Sebutkan siapa saja pendiri Daulah Abbasiyah?

Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti kedua dalam sejarah Islam klasik yang menjadi pengganti dari Dinasti Ummayah. Dinasti ini memegang kuasa selama lebih dari 5 abad.

Pada masa kekuasaannya, Daulah Abbasiyah telah berhasil menjadi salah satu dari sekian kekhalifahan yang paling lama memerintah, tercatat lima abad Daulah Abbasiyah memerintah. Daulah Abbasiyah pun berhasil membuat dunia Islam menjadi pusat dari pengetahuan dunia dengan dibangunnya perpustakaan terbesar di dunia yang didirikan pada masa pemerintahan khalifah Al Rasyid.

Daulah Abbasiyah resmi berdiri selepas menjadi pemenang dari revolusi atas kekhalifahan Bani Umayyah tahun 750 Masehi. Pendiri Daulah Abbasiyah adalah khalifah pertama dari Daulah Abbasiyah, yaitu Abdullah As-Saffah bih Ali bin Abdullah bin Al-Abbas atau yang lebih dikenal sebagai Abdul Abbas As Saffah.

Profil Abdul Abbas As Saffah, Sang Pendiri Dinasti Abbasiyah

Dinasti yang antara tahun 132-656 H/ 750-1258 M ini didirikan oleh khalifah pertama dari Daulah Abbasiyah yaitu, Abdul Abbas As Saffah. Gelar yang didapat oleh Abdul Abbas yaitu As Saffah memiliki arti peminum atau pennumpah darah.

Abdul Abbas mendapatkan gelar ini bukan tanpa alasan. Ia berhasil mengeluarkan sebuah perintah kepada gubernur untuk membunuh tokoh-tokoh Ummayah pada masa itu. Abdul Abbas As Saffah juga melakukan perbuatan lain, yaitu menggalikan pemakaman untuk para khalifah Bani Umayyah serta membakar tulang-belulang mereka.

Pendiri Daulah Abbasiyah adalah orang yang dikenal kejam, namun ia juga berhasil membangun sebuah dinasti Islam bersifat internasional disertai asimilasi serta corak pemikiran dan peradaban dunia.

Meskipun Abdul Abbas menjadi pendiri sekaligus khalifah pertama, ia menjadi pemimpin dari Daulah Abbasiyah dalam waktu yang terbilang singkat, yaitu sekitar empat tahun. Di masanya, Abdul Abbas As Saffah mampu menciptakan suasana baru yaitu Abbasiyah yang bersifat kondusif juga terhindar dari keturunan Bani Umayyah yang menjadi lawan politiknya saat itu.

Baca juga:  Bagaimana Pelaksanaan Tata Cara Umroh? Berikut Urutannya

Sikap tegas juga berani yang dimiliki dan ditunjukkan oleh Khalifah Abu Abbas As Saffah kala membuat sebuah keputusan atau kebijakan dan peraturan membuat ia mendapatkan banyak sekali pujian dari masyarakat karena kebijakan-kebijakan yang ia terapkan berdampak sangat besar hingga mampu menciptakan situasi lebih kondusif yang mudah dikendalikan.

Nama-nama Khalifah Yang Memimpin Bani Abbasiyah

Nah, bisakah sebutkan nama nama khalifah yang memimpin bani abbasiyah? Selain Abdul Abbas As Saffah tercatat nama khalifah-khalifah lain yang juga berhasil membawa Dinasti Abbasiyah menuju masa kejayaan, di antaranya adalah:

  1. Abu Ja’far al-Manshur Abu Ja’far al-Manshur menjadi pemimpin dari Dinasti Abbasiyah selama 25 tahun (750-775). Abu Ja’far al-Manshur adalah saudara dari Abu al-Abbas. Selama masa pemerintahannya, Abu Ja’far al-Manshur berhasil mendirikan sebuah ibu kota baru beserta sebuah istana yang bernama Madinat as-Salam yang kemudian berganti nama menjadi Baghdad.

    Ia berhasil memunculkan ghirah dunia Muslim terhadap ilmu pengetahuan sehingga pada zamannya, karya sastra pun mulai tumbuh dan banyak diminati serta dipelajari.

  2. Harun ar-Rasyid
    Puncak keemasan dari Kekhalifahan Abbasiyah terjadi pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid. Ia merupakan khalifah kelima yang menjadi pemimpin dari tahun 786 hingga 809 Masehi. Harun ar-Rasyid berhasil mendirikan Bayt al-Hikmah yang merupakan sebuah perpustakaan terbesar pada zaman itu. Ada banyak sarjana Muslim dan Barat yang belajar di Kota Baghdad karena keberadaan perpustakaan terbesar di dunia itu.Beberapa perencanaan besar yang berhasil terwujud selama pemerintahannya adalah keamanan serta kesejahteraan untuk seluruh rakyat, rencana pembangunan Kota Baghdad, pembangunan beberapa tempat ibadah, sarana pendidikan dan tempat menuntut ilmu, hingga pendirian Bayt al-Hikmah. Bayt al-Hikmah ini selain berfungsi sebagai perpustakaan juga menjadi tempat penerjemahan karya-karya intelektual dari Persia dan Yunani.
  3. Al-Ma’mun ar-Rasyid
    Khalifah Al-Ma’mun ar-Rasyid merupakan khalifah ketujuh. Ia adalah anak dari Harun ar-Rasyid. Al-Ma’mun memerintah Dinasti Abbasiyah setelah saudaranya, Al-Amin, mulai tahun 813 hingga 833 Masehi.
  4. Al-Mu’tasim
    Al-Mu’tasin memerintah Bani Abbasiyah seusai masa pemerintahan Khalifah Al-Ma’mun. Selama masa pemerintahannya, yakni tahun 833-842 Masehi, ia telah berhasil menumbuhkan minat para pelajar baik pelajar Muslim maupun Barat untuk menuntut ilmu dan memperluas ilmu pengetahuan di Kota Baghdad. Pada saat inilah, lahir seorang ahli matematika Muslim yang terkenal, yaitu Al-Kindi.Setelah al-Mu’tasim mundur dari kursi pemerintahannya, perlahan-lahan kejayaan Bani Abbasiyah mulai turun dan mengalami kemunduran yang cukup signifikan. Pergolakan politik adalah faktor utama dari turunnya kejayaan tersebut. Tidak heran jika setelahnya lahir dinasti lain seperti, Dinasti Buwaihi, Mamluk, dan Seljuk.

Itu dia sepenggal informasi mengenai pendiri Daulah Abbasiyah yaitu Abu Abbas As Saffah serta penjelasan mengenai kekhalifahannya dan khalifah-khalifah lain yang berhasil membawa Daulah Abbasiyah menuju masa kejayaannya. Menjadikan Daulah Abbasiyah sebagai salah satu dinasti yang berjaya dan memiliki masa emas yang cukup dikenang dalam sejarah. Semoga penjelasan singkat yang telah disampaikan ini bermanfaat! Happy learning!

Sebutkan siapa saja pendiri Daulah Abbasiyah?

Sebutkan siapa saja pendiri Daulah Abbasiyah?
Lihat Foto

Wikimedia Commons

Penyerbuan Bagdad oleh Bangsa Mongol yang meruntuhkan Daulah Abbasiyah pada abad ke-13.

KOMPAS.com - Kekhalifahan Abbasiyah atau Daulah Abbasiyah adalah kekhalifahan Islam yang memerintah antara 750-1258.

Pendiri Daulah Abbasiyah adalah Abdul Abbas As-Saffah, keturunan paman Nabi Muhammad.

Dinasti ini memerintah sebagai khalifah di Bagdad, Irak, setelah menggulingkan Kekhalifahan Umayyah dalam Revolusi Abbasiyah pada 750.

Kekhalifahan ini mampu mencapai masa keemasan pada abad ke-9 hingga abad ke-10, dan sangat terkenal jasanya dalam memajukan ilmu pengetahuan.

Namun, setelah lima abad berkuasa, kekuasaan Daulah Abbasiyah akhirnya mengalami kemunduran dan runtuh karena berbagai faktor.

Baca juga: Latar Belakang Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Setelah mengalami masa keemasan, kekuatan Dinasti Abbasiyah perlahan mulai memudar.

Berikut ini beberapa faktor kemuduran Dinasti Abbasiyah.

Perebutan kekuasaan

Salah satu faktor internal penyebab runtuhnya Bani Abbasiyah adalah perebutan kekuasaan oleh orang-orang berpengaruh di kerajaan.

Hal ini disebabkan oleh pemimpin Abbasiyah yang kurang tegas, sehingga membuka jalan bagi Mamluk (tentara budak) dan Bani Buwaih untuk mengambil inisiatif merebut kekuasaan.

Meski khalifah tetap dipegang oleh keturunan Abbasiyah, tetapi dinasti-dinasti kecil yang jauh dari pusat pemerintahan mulai lahir.

Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --

Dinasti Abbasiyah yang berkuasa lebih dari lima abad (750-1258) secara umum dibagi atas empat periode. Keempat periode tersebut adalah Periode Awal (750-847), Periode Lanjutan (847-945), Periode Buwaihi (945-1055), dan Periode Seljuk (1055-1258). Selama lima abad pemerintahan Islam Dinasti Abbasiyah ini, tercatat sejumlah nama khalifah yang berhasil menegakkan sistem pemerintahan Islam dengan adil dan makmur. Mereka itu adalah Abu al-Abbas Abdullah bin Muhammad as-Saffah (721-754). Ia adalah pendiri Dinasti Abbasiyah dan menjadi khalifah pertama. Berikutnya dipimpin oleh penerusnya, seperti khalifah Abu Ja'far al-Manshur (750-775), Al-Mahdi (775-785), Musa al-Hadi (785-786), Harun ar-Rasyid (786-809), Al-Amin (809-813), Al-Ma'mun (813-833), Al-Mu'tasim (833-842), Al-Mutawakkil (847-861), Al-Muntasir (861-862), Al-Musta'in (862-866), dan Al-Mu'tazz (866-869). Kemudian, dilanjutkan oleh Al-Muhtadi (869-870), Al-Mu'tamid (870-892), Al-Mu'tadid (892-902), Al-Muktafi (902-908), Al-Muqtadir (908-932), Al-Qahir (932-934), Ar-Radi (934-940), Al-Muttaqi (940-944), Al-Mustakfi (944-946), Al-Muti (946-974), At-Ta'i (974-991), dan Al-Qadir (991-1031). Selanjutnya, Dinasti Abbasiyah dipimpin oleh Al-Qa'im (1031-1075), Al-Muqtadi (1075-1094), Al-Mustazhir (1094-1118), Al-Mustarsyid (1118-1135), Ar-Rasyid (1135-1136), Al-Muqtafi (1136-1160), Al-Mustanjid (1160-1170), Al-Mustadi (1170-1180), An-Nasir (1180-1225), Az-Zahir (1225-1226), Al-Mustansir (1226-1242), dan terakhir Al-Musta'sim (1242-1258). Di antara khalifah-khalifah itu tercatat beberapa nama yang berhasil membawa Dinasti Abbasiyah mengalami kejayaannya.

Abu al-Abbas Abdullah bin Muhammad as-Saffah


Abu al-Abbas adalah pendiri Dinasti Abbasiyah. Ia merupakan sosok pemimpin yang tegas. Ia pula yang mematahkan kekuasaan Dinasti Umayyah yang didirikan Muawiyah. Pada masanya (721-750), ia mengonsolidasikan berbagai kekuatan untuk kejayaan Dinasti Abbasiyah.

Abu Ja'far al-Manshur


Abu Ja'far al-Manshur memimpin Dinasti Abbasiyah selama 25 tahun (750-775). Ia adalah saudara Abu al-Abbas. Selama pemerintahannya, ia mendirikan ibu kota baru dengan istananya bernama Madinat as-Salam yang kemudian bernama Baghdad. Selama masa pemerintahannya, ia berhasil memunculkan ghirah dunia Muslim terhadap ilmu pengetahuan. Pada zamannya, telah tumbuh karya sastra.

Harun ar-Rasyid


Kekhalifahan Abbasiyah mencapai puncaknya (the golden age of Islam) pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid. Ia adalah khalifah kelima yang memerintah dari tahun 786 sampai 809. Ia mendirikan Bayt al-Hikmah, sebuah perpustakaan terbesar pada zamannya. Banyak sarjana Muslim dan Barat yang belajar di Kota Baghdad. Beberapa proyek besar yang dihasilkan selama pemerintahannya adalah keamanan dan kesejahteraan seluruh rakyat, pembangunan Kota Baghdad, pembangunan sejumlah tempat ibadah, sarana pendidikan, hingga pendirian Bayt al-Hikmah. Bayt al-Hikmah ini berfungsi sebagai perpustakaan dan tempat penerjemahan karya-karya intelektual Persia dan Yunani.

Al-Ma'mun ar-Rasyid


Khalifah Al-Ma'mun adalah anak dari Harun ar-Rasyid. Ia memerintah Dinasti Abbasiyah setelah saudaranya Al-Amin, dari tahun 813-833. Al-Ma'mun merupakan khalifah yang ketujuh.

Al-Mu'tasim


Ia memerintah Bani Abbasiyah setelah Khalifah Al-Ma'mun. Selama pemerintahannya, yakni 833-842, ia berhasil menumbuhkan minat para pelajar Muslim dan Barat untuk mendalami ilmu pengetahuan di Kota Baghdad. Pada masa inilah, lahir seorang ahli matematika Muslim terkenal, yakni Al-Kindi. Sepeninggal al-Mu'tasim, secara perlahan-lahan, kejayaan Bani Abbasiyah mulai menurun. Hal ini disebabkan oleh pergolakan politik. Tak heran bila kemudian lahir Dinasti Buwaihi, Mamluk, dan Seljuk.   

  • peradaban islam
  • dinasti abbasiyah

Sebutkan siapa saja pendiri Daulah Abbasiyah?