Show
Teori hierarki kebutuhan Maslow adalah teori yang diungkapkan oleh Abraham Maslow. Dia beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah wajib terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi diwujudkan menjadi hal yang memotivasi.[1] Konsep Teori Hierarki Kebutuhan MaslowAbraham Maslow Konsep hierarki kebutuhan landasan ini bermula ketika Maslow menerapkan observasi terhadap perilaku monyet.[2] Berdasarkan pengamatannya, didapatkan kesimpulan bahwa sebagian kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain.[2] Contohnya jika individu merasa haus, maka individu akan cenderung untuk mencoba memuaskan dahaga.[2] Individu bisa hidup tanpa makanan selama berminggu-minggu.[2] Tetapi tanpa cairan, individu hanya bisa hidup selama sebagian hari saja karena kebutuhan akan cairan lebih kuat daripada kebutuhan akan makan.[2] Kebutuhan-kebutuhan ini sering dinamakan Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan landasan yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang menggambarkan tingkat kebutuhan.[1] Terdapat lima tingkat kebutuhan landasan, yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa bebas sama sekali dari bahaya, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri[2] Maslow memberi hipotesis bahwa sesudah individu memuaskan kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan memuaskan kebutuhan pada tingkat yang berikutnya.[3] Jika pada tingkat paling tinggi tetapi kebutuhan landasan tidak terpuaskan, maka individu bisa kembali pada tingkat kebutuhan yang sebelumnya.[3] Menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan tersebut tidak diterima oleh dua daya yaitu motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation).[4] Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan mansuia karena berbagai kekurangan yang aci.[4] Sedangkan motivasi pertumbuhan didasarkan atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan mengembang.[4] Kapasitas tersebut merupakaan pembawaan dari setiap manusia.[4] Hierarki Kebutuhan MaslowKebutuhan FisiologisKebutuhan paling landasan pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yaknik kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik.[1][5] Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur dan oksigen.[5] Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling landasan dan luhur untuk semua pemenuhan kebutuhan di atasnya.[1] Manusia yang lapar akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk mencari kenalan atau dihargai.[1] Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain hingga kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan.[1] Di penduduk yang sudah mapan, kebutuhan untuk memuaskan rasa lapar adalah sebuah gaya hidup.[1] Mereka kebanyakan sudah memiliki cukup makanan, tetapi ketika mereka bicara lapar maka yang sebenarnya mereka pikirkan adalah citarasa makanan yang ingin dipilih, bukan rasa lapar yang dirasakannya.[1] Seseorang yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu peduli dengan rasa, bau, temperatur ataupun tekstur makanan. Kebutuhan fisiologis beda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal.[1] Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang mampu terpuaskan sepenuhnya atau minimal mampu diatasi.[1] Manusia bisa merasakan cukup dalam keaktifan makan sehingga pada titik ini, daya penggerak untuk makan akan hilang.[1] Untuk seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah santapan luhur, dan kesudahan membayangkan sebuah makanan lagi sudah cukup untuk membikinnya mual.[1] Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah hakikat pengulangannya.[1] Sesudah manusia makan, mereka akibatnya akan diwujudkan menjadi lapar lagi dan akan terus menerus mencari makanan dan cairan lagi.[1] Sementara kebutuhan di tingkatan yang lebih tinggi tidak terus menerus muncul.[1] Sebagai contoh, seseorang yang minimal terpenuhi sebagian kebutuhan mereka untuk dicintai dan dihargai akan tetap merasa yakin bahwa mereka bisa mempertahankan pemeuhan terhadap kebutuhan tersebut tanpa wajib mencari-carinya lagi.[1] Kebutuhan Akan Rasa Bebas sama sekali dari bahayaSesudah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang dinamakan Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa bebas sama sekali dari bahaya.[5] Kebutuhan-kebutuhan akan rasa bebas sama sekali dari bahaya ini selang lain adalah rasa bebas sama sekali dari bahaya fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana dunia.[1] Kebutuhan akan rasa bebas sama sekali dari bahaya beda dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini tidak mampu terpenuhi secara total.[1] Manusia tidak pernah bisa dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran, banjir atau perilaku berbahaya orang lain. Menurut Maslow, orang-orang yang tidak bebas sama sekali dari bahaya akan bertingkah laku sama seperti anak-anak yang tidak bebas sama sekali dari bahaya.[5] Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan terancam luhur.[5] Seseorang yang tidak bebas sama sekali dari bahaya memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berelebihan serta akan berupaya keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.[5] Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih SayangJika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa bebas sama sekali dari bahaya sudah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki.[5] Kebutuhan-kebutuhan ini mencakup desakan untuk bersahabat, hasrat memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta.[5][1] Seseorang yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik waktu menolak cinta.[1] Dia akan memiliki keyakinan luhur bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting untuk dirinya.[1] Ketika aci orang lain menolak dirinya, dia tidak akan merasa hancur.[1] Untuk Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra selang dua orang, termasuk sikap saling percaya.[5] Sering kali cinta diwujudkan menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut jika kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya.[5] Maslow juga mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta mencakup cinta yang memberi dan cinta yang menerima.[5] Kita wajib mengerti cinta, wajib mampu mengajarkannya, membikinnya dan meramalkannya.[5] Jika tidak, dunia akan hanyut ke dalam gelombang permusuhan dan kebencian.[5] Kebutuhan Akan PenghargaanSesudah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, manusia akan bebas sama sekali untuk mengejar kebutuhan akan penghargaan.[1] Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi.[2] Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi.[2] Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan.[2] Sekali manusia bisa memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan paling tinggi yang ditemukan Maslow.[1] Kebutuhan Akan Aktualisasi DiriTingkatan terakhir dari kebutuhan landasan Maslow adalah aktualisasi diri.[2] Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan hasrat yang terus menerus untuk memenuhi potensi.[2] Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk lebih diwujudkan menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, diwujudkan menjadi apa saja menurut kemampuannya.[5] Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri langsung muncul sesudah kebutuhan untuk dihargai terpenuhi.[1] Akan tetapi selama tahun 1960-an, dia menyadari bahwa jumlah anak muda di Brandeis memiliki pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga mampu mencapai aktualisasi diri.[1] Pustaka
Sumber : id.wikipedia.org, diskusi.biz, p2k.kpt.co.id, wiki.edunitas.com, dan lain sebagainya. Page 2Teori hierarki kebutuhan Maslow adalah teori yang diungkapkan oleh Abraham Maslow. Dia beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.[1] Konsep Teori Hierarki Kebutuhan MaslowAbraham Maslow Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula saat Maslow menerapkan observasi terhadap perilaku monyet.[2] Sesuai pengamatannya, didapatkan kesimpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain.[2] Contohnya jika individu merasa haus, maka individu akan cenderung kepada mencoba memuaskan dahaga.[2] Individu dapat hidup tanpa kebutuhan hidup selama berminggu-minggu.[2] Tetapi tanpa cairan, individu hanya dapat hidup selama beberapa hari saja karena kebutuhan akan cairan lebih kuat daripada kebutuhan akan makan.[2] Kebutuhan-kebutuhan ini sering dikata Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan dasar yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang menggambarkan tingkat kebutuhan.[1] Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri[2] Maslow memberi hipotesis bahwa setelah individu memuaskan kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan memuaskan kebutuhan pada tingkat yang berikutnya.[3] Jika pada tingkat tertinggi tetapi kebutuhan dasar tidak terpuaskan, maka individu dapat kembali pada tingkat kebutuhan yang sebelumnya.[3] Menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua daya yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation).[4] Motivasi kekurangan mempunyai tujuan kepada mengatasi masalah ketegangan mansuia karena berbagai kekurangan yang aci.[4] Sedangkan motivasi pertumbuhan didasarkan atas kapasitas setiap manusia kepada tumbuh dan mengembang.[4] Kapasitas tersebut merupakaan pembawaan dari setiap manusia.[4] Hierarki Kebutuhan MaslowKebutuhan FisiologisKebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yaknik kebutuhan kepada mempertahankan hidupnya secara fisik.[1][5] Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan kebutuhan hidup, minuman, lokasi berteduh, seks, tidur dan oksigen.[5] Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar dan luhur bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya.[1] Manusia yang lapar akan selalu termotivasi kepada makan, bukan kepada mencari teman atau dihargai.[1] Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain hingga kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan.[1] Di masyarakat yang sudah mapan, kebutuhan kepada memuaskan rasa lapar adalah sebuah gaya hidup.[1] Mereka biasanya sudah memiliki cukup kebutuhan hidup, tetapi saat mereka bicara lapar maka yang sebenarnya mereka pikirkan adalah citarasa kebutuhan hidup yang berhasrat dipilih, bukan rasa lapar yang dirasakannya.[1] Seseorang yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu peduli dengan rasa, bau, temperatur ataupun tekstur kebutuhan hidup. Kebutuhan fisiologis beda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal.[1] Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang mampu terpuaskan sepenuhnya atau minimal mampu diatasi.[1] Manusia dapat mengalami cukup dalam keaktifan makan sehingga pada titik ini, daya penggerak kepada makan akan lenyap.[1] Bagi seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah santapan luhur, dan akhir membayangkan sebuah kebutuhan hidup lagi sudah cukup kepada menciptakannya mual.[1] Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah hakikat pengulangannya.[1] Setelah manusia makan, mereka beres akan menjadi lapar lagi dan akan terus menerus mencari kebutuhan hidup dan cairan lagi.[1] Sementara kebutuhan di tingkatan yang lebih tinggi tidak terus menerus muncul.[1] Sebagai contoh, seseorang yang minimal terpenuhi sebagian kebutuhan mereka kepada dicintai dan dihargai akan tetap merasa yakin bahwa mereka dapat mempertahankan pemeuhan terhadap kebutuhan tersebut tanpa harus mencari-carinya lagi.[1] Kebutuhan Akan Rasa AmanSetelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang dikata Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman.[5] Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana dunia.[1] Kebutuhan akan rasa aman beda dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini tidak mampu terpenuhi secara total.[1] Manusia tidak pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran, banjir atau perilaku berbahaya orang lain. Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti anak-anak yang tidak aman.[5] Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan terancam luhur.[5] Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berelebihan serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.[5] Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih SayangJika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki.[5] Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi desakan kepada bersahabat, hasrat memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan kepada dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan kepada memberi dan menerima cinta.[5][1] Seseorang yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat menolak cinta.[1] Dia akan memiliki keyakinan luhur bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting bagi dirinya.[1] Saat aci orang lain menolak dirinya, dia tidak akan merasa hancur.[1] Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra selang dua orang, termasuk sikap saling percaya.[5] Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut jika kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya.[5] Maslow juga mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima.[5] Kita harus memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan meramalkannya.[5] Jika tidak, dunia akan hanyut ke dalam gelombang permusuhan dan kebencian.[5] Kebutuhan Akan PenghargaanSetelah kebutuhan dicintai dan dipunyai tercukupi, manusia akan lepas sama sekali kepada mengejar kebutuhan akan penghargaan.[1] Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai kebutuhan penghargaan, adalah kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi.[2] Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan kepada menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi.[2] Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan.[2] Sekali manusia dapat memenuhi kebutuhan kepada dihargai, mereka sudah siap kepada memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi yang ditemukan Maslow.[1] Kebutuhan Akan Aktualisasi DiriTingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri.[2] Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan hasrat yang terus menerus kepada memenuhi potensi.[2] Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat kepada semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya.[5] Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan kepada aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan kepada dihargai terpenuhi.[1] Akan tetapi selama tahun 1960-an, dia menyadari bahwa banyak anak muda di Brandeis memiliki pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga mampu mencapai aktualisasi diri.[1] Referensi
Sumber : p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), dan lain sebagainya. Page 3Teori hierarki kebutuhan Maslow adalah teori yang diungkapkan oleh Abraham Maslow. Dia beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.[1] Konsep Teori Hierarki Kebutuhan MaslowAbraham Maslow Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula saat Maslow menerapkan observasi terhadap perilaku monyet.[2] Sesuai pengamatannya, didapatkan kesimpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain.[2] Contohnya jika individu merasa haus, maka individu akan cenderung kepada mencoba memuaskan dahaga.[2] Individu dapat hidup tanpa kebutuhan hidup selama berminggu-minggu.[2] Tetapi tanpa cairan, individu hanya dapat hidup selama beberapa hari saja karena kebutuhan akan cairan lebih kuat daripada kebutuhan akan makan.[2] Kebutuhan-kebutuhan ini sering dikata Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan dasar yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang menggambarkan tingkat kebutuhan.[1] Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri[2] Maslow memberi hipotesis bahwa setelah individu memuaskan kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan memuaskan kebutuhan pada tingkat yang berikutnya.[3] Jika pada tingkat tertinggi tetapi kebutuhan dasar tidak terpuaskan, maka individu dapat kembali pada tingkat kebutuhan yang sebelumnya.[3] Menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua daya yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation).[4] Motivasi kekurangan mempunyai tujuan kepada mengatasi masalah ketegangan mansuia karena berbagai kekurangan yang aci.[4] Sedangkan motivasi pertumbuhan didasarkan atas kapasitas setiap manusia kepada tumbuh dan mengembang.[4] Kapasitas tersebut merupakaan pembawaan dari setiap manusia.[4] Hierarki Kebutuhan MaslowKebutuhan FisiologisKebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yaknik kebutuhan kepada mempertahankan hidupnya secara fisik.[1][5] Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan kebutuhan hidup, minuman, lokasi berteduh, seks, tidur dan oksigen.[5] Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar dan luhur bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya.[1] Manusia yang lapar akan selalu termotivasi kepada makan, bukan kepada mencari teman atau dihargai.[1] Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain hingga kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan.[1] Di masyarakat yang sudah mapan, kebutuhan kepada memuaskan rasa lapar adalah sebuah gaya hidup.[1] Mereka biasanya sudah memiliki cukup kebutuhan hidup, tetapi saat mereka bicara lapar maka yang sebenarnya mereka pikirkan adalah citarasa kebutuhan hidup yang berhasrat dipilih, bukan rasa lapar yang dirasakannya.[1] Seseorang yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu peduli dengan rasa, bau, temperatur ataupun tekstur kebutuhan hidup. Kebutuhan fisiologis beda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal.[1] Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang mampu terpuaskan sepenuhnya atau minimal mampu diatasi.[1] Manusia dapat mengalami cukup dalam keaktifan makan sehingga pada titik ini, daya penggerak kepada makan akan lenyap.[1] Bagi seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah santapan luhur, dan akhir membayangkan sebuah kebutuhan hidup lagi sudah cukup kepada menciptakannya mual.[1] Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah hakikat pengulangannya.[1] Setelah manusia makan, mereka beres akan menjadi lapar lagi dan akan terus menerus mencari kebutuhan hidup dan cairan lagi.[1] Sementara kebutuhan di tingkatan yang lebih tinggi tidak terus menerus muncul.[1] Sebagai contoh, seseorang yang minimal terpenuhi sebagian kebutuhan mereka kepada dicintai dan dihargai akan tetap merasa yakin bahwa mereka dapat mempertahankan pemeuhan terhadap kebutuhan tersebut tanpa harus mencari-carinya lagi.[1] Kebutuhan Akan Rasa AmanSetelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang dikata Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman.[5] Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana dunia.[1] Kebutuhan akan rasa aman beda dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini tidak mampu terpenuhi secara total.[1] Manusia tidak pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran, banjir atau perilaku berbahaya orang lain. Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti anak-anak yang tidak aman.[5] Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan terancam luhur.[5] Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berelebihan serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.[5] Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih SayangJika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki.[5] Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi desakan kepada bersahabat, hasrat memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan kepada dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan kepada memberi dan menerima cinta.[5][1] Seseorang yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat menolak cinta.[1] Dia akan memiliki keyakinan luhur bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting bagi dirinya.[1] Saat aci orang lain menolak dirinya, dia tidak akan merasa hancur.[1] Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra selang dua orang, termasuk sikap saling percaya.[5] Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut jika kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya.[5] Maslow juga mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima.[5] Kita harus memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan meramalkannya.[5] Jika tidak, dunia akan hanyut ke dalam gelombang permusuhan dan kebencian.[5] Kebutuhan Akan PenghargaanSetelah kebutuhan dicintai dan dipunyai tercukupi, manusia akan lepas sama sekali kepada mengejar kebutuhan akan penghargaan.[1] Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai kebutuhan penghargaan, adalah kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi.[2] Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan kepada menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi.[2] Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan.[2] Sekali manusia dapat memenuhi kebutuhan kepada dihargai, mereka sudah siap kepada memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi yang ditemukan Maslow.[1] Kebutuhan Akan Aktualisasi DiriTingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri.[2] Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan hasrat yang terus menerus kepada memenuhi potensi.[2] Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat kepada semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya.[5] Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan kepada aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan kepada dihargai terpenuhi.[1] Akan tetapi selama tahun 1960-an, dia menyadari bahwa banyak anak muda di Brandeis memiliki pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga mampu mencapai aktualisasi diri.[1] Referensi
Sumber : p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), dan lain sebagainya. Page 4Teori hierarki kebutuhan Maslow adalah teori yang diungkapkan oleh Abraham Maslow. Dia beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.[1] Konsep Teori Hierarki Kebutuhan MaslowAbraham Maslow Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula saat Maslow menerapkan observasi terhadap perilaku monyet.[2] Sesuai pengamatannya, didapatkan kesimpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain.[2] Contohnya jika individu merasa haus, maka individu akan cenderung kepada mencoba memuaskan dahaga.[2] Individu dapat hidup tanpa kebutuhan hidup selama berminggu-minggu.[2] Tetapi tanpa cairan, individu hanya dapat hidup selama beberapa hari saja karena kebutuhan akan cairan lebih kuat daripada kebutuhan akan makan.[2] Kebutuhan-kebutuhan ini sering dikata Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan dasar yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang menggambarkan tingkat kebutuhan.[1] Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri[2] Maslow memberi hipotesis bahwa setelah individu memuaskan kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan memuaskan kebutuhan pada tingkat yang berikutnya.[3] Jika pada tingkat tertinggi tetapi kebutuhan dasar tidak terpuaskan, maka individu dapat kembali pada tingkat kebutuhan yang sebelumnya.[3] Menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua daya yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation).[4] Motivasi kekurangan mempunyai tujuan kepada mengatasi masalah ketegangan mansuia karena berbagai kekurangan yang aci.[4] Sedangkan motivasi pertumbuhan didasarkan atas kapasitas setiap manusia kepada tumbuh dan mengembang.[4] Kapasitas tersebut merupakaan pembawaan dari setiap manusia.[4] Hierarki Kebutuhan MaslowKebutuhan FisiologisKebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yaknik kebutuhan kepada mempertahankan hidupnya secara fisik.[1][5] Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan kebutuhan hidup, minuman, lokasi berteduh, seks, tidur dan oksigen.[5] Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar dan luhur bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya.[1] Manusia yang lapar akan selalu termotivasi kepada makan, bukan kepada mencari teman atau dihargai.[1] Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain hingga kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan.[1] Di masyarakat yang sudah mapan, kebutuhan kepada memuaskan rasa lapar adalah sebuah gaya hidup.[1] Mereka biasanya sudah memiliki cukup kebutuhan hidup, tetapi saat mereka bicara lapar maka yang sebenarnya mereka pikirkan adalah citarasa kebutuhan hidup yang berhasrat dipilih, bukan rasa lapar yang dirasakannya.[1] Seseorang yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu peduli dengan rasa, bau, temperatur ataupun tekstur kebutuhan hidup. Kebutuhan fisiologis beda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal.[1] Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang mampu terpuaskan sepenuhnya atau minimal mampu diatasi.[1] Manusia dapat mengalami cukup dalam keaktifan makan sehingga pada titik ini, daya penggerak kepada makan akan lenyap.[1] Bagi seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah santapan luhur, dan akhir membayangkan sebuah kebutuhan hidup lagi sudah cukup kepada menciptakannya mual.[1] Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah hakikat pengulangannya.[1] Setelah manusia makan, mereka beres akan menjadi lapar lagi dan akan terus menerus mencari kebutuhan hidup dan cairan lagi.[1] Sementara kebutuhan di tingkatan yang lebih tinggi tidak terus menerus muncul.[1] Sebagai contoh, seseorang yang minimal terpenuhi sebagian kebutuhan mereka kepada dicintai dan dihargai akan tetap merasa yakin bahwa mereka dapat mempertahankan pemeuhan terhadap kebutuhan tersebut tanpa harus mencari-carinya lagi.[1] Kebutuhan Akan Rasa AmanSetelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang dikata Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman.[5] Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana dunia.[1] Kebutuhan akan rasa aman beda dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini tidak mampu terpenuhi secara total.[1] Manusia tidak pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran, banjir atau perilaku berbahaya orang lain. Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti anak-anak yang tidak aman.[5] Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan terancam luhur.[5] Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berelebihan serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.[5] Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih SayangJika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki.[5] Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi desakan kepada bersahabat, hasrat memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan kepada dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan kepada memberi dan menerima cinta.[5][1] Seseorang yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat menolak cinta.[1] Dia akan memiliki keyakinan luhur bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting bagi dirinya.[1] Saat aci orang lain menolak dirinya, dia tidak akan merasa hancur.[1] Bagi Maslow, cinta menyangkut sebuah hubungan sehat dan penuh kasih mesra selang dua orang, termasuk sikap saling percaya.[5] Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut jika kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya.[5] Maslow juga mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima.[5] Kita harus memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan meramalkannya.[5] Jika tidak, dunia akan hanyut ke dalam gelombang permusuhan dan kebencian.[5] Kebutuhan Akan PenghargaanSetelah kebutuhan dicintai dan dipunyai tercukupi, manusia akan lepas sama sekali kepada mengejar kebutuhan akan penghargaan.[1] Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai kebutuhan penghargaan, adalah kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi.[2] Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan kepada menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi.[2] Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan.[2] Sekali manusia dapat memenuhi kebutuhan kepada dihargai, mereka sudah siap kepada memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi yang ditemukan Maslow.[1] Kebutuhan Akan Aktualisasi DiriTingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri.[2] Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan hasrat yang terus menerus kepada memenuhi potensi.[2] Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat kepada semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya.[5] Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan kepada aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan kepada dihargai terpenuhi.[1] Akan tetapi selama tahun 1960-an, dia menyadari bahwa banyak anak muda di Brandeis memiliki pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga mampu mencapai aktualisasi diri.[1] Referensi
Sumber : p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), dan lain sebagainya. Page 5Teori hierarki kebutuhan Maslow adalah teori yang diungkapkan oleh Abraham Maslow. Dia beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.[1] Konsep Teori Hierarki Kebutuhan MaslowAbraham Maslow Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula saat Maslow menerapkan observasi terhadap perilaku monyet.[2] Sesuai pengamatannya, didapatkan kesimpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain.[2] Contohnya jika individu merasa haus, maka individu akan cenderung kepada mencoba memuaskan dahaga.[2] Individu dapat hidup tanpa kebutuhan hidup selama berminggu-minggu.[2] Tetapi tanpa cairan, individu hanya dapat hidup selama beberapa hari saja karena kebutuhan akan cairan lebih kuat daripada kebutuhan akan makan.[2] Kebutuhan-kebutuhan ini sering dikata Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan dasar yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang menggambarkan tingkat kebutuhan.[1] Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri[2] Maslow memberi hipotesis bahwa setelah individu memuaskan kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan memuaskan kebutuhan pada tingkat yang berikutnya.[3] Jika pada tingkat tertinggi tetapi kebutuhan dasar tidak terpuaskan, maka individu dapat kembali pada tingkat kebutuhan yang sebelumnya.[3] Menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua daya yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation).[4] Motivasi kekurangan mempunyai tujuan kepada mengatasi masalah ketegangan mansuia karena berbagai kekurangan yang aci.[4] Sedangkan motivasi pertumbuhan didasarkan atas kapasitas setiap manusia kepada tumbuh dan mengembang.[4] Kapasitas tersebut merupakaan pembawaan dari setiap manusia.[4] Hierarki Kebutuhan MaslowKebutuhan FisiologisKebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yaknik kebutuhan kepada mempertahankan hidupnya secara fisik.[1][5] Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan kebutuhan hidup, minuman, lokasi berteduh, seks, tidur dan oksigen.[5] Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar dan luhur bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya.[1] Manusia yang lapar akan selalu termotivasi kepada makan, bukan kepada mencari teman atau dihargai.[1] Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain hingga kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan.[1] Di masyarakat yang sudah mapan, kebutuhan kepada memuaskan rasa lapar adalah sebuah gaya hidup.[1] Mereka biasanya sudah memiliki cukup kebutuhan hidup, tetapi saat mereka bicara lapar maka yang sebenarnya mereka pikirkan adalah citarasa kebutuhan hidup yang berhasrat dipilih, bukan rasa lapar yang dirasakannya.[1] Seseorang yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu peduli dengan rasa, bau, temperatur ataupun tekstur kebutuhan hidup. Kebutuhan fisiologis beda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal.[1] Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang mampu terpuaskan sepenuhnya atau minimal mampu diatasi.[1] Manusia dapat mengalami cukup dalam keaktifan makan sehingga pada titik ini, daya penggerak kepada makan akan lenyap.[1] Bagi seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah santapan luhur, dan akhir membayangkan sebuah kebutuhan hidup lagi sudah cukup kepada menciptakannya mual.[1] Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah hakikat pengulangannya.[1] Setelah manusia makan, mereka beres akan menjadi lapar lagi dan akan terus menerus mencari kebutuhan hidup dan cairan lagi.[1] Sementara kebutuhan di tingkatan yang lebih tinggi tidak terus menerus muncul.[1] Sebagai contoh, seseorang yang minimal terpenuhi sebagian kebutuhan mereka kepada dicintai dan dihargai akan tetap merasa yakin bahwa mereka dapat mempertahankan pemeuhan terhadap kebutuhan tersebut tanpa harus mencari-carinya lagi.[1] Kebutuhan Akan Rasa AmanSetelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang dikata Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman.[5] Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana dunia.[1] Kebutuhan akan rasa aman beda dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini tidak mampu terpenuhi secara total.[1] Manusia tidak pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran, banjir atau perilaku berbahaya orang lain. Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti anak-anak yang tidak aman.[5] Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan terancam luhur.[5] Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berelebihan serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.[5] Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih SayangJika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki.[5] Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi desakan kepada bersahabat, hasrat memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan kepada dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan kepada memberi dan menerima cinta.[5][1] Seseorang yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat menolak cinta.[1] Dia akan memiliki keyakinan luhur bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting bagi dirinya.[1] Saat aci orang lain menolak dirinya, dia tidak akan merasa hancur.[1] Bagi Maslow, cinta menyangkut sebuah hubungan sehat dan penuh kasih mesra selang dua orang, termasuk sikap saling percaya.[5] Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut jika kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya.[5] Maslow juga mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima.[5] Kita harus memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan meramalkannya.[5] Jika tidak, dunia akan hanyut ke dalam gelombang permusuhan dan kebencian.[5] Kebutuhan Akan PenghargaanSetelah kebutuhan dicintai dan dipunyai tercukupi, manusia akan lepas sama sekali kepada mengejar kebutuhan akan penghargaan.[1] Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai kebutuhan penghargaan, adalah kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi.[2] Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan kepada menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi.[2] Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan.[2] Sekali manusia dapat memenuhi kebutuhan kepada dihargai, mereka sudah siap kepada memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi yang ditemukan Maslow.[1] Kebutuhan Akan Aktualisasi DiriTingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri.[2] Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan hasrat yang terus menerus kepada memenuhi potensi.[2] Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat kepada semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya.[5] Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan kepada aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan kepada dihargai terpenuhi.[1] Akan tetapi selama tahun 1960-an, dia menyadari bahwa banyak anak muda di Brandeis memiliki pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga mampu mencapai aktualisasi diri.[1] Referensi
Sumber : p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, civitasbook.com (Ensiklopedia), dan lain sebagainya. |