu, misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dan lain-lain.

    • BELAJAR PENGETAHUAN

      • Belajar pengetahua ( studi ) ialah belajar dilakukan dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuan belajar pengetahuan ialah agar siswa memeroleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya.
    • BELAJAR MENGHAFAL
    • Belajar Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal di dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan ( diingat) kembali secara harfiyah, sesuai dengan materi yang asli.
    • Peristiwa menghafal merupakan proses mental untuk menyimpan kesan-kesan, yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat di ingat kembali ke alam sadar.
  •                         10-  BELAJAR KONSEP

    Belajar konsep adalah suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama.

    • Kesimpulan.

    • Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan , diambil dari hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
    • Jenis belajar antara lain sebagai berikut
    • Belajar Abstrak
    • Belajar Keterampilan
    • Belajar Sosial
    • Belajar Pemecahan Masalah
    • Belajar Rasional
    • Belajar Kebiasaan
    • Belajar Apresiasi
    • Belajar Pengetahuan
    • Belajar Menghafal
    • Belajar Konsep

  • Page 2

    • Pendahuluan
    • Secara umum, Belajar adalah Kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.
    • Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berasal di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
    • Pembahasan
    •             Menurut Witherington, dalam buku Educational psicology mengemukakan: "Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian".
    •             Adapula menurut Gagne, dalam buku The Conditions of Learning [ 1977 ] menyatakan bahwa : " Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatanny( performancenya)  berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi ".
    • Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak di perlukan oleh para pendidik khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal- hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang peserta didik.
    •            
    •            
    •             Tokoh psikologi belajar memiliki persepsi dan penekanan tersendiri tentang hakikat belajar dan proses ke arah perubahan sebagai hasil belajar.
    • Berikut ini adalah beberapa kelompok teori yang memberikan pandangan khususnya tentang belajar.
    • a. Behaviorisme, teori ini meyakini bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian- kejadian di dalam lingkungannya yang memberikan pengalaman tertentu kepadanya. Behaviorisme menekankan pada apa yang dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang terjadi di dalam pikiran karena tidak dapat dilihat.
    • b. Kognitivisme, merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai pembahasan yang sering disebut model kognitif. Menurut teori belajar ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi atau pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan. Oleh karena itu, teori ini memandang bahwa belajar itu sebagai perubahan persepsi dan pemahaman.
    • c. Teori belajar psikologi sosial, menurut teori ini proses belajar bukanlah proses yang terjadi dalam keadaan menyendiri, akan tetapi harus melalui interaksi.
    • d. Teori Belajar Gagne, Yaitu teori belajar yang merupakan perpaduan antara behaviorisme dan kognitivisme. Belajar merupakan sesuatu yang terjadi secara alamiah, akan tetapi hanya terjadi dengan kondisi tertentu. Yaitu internal yang merupakan kesiapan peserta didik dan sesuatu yang telah dipelajari, kemudian kondisi eksternal yang merupakan situasi belajar yang secara sengaja diatur oleh pendidikan dengan tujuan memperlancar proses belajar.
    • e. Teori Fitrah, pada dasarnya peserta didik lahir telah membaea bakat dan potensi-potensi yang cenderung kepada kebaikan dan kebenaran. Potensi-ptensi tersebut pada hakikatnya yang akan dapat berkembang dalam diri seorang anak. artinya adalah, teori fitrah dalam pendidikan islam memandang seorang anak akan dapat mengembangkan potensi-potensi baik yang telah dibawanya sejak lahir melalui pendidikan atau belajar.
    •             Dalam Al-qur'an Allah SWT berfirman yang artinya : "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah SWT, tetaplah atas fitrah Allah SWT yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah SWT, itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
    •             Berdasarkan ayat di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan agama diturunkan Allah SWT kepada manusia adalah agar dapat mengarungi hidup dan penghidupannya di bumi ini sesuai dengan fitrah aslinya. Implikasi pedagogisnya adalah bahwa pendidikan mengemban tugas untuk mengupayakan agar kecenderungan-kecenderungan religius, intelegensi, sosio-kulturaldan pemenuhan kebutuhan biologisnya benar-benar terarah sesuai dengan tujuan penciptanya, sehingga senantiasa relevan dengan fitrah aslinya yang cinta pada kebaikan dan kebenaran.
    • Belajar menunjukkan aktifitas yang dilakukan oleh seseorang yang disadari atau disengaja.  Aktifitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang dalam melakukan aspek mental yang memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Dengan demikian, dapat dipahami juga bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan baik apabila intensitas keaktifan jasmani maupun mental seseorang semakin tinggi.
    • Sebaliknya meskipun seseorang dikatakan belajar, namun jika keaktifan jasmaniah dan mentalnya rendah berarti kegiatan belajar tersebut tidak secara nyata memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar.
    •             Kegiatan belajar juga diartikan sebagai interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungkungan dalam hal ini adalah obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi.
    • Secara Sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya untuk kepentingan dalam pengajaran. Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. perubahan perilaku terhadap hasil belajar bersifat continiu, fungsional, positif, aktif, dan terarah. Proses perubahan tingkah laku dapat terjadi dalam berbagai kondisi berdasarkan penjelasan dari para ahli pendidikan dan psikologi.
    • Kegiatan belajar juga dimaknai sebagai interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungkungan dalam hal ini adalah obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi.

      • Adapun pembelajaran adalah proses interaksi pesarta didik dengan pendidik, dengan bahan pelajaran, metode penyampaian, tehnik pembelajaran, dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Kemudian, keberhasilan dalam proses belajar dan pembelajaran dapat dilihat melalui tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Dengan demikian, efektifitas sebuah proses belajar dan pembelajaran ditentukan oleh interaksi diantara komponen-komponen tersebut.

                          Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang di ajarkan oleh guru.

    • Di samping itu, adapula sebagian orang yang memandang belajar sebagian pelatihan belaka seperti yang tampak pada pelatihan membaca dan menulis. Berdasarkan persepsi semacam ini, biasanya mereka akan merasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu  memperlihatkan keterampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti , hakikat, dan tujuan keterampilan tersebut.
    • Untuk menghindari ketidaklengkapan persepsi tersebut, penyusun akan melengkapi sebagian definisi mereka dengan komentar dan interpretasi seperlunya.
    • Skinner, seperti yang di kutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational psychology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini di ungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah "a process of progressive behavior adaptation." Berdasarkan eksperimennya, B,F.Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforcer) .
    • Skinner,  seperti juga Pavlov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori belajar berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat dugaan bahwa timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara stimulus (rangsangan) dengan respons. Namun, patut dicatatbahwa definisi yang bersifat behavioristik ini dibuat berdasarkan hasil eksperimen dengan menggunakan hewan, sehingga tidak  sedikit pakar yang menentangnya.
    • Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: "acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience".  Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat praktik dan pengalaman. Rumusan keduanya ialah "process of acquiring responses as a result of special practice". Belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya pelatihan khusus.
    • Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism's behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat memengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila memengaruhi organisme.
    • Dalam penjelasan lanjutnya, pakar psikologi belajar itu menambahkan bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Sebab, sampai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian organisme yang bersangkutan. Mungkin, inilah dasar pemikiran yang mengilhami gagasan everyday Learning (belajar sehari-hari) yang dipopulerkan oleh Profesor John B. Biggs.
    • Witting dalam bukunya Psychology of learning mendefinisikan belajar sebagai : any relatively permanent change in an organis'm behavioral repertoire that occurs as a result of eksperience.Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.
    • Perlu kiranya dicatat, bahwa definisi witting tidak menekankan perubahan yang disebut behavioral change tetapi behavioral repertoire change, yakni perubahan yang menyangkut seluruh aspek psiko-fisik organisme. Penekankan yang berbeda ini didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriyah organisme itu sendiri bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses belajar itu tidak dapat diobservasi secara langsung.
    • Reber dalam kamus susunannya yang tergolong modern,Dictionary of psycology membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama,belajar adalah The process of acquiring knowlegde,yakni proses memeroleh pengetahuan.pengertian ini biasanya lebih sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif yang oleh sebagian ahli dipandang kurang representatif.
    • Kedua, belajar adalah A relatively permanent change in respons potentiality which occurs as a result of reinforced practice, yaitu suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil praktik yang diperkuat. Dalam definisi ini terdapat empat macam istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar.
    • Relatively permanent, yang secara umum menetap.
    • Response potentiality, kemampuan bereaksi.
    • Reinforcel, yang diperkuat.

      • Practice, Praktik atau latihan.
    • Istilah 1) konotasinya ialah bahwa perubahan yang bersifat sementara seperti perubahan karena mabuk, lelah, jenuh, dan perubahan karena kematangan fisik tidak termasuk belajar. Istilah 2) berarti menunjukkan pengakuan terhadap adanya perbedaan antara belajar dengan penampilan atau kinerja hasil-hasil belajar. Hal ini merefleksikan keyakinan bahwa belajar itu merupakan peristiwa hipotesis yang hanya dapat dikenali melalui perubahan kinerja akademik yang dapat diukur. Istilah 3) konotasinya ialah bahwa kemajuan yang didapat dari proses belajar mungkin akan musnah atau sangat lemah apabila tidak diberi penguatan. Adapun istilah yang terakhir, yakni practice, menunjukkan bahwa proses belajar itu membutuhkan latihan yang berulang-ulang untuk menjamin kelestarian kinerja akademik yang telah dicapai siswa.
    • Biggs dalam pendahuluan Teaching for Learning mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif; rumusan institusional; rumusan kualitatif. Dalam rumusan-rumusan ini,  kata-kata seperti perubahan dan tingkah laku tidak lagi disebut secara eksplisit mengingat kedua istilah ini sudah menjadi kebenaran umum yang diketahui semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan.
    • Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah ), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut banyaknya materi yang dikuasai sisiwa.
    • Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses "validasi" atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari . Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan semakin semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor.
    • Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memeroleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan dalam tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masah-masalah yang kini dan nanti yang dihadapi oleh para siswa.
    • Timbulnya keanekaragaman pendapat para ahli tersebut adalah fenomena perselisihan yang wajar karena adanya perbedaan titik pandang. Selain itu, perbedaan antara satu situasi belajar dengan situasi belajar lainnya yang diamati oleh para ahli juga dapat menimbulkan perbedaan pandangan. Situasi belajar menulis,  Misalnya, tentu tidak sama dengan situasi belajat matematika. Namun demikian, dalam beberapa hal tertentu yang mendasar, mereka sepakat seperti dalam penggunaan istilah " berubah " dan " tingkah laku ".
    • Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan tadi, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dari interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian ini perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar. 

    • JENIS - JENIS BELAJAR
  • Dalam proses belajar dikenal dengan adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corakyang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia itu bermacam-macam

  • Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya yaitu untuk memeroleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Dalam mempelajari hal-hal yang abstrak diperlukan peranan akal yang kuat di samping penguasaan atas prinsip,  konsep, dan generalisasi. Contoh jenis belajar ini adalah belajar matematika, astronomi, filsafat, dan materi di bidang studi agama seperti Tauhid

  • Belajar keterampilan adalah belajar yang menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular). Tujuannya yaitu untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu . contohnya adalah belajar olahraga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda elektronik, dan juga sebagian materi pelajaran agama, seperti ibadah shalat dan haji.

  • Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. tujunnya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam mecahkan masalah tersebut . Tujuannya untuk mengusai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah . contoh masalah keluarga, masalah persahabatan, dan lain-lain.

    • BELAJAR PEMECAHAN MASALAH
  • Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajamenggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya adalah untuk memeroleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.

  • Belajar rasional adalah belajar sangat menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat ) . tujuannya adalah untuk memperoleh anekaragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep.

    • BELAJAR KEBIASAAN

      • Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan barau atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan yang bersifat positif.
      • BELAJAR APRESIASI

    Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memeroleh dan mengembangkan kecakapan yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu, misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dan lain-lain.

    • BELAJAR PENGETAHUAN

      • Belajar pengetahua ( studi ) ialah belajar dilakukan dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuan belajar pengetahuan ialah agar siswa memeroleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya.
    • BELAJAR MENGHAFAL
    • Belajar Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal di dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan ( diingat) kembali secara harfiyah, sesuai dengan materi yang asli.
    • Peristiwa menghafal merupakan proses mental untuk menyimpan kesan-kesan, yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat di ingat kembali ke alam sadar.
  •                         10-  BELAJAR KONSEP

    Belajar konsep adalah suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama.

    • Kesimpulan.

    • Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan , diambil dari hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
    • Jenis belajar antara lain sebagai berikut
    • Belajar Abstrak
    • Belajar Keterampilan
    • Belajar Sosial
    • Belajar Pemecahan Masalah
    • Belajar Rasional
    • Belajar Kebiasaan
    • Belajar Apresiasi
    • Belajar Pengetahuan
    • Belajar Menghafal
    • Belajar Konsep

  • Siapa yang berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif?

    Lihat Edukasi Selengkapnya


    Page 3

    • Pendahuluan
    • Secara umum, Belajar adalah Kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.
    • Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berasal di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
    • Pembahasan
    •             Menurut Witherington, dalam buku Educational psicology mengemukakan: "Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian".
    •             Adapula menurut Gagne, dalam buku The Conditions of Learning [ 1977 ] menyatakan bahwa : " Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatanny( performancenya)  berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi ".
    • Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak di perlukan oleh para pendidik khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal- hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang peserta didik.
    •            
    •            
    •             Tokoh psikologi belajar memiliki persepsi dan penekanan tersendiri tentang hakikat belajar dan proses ke arah perubahan sebagai hasil belajar.
    • Berikut ini adalah beberapa kelompok teori yang memberikan pandangan khususnya tentang belajar.
    • a. Behaviorisme, teori ini meyakini bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian- kejadian di dalam lingkungannya yang memberikan pengalaman tertentu kepadanya. Behaviorisme menekankan pada apa yang dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang terjadi di dalam pikiran karena tidak dapat dilihat.
    • b. Kognitivisme, merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai pembahasan yang sering disebut model kognitif. Menurut teori belajar ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi atau pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan. Oleh karena itu, teori ini memandang bahwa belajar itu sebagai perubahan persepsi dan pemahaman.
    • c. Teori belajar psikologi sosial, menurut teori ini proses belajar bukanlah proses yang terjadi dalam keadaan menyendiri, akan tetapi harus melalui interaksi.
    • d. Teori Belajar Gagne, Yaitu teori belajar yang merupakan perpaduan antara behaviorisme dan kognitivisme. Belajar merupakan sesuatu yang terjadi secara alamiah, akan tetapi hanya terjadi dengan kondisi tertentu. Yaitu internal yang merupakan kesiapan peserta didik dan sesuatu yang telah dipelajari, kemudian kondisi eksternal yang merupakan situasi belajar yang secara sengaja diatur oleh pendidikan dengan tujuan memperlancar proses belajar.
    • e. Teori Fitrah, pada dasarnya peserta didik lahir telah membaea bakat dan potensi-potensi yang cenderung kepada kebaikan dan kebenaran. Potensi-ptensi tersebut pada hakikatnya yang akan dapat berkembang dalam diri seorang anak. artinya adalah, teori fitrah dalam pendidikan islam memandang seorang anak akan dapat mengembangkan potensi-potensi baik yang telah dibawanya sejak lahir melalui pendidikan atau belajar.
    •             Dalam Al-qur'an Allah SWT berfirman yang artinya : "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah SWT, tetaplah atas fitrah Allah SWT yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah SWT, itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
    •             Berdasarkan ayat di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan agama diturunkan Allah SWT kepada manusia adalah agar dapat mengarungi hidup dan penghidupannya di bumi ini sesuai dengan fitrah aslinya. Implikasi pedagogisnya adalah bahwa pendidikan mengemban tugas untuk mengupayakan agar kecenderungan-kecenderungan religius, intelegensi, sosio-kulturaldan pemenuhan kebutuhan biologisnya benar-benar terarah sesuai dengan tujuan penciptanya, sehingga senantiasa relevan dengan fitrah aslinya yang cinta pada kebaikan dan kebenaran.
    • Belajar menunjukkan aktifitas yang dilakukan oleh seseorang yang disadari atau disengaja.  Aktifitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang dalam melakukan aspek mental yang memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Dengan demikian, dapat dipahami juga bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan baik apabila intensitas keaktifan jasmani maupun mental seseorang semakin tinggi.
    • Sebaliknya meskipun seseorang dikatakan belajar, namun jika keaktifan jasmaniah dan mentalnya rendah berarti kegiatan belajar tersebut tidak secara nyata memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar.
    •             Kegiatan belajar juga diartikan sebagai interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungkungan dalam hal ini adalah obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi.
    • Secara Sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya untuk kepentingan dalam pengajaran. Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. perubahan perilaku terhadap hasil belajar bersifat continiu, fungsional, positif, aktif, dan terarah. Proses perubahan tingkah laku dapat terjadi dalam berbagai kondisi berdasarkan penjelasan dari para ahli pendidikan dan psikologi.
    • Kegiatan belajar juga dimaknai sebagai interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungkungan dalam hal ini adalah obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi.

      • Adapun pembelajaran adalah proses interaksi pesarta didik dengan pendidik, dengan bahan pelajaran, metode penyampaian, tehnik pembelajaran, dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Kemudian, keberhasilan dalam proses belajar dan pembelajaran dapat dilihat melalui tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Dengan demikian, efektifitas sebuah proses belajar dan pembelajaran ditentukan oleh interaksi diantara komponen-komponen tersebut.

                          Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang di ajarkan oleh guru.

    • Di samping itu, adapula sebagian orang yang memandang belajar sebagian pelatihan belaka seperti yang tampak pada pelatihan membaca dan menulis. Berdasarkan persepsi semacam ini, biasanya mereka akan merasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu  memperlihatkan keterampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti , hakikat, dan tujuan keterampilan tersebut.
    • Untuk menghindari ketidaklengkapan persepsi tersebut, penyusun akan melengkapi sebagian definisi mereka dengan komentar dan interpretasi seperlunya.
    • Skinner, seperti yang di kutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational psychology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini di ungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah "a process of progressive behavior adaptation." Berdasarkan eksperimennya, B,F.Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforcer) .
    • Skinner,  seperti juga Pavlov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori belajar berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat dugaan bahwa timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara stimulus (rangsangan) dengan respons. Namun, patut dicatatbahwa definisi yang bersifat behavioristik ini dibuat berdasarkan hasil eksperimen dengan menggunakan hewan, sehingga tidak  sedikit pakar yang menentangnya.
    • Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: "acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience".  Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat praktik dan pengalaman. Rumusan keduanya ialah "process of acquiring responses as a result of special practice". Belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya pelatihan khusus.
    • Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism's behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat memengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila memengaruhi organisme.
    • Dalam penjelasan lanjutnya, pakar psikologi belajar itu menambahkan bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Sebab, sampai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian organisme yang bersangkutan. Mungkin, inilah dasar pemikiran yang mengilhami gagasan everyday Learning (belajar sehari-hari) yang dipopulerkan oleh Profesor John B. Biggs.
    • Witting dalam bukunya Psychology of learning mendefinisikan belajar sebagai : any relatively permanent change in an organis'm behavioral repertoire that occurs as a result of eksperience.Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.
    • Perlu kiranya dicatat, bahwa definisi witting tidak menekankan perubahan yang disebut behavioral change tetapi behavioral repertoire change, yakni perubahan yang menyangkut seluruh aspek psiko-fisik organisme. Penekankan yang berbeda ini didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriyah organisme itu sendiri bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses belajar itu tidak dapat diobservasi secara langsung.
    • Reber dalam kamus susunannya yang tergolong modern,Dictionary of psycology membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama,belajar adalah The process of acquiring knowlegde,yakni proses memeroleh pengetahuan.pengertian ini biasanya lebih sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif yang oleh sebagian ahli dipandang kurang representatif.
    • Kedua, belajar adalah A relatively permanent change in respons potentiality which occurs as a result of reinforced practice, yaitu suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil praktik yang diperkuat. Dalam definisi ini terdapat empat macam istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar.
    • Relatively permanent, yang secara umum menetap.
    • Response potentiality, kemampuan bereaksi.
    • Reinforcel, yang diperkuat.

      • Practice, Praktik atau latihan.
    • Istilah 1) konotasinya ialah bahwa perubahan yang bersifat sementara seperti perubahan karena mabuk, lelah, jenuh, dan perubahan karena kematangan fisik tidak termasuk belajar. Istilah 2) berarti menunjukkan pengakuan terhadap adanya perbedaan antara belajar dengan penampilan atau kinerja hasil-hasil belajar. Hal ini merefleksikan keyakinan bahwa belajar itu merupakan peristiwa hipotesis yang hanya dapat dikenali melalui perubahan kinerja akademik yang dapat diukur. Istilah 3) konotasinya ialah bahwa kemajuan yang didapat dari proses belajar mungkin akan musnah atau sangat lemah apabila tidak diberi penguatan. Adapun istilah yang terakhir, yakni practice, menunjukkan bahwa proses belajar itu membutuhkan latihan yang berulang-ulang untuk menjamin kelestarian kinerja akademik yang telah dicapai siswa.
    • Biggs dalam pendahuluan Teaching for Learning mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif; rumusan institusional; rumusan kualitatif. Dalam rumusan-rumusan ini,  kata-kata seperti perubahan dan tingkah laku tidak lagi disebut secara eksplisit mengingat kedua istilah ini sudah menjadi kebenaran umum yang diketahui semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan.
    • Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah ), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut banyaknya materi yang dikuasai sisiwa.
    • Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses "validasi" atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari . Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan semakin semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor.
    • Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memeroleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan dalam tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masah-masalah yang kini dan nanti yang dihadapi oleh para siswa.
    • Timbulnya keanekaragaman pendapat para ahli tersebut adalah fenomena perselisihan yang wajar karena adanya perbedaan titik pandang. Selain itu, perbedaan antara satu situasi belajar dengan situasi belajar lainnya yang diamati oleh para ahli juga dapat menimbulkan perbedaan pandangan. Situasi belajar menulis,  Misalnya, tentu tidak sama dengan situasi belajat matematika. Namun demikian, dalam beberapa hal tertentu yang mendasar, mereka sepakat seperti dalam penggunaan istilah " berubah " dan " tingkah laku ".
    • Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan tadi, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dari interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian ini perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar. 

    • JENIS - JENIS BELAJAR
  • Dalam proses belajar dikenal dengan adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corakyang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia itu bermacam-macam

  • Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya yaitu untuk memeroleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Dalam mempelajari hal-hal yang abstrak diperlukan peranan akal yang kuat di samping penguasaan atas prinsip,  konsep, dan generalisasi. Contoh jenis belajar ini adalah belajar matematika, astronomi, filsafat, dan materi di bidang studi agama seperti Tauhid

  • Belajar keterampilan adalah belajar yang menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular). Tujuannya yaitu untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu . contohnya adalah belajar olahraga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda elektronik, dan juga sebagian materi pelajaran agama, seperti ibadah shalat dan haji.

  • Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. tujunnya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam mecahkan masalah tersebut . Tujuannya untuk mengusai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah . contoh masalah keluarga, masalah persahabatan, dan lain-lain.

    • BELAJAR PEMECAHAN MASALAH
  • Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajamenggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya adalah untuk memeroleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.

  • Belajar rasional adalah belajar sangat menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat ) . tujuannya adalah untuk memperoleh anekaragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep.

    • BELAJAR KEBIASAAN

      • Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan barau atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan yang bersifat positif.
      • BELAJAR APRESIASI

    Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memeroleh dan mengembangkan kecakapan yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu, misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dan lain-lain.

    • BELAJAR PENGETAHUAN

      • Belajar pengetahua ( studi ) ialah belajar dilakukan dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuan belajar pengetahuan ialah agar siswa memeroleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya.
    • BELAJAR MENGHAFAL
    • Belajar Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal di dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan ( diingat) kembali secara harfiyah, sesuai dengan materi yang asli.
    • Peristiwa menghafal merupakan proses mental untuk menyimpan kesan-kesan, yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat di ingat kembali ke alam sadar.
  •                         10-  BELAJAR KONSEP

    Belajar konsep adalah suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama.

    • Kesimpulan.

    • Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan , diambil dari hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
    • Jenis belajar antara lain sebagai berikut
    • Belajar Abstrak
    • Belajar Keterampilan
    • Belajar Sosial
    • Belajar Pemecahan Masalah
    • Belajar Rasional
    • Belajar Kebiasaan
    • Belajar Apresiasi
    • Belajar Pengetahuan
    • Belajar Menghafal
    • Belajar Konsep

  • Siapa yang berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif?

    Lihat Edukasi Selengkapnya


    Page 4

    • Pendahuluan
    • Secara umum, Belajar adalah Kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.
    • Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berasal di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
    • Pembahasan
    •             Menurut Witherington, dalam buku Educational psicology mengemukakan: "Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian".
    •             Adapula menurut Gagne, dalam buku The Conditions of Learning [ 1977 ] menyatakan bahwa : " Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatanny( performancenya)  berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi ".
    • Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak di perlukan oleh para pendidik khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal- hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang peserta didik.
    •            
    •            
    •             Tokoh psikologi belajar memiliki persepsi dan penekanan tersendiri tentang hakikat belajar dan proses ke arah perubahan sebagai hasil belajar.
    • Berikut ini adalah beberapa kelompok teori yang memberikan pandangan khususnya tentang belajar.
    • a. Behaviorisme, teori ini meyakini bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian- kejadian di dalam lingkungannya yang memberikan pengalaman tertentu kepadanya. Behaviorisme menekankan pada apa yang dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang terjadi di dalam pikiran karena tidak dapat dilihat.
    • b. Kognitivisme, merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai pembahasan yang sering disebut model kognitif. Menurut teori belajar ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi atau pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan. Oleh karena itu, teori ini memandang bahwa belajar itu sebagai perubahan persepsi dan pemahaman.
    • c. Teori belajar psikologi sosial, menurut teori ini proses belajar bukanlah proses yang terjadi dalam keadaan menyendiri, akan tetapi harus melalui interaksi.
    • d. Teori Belajar Gagne, Yaitu teori belajar yang merupakan perpaduan antara behaviorisme dan kognitivisme. Belajar merupakan sesuatu yang terjadi secara alamiah, akan tetapi hanya terjadi dengan kondisi tertentu. Yaitu internal yang merupakan kesiapan peserta didik dan sesuatu yang telah dipelajari, kemudian kondisi eksternal yang merupakan situasi belajar yang secara sengaja diatur oleh pendidikan dengan tujuan memperlancar proses belajar.
    • e. Teori Fitrah, pada dasarnya peserta didik lahir telah membaea bakat dan potensi-potensi yang cenderung kepada kebaikan dan kebenaran. Potensi-ptensi tersebut pada hakikatnya yang akan dapat berkembang dalam diri seorang anak. artinya adalah, teori fitrah dalam pendidikan islam memandang seorang anak akan dapat mengembangkan potensi-potensi baik yang telah dibawanya sejak lahir melalui pendidikan atau belajar.
    •             Dalam Al-qur'an Allah SWT berfirman yang artinya : "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah SWT, tetaplah atas fitrah Allah SWT yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah SWT, itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
    •             Berdasarkan ayat di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan agama diturunkan Allah SWT kepada manusia adalah agar dapat mengarungi hidup dan penghidupannya di bumi ini sesuai dengan fitrah aslinya. Implikasi pedagogisnya adalah bahwa pendidikan mengemban tugas untuk mengupayakan agar kecenderungan-kecenderungan religius, intelegensi, sosio-kulturaldan pemenuhan kebutuhan biologisnya benar-benar terarah sesuai dengan tujuan penciptanya, sehingga senantiasa relevan dengan fitrah aslinya yang cinta pada kebaikan dan kebenaran.
    • Belajar menunjukkan aktifitas yang dilakukan oleh seseorang yang disadari atau disengaja.  Aktifitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang dalam melakukan aspek mental yang memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Dengan demikian, dapat dipahami juga bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan baik apabila intensitas keaktifan jasmani maupun mental seseorang semakin tinggi.
    • Sebaliknya meskipun seseorang dikatakan belajar, namun jika keaktifan jasmaniah dan mentalnya rendah berarti kegiatan belajar tersebut tidak secara nyata memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar.
    •             Kegiatan belajar juga diartikan sebagai interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungkungan dalam hal ini adalah obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi.
    • Secara Sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya untuk kepentingan dalam pengajaran. Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. perubahan perilaku terhadap hasil belajar bersifat continiu, fungsional, positif, aktif, dan terarah. Proses perubahan tingkah laku dapat terjadi dalam berbagai kondisi berdasarkan penjelasan dari para ahli pendidikan dan psikologi.
    • Kegiatan belajar juga dimaknai sebagai interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungkungan dalam hal ini adalah obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi.

      • Adapun pembelajaran adalah proses interaksi pesarta didik dengan pendidik, dengan bahan pelajaran, metode penyampaian, tehnik pembelajaran, dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Kemudian, keberhasilan dalam proses belajar dan pembelajaran dapat dilihat melalui tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Dengan demikian, efektifitas sebuah proses belajar dan pembelajaran ditentukan oleh interaksi diantara komponen-komponen tersebut.

                          Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang di ajarkan oleh guru.

    • Di samping itu, adapula sebagian orang yang memandang belajar sebagian pelatihan belaka seperti yang tampak pada pelatihan membaca dan menulis. Berdasarkan persepsi semacam ini, biasanya mereka akan merasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu  memperlihatkan keterampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti , hakikat, dan tujuan keterampilan tersebut.
    • Untuk menghindari ketidaklengkapan persepsi tersebut, penyusun akan melengkapi sebagian definisi mereka dengan komentar dan interpretasi seperlunya.
    • Skinner, seperti yang di kutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational psychology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini di ungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah "a process of progressive behavior adaptation." Berdasarkan eksperimennya, B,F.Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforcer) .
    • Skinner,  seperti juga Pavlov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori belajar berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat dugaan bahwa timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara stimulus (rangsangan) dengan respons. Namun, patut dicatatbahwa definisi yang bersifat behavioristik ini dibuat berdasarkan hasil eksperimen dengan menggunakan hewan, sehingga tidak  sedikit pakar yang menentangnya.
    • Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: "acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience".  Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat praktik dan pengalaman. Rumusan keduanya ialah "process of acquiring responses as a result of special practice". Belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya pelatihan khusus.
    • Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism's behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat memengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila memengaruhi organisme.
    • Dalam penjelasan lanjutnya, pakar psikologi belajar itu menambahkan bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Sebab, sampai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian organisme yang bersangkutan. Mungkin, inilah dasar pemikiran yang mengilhami gagasan everyday Learning (belajar sehari-hari) yang dipopulerkan oleh Profesor John B. Biggs.
    • Witting dalam bukunya Psychology of learning mendefinisikan belajar sebagai : any relatively permanent change in an organis'm behavioral repertoire that occurs as a result of eksperience.Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.
    • Perlu kiranya dicatat, bahwa definisi witting tidak menekankan perubahan yang disebut behavioral change tetapi behavioral repertoire change, yakni perubahan yang menyangkut seluruh aspek psiko-fisik organisme. Penekankan yang berbeda ini didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriyah organisme itu sendiri bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses belajar itu tidak dapat diobservasi secara langsung.
    • Reber dalam kamus susunannya yang tergolong modern,Dictionary of psycology membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama,belajar adalah The process of acquiring knowlegde,yakni proses memeroleh pengetahuan.pengertian ini biasanya lebih sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif yang oleh sebagian ahli dipandang kurang representatif.
    • Kedua, belajar adalah A relatively permanent change in respons potentiality which occurs as a result of reinforced practice, yaitu suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil praktik yang diperkuat. Dalam definisi ini terdapat empat macam istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar.
    • Relatively permanent, yang secara umum menetap.
    • Response potentiality, kemampuan bereaksi.
    • Reinforcel, yang diperkuat.

      • Practice, Praktik atau latihan.
    • Istilah 1) konotasinya ialah bahwa perubahan yang bersifat sementara seperti perubahan karena mabuk, lelah, jenuh, dan perubahan karena kematangan fisik tidak termasuk belajar. Istilah 2) berarti menunjukkan pengakuan terhadap adanya perbedaan antara belajar dengan penampilan atau kinerja hasil-hasil belajar. Hal ini merefleksikan keyakinan bahwa belajar itu merupakan peristiwa hipotesis yang hanya dapat dikenali melalui perubahan kinerja akademik yang dapat diukur. Istilah 3) konotasinya ialah bahwa kemajuan yang didapat dari proses belajar mungkin akan musnah atau sangat lemah apabila tidak diberi penguatan. Adapun istilah yang terakhir, yakni practice, menunjukkan bahwa proses belajar itu membutuhkan latihan yang berulang-ulang untuk menjamin kelestarian kinerja akademik yang telah dicapai siswa.
    • Biggs dalam pendahuluan Teaching for Learning mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif; rumusan institusional; rumusan kualitatif. Dalam rumusan-rumusan ini,  kata-kata seperti perubahan dan tingkah laku tidak lagi disebut secara eksplisit mengingat kedua istilah ini sudah menjadi kebenaran umum yang diketahui semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan.
    • Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah ), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut banyaknya materi yang dikuasai sisiwa.
    • Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses "validasi" atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari . Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan semakin semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor.
    • Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memeroleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan dalam tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masah-masalah yang kini dan nanti yang dihadapi oleh para siswa.
    • Timbulnya keanekaragaman pendapat para ahli tersebut adalah fenomena perselisihan yang wajar karena adanya perbedaan titik pandang. Selain itu, perbedaan antara satu situasi belajar dengan situasi belajar lainnya yang diamati oleh para ahli juga dapat menimbulkan perbedaan pandangan. Situasi belajar menulis,  Misalnya, tentu tidak sama dengan situasi belajat matematika. Namun demikian, dalam beberapa hal tertentu yang mendasar, mereka sepakat seperti dalam penggunaan istilah " berubah " dan " tingkah laku ".
    • Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan tadi, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dari interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian ini perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar. 

    • JENIS - JENIS BELAJAR
  • Dalam proses belajar dikenal dengan adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corakyang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia itu bermacam-macam

  • Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya yaitu untuk memeroleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Dalam mempelajari hal-hal yang abstrak diperlukan peranan akal yang kuat di samping penguasaan atas prinsip,  konsep, dan generalisasi. Contoh jenis belajar ini adalah belajar matematika, astronomi, filsafat, dan materi di bidang studi agama seperti Tauhid

  • Belajar keterampilan adalah belajar yang menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular). Tujuannya yaitu untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu . contohnya adalah belajar olahraga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda elektronik, dan juga sebagian materi pelajaran agama, seperti ibadah shalat dan haji.

  • Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. tujunnya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam mecahkan masalah tersebut . Tujuannya untuk mengusai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah . contoh masalah keluarga, masalah persahabatan, dan lain-lain.

    • BELAJAR PEMECAHAN MASALAH
  • Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajamenggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya adalah untuk memeroleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.

  • Belajar rasional adalah belajar sangat menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat ) . tujuannya adalah untuk memperoleh anekaragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep.

    • BELAJAR KEBIASAAN

      • Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan barau atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan yang bersifat positif.
      • BELAJAR APRESIASI

    Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memeroleh dan mengembangkan kecakapan yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu, misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dan lain-lain.

    • BELAJAR PENGETAHUAN

      • Belajar pengetahua ( studi ) ialah belajar dilakukan dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuan belajar pengetahuan ialah agar siswa memeroleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya.
    • BELAJAR MENGHAFAL
    • Belajar Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal di dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan ( diingat) kembali secara harfiyah, sesuai dengan materi yang asli.
    • Peristiwa menghafal merupakan proses mental untuk menyimpan kesan-kesan, yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat di ingat kembali ke alam sadar.
  •                         10-  BELAJAR KONSEP

    Belajar konsep adalah suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama.

    • Kesimpulan.

    • Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan , diambil dari hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
    • Jenis belajar antara lain sebagai berikut
    • Belajar Abstrak
    • Belajar Keterampilan
    • Belajar Sosial
    • Belajar Pemecahan Masalah
    • Belajar Rasional
    • Belajar Kebiasaan
    • Belajar Apresiasi
    • Belajar Pengetahuan
    • Belajar Menghafal
    • Belajar Konsep

  • Siapa yang berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif?

    Lihat Edukasi Selengkapnya