Lihat Foto Show
KOMPAS.com – Perubahan sosial yang begitu cepat di masyarakat, seringkali menimbulkan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh individu atau kelompok masyarakat. Apabila perilaku menyimpang tersebut tidak segera diatasi, akan menimbulkan kekacuan di masyarakat. Agar kekacauan tersebut tidak terjadi, maka harus dilakukan tindakan pengendalian sosial. Dilansir dari buku Kamus Sosiologi (2017) karya Haris Priyatna, pengendalian sosial merupakan metode pengawasan terhadap masyarakat baik secara persuasif maupun koersif sehingga perilaku anggota masyarakatnya sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Agar pengendalian sosial berjalan secara efektif, maka harus ada lembaga yang memiliki fungsi pengendalian sosial. Baca juga: Syarat Norma Sebagai Lembaga Sosial Dilansir dari buku Pengantar Ringkas Sosiologi (2020) karya Elly M. Setiadi, dijelaskan bahwa ada beberapa jenis lembaga sosial yang memiliki fungsi pengendalian sosial, berikut penjelasannya: Kepolisian merupakan lembaga negara yang memiliki tugas menjaga keamanan masyarakat dari gangguan-gangguan yang akan mengancam kehidupan dan keutuhan masyarakat. Gangguan tersebut bisa saja datang dari dalam masyarakat atau dari luar masyarakat. Sebagai salah satu lembaga keamanan negara, kepolisian memiliki alat untuk menjalankan fungsi pengendalian sosial, yaitu hukuman yang sifatnya tegas dan tertulis. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang memiliki fungsi pengendalian sosial. Fungsi pengendalian tersebut yaitu dengan cara memberikan wawasan pengetahuan sosial bagi warga sekolah agar bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat ataupun sekolah. Selain itu, sekolah juga memiliki seperangkat tata tertib yang wajib ditaati seluruh warga sekolah. Tujuan penerapan tata tertib adalah agar terwujud ketertiban sosial dan akademik di sekolah sehingga tujuan sekolah dapat tercapai. Baca juga: Empat Norma Dalam Masyarakat Fungsi pengendalian sosial dari lembaga pengadilan yaitu mengadili, menyelesaikan masalah secara hukum dan negara, dan memberikan hukuman kepada anggota masyarakat yang melanggar hukum.
Pengertian Pranata Sosial, Jenis, Ciri, Fungsi, Bentuk dan Contoh : adalah suatu sistem tata kelakuan dalam hubungan yang berpusat kepada aktifitas-aktifitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan khusus dalam masyarakat.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 6 Pengertian Pengendalian Sosial Menurut Para Ahli Sosiolog Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dalam hubungan yang berpusat kepada aktifitas-aktifitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan khusus dalam masyarakat. Pranata sosial berasal dari Bahasa Inggris yaitu institution. Beberapa ahli sosiologi menerjemahkan pranata sosial dengan istilah berbeda-beda, ada yang mengemukakan lembaga kemasyarakatan, bangunan sosial, ataupun lembaga sosial. Pranata Sosial Institution dapat diartikan sebagai:seperangkat aturan dalam suatu kegiatanseperangkat aturan dalam suatu kegiatansosial yang berhubungan dengansosial yang berhubungan denganmasyarakat dan kepedulian terhadapmasyarakat dan kepedulian terhadapkepentingan umumkepentingan umum Mengemukakan bahwa sosiologi mempelajari institusi. Dalam bahasa Indonesia dijumpai terjemahan berlainan dari konsep institution. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1964), misalnya, menggunakan istilah “lembaga kemasyarakatan” sebagai ter-jemahan konsep social institution. Koentjaraningrat, Mely G. Tan dan Harsja W. Bachtiar menggunakan istilah “pranata.” Membuat definisi sebagai berikut: “… an institution is a more or less stable structure of statues and roles devoted to meeting the basic needs of people in society”—suatu struktur status yang diarahkan ke pemenuhan keperluan dasar anggota masyarakat. Harry M. Johnson mengemukkan bahwa institusi ialah “seperangkat norma yang terinstitusionalisasi (institutionalized),” yaitu: (1) telah diterima sejumlah besar anggota system sosial; (2) ditanggapi secara sungguh-sungguh (internalized); (3) diwajibkan, dan terhadap pelanggarnya dikenakan sanksi tertentu. Mendefinisikan institusi sebagai “a distinctive complex of social actions.” Untuk memudahkan pemahaman mengenai konsep institusi Berger mengacu pada pendapat Arnold Gelhen yang menamakan institusi suatu “regulatory agency” yang menyalurkan tindakan manusia laksana naluri mengatur tindakan hewan. Lembaga sosial atau pranata sosial adalah suatu system tata kelakuan dan hubungan yang trpusat pada aktifitas-aktifitas khusus dalam kehidupan masyarakat. Pranata sosial adalah system pola-pola sosial yang tersusun rapid an relative bersifat permanent serta mengandung perilaku-perilaku tertentu yang kokoh dan terpadu demi pemuasan dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan. Pranata sosial adalah tata cara dan prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang berkelompok dalam suatu kelompok masyarakat. Pranata sosial adalah pola-pola yang mempunyai kedudukan tetap untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia yang muncul dari kebiasaan-kebiasaan dengan mendapatkan persetujuan dan cara-cara yang sudah tidak dipungkiri lagi untuk memenuhi konsep kesejahteraan masyarakat dan menghasilkan suatu struktur. Pranata sosial adalah kumpulan norma sosial(struktur-struktur sosial) yang telah diciptakan untuk melaksanakan fungsi masyarakat. Pranata sosial adalah suatu system norma untuk mencapai tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dianggap penting. Lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan dipandang dari sudut kebudayaan adalah pebuatan, cita-cita, sikap dan perlengkapan kebudayaan yang bersifat kekal, tujuannya adalah memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Mengatakan bahwa pranata sosial itu tidak lain adalah wujud dari respon-respon yang diformulasikan dan disistematisasikan dari segala kebutuhan hidup. Secara lebih rinci mendefinisikan pranata sosial itu sebagai satu konsep yang kompleks dan sikap-sikap yang berhubungan dengan pengaturan hubungan antara manusia tertentu yang tidak dapat dielakkan, yang timbul karena dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan elementer individual, kebutuhan-kebutuhan social yang wajib atau dipenuhinya tujuan-tujuan sosial penting. Konsep-konsep itu berbentuk keharusan-keharusan dan kebiasaan, tradisi, dan peraturan. Secara individual paranta sosial itu. mengambil bentuk berupa satu kebiasaan yang dikondisikan oleh individu di dalam kelompok, dan secara sosial pranata sosial itu merupakan suatu struktur. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 5 Pengertian Teori Pertukaran Sosial Menurut Para Ahli Perbedaan Pranata Sosial dan Lembaga SosialInstitution (pranata) adalah sistem norma atau aturan yang menyangkut suatu aktivitas masyarakat yang bersifat khusus. Sedangkan institute (lembaga) adalah badan atau organisasi yang melaksanakannya. Lembaga sosial merupakan wadah/tempat dari aturan-aturan khusus, wujudnya berupa organisasi atau asosiasi. Contohnya KUA, mesjid, sekolah, partai, CV, dan sebagainya. Sedangkan pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan yang mengatur perilaku dan hubungan antara anggota masyarakat agar hidup aman, tenteram dan harmonis. Dengan bahasa sehari-hari kita sebut “aturan main/cara main”. Jadi peranan pranata sosial sebagai pedoman kita berperilaku supaya terjadi keseimbangan sosial. Pranata sosial merupakan kesepakatan tidak tertulis namun diakui sebagai aturan tata perilaku dan sopan santun pergaulan. Contoh: kalau makan tidak berbunyi, di Indonesia pengguna jalan ada di kiri badan jalan, tidak boleh melanggar hak orang lain, dan sebagainya. Jadi lembaga sosial bersifat konkret, sedangkan pranata sosial bersifat abstrak, namun keduanya saling berkaitan. Pranata adalah seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau kebutuhan tertentu. Pranata termasuk kebutuhan sosial. Seperangkat aturan yang terdapat dalam pranata termasuk kebutuhan sosial yang berpedoman kebudayaan. Pranata merupakan seperangkat aturan, bersifat abstrak. Wujud nyata dari pranata adalah lembaga. Untuk jelasnya lihat tabel berikut ini :
Proses timbulnya Pranata SosialPranata sosial tidak terbentuk secara tiba-tiba, tetapi melalui proses yang panjang. Proses timbulnya lembaga kemasyarakatan terkait dengan : Supaya hubungan antar manusia sesuai dengan yang diharapkan, maka disusun norma-norma masyarakat. Mula-mula norma tersebut terbentuk tidak sengaja, namun lama-kelamaan norma itu dibentuk dengan sengaja. Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga (institusionalized) apabila norma tersebut memenuhi tahapan-tahapan diketahui, dipahami atau dimengerti, ditaati, dan dihargai oleh masyarakat. Pengendalian sosial dapat diartikan sebagai segala proses, baik yang direncanakan maupun tidak yang bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga-warga masyarakat agar mematuhi norma-norma yang berlaku. Pengendalian sosial dapat dilakukan oleh individu terhadap individu lainnya atau mungkin dilakukan oleh individu terhadap satu kelompok sosial. Selain itu, pengendalian sosial dapat dilakukan oleh kelompok terhadap kelompok lainnya. Dipandang dari sudut sifatnya pengendalian sosial terdiri atas :
Pengendalian sosial ini merupakan suatu usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguan-gangguan pada keserasian antara kepastian dan keadilan. Misalnya, menyelenggarakan penyuluhan terhadap bahaya penggunaan narkoba di kalangan siswa SMA. Setelah para siswa memahami tentang bahaya penggunaan narkoba, diharapkan mereka menjauhi penggunaan narkoba.
Pengendalian sosial ini dilakukan setelah kejadian berlangsung. Misalnya, polisi menangkap pengedardan pemakai narkoba. Wujud konkret pengendalian sosial harus diwujudkan dalam bentuk alat. Alat-alat yang digunakan untuk melaksanakan pengendalian sosial bermacam-macam. Alat pengendalian sosial tersbut sebgai berikut :
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Masalah Sosial Secara Umum Beserta Contoh Dan Karakteristiknya Ciri-Ciri Pranata SosialMenurut John Levis Gillin dan John Phillpe Gillin ciri umum pranata sosial adalah sebagai berikut :
Meskipun pranata sosial merupakan sistem norma, tetapi pranata sosial yang ada di masyarakat memiliki ciri serta kekhasan tersendiri yang membedakannya dengan norma sosial. Adapun ciri-ciri atau karakteristik pranata sosial adalah meliputi hal-hal berikut ini.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 6 Pengertian Ilmu dan Nilai Sosial Menurut Para Ahli Sosial Dasar Fungsi dan Tujuan Pranata SosialSecara umum, tujuan utama diciptakannya pranata sosial yaitu untuk mengatur agar kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara memadai, dan untuk mengatur agar kehidupan sosial warga masyarakat bisa berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Sebagai contoh, pranata keluarga mengatur bagaimana keluarga harus memelihara anak. Sementara itu, pranata pendidikan mengatur bagaimana sekolah harus mendidik anak-anak hingga menghasilkan lulusan yang handal. Tanpa adanya pranata sosial, kehidupan manusia nyaris bisa dipastikan bakal porak-poranda karena jumlah prasarana dan sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia relatif terbatas, sementara jumlah warga masyarakat yang membutuhkan justru semakin lama semakin banyak. Untuk mewujudkan tujuannya, menurut Soerjono Soekanto (1970), pranata sosial didalam masyarakat harus dilaksanakan dengan fungsi-fungsi berikut :
Selain fungsi umum tersebut, Paul B. Horton dan Chester L. Hunt berpendapat tentang fungsi pranata sosial. Fungsi tersebut adalah :
Tanpa adanya pranata sosial, kehidupan manusia dapat dipastikan bakal porak poranda kaena jumlah prasarana atau sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia relatif terbatas, sementara jumlah orang yang membutuhkan justru semakin lama semakin banyak. Itulah mengapa semakin lama, seiring dengan meningkatkan jumlah penduduk suatu masyarakat, pranata sosial yang ada di dalamnya juga semakin banyak dan kompleks. Kompleksitas pranata sosial pada masyarakat desa akan lebih rendah daripada masyarakat kota. Koentjaraningrat (1979) mengemukakan tentang fungsi pranata sosial dalam masyarakat, sebagai berikut:
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Komunikasi Sosial – Pengertian, Hubungan, Sistem, Jenis, Perubahan Bentuk atau Tipe Pranata SosialDalam kehidupan masyarakat terdapat berbagai macam pranata sosial, dimana satu dengan yang lain sering terjadi adanya perbedaan-perbedaan maupun persamaan-persamaan tertentu. Persamaan dari berbagai pranata sosial itu diantaranya, selain bertujuan untuk mengatur pemenuhan kebutuhan warganya, juga karena pranata itu terdiri dari seperangkat kaidah dan pranata sosial. Sedangkan perbedaannya, seperti dikemukakan oleh J.L. Gillin dan J. P. Gillin (1954), bahwa pranata sosial itu diantaranya dapat diklasifikasikan menurut: Dari sudut perkembangannya dikenal 2 macam pranata sosial yaitu :
Dari sudut sistem nilai yang diterima oleh masyarakat dikenal 2 macam pranata social yaitu :
Dari sudut penerimaan masyarakat dikenal 2 macam pranata sosial yaitu :
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Sosial Budaya – Perubahan, Pengertian, Unsur, Struktur, Sistem, Fungsi Jenis Pranata SosialPranata KeluargaPranata keluarga adalah bagian dari pranata sosial yang meliputi lingkingan keluarga dan kerabat. Pembentukan watak dan perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh pranata keluarga yang dialami dan diterapkannya sejak kecil. Bagi masyarakat, pranata keluarga berfungsi untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat. Berdasarkan jumlah anggotanya, keluarga dapat dibedakan menjadi :
Keluarga merupakan unit masyarakat yang terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga mempunyai banyak fungsi penting yaitu : Keluarga merupakan lembaga yang fungsinya mempertahankan kelangsungan hidup manusia. Dalam masyarakat yang beradab, keluarga adalah satu-satunya tempat untuk tujuan itu. Berlangsungnya fungsi reproduksi berkaitan erat dengan aktivitas seksual laki-laki dan wanita. Dengan berkeluarga, manusia dapat melanjutkan keturunan secara tepat, wajar, dan teratur di lihat dari segi moral, cultural, sosial, dan kesehatan. Salah satu kebutuhan manusia adalah kasih saying atau rasa saling mencintai. Apabila kebutuhan kasih sayang tidak terpenuhi, keluarga akan mendapatkan gangguan emosional, masalah perilaku, dan kesehatan fisik. Keluarga merupakan tempat sosialisasi pertama dan paling utama bagi anak sehingga kelak dapat berperan dengan baik di masyarakat. Keluarga sebagai media sosialisasi kelompok primeryang pertama bagi seorang anak, dan dari situlah perkembangan kepribadian dimulai. Pada saat anak sudah cukup umur untuk memasuki kelompok atau media sosialisasi lain diluar keluarga. Pondasi dasar kepribadian anak sudah tertanam secara kuat, dan kepribadiannya pun sudah terarah dengan baik melalui keluarga. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggota keluarganya. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, semua anggota keluarga melakukan kerja sama. Pada umumnya, seorang suami melakukan kegiatan ekonomi untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan keluarga, sedangkan isteri berfungsi mengatur keuangan dan belanja keluarga. Melalui keluarga seorang anak memperoleh statusnya dalam masyarakat, seperti nama, jenis kelamin, hak waris, tempat dan tanggal lahir, dan sebagainya. Keluarga merupakan satuan kekerabatan yang pertama kali dikenal oleh anak, sehinggah keluargalah anak memperoleh pendidikan pertamanya dari orang tua atau kerabat lainnya. Orang tua, dalam hal ini ayah dan ibu memiliki tanggung jawab yang sama untuk memberikan dasar pendidikan yang baik bagi anak sebelum mereka memasuki masa bermain di lingkungan dan sekolahnya. Keluarga merupakan tempat berlindung lahir batin bagi anak khususnya bagi seluruh anggota keluarga pada umumnya. Berdasarkan fungsi ini, anak atau anggota lainnya merasa aman, nyaman, dan dapat menerima curahan kasih saying dari orang tua atau dari sesame anggota keluarga. Mengingat arti penting pranata keluarga tersebut, maka perlu diciotakan suasana keluarga yang harmonis sehingga dapat digunakan sebagai tempat perlindungan anak yang pertama dan utama. Unsur-unsur pranata keluarga :
Pranata EkonomiPranata ekonomi merupakan bagian dari pranata sosial yang mengatur kegiaan ekonomi, seperti produksi, distribusi, dan konsumsi barang/jasa yang dibutuhkan manusia. Pranata ekonomi ada dan diadakan oleh masyarakat dalam rangka mengatur dan membatasi perilaku ekonomi masyarakat agar dapat tercapai keteraturan dan keadilan dalam perekonomian masyarakat. Pranata ekonomi muncul sejak adanyainteraksi manusia, yaitu sejak manusia mulai membutuhkan barang dan jasa dari manusia lain. Bentuk paling sederhana dari pelaksanaan pranata ekonomi adalh adanya system barter (tukar menukar barang). Akan tetapi, untuk kondisi saat ini system barter telah jarang digunakan dan sulit untuk diterapkan. Secara umum, peran-peran pranata ekonomi dapat dibedakan atas peran pranata ekonomi produksi, distribusi dan konsumsi. Kegiatan produksi meliputi unsure-unsur bahan dasar, modal, tenaga kerja dan manajemen. Pemanfaatan unsure-unsur produksi tersebut harus melalui aturan yang berlaku agar tercapai suatu keseimbangan dan keadilan sosial. Di dalam pemanfaatan sumber daya alam, pranata ekonomi berperan dalam menjaga keseimbangan dalam pemanfaatannya. Aturan-aturan dibuat sedemikian rupa sehingga para pelaku produksi dapat memanfaatkan ketersediaan sumber daya alam secara efektif dan efisien. Beberapa aturan dalam pemanfaaan sumber daya di Indonesia, antara lain :
Distribusi merupakan kegiatan menyalurkan barang hasil produksi ke konsumen untuk dikonsumsi. Pendistribusian penting dilakukan untuk mencapai kemakmuran rakyat dengan cara memeratakan ketercukupan kebutuhan rakyat akan barang dan jasa. Dengan adanya proses distribusi, maka produsen dapat menjual hasil produknya dan konsumen dapat memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan, melalui proses distribusi pulalah, arus perdagangan dapat berjalan. Konsumsi adalah kegiatan menghabiskan atau menggunakan nilai guna suatu barang atau jasa. Penggunaan atau pemanfaatan nilai guna barang atau jasa tersebut dapat dilakukan sekaligus ataupun secara berangsur-angsur. Pemenuhan kebutuhan kebutuhan manusia yang diukur melalui tingkat pendapatan atau penghasilan. Hal yang harus diperhatikan adalah kebutuhan manusia dalam berkonsumsi tidak terbatas, sedangkan kemampuan manusia terbatas. Oleh karena itu, manusia harus pandai-pandai membelanjakan uangnya sesuai dengan tingkat kebutuhan. “Berdasarkan peran-peran tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa peran atau fungsi pokok pranata ekonomi adalah mengatur kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi agar dapa tberjalan dengan lancar, tertib dan dapat memberi hasil yang maksimal dengan meminimalisasi dampak negatih yang ditimbulkan.” Unsur-unsur pranata ekonomi :
Pranata PendidikanPendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan. Di Indonesia, pendidikan dapat di golonggan menjadi dua, yaitu pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan pendidikan luar sekolah (pendidikan informal). Pada perkembangannya, ada beberapa ahli sosiologi yang menambahkan satu golongan pendidikan lagi, yaitu pendidikan yang di peroleh melalui pengalaman atau kehidupan sehari-hari (pendidikan informal). Pranata pendidikan berfungsi untuk mempersiapkan manusia agar mampu mencari nafkah hidup saat ia dewasa kelak. Persiapan-persiapan yang dimaksud, meliputi kegiatan dalam :
Pranata PolitikPolitik adalah pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, meliputi segala urusan dan tindakan atau kebijakan mengenai pemerintahan Negara atau terhadap Negara lain. Di dalam hal ini, yang dimaksud politik adalah semua usaha dan aktifitas manusia dalam rangka memperoleh, menjalankan, dan mempertahankan kekuasaan dalam kaitannya dengan penyelanggaraan pemerintahan Negara. Pranata politik adalah serangkaian peraturan, baik tertulis ataupun tidak tertulis yang berfungsi mengatur semua aktifitas politik dalam masyarakt atau Negara. Di Indonesia, pranata politik tersusun secara hieraki, berikut ini :
Beberapa peran atau fungsi pranata politik, antara lain :
Unsur-unsur pranata politik :
Pranata AgamaAgama adalah ajaran atau system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Ynag Maha Kuasa serta mencakup pula tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antar manusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Jika dilihat dari sudut pandang sosiologi, agama memiliki arti yang lebih luas, karena mencakup juga aliran kepercayaan yang sebenarnya berbeda dengan agama. Sebagai salah satu bentuk pranata sosial, pranata agama memiliki beberapa fungsi berikut ini :
Unsur-unsur pranata agama : Kepercayaan agama, yaitu suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi. Misalnya, kepercayaan bahwa Tuhan itu satu(monoteisme).
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Norma Hukum Dan Sosial Karakteristik dan Unsur Pranata SosialKarakteristik dalam Pranata SosialDari uraian-uraian sebelumnya dapat ditemukan unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian atau konsep pranata sosial, seperti: (1) berkaitan dengan kebutuhan pokok manusia dalam hidup bermasyarakat, (2) merupakan organisasi yang relatif tetap dan tidak mudah berubah, (3) merupakan organisasi yang memiliki struktur, misalya adanya status dan peran, dan (4) merupakan cara bertindak yang mengikat. Gillin dan Gillin mengemukakan ciri-ciri pranata sosial sebagaimana dikutip oleh Selo Soemadjan dan Soelaiman Soemardi (1964) dan Koentjaraningrat (1979) yang ringkasannya sebagai berikut:
Unsur-unsur Pranata SosialMenurut Horton dan Hunt (1987), setiap pranata sosial mempunyai unsur-unsur sebagai berikut.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Mobilitas Sosial Contoh Pranata SosialPranata KeluargaBerikut adalah sebuah kasus keluarga yang sedang hangat-hangatnya diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia : Ario Kiswinar Teguh tidak di akui sebagai Anak oleh Mario Teguh Melalui sebuah acara televisi, Ario Kiswinar Teguh memberikan paparan bahwa dirinya tidak diakui sebagai anak oleh pengacara kondang Mario Teguh. Pada acara tersebut kiswinar membawa beberapa bukti yang menyatakan bahwa dirinya adalah anak yang sah dari Mario Teguh. Barang bukti tersebut diantaranya adalah Akta Kelahiran Ario Kiswinar Teguh dan foto-foto masa kecilnya bersama Mario Teguh. Karena pernyataan yang di lontarkan oleh Ario, Mario Teguh pun angkat bicara dan membuat klarifikasi melalui acara televisi. Beliau mengungkapkan sebuah fakta pahit yang terjadi di masa lalu antara dirinya dengan mantan istrinya alias Ibunda Ario Kiswinar Teguh. Mario Teguh yang sangat menyayangi Ario ketika ia masih muda kemudian mengetahui bahwa anak yang ia sayangi itu adalah anak dari hubungan antara mantan istrinya dengan orang ketiga yang disebutnya dengan Mr. X. Mr. X adalah sesosok orang yang sangat dihormati oleh Mario Teguh. Mengetahui hal itu, Mario Teguh pun memutuskan untuk bercerai dengan Ibunda Ario sepuluh tahun yang lalu. Mario Teguh kemudian mengundang Ario Kiswinar Teguh untuk melakukan Tes DNA bersamanya, demi membuktikan apakah Ario benar-benar anak dari Mario Teguh dan Ibunda Ario. Berdasarkan fakta yang ada dan keterangan-keterangan berita dari berbagai sumber, penulis menganalisis bahwa kasus ini sangat cocok dijadikan contoh nyata dalam pranata keluarga. Berikut analisis penulis :
Pranata EkonomiBerikut adalah contoh kasus pranata ekonomi yang berhubungan dengan fungsi nya yaitu produksi, distribusi dan konsumsi. Produksi Samsung Galaxy Note 7 di hentikan sementara Perusahaan teknologi terkenal, Samsung, memutuskan menghentikan produksi handphone nya untuk sementara. Setelah di produksi ke berbagai negara besar, terutama Amerika dan Australia, banyak laporan konsumen yang telah menggunakan Samsung Galaxy Note 7 bahwa Handphone tersebut meledak ketika digunakan yang diduga bersumber dari baterai handphone. Daya baterai yang terlalu cepat habis meskipun di gunakan dengan normal. Karena mendapatkan laporan tersebut perusahaan samsung langsung menghentikan produksi dan disribusi terhadap Samsung Galaxy Note 7. Berdasarkan fakta yang didapat dari berbagai sumber, berikut adalah analisis penulis mengenai kasus ini :
Pranata PendidikanPendidikan merupakan institusi yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh masyarakat luas. Berikut ada sebuah kasus yang dapat menjadi satu pembahasan penting mengenai pranata ini. Full Day School Siapa pun yang menyukai berita pasti telah membaca wacana tersebut yang di paparkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Wacana tersebut merupakan sebuah ide yang berasal dari amanat Presiden yaitu Nawacita. Full Day School dikaitkan oleh Mendikbud sebagai bagian dari implementasi mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia Menteri Muhadjir Effendy ingin mengikuti negara-negara maju yang telah menerapkan sistem tersebut, salah satunya ialah negara Finlandia. Berikut terdapat tiga alasan penting mengapa Full Day School akan dilaksanakan.
Kasus Pranata Sosial dalam keluarga :Pada umumya orang mempercayai bahwa suatu perkawinan adalah sesuatu yang sacral, oleh karenanya setiap keluarga berupaya menjaga agar tetap utuh. Meski demikian perkawinan terkadang harus menghadapi kenyataan bahwa ikatan yang mempertalikan suami istri terputus, sehingga terjadilah perpisahan atau perceraian. Selain itu juga ada beberapa problem keluarga yang lain, yaitu kekerasan di dalam rumah tangga, seperti pemukulan, dan juga broken home. Untuk mempelajari kekerasan terhadap pasangan, beberapa sosiolog telah mempelajari korban secara mendalam (Goetting 2001), sedangkan sosiolog lain telah mewawancarai suatu sampel representative dari pasangan Amerika Serikat (Straus dan Gelles 1988; Straus 1992). Meskipun tidak disepakati oleh semua sosiolog (Dobash dkk. 1992, 1993; Pagelow 1992), Murray Straus menyimpulkan bahwa suami dan istri berpeluang sama untuk menyerang satu sama lain. Meskipun kesetaraan gender ada, dampak dari kekerasan menunjukkan hal yang sebaliknya. 85 persen dari mereka yang cedera adalah perempuan (Renisson 2003). Sebagian besar alasannya tentu saja karena sebagian besar suami lebih besar dan lebih kuat dibandingkan istri mereka, sehingga para istri berada dalam posisi yang tidak menguntungkan dalam pertempuran antar jenis kelamin (secara harafiah). Kekerasan terhadap perempuan berhubungan dengan struktur masyarakat yang mendiskriminasikan gender. Karena mereka dibesarkan dengan norma yang mendorong agresi dan penggunaan kekerasan, beberapa orang laki – laki merasa bahwa berhak mengendalikan perempuan. Jika mereka mengalami frustasi tentang hubungan yang mereka jalani, atau bahkan peristiwa di luar hubungan itu sendiri, beberapa laki – laki mengarahkan kemarahan mereka pada pada istri bahkan anak – anaknya. Pertanyaan sosiologis mendasar ialah bagaimana cara mensosialisasikan para suami untuk menangani frustasi dan perbedaan pendapat tanpa harus berpaling ke kekerasan (Rieker dkk. 1997). Masalah pertengkaran tersebut akan dapat berkelanjutan sehingga menjadikan suatu percerai. Pembahasan kasus : Setelah mempelajari perceraian dan penganiayaan keluarga, orang dapat dengan mudah menyimpulkan bahwa pernikahan jarang berhasil. Untuk mengetahui apa yang membuat suatu perkawinan yang berhasil, sosiolog Jeanette dan Robert Lauer (1992) mewawancarai 351 pasangan yang telah menikah selama lima belas tahun atau lebih. Terdapat 51 pasangan tidak memiliki perkawinan yang bahagia, tetapi pasangan tersebut tetap memutuskan untuk tidak bercerai karena alasan agama, tradisi keluarga, atau “demi anak”. Di sisi lain, 300 pasangan yang merasa bahagia, semuanya menganggap pasangan mereka sebagai teman terbaik mereka, menganggap perkawinan sebagai komitmen seumur hidup, bahwa perkawinan bersifat sacral, percaya bahwa pasangan mereka telah tumbuh menjadi seseorang yang semakin menarik seiring dengan waktu, dan sangat menginginkan agar hubungan mereka langgeng. Sosiolog lain telah menemukan bahwa semakin baik hubungan pasangan dengan mertua, semakin bahagia perkawinannya (Bryant dkk. 2001). Dari jurnal di atas juga dapat ditarik kesimpulan bahwa beberapa penyebab perceraian karena perselingkuhan dari pihak suami atau istri, faktor ekonomi dalam keluarga. “jika seorang istri berpenghasilan lebih tinggi daripada suaminya, pernikahannya lebih berpeluang kandas; jika seorang suami berpenghasilan lebih tinggi daripada istrinya, peluang terjadinya perceraian lebih sedikit” Alex Heckert, Thomas Nowak, dan Kay Snyder (1995). Perceraian akan membawa dampak diantaranya tidak berjalannya fungsi seks dan reproduksi, tidak berfungsinya sosialisasi (anak menjadi terlantar karena kurang perhatian dari anggota keluarga, terutama orang tua yang bercerai), fungsi afeksi dan perlindungan tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Daftar PustakaHorton, Paul B. dan Hunt, Chester L. 1999. Sosiologi; Edisi Keenam Jilid I. Jakarta: PT Erlangga. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto (ed.). 2006. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Kamanto Soenarto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta Masri Singarimbum dan Sofian Effendi.1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES. Mohammad Nazir. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. M. James Henslin Sosiologi dengan Pendekatan Membumi Penerbit Erlangga. Sunarto Kamanto Pengantar Sosiologi.Soerjono Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pantantar; Edisi Baru Keempat, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Soerjono Soekanto. 1985. Kamus Sosiologi; Edisi Baru. Jakarta: Rajawali Pers. Soerjono Soekanto. 2002. Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi. Jakarta: PT RajaGrafiondo Persada Tim Sosiologi. 2004. Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat Kelas 1 SMA. Jakarta: PT Yudhistiransert contents Nasikun. 1996. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: PT Rajawali Pers. Dyole Paul Johnson. 1981. Teori-teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT Gramedia. Margaret M. Poloma. 1998. Sosiologi Kontemporer. Terjemahan dari Contemporary Sociological Theory. Jakarta: PT Rajawali Pers. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi. 1986. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta: Yasbit FE UI.Sunarto, Kamanto. 2004. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta http://sosiologismancis.blogspot.co.id/p/pranata-sosial-1.htmlhttp://dzakibelajar.blogspot.co.id/2015/01/pranata-sosial.html |