KOMPAS.com - Rendang merupakan sajian makanan dari ranah Minang, Sumatera Barat. Menurut sejarah, nama "rendang" berasal dari bahasa Minang, yaitu randang. Kata randang merujuk pada teknik memasak bernama marandang, yang berarti mengolah dan mengaduk masakan dalam waktu yang lama sehingga hasil masakan menjadi kering. Terciptanya kuliner rendang berasal dari hasil akulturasi budaya yang masuk ke Minang. Salah satu kuliner yang sejenis dengan hidangan rendang yaitu kuliner kari dari India. Mengetahui lebih lanjut mengenai sejarah terciptanya rendang, Kompas.com berkesempatan untuk berbincang dengan ahli antropologi Universitas Andalas Yevita Nurti. Yevi mengatakan, terciptanya masakan di Sumatera Barat khususnya rendang, tidak lepas dari pengaruh budaya masyarakat yang datang berkunjung, salah satunya India. "Minangkabau memang punya banyak pengaruh dari segi bumbu, karena dulu dalam sejarahnya orang India dan pakistan datang ke Minangkabau untuk mencari rempah," kata Yevi saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon pada Rabu (5/1/2022). Ia mengatakan bahwa setelah terjadinya proses akulturasi melalui perkawinan, bumbu masak yang ada kemudian mulai menyebar dan dimodifikasi oleh masyarakat Minang, salah satunya untuk hidangan rendang. Sehingga tak jarang ada beberapa masakan yang menggunakan rempah mirip rendang, seperti olahan kari dari India. Baca juga: Rendang dan budaya MinangIlustrasi rendang belut khas Sumatra.Yevi mengatakan keberadaan rendang bagi orang Minang tidak hanya sebagai suatu masakan melainkan juga erat kaitannnya dengan kebudayaan Minang. "Kalau dilihat dari sejarahnya, keberadaan rendang berkaitan dengan tradisi marantau (merantau) dan budaya pandai besi di Minang," katanya. Orang Minang terkenal dengan budaya merantau, yaitu meninggalkan kampung halaman di Sumatera Barat dan berjuang di kampung halaman orang. Sejak dahulu, orang Minang yang merantau akan dibekali dengan rendang karena bisa awet dan tahan lama. "Perjalanan merantau pada saat itu belum menggunakan transportasi seperti saat ini. Jadi, dulu orang minang menumpangi kapal atau bus yang membutuhkan waktu cukup lama untuk sampai ke tanah rantau. Sehingga dibekali rendang agar dapat dijadikan bekal di perjalanan," katanya. Tidak hanya itu, alat yang digunakan untuk membuat rendang yakni kuali besi, menandakan bahwa orang Minang sudah bisa pandai besi sejak dulu. Yevi mengatakan, dahulu sebelum adanya kompor seperti sekarang, orang Minang memasak rendang menggunakan tungku. Api tungku cenderung lebih besar, sehingga dapat menyebarkan panas merata melalui kuali besi saat memasak rendang. Baca juga: Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Ilustrasi rendang Padang. © Creative Commons/Midori
Merdeka.com - Rendang berasal dari mana? Pertanyaan ini kerap menjadi perbincangan netizen dari negara-negara Melayu. Nyaris setiap tahun, rendang bahkan jadi perdebatan antara pengguna internet dari Indonesia dan Malaysia. Keduanya mengklaim rendang sebagai hidangan khas masing-masing negara. Jadi, apakah rendang berasal dari Indonesia atau Malaysia? Mari kita simak penjelasan berikut. Menurut B. Sutomo, penulis Rendang: Juara Masakan Terlezat Sedunia Versi CNN GO, rendang mulai dikenal di Sumatera Barat sejak abad 8. Makanan ini dianggap sebagai hidangan penting yang harus ada saat kenduri, upacara adat, atau perayaan. Nilai filosofi yang tersirat dari rendang Minangkabau pun cukup mendalam. Rendang dianggap sebagai perlambang musyawarah dan mufakat yang membentuk masyarakat Minang. Pasalnya makanan ini terdiri dari empat unsur penting, yaitu dagiang yang mewakili para pemuka adat atau niniak mamak, karambia (kelapa) yang melambangkan kaum pemikir (candiak pandai), lado sebagai perwujudan kaum alim ulama, serta bumbu yang menjadi penyelaras dan pemersatu keseluruhan. 2 dari 4 halaman
Melalui Rendang: The Treasure of Minangkabau yang dipublikasikan di Journal of Ethnic Foods (2017), Muthia Nurmufid, dkk. menyebut rendang berasal dari kata merandang atau randang yang berarti 'perlahan'. Kata ini merujuk pada proses pengolahan rendang yang memakan waktu berjam-jam. Rendang Minangkabau memiliki ciri khas tekstur daging yang kering, berwarna coklat gelap, dan beraroma kuat. Warna dan tekstur tersebut didapat dari proses memasak yang lama menggunakan api kecil. Rendang dibuat dari daging yang dimasak bersama rempah dan santan. Saat masih berkuah encer, dia disebut gulai. Tampilannya mirip dengan kari dari India dan Timur Tengah. Dimasak lebih lama hingga kuahnya menyusut dan kental, jadilah kalio. Jika diproses lebih lama lagi hingga airnya habis, olahan daging bersantan ini pun berubah menjadi rendang. 3 dari 4 halaman
Sejumlah arsip peninggalan pemerintah kolonial Belanda yang memuat catatan tentang Minangkabau menyebutkan hubungan perdagangan antara India dan Sumatera Barat pada awal milenium kedua. Sembari berniaga, para saudagar India juga menyebarkan kebudayaan mereka ke Sumatera Barat. Keterangan tersebut bisa dikaitkan dengan masuknya rendang ke Sumatera Barat dari India. Melalui buku Herba dan Rempah Aplikasinya dalam Hidangan,F.G. Winarno dan W. Agustinah menyimpulkan kalau kari dari India Utara bisa jadi merupakan nenek moyang rendang. Kari Massaman dari India disebut memiliki penampilan yang hampir sama dengan gulai Padang. Bahan-bahan yang digunakan pun hampir sama. Gulai ini lantas dimasak lagi menjadi kalio yang lebih kental. Kemudian orang Minang memasaknya lagi dengan teknik slow cooking hingga airnya habis dan daging berwarna coklat kehitaman. Jadilah rendang yang kita akrabi saat ini. 4 dari 4 halaman
Menurut Yoshino lewat Malaysia Cuisine: A Case of Neglected Culinary Globalization yang diterbitkan Sophia University Institute of Comparative Culture (2010), rendang dibawa masuk ke Malaysia oleh para imigran dari Indonesia pada tahun 1900-an. Sebagian besar perantau yang memperkenalkan rendang ke sana adalah orang-orang Minang. Walaupun begitu, rendang yang populer di Malaysia memiliki penampilan yang berbeda dengan rendang Minangkabau. Meskipun bernama sama, rendang di Malaysia dan Singapura lebih mirip kalio yang bumbunya masih setengah basah. Jadi, bisa juga dikatakan rendang Minangkabau dan rendang Malaysia merupakan dua makanan yang berbeda, meskipun berakar dari tradisi kuliner yang sama. Setelah membahas tuntas soal rendang, bagaimana kalau menikmati rasanya secara langsung. Temukan olahan rendang dan masakan khas Indonesia lainnya di sini. Yuk PO Sekarang di ManisdanSedap! [tsr] Baca juga: Jakarta - Siapa yang tak suka rendang? Balutan bumbu kental berwarna cokelat kehitaman sangat nikmat dipadu dengan nasi hangat. Rendang berasal dari Minangkabau dan punya 5 fakta menarik.Rendang adalah masakan tradisional khas Minangkabau, Sumatera Barat. Sajian ini sudah dikenal di pelosok nusantara, bahkan hingga mancanegara.
- Rendang punya rasa yang sedikit pedas, karena menggunakan cabe untuk menguatkan rasa dari hidangan ikonik satu ini. Menurut Andre, cabe melambangkan tokoh agama, atau sosok ulama yang menegakan ajaran Islam dalam masyarakat. - Rendang memiliki banyak rempah dan bumbu ketika membuatnya. Salah satunya ada kapulaga, bawang merah putih, cabe merah, jahe, lengkuas, kunyit, ketumbar, pala, hingga jintan. Tapi semua bumbu ini ternyata melambangkan 'masyarakat' dalam hidangan rendang.3. Ciri Khas RendangAda banyak versi rendang di Indonesia, namun buatan orang Minang selalu tak pernah gagal memikat lidah. Akan tetapi rendang yang paling enak adalah rendang dengan warna gelap kehitaman. Karena dimasak selama berjam-jam hingga santan mengering. Dengan proses pemasakan yang lama tersebut membuat bumbu rempahnya terserap dan tersisa minyak kemerahan karena dimasak menggunakan api kecil. Rendang dapat bertahan 3-4 minggu dalam suhu ruang. Hal inilah yang menjadi salah satu keunikan rendang dari Minang.
Bukan sekedar makanan, rendang bagi orang Minangkabau adalah martabat orang Minang. Rendang sudah menjadi bagian dari kehidupan orang minang yang tak bisa dipisahkan. Proses pembuatannya yang lama dengan penuh kesabaran membuat makanan ini jadi istimewa dan selalu hadir di acara-acara istimewa. Simak Video "Bikin Laper: Menikmati Ayam Bakar Taliwang Ayu yang Viral" [Gambas:Video 20detik] (lus/erd) |