Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang kelemahan bisnis retail berkaitan dengan kebijakan pemerintah?

Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status wabah virus corona atau Covid-19 menjadi pandemi, pemerintah Indonesia menghimbau agar masyarakat berkegiatan di rumah saja sebagai upaya mitigasi. Tentu saja keputusan ini berdampak besar untuk para pengusaha, khususnya mereka yang bergerak di industri ritel.

Salah satu dampaknya adalah turunnya pengunjung pusat perbelanjaan hingga 50%. Kini, konsumsi masyarakat juga hanya terpusat pada kebutuhan bahan pokok dan alat kebersihan. Sektor lainnya seperti pakaian, perangkat elektronik, dan kosmetik sepi pelanggan.

Menurunnya penjualan di sektor tersebut terjadi seiring dengan menurunnya pendapatan sebagian kelompok konsumen karena pemutusan hubungan kerja. Selain itu, ketidakpastian yang menyelimuti pandemi virus corona menyebabkan masyarakat lebih ketat dalam menggunakan uangnya.

Sebagai pemilik bisnis ritel, ada beberapa hal yang bisa Anda upayakan untuk menjaga keberlangsungan bisnis di tengah pandemi ini dan memaksimalkan penjualan. Berikut di antaranya.

Memaksimalkan penjualan online

Membatasi berinteraksi di ruang terbuka, masyarakat akan mencari cara alternatif untuk bisa memenuhi kebutuhannya tanpa harus keluar. Di Cina, saat puncak infeksi Covid-19, belanja online menjadi pilihan. Sekarang hal yang sama terjadi di Indonesia, terbukti dengan transaksi e-commerce di Indonesia yang meningkat.

Oleh karena itu, Anda sebaiknya juga beralih fokus strategi di penjualan online. Setidaknya cara ini bisa menyelamatkan Anda dari kerugian-kerugian akibat turunnya penjualan di toko offline.

Pastikan pelanggan Anda tahu bahwa Anda memiliki toko online dan mendorong mereka untuk menggunakanya. Gunakan fitur mass mailing untuk mengabarkan pelanggan Anda dan mengukur apakah strategi ini membawa pengaruh terhadap perusahaan Anda.

Jangan lupa juga untuk menyiapkan strategi untuk mengelola lonjakan penjualan online. Beberapa karyawan Anda mungkin akan mengajukan cuti sakit dan itu sebabnya Anda sudah harus mengantisipasi perubahan operasi penjualan mulai dari sekarang.

Memberlakukan program promosi

Cara ini sepertinya sudah dilakukan para pebisnis dari banyak industri dalam menghadapi pandemi Covid-19 karena ini merupakan cara termudah untuk menstimulasi penjualan.

Ada banyak jenis promosi yang bisa Anda tawarkan seperti potongan harga, bebas ongkos kirim, perpanjangan durasi pengembalian barang, dan masih banyak lagi.

Jika Anda telah menggunakan teknologi seperti Sistem CRM-Leads atau Membership, Anda bisa membuat program promosi yang lebih menarik dan disesuaikan dengan preferensi atau riwayat belanja pelanggan.

Karena pandemi ini belum pasti kapan berakhirnya, Anda mungkin harus menggunakan strategi program promosi ini lebih lama dan lebih “gila”. Jadi, pastikan Anda bisa mengontrol margin penjualan setiap produk secara efektif.

Fokus pada penjualan produk yang paling laku

Perlu digaris bawahi bahwa poin ini tidak berlaku untuk retailer barang yang paling dibutuhkan saat pandemi seperti masker, hand sanitizer, dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Penjualan barang tersebut harus dibatasi dan dijaga kestabilan harganya untuk mencegah penimbunan.

Strategi ini berlaku untuk para retailer yang memproduksi barang dagangannya sendiri. Dengan terganggunya alur rantai pasokan baik dari dalam maupun luar negeri, Anda harus berhati-hati dengan proses produksi.

Agar tetap efektif, Anda bisa menggenjot produksi dan penjualan di barang-barang yang paling laku untuk menghemat biaya secara keseluruhan. Dengan demikian, kelangkaan atau kenaikan harga material bisa tertutupi dengan penjualan yang maksimal.

Bernegosiasi dengan para supplier dan vendor

Seperti yang disebutkan poin di atas, pengusaha ritel harus bergelut dengan stok barang yang menipis dan harga yang melangit. Sedikitnya tenaga kerja, sulitnya mengoptimalkan stok barang, dan prediksi inventaris yang tidak bisa diandalkan bisa memperparah penjualan Anda.

Untuk mengatasinya, Anda sebaiknya mulai menyiapkan strategi sedini mungkin. Proses procurement harus beralih dari proses negosiasi tradisional ke bagaimana cara memastikan alur logistik tetap terjaga. Jadi, cobalah ajukan beberapa keringanan pembayaran atau perubahan kebijakan lainnya dengan supplier Anda.

Mempersiapkan pemulihan

Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang kelemahan bisnis retail berkaitan dengan kebijakan pemerintah?
Sumber: The Asean Post

Grafik di atas menunjukkan bagaimana perkembangan ritel di Cina saat wabah SARS di tahun 2002-2003. Penjualan obat-obatan, makanan, dan alat kebersihan meningkat cukup tajam diawal kemunculan wabah tersebut karena panic buying. Sementara penjualan kosmetik, pakaian, dan rokok tidak begitu tinggi.

Panic buying menyebabkan pengusaha ritel mengalami penumpukan barang di kategori barang yang paling dicari saat wabah muncul. Padahal, saat wabah mulai menghilang, justru penjualan seperti bajulah yang meningkat. Akibatnya para pengusaha ritel tidak mampu memenuhi permintaan karena stok yang dimiliki tidak optimal.

Oleh karena itu, Anda sebaiknya menghindari kekacauan seperti ini dengan menyusun strategi bisnis yang adaptif. Kelak jika wabah Covid-19 ini berakhir, mulailah kembali ke standar statistik pemesanan berulang dan lakukan penyesuaian harga serta pengiriman barang.

Kesimpulan

Pandemi Covid-19 tidak serta-merta menghentikan aktivitas bisnis ritel, justru masyarakat sangat bergantung kepadanya. Tetapi tidak bisa dipungkiri memang bahwa wabah ini membuat perubahan siklus rantai pasokan yang cukup signifikan.

Lima poin di atas bisa menjadi refrensi Anda untuk memaksimalkan penjualan di tengah ketidakpastian wabah ini. Pantau dan catat selalu operasi bisnis Anda melalui sistem supaya analisis yang dihasilkan bisa menjadi pedoman jikalau ada kasus serupa di masa yang akan datang.

Satu hal lagi. Jangan lupa pastikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan Anda. Mereka adalah orang yang membuat bisnis Anda berjalan sekaligus yang paling rentan terhadap infeksi Covid-19 jika berinteraksi langsung dengan pelanggan Anda.

You're Reading a Free Preview
Pages 10 to 19 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 25 to 37 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 46 to 73 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 84 to 118 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 125 to 141 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 155 to 164 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 173 to 174 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 179 to 190 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 199 to 205 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 214 to 222 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 227 to 232 are not shown in this preview.