Apa yang dimaksud dengan dekadensi moral

Apa yang dimaksud dengan dekadensi moral
Apa yang dimaksud dengan dekadensi moral
Yunita Hardhiana, S.Pd

RADARSEMARAMG.ID, Sekolah merupakan lembaga yang bertugas untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya pandai secara akademik saja tetapi juga bermoral. Namun, masih banyak sekolah yang hanya berfokus pada pencapaian akademik dan kurang mempertimbangkan perkembangan moral dari para siswanya. Oleh sebab itu, tidak heran jika generasi muda saat ini mengalami dekadensi moral. Dekadensi moral merupakan bentuk-bentuk perubahan sosial dimana kondisi moral terus mengalami kemerosotan. Contoh dari dekadensi moral yang dialami oleh para siswa adalah maraknya tawuran, menyontek saat ujian, pergaulan bebas, bullying, penyalahgunaan narkoba dan lain-lain.

Menurut Surur (2010: 129-135), ada tiga faktor yang menyebabkan dekadensi moral di kalangan pelajar, diantaranya formulasi pendidikan moral dan lemahnya sistem evaluasi pendidikan moral, kurangnya pembiasaan dalam pendidikan moral, dan kurangnya role model dalam pendidikan moral.

Baca juga:  Mudah Pahami Materi Pesawat Sederhana dengan Video Konten

Pertama, formulasi pendidikan moral dan lemahnya sistem evaluasi pendidikan moral. Seperti yang kita ketahui bahwa penanaman dan pembentukan nilai-nilai moral di sekolah lebih dikenalkan secara teoritis daripada praktik di lapangan. Pada praktiknya, penanaman dan pembentukan nilai-nilai moral di sekolah lebih banyak dikenalkan pada mata pelajaran pendidikan agama islam dan PPKN. Padahal, penanaman dan pembentukan nilai-nilai moral di sekolah merupakan tugas semua guru, bukan hanya guru pendidikan agama Islam dan PPKN saja. Oleh sebab itu, dalam setiap mata pelajaran seharusnya disisipkan nilai-nilai moral yang bisa dipelajari oleh para siswa. Disamping itu, pemahaman siswa tentang nilai-nilai moral di sekolah juga masih diukur berdasarkan nilai akademik semata. Hal ini dibuktikan dengan adanya standar kelulusan siswa yang lebih banyak ditentukan oleh hasil akhir saat ujian. Padahal, sebaik apapun kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal tentang nilai-nilai moral tidaklah menjamin kemampuan mereka dalam merealisasikan nilai-nilai moral di lapangan.

Kedua, kurangnya pembiasaan dalam pendidikan moral. Untuk bisa mencapai kesempurnaan moral, para siswa harus dibiasakan untuk mempraktikkan nilai-nilai moral yang ada di sekolah. Misalnya, mendapatkan pujian atau hadiah ketika melakukan hal-hal baik dan mendapat hukuman ketika melakukan hal-hal buruk. Pada dasarnya, setiap sekolah pasti sudah menerapkan hal tersebut, hanya saja masih ada beberapa sekolah yang belum menerapkannya secara maksimal.

Ketiga, kurangnya role model dalam pendidikan moral. Dalam hal ini, proses pembentukan moral siswa menjadi lebih baik tidak akan lepas dari role model yang baik di sekolah. Para siswa memiliki kecenderungan untuk meniru perilaku guru di sekolahnya karena guru merupakan role model yang ada di sekolah. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya guru memberikan contoh yang baik kepada siswa-siswinya.

Baca juga:  Peningkatan Kebugaran Jasmani melalui Sirkuit Training

Dari penjelasan di atas kita bisa menyimpulkan bahwa ada 3 faktor yang menyebabkan dekadensi moral di sekolah, diantaranya formulasi pendidikan moral dan lemahnya sistem evaluasi pendidikan moral, kurangnya pembiasaan dalam pendidikan moral, dan kurangnya role model dalam pendidikan moral.

Adapun 3 cara yan bisa dilakukan untuk mencegah dekadensi moral di sekolah diantaranya memperkuat sistem evaluasi pendidikan moral di sekolah, membiasakan guru dan siswa untuk mempraktikkan nilai-nilai moral yang baik di sekolah, dan memberikan role model yang baik bagi para siswa di sekolah. (lbs1/ton)

Guru IPA SMP Negeri 5 Bawang, Kabupaten Banjarnegara

Pengertian, Contoh, dan Cara Mengatasi Dekadensi Moral_Laju perubahan zaman dan perkembangan teknologi tentu tidak dapat ditahan ataupun dihindari. Perubahan yang tentu membawa dampak positif dan negatif ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak sekali perubahan-perubahan sosial yang berkaitan dengan moral masyarakat yang sifatnya negatif atau mengalami kemunduran. Keadaan ini dipahami sebagai suatu bentuk Dekadensi Moral. Nah, supaya bisa memahami lebih jauh terkait apa pengertian, contoh, dan cara mengatasi Dekadensi moral berikut Admin bahas hal tersebut. Silahkan disimak.

A. Apakah Dekadensi Moral Itu ?

Dekadensi Moral adalah bentuk-bentuk perubahan sosial dimana kondisi moral mengalami perubahan yang jatuh, kemerosotan atau mengalami kemunduran sehingga jauh dari ciri-ciri kelompok sosial. Perubahan ini sifatnya sementara ataupun terus menerus baik disengaja ataupun tidak dan sulit untuk dikembalikan atau diarahkan seperti keadaan semula

B. Contoh Dekadensi Moral Yang terjadi Saat Ini 

Dekadensi Moral tidak bisa lepas dari ketidaksiapan masyarakat dalam menerima (me-literasi) pengaruh perkembangan teknologi dan media massa terutama media elektronik (TV), dan Internet. Hal tersebut menjadi salah satu gerbang masuk pertemuan budaya lain maupun pembentukan budaya baru sehingga menyebabkan pengaruh terhadap tingkah laku masyarakat, misalnya :

1. Pergaulan Bebas 

Pergaulan Bebas merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial khususnya bagi remaja, mudahnya akses internet dan sosial media seperti konten p0rn0grafi yang dulunya merupakan hal tabu kini bisa dengan mudah diakses lewat file yang dishare oleh seseorang . Untuk itu peran dan pengawasan orang tua dalam memberikan pemahaman kepada anak untuk menggunakan internet dan edukasi tentang s3*ks adalah hal yang perlu dilakukan.

2. Pencabulan dan Pemerkosaan 

Aksi pencabulan dan pemerkosaan juga merupakan salah satu bentuk Dekadensi Moral salah satu penyebabnya adalah pergaulan bebas yang semakin meningkat, adanya dorongan kuat akibat mengakses situs pornografi dan kemunduran moral karena menurunnya kepercayaan iman (agama) yang merupakan tonggak utama moral kehidupan.

3. Korupsi 

Korupsi merupakan suatu tindakan yang bertujuan menguntungkan diri sendiri atau suatu kelompok dengan menyalahgunakan kekuasaan atau wewenang. Dalam hal korupsi Indonesia kini menduduki peringkat ke 64 dari 177 negara pada tahun 2013 dengan skor 32 sedangkan Singapura di posisi 173 dengan skor 86 dan Malaysia diposisi 173 dengan skor 50 hasil penelitian Transparency International (TI).

Apa yang dimaksud dengan dekadensi moral

Korupsi yang seolah menjadi trend ini tumbuh dan berkembang kasusnya dari tahun ke tahun, korupsi bukan lagi menjadi hal yang memalukan untuk dilakukan oleh para pejabat besar hingga merajalela sampai ke pejabat kelas bawah. Korupsi terjadi akibat 2 faktor yakni internal dan eksternal faktor internal berhubungan dengan diri sendiri seperti sifat tamak, gaya hidup konsumtif. Faktor eksternal karena persaingan politik untuk merebut kekuasaan sehingga terjadi suap menyuap, yang bekerjasama dengan hukum seperti suap dan sebagainya, faktor ekonomi seperti akibat merasa tidak puas dengan gaji yang diterima , faktor organisasi seperti lemahnya sistem dan aturan organisasi sehingga memudahkan anggota atau pejabat tersebut melakukan korupsi.

4. Tawuran 

Tawuran juga menjadi salah satu Dekadensi Moral budaya terhadap penyelesaian masalah yang sering terjadi pada remaja khususnya anak sekolah menengah pertama hingga menengah atas. Tawuran biasanya terjadi akibat suatu masalah sepele yang kemudian menjadi ajang penunjukan dan kekuatan diri atau kelompok. Tawuran menjadi begitu mudah dilakukan oleh remaja akibat salah satu budaya tontonan televisi yang kurang mendidik serta pengawasan orang tua dan guru dalam memberi pendidikan cara penyelesaian masalah terhadap anak didiknya.

5. M*1ras Dan Na*rk0ba

M1*ras dan N*ark0ba kini menjelma menjadi barang baru dan biasa dalam pergaulan remaja. Bagaimana tidak, dua juta dari pengguna aktif narkoba dan miras, 90 persenya adalah remaja, Na*rk0ba dan m1r*as merupakan bentuk Dekadensi Moral yang berbahaya karena mampu memunculkan sumbu Dekadensi Moral yang lain, misalnya pencur1an, free s*3ks, dan pencurian akibat tubuh yang ketergantungan oleh nark0ba. Tentu seorang pecandu akan melakukan berbagai cara untuk menutupi rasa candu mereka akan nark0ba.

C. Cara Mengatasi Dekadensi Moral 

Mengatasi masalah Dekadensi Moral tentu bukan hal yang mudah, segala bentuk upaya harus dilakukan bersama oleh segala pihak baik pemerintah, dan seluruh masyarakat. Untuk. itu ada beberapa hal yang bisa kita lakukan setidaknya meminimalisir dan mengantisipasi sejak dini masalah Dekadensi Moral :

1. Pengawasan dan Perhatian Orangtua 

Orang tua memegang peranan penting dalam mendidik dan memberikan pengarahan pada anak, untuk itu pengawasan orang tua terhadap pergaulan dan aktivitas yang dilakukan oleh anak seperti melihat tayangan televisi yang kurang mendidik, dan pengawasan dalam menggunakan internet harus diawasi dan diarahkan oleh orangtua.

2. Memberikan Pendidikan Karakter pada Anak Sejak Dini 

Di zaman yang serba canggih dan percampuran budaya asing yang semakin mudah masuk dalam kehidupan sehari-hari menuntut orang tua untuk lebih meningkatkan pendidikan karakter sejak dini kepada anak. Pendidikan karakter akan lebih mudah dilakukan sejak anak berusia dini hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang anak terhadap pengenalan lingkungan sekitar dan tentu menuntu bimbingan orang tua. Pendidikan karakter paling mendasar adalah dengan menanamkan pemahaman nilai-nilai moral dan etika seperti kejujuran, sopan santun, religius, toleransi, mandiri, gaya hidup sederhana, mencintai budaya lokal, dan lain sebagainya. Dengan menanamkan pendidikan karakter sejak dini maka generasi penerus bangsa akan memiliki karakter yang jujur dan jauh dari tindak korupsi.

3. Penegakan Hukum Atas Pelaku Kejahatan 

Hukum merupakan salah satu tonggak bangsa dalam memberantas Dekadensi Moral, karena hukum memiliki fungsi dalam menegakkan dan melindungi kepentingan manusia, menjaga ketertiban dan mengatur masyarakat untuk mewujudkan keadilan sosial. Jika hukum mudah dibeli maka kriminalitas dan korupsi akan terus merajalela untuk itu ketegasan hukum dalam memberikan hukuman yang berat dalam kasus kr1m1nal terutama tindak korupsi adalah hal yang penting dan harus dilakukan oleh aparatur hukum.

4. Meningkatkan Pendidikan Moral dan Agama

Moral merupakan suatu kondisi pikiran, perasaan, ucapan dan perilaku seseorang yang terkait dengan nilai baik dan buruk. Dengan kata lain moral tidak memiliki keterikatan terhadap hal apapun diluar diri manusia, ia tumbuh secara eksplisit dan memberikan aturan-aturan yang dipatuhi oleh diri sendiri dan terbentuk berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat. Sementara berbicara tentang moral erat kaitannya dengan pendidikan agama sesuatu kepercayaan yang lahir pada diri setiap manusia dan dianggap suci serta menyangkut suatu kekuasaan yang diyakini lebih besar dari segalanya. Untuk itu pendidikan agama sangat penting diterapkan khususnya kepada anak sejak usia dini dimana moral dan akhlak manusia diasah melalui pendidikan agama.

Nah, itu dia di atas penjelasan singkat mengenai pengertian dan contoh Dekadensi Moral, serta cara mengatasinya. Semoga bermanfaat.