Minyak Rajas, minyak herbal untuk hewan hasil ramuan dari berbagai jenis tanaman berkhasiat obat difermentasi dengan bantuan teknologi Effective Microorganisme (EM) dapat digunakan untuk membantu pengobatan pada hewan kesayangan dan hewan ternak lainnya.Obat alami produksi PT Songgolangit Persada dapat membantu mengobati penyakit kulit pada hewan, peradangan pada kulit hewan, mengobati luka lama maupun luka baru dan membantu menguatkan otot ayam aduan. Minyak Rajas dalam kemasan botol dengan izin edar Kementan RI No.D.21656854 ATC dengan komposisi Oleum Cocos 84 %, Zingiberis Rhizoma 2%, Curcumae domesticae Rhizoma 2 %, Curcumae Rhizoma 2%, Imperatae Rhizoma 2%, Piperis betie Ralium 2 %, Curcumae aeruginosae Rhizoma 2 %, Zingiberis purpurei Rhizoma 2% dan EM4 0,25 %.Cara pemakaian Minyak Rajas adalah topikal (obat luar) untuk hewan yang mengalami sakit kulit, peradangan, luka lama maupun luka baru. Diberikan dengan cara mengoleskan pada bagian tubuh0tubuh hewan yang mengalami sakit atau gangguan. Selain itu obat luar sebagai penguat otot ayam dengan cara dibalurkan secukupnya kebagian otot dada, otot paha dan kaki ayam. Produk tersebut dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau di konter-konter Pak Oles yang tersebar di berbagai tempat di Kota Denpasar dan sekitarnya. (http://www.pakolesonline.com/minyak-rajas-obat-alami-untuk-hewan-ternak/)
Berita Utama NONONG HANUGRAH, A.Md(Dinas Kelautan dan Perikanan) 15 Agustus 2013 07:12:24 WIB Jenis Tanaman Yang Digunakan Untuk Mengobati Penyakit Ikan
Dr. drh Euis Nia Setiawati, MP Widyaiswara Ahli Utama Pemahaman masyarakat mengenai tumbuhan obat telah berkembang dan masyarakat mulai memahami bahwa sejauh ini penggunaan tumbuhan obat lebih aman dibandingkan dengan obat modern. Pengelompokan manfaat tanaman obat adalah sebagai berikut a). Imunomodulator (daya tahan tubuh) Contoh : Meniran, temulawak, pegagan, jahe. B). Aprodisiak (stamina/obat kuat) Contoh: purwoceng, cabe jawa, pasak bumi dll. C). Degeneratif (penyakit berat) Contoh: sambiloto, temulawak, mengkudu, pegagan, kunyit,kunyit putih, asitaba dll. Adapun beberapa senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan obat yaitu atsiri, kurkumin, flavonoid, antosianin, tannin serta alkaloid yang baik untuk kesehatan manusia, terdapat pada tumbuhanseperti :Asam, Bawang putih, Beligo, Damar merah, faloak, Halia (Zingeber officinale), Jambu biji putih (Psidium guajava L), Kabesak/ Pilang (Acacia Leophoea), Kemangi (Ocimum basilicum L), Kemiri (Aleurite moluccana L. Willd ), Kelapa (Cocos nucifera Linn),Kunyit (Curcuma longa L), Srikaya (Annona squamosa), Pinang (Areca catechu), cemara (Casuarina equisetifolia), Pisang (Musa paradisiaca L), Jambu biji merah (Psidium guajava L). Dalam proses pengelolaan dan pemanfaatan tumbuhan obat, bagian atau oran tumbuhan tertentu diambil untuk dibuat ramuan obat herbal seperti akar, daun, buah, kulit, umbi, dan biji. Penggolongan tanaman obat berdasarkan Jenis Simplisianya / bahan yang diproses adalah a). daun (biji merah, kemangi, cemara, masi, timu, makuah, dan jambu biji putih). b). akar (pisang), c). umbi (bawang putih, kunyit dan halia), d). kulit yaitujenis tumbuhan obat asam, srikaya, kabesak atau pilang, damar merah, dan faloak). e). Biji (kemiri), f).buah ( beligo, pinang, dan kelapa). Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan yaitu daun.Hal ini disebabkan karena daun menghasilkan senyawa metabolik sekunder penting untuk kesehatan manusia. Menurut Arisandi dan Andriani (2009), Senyawa aktif yang terkandung pada daun, yaitu saponin, flavonoida, tannin, polifenol, alkaloida hipaforin, trigonelin, asam silikat, vitamin A, B dan C, polifenol, minyak atsiri, gula pereduksi, garamgaram mineral, lemak, kalim, alkaloid, dammar, momordisin, karantin, asam trikosanik, resin, asam resinat, amylodextrin, dan p Umumnya pemanfaatan tumbuhan obat diproses dengan cara direbus, ditumbuk, dan langsung dikonsumsi ikrin. Daun juga muda diproses sebagai obat dibandingkan dengan bahan bagian tumbuhan lainnya. Jenis tanaman obat yang digunakan utuk mengobati penyakit pada ternak umunya diambil masyarakat dari lahan pekarangan dan kebun. Pada dasarnya, kendati aneka ragam tanaman yang digunakan masyarakat untuk pengobatan ternak, belum diuji laboratorium (farmasi secara khusus dan intensif), namun jenis-jenis tanaman tersebut telah dikenal pada beberapa literatur sebagai bahan obat herbal tradisional bagi pengobatan penyakit pada manusia, seperti batrawali mengandung pikroretin, berberin, palmitin, glikosida, pikroretosid, dan pati, biasa digunakan untuk pengobatan penyakit kudis ternak ruminansia, sedangka bagi manusia biasa digunakan untuk pengobatan penyakit kudis, malaria, demam, kencing nanah, luka, dan rheumatik (Dalimartha 2008). Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh Suryadarma (2014) bahwa manfaat tanaman bagi masyarakat tidak bersifat tunggal, tapi bersifat ganda dan tergantung latar belakang kelompok masyarakatnya. Beberapa jenis tanaman lainnya, seperti bawang kucay (Allium tuberosum Rottl. ex Spreng), mawar (Rosa sp.) dan sirih (Piper betle L), biasa digunakan sebagai obat sakit mata pada ternak ruminansia. Kucay mengandung protein, lemak, minyak terbang, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, dan C, biasa digunakan untuk mengobati sakit mata pada manusia. Mawar mengandung senyawa kimia sitrol, sitronelol, geraniol, linalol nerol, eugenol, feniletila, alcohol farnesol, dan nonil aldehide, juga dikenal sebagai bahan obat tradisional sakit mata dan awet muda pada manusia (Wijayakusumah1997). lidah buaya (Aloe barbadensis Miller), cocor bebek (Kalanchoe pinnata Lam. Pers), dan bawang putih (Allium sativum L), digunakan untuk pengobatan bisul pada ternak ruminansia. Tanaman cocor bebek mengandung asam malat dan damar biasa digunakan pula sebagai obat tradisional pada manusia, seperti pengobatan bisul, ambeian, encok, kencing kurang lancar, haid tidak teratur, bengkakbengkak, badan ngilu dan luka-luka. Tanaman lidah buaya mengadung aloin, aloenin, barbaloin, isobarbaloin, aloesin, dan aloe-emodin digunakan untuk mengobati sembelit, kencing manis, peluruh haid, sakit kepala, penyubur rambut, batuk rejan, luka bernanah, dan bisul. Bawang putih merupakan tanaman obat untuk penyakit sesak nafas, batuk, asma, hipertensi, cacingan, luka memar, luka benda tajam, dan abses. pada penyakit manusia. Serbuk biji pepaya matang digunakan dalam pengendalian infeksi Ascaris suum pada babi, peran vermisidal herbal serbuk biji pepaya matang terhadap cacing ditunjukkan dengan penurunan jumlah cacing A. suum. Penurunan jumlah cacing tersebut dapat diketahui dengan menghitung Fecal Egg Count Reduction (FECR) dan atau efikasi (efficacy). Ekstrak daun sirih atau rebusan daun sirih (Piper betle L.) memiliki efektivitas yang sama dengan antibiotik komersial penisilin-dihidrostreptomisin untuk menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga daun sirih dapat digunakan sebagai green antibiotic alternatif dalam pengobatan mastitis yang murah tanpa menimbulkan residu pada ternak dan resistensi antibiotika (Lutviandhitarani et al., 2015). Berikut disampaikan penanganan tananman obat , dengan tujuan untuk a). menghasilkan produk tanaman obat terstandar, b). Memperoleh khasiat yang optimal, c). Mendapatkan nilai ekonomis yang tinggi. D). Menambah pendapatan Contoh pembuatan Jamu Ternak Fermentasi BAHAN : 1.KENCUR (segar) : 250 g 2.LENGKUAS (segar) : 125 g 3.KUNYIT (segar) : 125 g 4.SAMBILOTO (serbuk) : 250 g 5.KAYU MANIS (Serbuk) : 62,5 g 6. Cabe jawa (Serbuk) : 62,5 g 7.JAHE (segar) : 125 g 8.TEMULAWAK (segar) : 125 g 9.DAUN SIRIH (segar) : 62,5 g 10-T etes Gula : 250 ml 11.EM 4 (botol kuning) : 250 ml 12. AIR : 10 Liter - CARA PEMBUATAN 1).Sambiloto + kayumanis , direbus dengan 1 ltr. air 2).Semua bahan segar dihaluskan ditambah air 2 ltr. 3). disaring 4).Masukkan rebusan sambiloto + tetes + EM4 dan tambahkan air hingga 10 liter.dan diaduk sapai rata. 5). Simpan diember bertutup., dan biarkan (Fermentasi ) Selama 6 hari. Demikian tulisan ini disampaikan , semoga dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi. Diharapkan tulisan dapat memberikan manfaat bagi para peternak dalam menangani kesehatan ternaknya yang dipelihara sehingga ternaknya pada sehat dan produktivitasnya menigkat dan pada giirannya memberi keuntungan yang optimal. |