Sebutkan isi kitab suci Al Quran secara kuantitas isi jumlah dan kualitas mutu

Alquran, kitab suci umat Islam. Foto: pixabay

Alquran adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril. Alquran menjadi pedoman dan petunjuk utama bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 185

شَہۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدً۬ى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِ‌ۚ

Artinya: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang haq dan yang batil)”

Karena perannya itu, Alquran mengandung isi pokok yang lengkap dan kompleks. Adapun isi kandungan Alquran terdiri dari akidah, ibadah dan muamalah, hukum, sejarah, akhlak, dan ilmu pengetahuan.

Untuk memahami isi Alquran, lebih jelasnya simak penjabaran berikut ini.

Akidah secara bahasa berarti keyakinan. Sedangkan secara istilah artinya suatu kepercayaan yang harus diyakini dengan sepenuh hati, dinyatakan dengan lisan, dan dibuktikan dengan amal perbuatan.

Inti pokok dari akidah adalah tauhid atau keyakinan penuh akan keesaan Allah SWT. Seorang Muslim hendaknya tidak meragukan lagi keesaan dan kebesaran Allah, Tuhan alam semesta.

Selain itu, konsep keimanan ini juga berlaku pada rukun iman lainnya. Adapun rukun iman tersebut adalah iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab, iman kepada rasul, iman kepada hari kiamat, dan iman kepada takdir baik buruk Allah.

Alquran, kitab suci umat Islam. Foto: pixabay

Eksistensi manusia di muka bumi ini tentu karena kuasa Allah SWT. Kuasa Allah sebagai pencipta menjadikan-Nya satu-satunya zat yang pantas untuk disembah.

Untuk itu setiap manusia diperintahkan untuk menyembah Allah dengan melakukan ibadah. Artinya, manusia diperintahkan untuk menyembah atau mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT dengan tunduk, taat, dan patuh kepada-Nya.

Selain beribadah, manusia juga memiliki kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan manusia lain. Untuk itu, Allah mengatur hubungan antarmanusia dalam Alquran yang disebut muamalah.

Hukum dalam Alquran berisikan kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan dasar serta menyeluruh bagi umat manusia. Hukum ini dapat menjadikan hidup manusia menjadi lebih tentram, adil, dan sejahtera.

Adapun hukum yang tercantum dalam Alquran meliputi hukum perkawinan, hukum waris, hukum perjanjian, hukum pidana, hukum perang, dan hukum antarbangsa.

Alquran mengungkapkan sejarah dan cerita masa lalu untuk dijadikan pelajaran ('ibrah) bagi umat Islam. Pelajaran ini bisa menjadi pedoman untuk menjalani kehidupan agar senantiasa diridhoi Allah SWT.

Banyak diceritakan kisah para sahabat yang memiliki akhlak baik, senantiasa mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dan begitu pula sebaliknya, supaya manusia bisa mengambil pelajaran dari kisah tersebut.

Alquran, kitab suci umat Islam. Foto: pixabay

Isi kandungan yang tak kalah penting untuk dijadikan pedoman manusia adalah akhlak. Secara istilah, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia dan muncul secara spontan dalam tingkah laku sehari-hari.

Figur yang bisa dijadikan suri tauladan bagi umat Islam adalah Rasulullah SAW. Sebab, kepribadian beliau bersumber langsung pada Alquran. Dengan mengikuti akhlak Rasulullah, seorang Muslim akan menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan jauh dari akhlak tercela.

Alquran banyak mengandung ayat yang mengisyaratkan ilmu pengetahuan sains dan teknologi. Ilmu ini sangat potensial untuk kemudian dikembangkan guna kemaslahatan dan kesejahteraan umat manusia.

Ayat yang pertama kali diturunkan Allah adalah Al-Alaq, yang memerintahkan umat Islam untuk membaca sebagai jembatan utama untuk mendalami ilmu pengetahuan. Ini mengisyaratkan Alquran ada sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi manusia.

Sebutkan isi kitab suci Al Quran secara kuantitas isi jumlah dan kualitas mutu
Muslim membaca mushaf Al Quran berukuran raksasa. Kitab Suci Al Quran berisi tentang akidah, akhlak, ibadah, hukum dan sejarah serta sains. (Foto: Antara)

Kastolani Kamis, 01 Juli 2021 - 16:58:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Isi kandungan Al Quran antara lain tentang pokok-pokok atau dasar-dasar ajaran Islam yang berkenaan dengan masalah ketauhidan dan akidah, ibadah, akhlak, hukum, dan sains atau ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia dalam kehidupannya.

Dikutip dari buku Al-Qur'an dan Hadis untuk Siswa Madrasah Aliyah Kemenag RI, Kitab Suci Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup bagi umat manusia berisi ajaran yang lengkap dan menyeluruh yang diberikan oleh Allah Swt. Ajaran-ajaran tersebut ada yang bersifat mujmal, yakni hanya memberikan prinsip-prinsip umumnya saja, dan ada juga yang bersifat tafshil yakni ajaran yang terperinci dan khusus.

Ajaran Islam yang bersumber dari Al Quran mutlak kebenarannya dan ajaran yang paling sempurna. Ajaran Al Quran di samping membenarkan ajaran-ajaran kitab suci sebelumnya, juga menyempurnakan ajaran kitab-kitab sebelumnya tersebut. 

Dalam sebuah ayat, Allah Swt. menegaskan bahwa Al Quran diturunkan dengan membawa kebenaran hakiki yang berfungsi sebagai dasar penetapan hukum yang harus dipegang teguh oleh Nabi Muhammad SAW, tidak boleh sedikit pun menyimpang dari Al Quran. Dan tentunya hal ini juga harus dipegang teguh oleh umat Islam. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. An-Nisa’ ayat 105.

اِنَّآ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَآ اَرٰىكَ اللّٰهُۗ وَلَا تَكُنْ لِّلْخَاۤىِٕنِيْنَ خَصِيْمًاۙ

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat. (QS. An Nisa: 105).

Al Quran juga sebagai peringatan dan pelajaran bagi manusia berupa sejarah atau kisah umat terdahulu. Dalam kisah-kisah itu dijelaskan bahwa ada di antara umat manusia sebagian orang-orang yang beriman, taat dan saleh, namun ada pula sebagian yang lain orang-orang yang kafir, maksiat. 

Berikut isi kandungan Al Quran: 

1. Akidah dan Tauhid

Isi kandungan Al Quran pertama yakni tentang akidah. Secara etimologi akidah berarti kepercayaan atau keyakinan. Bentuk jamak Akidah (‘Aqidah) adalah aqa’id. Akidah juga disebut dengan istilah keimanan.

Orang yang berakidah berarti orang yang beriman (Mukmin). Akidah secara terminologi didefnisikan sebagai suatu kepercayaan yang harus diyakini dengan sepenuh hati, dinyatakan dengan lisan dan dimanifestasikan dalam bentuk amal perbuatan. 

Akidah Islam adalah keyakinan berdasarkan ajaran Islam yang bersumber dari Al Quran dan hadits. Seorang yang menyatakan diri berakidah Islam tidak hanya cukup mempercayai dan meyakini keyakinan dalam hatinya, tetapi harus menyatakannya dengan lisan dan harus mewujudkannya dalam bentuk amal perbuatan (amal shalih) dalam kehidupannya sehari-hari.

Inti pokok ajaran akidah adalah masalah tauhid, yakni keyakinan bahwa Allah Maha Esa. Setiap Muslim wajib meyakini ke-Maha Esa-an Allah. Orang yang tidak meyakini ke-Maha Esa-an Allah Swt. berarti ia kafir, dan apabila meyakini adanya Tuhan selain Allah SWT dinamakan musyrik. 

Dalam akidah Islam, di samping kewajiban untuk meyakini bahwa Allah SWT itu Esa, juga ada kewajiban untuk meyakini rukun-rukun iman yang lain. Tidak dibenarkan apabila seseorang yang mengaku berakidah/beriman apabila dia hanya mengimani Allah saja, atau meyakini sebagian dari rukun iman saja. 

Rukun iman yang wajib diyakini tersebut adalah: iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul-Rasul, iman kepada hari akhir, dan iman kepada Qadla’ dan Qadar.

Al Quran banyak menjelaskan tentang pokok-pokok ajaran akidah yang terkandung di dalamnya, di antaranya Surat Al Ikhlas 1-4:

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)

Katakanlah, "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula-diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. Al Ikhlas: 1-4)

2. Ibadah 

Isi Kandungan Al Quran berikutnya yakni masalah ibadah. Ibadah berasal dari kata 'abada-ya'budu-'abadan artinya mengabdi atau menyembah. Yang dimaksud ibadah adalah menyembah atau mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT dengan tunduk, taat dan patuh kepada-Nya. 

Ibadah merupakan bentuk kepatuhan dan ketundukan yang ditimbulkan oleh perasaan yakin terhadap kebesaran Allah SWT, sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. 

Karena keyakinan bahwa Allah Swt. mempunyai kekuasaan mutlak. Dalam Al Quran dijelaskan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah Swt. 

Firman Allah SWT:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz Dzariyaat [51] : 56). 

Manusia harus menyadari bahwa dirinya ada karena diciptakan oleh Allah SWT. Karena itu, manusia harus sadar bahwa dia membutuhkan Allah SWT, dan kebutuhan terhadap Allah WT. Hal itu diwujudkan dengan bentuk beribadah kepada-Nya. 

Ibadah dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah artinya ibadah khusus yang tata caranya sudah ditentukan, seperti: shalat, puasa, zakat dan haji. 

Sedangkan ibadah ghairu mahdhah artinya ibadah yang bersifat umum, tata caranya tidak ditentukan secara khusus, yang bertujuan untuk mencari ridha Allah SWT, misalnya: silaturrahim, bekerja mencari rizki yang halal diniati ibadah, belajar untuk menuntut ilmu, dan sebagainya.

3. Akhlak

Isi kandungan Al Quran berikutnya memuat tentang akhlak. Ditinjau dari segi etimologi, Akhlak merupakan bentuk jamak dari
kata khuluq (yang berarti perangai, tingkah laku, tabiat, atau budi pekerti. Dalam pengertian terminologis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang muncul spontan dalam tingkah laku hidup sehari-hari.

Dalam konsep bahasa Indonesia, akhlak semakna dengan istilah etika atau moral. Akhlak merupakan satu fundamen penting dalam ajaran Islam, sehingga Rasulullah SAW menegaskan dalam sebuah hadis bahwa tujuan diutusnya Nabi SAW adalah untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak mulia.

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَق

Rasulullah saw. bersabda: “Bahwasanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. (HR. Ahmad).

Nabi Muhammad SAW adalah model dan suri tauladan bagi umat dalam bertingkah laku dengan akhlak mulia (karimah). Al Quran merupakan sumber ajaran tentang akhlak mulia itu. Dan beliau merupakan manusia yang dapat menerapkan ajaran akhlak dari al-Qur’an tersebut menjadi kepribadian Nabi SAW. Sehingga wajarlah ketika Aisyah Ra. ditanya oleh seorang sahabat tentang akhlak Nabi SAW, lalu Aisyah ra menjawab dengan menyatakan akhlan Nabi yakni Al Quran.

 كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ 

Akhlak Nabi SAW adalah Al Quran. Yakni sebagaimana yang terdapat di dalam Al Quran. 

Ayat-ayat al-Qur’an yang menyatakan tentang ajaran akhlak Nabi Muhammad SAW antara lain adalah :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah Swt.” (QS. al-Ahzab [33]: 21).

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur.” (QS. al-Qalam [68]: 4).

4. Hukum

Isi kandungan Al Quran lainnya yakni tentang Hukum. Dalam Islam, hukum sebagai salah satu isi pokok ajaran Al Quran berisi kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan dasar dan menyeluruh bagi umat manusia. 

Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman kepada umat manusia agar kehidupannya menjadi adil, aman, tenteram, teratur, sejahtera, bahagia, dan selamat di dunia maupun di akhirat kelak. 

Sebagai sumber hukum ajaran Islam, Al Quran banyak memberikan ketentuan-ketentuan hukum yang harus dijadikan pedoman dalam menetapkan hukum baik secara global (mujmal) maupun terperinci (tafsil). Beberapa ayat-ayat Al Qur an yang berisi ketentuan hukum antara lain adalah :


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.” (QS. al-Maidah [5]: 90)

Ketentuan-ketentuan hukum lain yang dijelaskan dalam ayat-ayat Al Quran adalah meliputi :

a. Hukum perkawinan, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah [2]: 221; QS. al-Maidah [5]: 5; QS.an-Nisa’ [4]: 22-24; QS.an-Nur [24]: 2; QS. alMumtahanah [60]:10-11.

b. Hukum waris, antara lain dijelaskan dalam QS. an-Nisa’ [4]: 7-12 dan 176, QS. al-Baqarah [2]:180; QS. al-Maidah [5]:106

c. Hukum perjanjian, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah [2]: 279, 280 dan 282; QS. al-Anfal [8]: 56 dan 58; QS. at-Taubah [4]: 4

d. Hukum pidana, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah [2]: 178; QS. anNisa’ [4]: 92 dan 93; QS. al-Maidah [5]: 38; QS. Yanus [10]: 27; QS. al-Isra’ [17]: 33; QS. asy-Syu’ara [26]: 40

e. Hukum perang, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah [2]: 190-193; QS. al-Anfal [8]: 39 dan 41; QS. at-Taubah [9]: 5,29 dan 123, QS. al-Hajj [22]: 39 dan 40

f. Hukum antarbangsa, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Hujurat [49]: 13

5. Sejarah atau Kisah Umat Masa Lalu

Isi kandungan Al Quran berikutnya tentang sejarah atau kisah umat pada masa lalu. Sejarah atau kisah-kisah tersebut bukan hanya sekedar cerita atau dongeng semata, tetapi dimaksudkan untuk menjadi ‘ibrah (pelajaran) bagi umat Islam. 

Ibrah tersebut kemudian dapat dijadikan dapat menjadi petunjuk untuk dapat menjalani kehidupan agar senantiasa sesuai dengan petunjuk dan keridhaan Allah SWT.

لَقَدْ كَانَ فِيْ قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۗ مَا كَانَ حَدِيْثًا يُّفْتَرٰى وَلٰكِنْ تَصْدِيْقَ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيْلَ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ

“Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yusuf [12]: 111).

Ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang sejarah atau kisah umat terdahulu antara lain:

 وَقَوْمَ نُوحٍ لَمَّا كَذَّبُوا الرُّسُلَ أَغْرَقْنَاهُمْ وَجَعَلْنَاهُمْ لِلنَّاسِ آيَةً وَأَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ عَذَابًا أَلِيمًا (37) وَعَادًا وَثَمُودَ وَأَصْحَابَ الرَّسِّ وَقُرُونًا بَيْنَ ذَلِكَ كَثِيرًا (38) وَكُلا ضَرَبْنَا لَهُ الأمْثَالَ وَكُلا تَبَّرْنَا تَتْبِيرًا (39)

“Dan (telah Kami binasakan) kaum Nuh ketika mereka mendustakan para rasul. Kami tenggelamkam mereka dan Kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih; Dan (telah Kami binasakan) kaum ‘Ad dan Samud dan penduduk Rass serta banyak (lagi) generasi di antara (kaum-kaum) itu. Dan masing-masing telah Kami jadikan perumpamaan dan masing-masing telah Kami hancurkan sehancur-hancurnya.” (QS. al-Furqan [25]: 37-39)

6. Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan (Sains) dan Teknologi

Isi kandungan Al Quran terakhir adalah memuat ilmu pengetahuan dan teknologi. Al Quran juga disebut dengan kitab suci ilmiah. Banyak ayat yang memberikan isyaratisyarat ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi yang bersifat potensial untuk kemudian dapat dikembangkan guna kemaslahatan dan kesejahteraan hidup manusia. 

Allah SWT yang Maha memberi ilmu telah mengajarkan kepada umat manusia untuk dapat menjalani hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik. 

Al Qur an menekankan betapa pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal itu diisyaratkan pada saat ayat Al Quran untuk pertama kalinya diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yaitu QS. al-‘Alaq: 1-5.

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-'Alaq: 1-5).

Ayat yang pertama kali diturunkan tersebut diawali dengan perintah untuk membaca. Membaca adalah satu faktor terpenting dalam proses belajar untuk menguasai suatu ilmu pengetahuan. Ini mengindikasikan bahwa Al Quran menekankan betapa pentingnya membaca dalam upaya mencari dan menguasai ilmu pengetahuan.

Al Quran banyak mendorong umat manusia untuk menggali, meneliti dan mengembangkan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan dan kesejahteraan hidupnya. Isyarat-isyarat ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut di antara berkenaan dengan ilmu kedokteran, farmasi, pertanian, matematika, fisika, kimia, biologi, ilmu anatomi tubuh, teknologi perkepalan, teknologi pesawat terbang, dan lain sebagainya.

Islam telah melahirkan banyak cendekiawan muslim yang telah berhasil menemukan berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi berkat ketelitian mereka dalam menggali isyarat ilmu pengetahuan dalam al-Qur’an. Di antara cendekiawan-cendekiawan muslim tersebut ialah: Ibnu Rusyd, Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Maskawaih, Al-Khawarizmi, dan lain-lain. Bahkan penemuan-penemuan ilmu pengetahuan yang mereka hasilkan telah banyak mengilhami bangsa barat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang berkembang hingga saat ini.

Wallahu A'lam


Editor : Kastolani Marzuki

TAG : Isi Kandungan Al Quran Akidah sains ibadah sejarah akhlak

Sebutkan isi kitab suci Al Quran secara kuantitas isi jumlah dan kualitas mutu
​ ​