Pernyataan yang benar tentang etos kerja bangsa jerman adalah


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Saat ini bila kita bandingkan antara pemerintah Indonesia dengan Jerman,khususnya dalam bidang ekonomi tentu sangatlah berbeda.Kita sering bertanya-tanya dalam hati mengapa hal itu terjadi?Apakah karena orang Jerman lebih besar dari orang Indonesia sehingga otaknya juga lebih besar dibandingkan dengan otak kita?

Keberhasilan dari sebuah negara tidak hanya berpengaruh pada apakah negara tersebut adalah negara yang kaya akan kekayaan alam,sehingga dengan menjual segala kepunyaan tersebut dapat menjadi kaya.Keberhasilan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh etos kerja yang dimiliki oleh bangsa tersebut.Etos kerja merupakan salah satu kunci sukses sekaligus fondasi untuk mencapai suatu keberhasilan.Dengan tingginya etos kerja suatu bangsa merupakan salah satu akar yang membawa suatu negara pada kualitas  yang lebih baik terutama pada bidang ekonomi,sehingga pada level yang lebih luas menjadikan suatu negara lebih maju.

Sebagai pelajar bahasa asing,khususnya bahasa Jerman,tidak cukup jika kita hanya mempelajari bahasanya saja tanpa mengatahui asal-usul dan bagaimana model budaya di Jerman. Dalam pembicaraanya pada konferensi kerjasama Indonesischer Germanistenverband/AGI dengan Program Studi Bahasa Jerman Universitas Negeri Yogyakarta yang bertempat di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY),Dr. Setiawati Darmojuwono, M.A, ketua Assosiasi Germanistik Indonesia (AGI) mengatakan berkomunikasi dengan orang asing seharusnya mempunyai kemampuan komunikasi antarbudaya agar tujuan komunikasi dapat tercapai dan efektif. Kemampuan ini juga diharapkan dapat mencegah konflik karena kesalahpahaman budaya.

Pada mata kuliah Kontrastive Kulturkunde kita mendapatkan ilmu bagaimana perbedaan bangsa Jerman dengan Indonesia baik dari segi ekonomi,politik,budaya,pendidikan,dan lain sebagainya,karena hal itu sangat berpengaruh pada profesionalitas jika kita sudah menjadi seorang guru bahasa Jerman.Selain itu kita juga dapat belajar dari cara kerja orang jerman,bagaimana mereka pada saat bekerja bila dibandingkan dengan orang Indonesia.Hal ini juga mudah-mudahan dapat berpengaruh pada kualitas ekonomi Indonesia jika baangsa ini tidak malu dan mau mencontohi etos kerja orang Jerman.

Tentunya saya juga berharap bahwa kita kaum muda dan generasi penerus bangsa untuk mulai dari sekarang menerapakan etos kerja yang tinggi yang mengedepankan pentingnya disiplin dalam bekerja.

C.Rumusan Maslah

Berdasarkan uraian pada latar belakkang diatas,maka rumusan masalah yang dapat disimpulkan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1.Bagaimanakah etos kerja orang Jerman bila dibandingkan dengan orang Indonesia?

2.Apakah etos kerja sangat berpengaruh pada tingkat kemajuan suatu negara?

3.Apakah hubungan antara aspek inter-kultural (aspek lintas budaya),dalam hal ini “etos kerja” dengan pembelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing?

                                                                 BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Etos Kerja

Secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti karakter,watak,kesusilaan,adat istiadat,kebiasaan.Etos ini dipengaruhi oleh berbagai faktor,seperti fakor budaya,faktor iklim,bahkan faktor agama.Menurut Jansen Sinamao, etos adalah kunci dan fondasi keberhasilan suatu masyarakat atau bangsa.Etos juga merupakan salah satu syarat bagi upaya peningkatan kualitas tenaga kerja atau SDM,baik pada level individual,organisasional,maupun sosial.Jadi etos yang dimaksudkan disini merupakan suatu sikap,pandangan atau nilai yang mendasari prinsip kerja suatu komunitas,masyarakat atau bangsa.

Kerja adalah usaha komesial yang menjadi suatu keharusan demi hidup,atau sesuatu yang imperatif dari diri,maupun sesuatu yang terkait pada identitas diri yang telak bersifat sakral(Taufik Abdullah,1986).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa etos kerja adalah suatu perinsip,sikap atau pandangan hidup sekelompok orang atau masyarakat terhadap sebuah pekerjaan yang dihadapinya.

B.Bagaimana etos kerja bangsa Jerman

Jerman sangat mengutamakan peraturan dan disiplin, dan dalam hal pekerjaan mereka melakukan dengan sangat serius. Di mata beberapa orang, dalam banyak kasus, orang Jerman kaku, tidak fleksibel, dan bahkan sedikit tidak manusiawi. Jerman sangat mengutamakan peraturan tentang kebersihan dan kerapian. Di Jerman, baik taman, jalan-jalan, atau teater atau tempat-tempat umum lainnya, dan di mana-mana terlihat rapi. Jerman juga menekankan peraturan untuk memakai pakaian pada tempatnya. Saat bekerja memakai pakaian kerja, saat di rumah meskipun anda bisa berpakaian santai, tapi selama ketika ada tamu datang, atau pergi keluar, anda harus berpakaian rapi. Di teater, para wanita mengenakan rok panjang, atau setidaknya mengenakan pakaian gelap.

Berdasarkan survei yang dilakukan majalah Spiegel terhadap 1.000 responden bulan Maret 2005 menunjukkan bahwa nilai ”kesadaran nasional” (national consciousness) merupakan nilai yang paling rendah (26-31 persen) di antara nilai-nilai lainnya yang dianggap penting dalam kehidupan rakyat Jerman.Nilai yang tertinggi peringkatnya adalah kejujuran dan integritas (81-83 persen).Dari survei ini dapat dilihat bahwa orang Jerman sangat memprioritaskan kejujuran dan integritas dalam melakukan sesuatu.Adapun hal-hal yang perlu kita pelajari dari kebiasaan atau etos kerja orang Jerman adalah sebagai berikut:

1.Menghargai waktu

Jerman sangat menghargai waktu, jika ada janji, tidak akan berubah waktu dengan mudah. Orang Jerman jika diundang ke rumah orang lain atau pergi keluar untuk mengunjungi teman, akan tiba dengan tepat waktu , tidak membuang-buang waktu dengan datang lebih awal ataupun terlambat.Di Jerman jika tidak ada acara khusus, mereka harus menghargai tetangga sekitar dengan tidak diperbolehkan menbuat kebisingandari pukul 20:00-08:00 hari berikutnya. Jika ada acara khusus, harus minta izin di awal ke tetangga-tetangga. Jika tidak, akan menuai protes dari tetangga dan bahkan akan dilaporkan ke polisi.

2.Tulus dan fokus pada etiket

Berurusan dengan orang Jerman tidaklah memiliki banyak kesulitan. Dalam kebanyakan kasus, yang bisa mereka lakukan, mereka akan segera memberitahu Anda “bisa melakukannya.” Dimana mereka tidak dapat dilakukan, mereka jelas akan memberitahu Anda “Tidak”, atau memberi  jawaban yang  jelas. Tentu saja, tingkat hubungan pribadi tidak akan pengaruh pada hubungan pekerjaan.Mirip dengan kebanyakan negara Barat, Jerman lebih memperhatikan etiket. Mereka bertemu, selalu menyapa “Hello.” .Bertemu dengan teman mereka akan berjabat tangan dulu. Jika teman lama mereka akan saling memeluk. Pada acara formal mereka juga akan mencium tangan wanita sebagai rasa hormat.

Memberi hadiah adalah sangat dihargai di Jerman. Ketika diundang ke rumah orang lain, biasanya datang dengan hadiah. Kebanyakan orang dengan karangan bunga, beberapa tamu laki-laki dengan botol anggur, ada juga yang membawakan buku atau album. Dalam menyambut para tamu (seperti stasiun, bandara dan tempat-tempat lain) untuk mengunjungi pasien, banyak juga mengirimkan bunga. Biasanya mereka langsung membuka hadiah di depan pemberi dan mengucapkan terimakasih.Di Jerman dan negara-negara Barat lain, perempuan adalah prioritas. Seperti saat antrian mereka akan mendahulukan perempuan. Dalam berbicara dengan rekan kerja, orang Jerman sangat berhati-hati untuk menghormati satu sama lain. Jangan tanya urusan pribadi orang lain (seperti usia wanita).

Adapun etos kerja orang Jerman menurut Max Weber dalam bukunya yang berjudul “The spirit of Capitalism” adalah :

1.Bertindak rasional

2.Berdisiplin tinggi

3.Bekerja keras

4.Berorientasi sukses material

5.Tidak mengumbar kesenangan

6.Hemat dan bersahaja

7.Menabung dan berinvestasi

C.Etos kerja orang Indonesia

Setelah melihat etos kerja orang Jerman,pertanyaanya kemudian adalah seperti apa etos kerja bangsa Indonesia ini? Apakah etos kerja kita menjadi penyebab dari rapuh dan rendahnya kinerja sistem sosial,ekonomi dan kultural, yang lantas berimplikasi pada kualitas kehidupan? Ataukah etos kerja yang kita miliki sekarang ini merupakan bagian dari politik republik tercinta? Dalam buku "Manusia Indonesia" karya Mochtar Lubis yang diterbitkan sekitar seperempat abad yang lalu, diungkapkan adanya karakteristik etos kerja tertentu yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Beberapa di antara ciri-ciri itu adalah: munafik; tidak bertanggung jawab; feodal; percaya pada takhyul; dan lemah wataknya. Beliau tidak sendirian. Sejumlah pemikir/budayawan lain menyatakan hal-hal serupa. Misalnya, ada yang menyebut bahwa bangsa Indonesia memiliki ‘budaya loyo,’ ‘budaya instan,’ dan banyak lagi.

Hasil pengamatan para pemikir/cendekia tersebut tentu ada kebenarannya. Tetapi tentunya (dan mudah-mudahan) bukan maksud mereka untuk membuat final judgement terhadap bangsa kita. Pernyataan-pernyataan mereka perlu kita sikapi sebagai suatu teguran dan peringatan yang serius. Jika ciri-ciri etos kerja sebagaimana diungkapkan Dalam “Manusia Indonesia” kita sosialisaikan, tumbuhkembangkan dan pelihara, maka berarti kita bergerak mundur beberapa abad ke belakang.

 Tanpa bermaksud terlarut dalam kejayaan masa lalu, sejarah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki prestasi yang patut dihargai dalam perjalanannya. Tegaknya Candi Borobudur dan puluhan yang lainnya hanya mungkin terjadi dengan dukungan etos Kerja yang bercirikan disiplin, kooperatif, loyal, terampil rasional (sampai batas tertentu),kerja keras, dan lain-lain. Berkembang luasnya pengaruh kerajaan-kerajaan besar seperti Majapahit, Samudra Pasai, Mataram, Demak, dengan berbagai perangkat dan Infrastruktur teknologis maupun sosial dalam pengelolaan kenegaraannya, juga mempersyaratkan adanya suatu etos kerja tertentu yang patut dihargai. Selain ini, pesantren-pesantren yang sampai kini masih bertahan dan berkembang, memiliki akar pertumbuhan pada beberapa abad yang lalu, yang menunjukkan bahwa tradisi belajar mengajar telah menjadi bagian kehidupan masyarakat Tanah Air jauh sebelum bangsa belanda mengunjungi kita. kita juga mengenal slogan-slogan yang setidaknya dulu pernah menjadi perminan suatu etos kehidupan, seperti: Bhinneka Tunggal Ika; Ing Ngarso Sung Tulodo, ing Madyo Mbangung Karso, Tut Wuri Handayani; Menang Tan Ngasorake; Niteni, iroake, Nambahake. Ini mencerminkan etos kerja dalam konteks kehidupan sosial yang penting dalam membangun persatuan, leadership, dan bahkan untuk berinovasi. Masih banyak lagi slogan-slogan yang berlaku dan terkenal di berbagai daerah-daerah di Tanah air

Jansen Sinamo menyajikan 8 Etos Kerja Professional putra-putri Indonesia dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1.    Kerja adalah Rahmat

2.    Kerja adalah Amanah

3.    Kerja adalah Panggilan

4.    Kerja adalah Aktualisasi

5.    Kerja adalah Ibadah

6.    Kerja adalah Seni

7.    Kerja adalah Kehormatan

8.    Kerja adalah Pelayanan

D.Hubungan antara “etos kerja” dengan pembelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa  asing

Ketika dunia kita menjadi lebih kompleks dan plural secara budaya, topik tentang komunikasi antar budaya menjadi semakin penting. Kemampuan komunikasi antar budaya mempengaruhi kemampuan kita untuk berfungsi dengan baik tidak hanya di tempat kerja dan sekolah, namun juga di rumah, bersama keluarga, dan pada saat kita bermain. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk melakukan komunikasi antar budaya, kita tampaknya juga harus memperbaiki kemampuan komunikasi kita sendiri.

Sebagai mahasiswa yang mempelajari bahasa Jerman khususnya pendidikan tentu sudah seharusnya kita harus mempelajari budaya Jerman.Kata budaya memang memiliki defenisi yang sangat luas apabila dijadikan judul dalam menyusun makalah ini.Oleh karena itu saya mengambil salah satu aspek dari budaya itu sendiri,yakni “etos kerja”.

Berbicara mengenai etos kerja tidak terlepas dari seorang manusia sebagai makhluk sosial yang setiap hari selalu berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain.Begitu pula dengan kita yang nantinya akan menjadi seorang guru,selain bisa mengajari peserta didik dengan baik kita juga memberikan teladan yang baik kepada anak didik dengan memperlihatkan etos kerja kita yang baik,seperti datang tepat waktu,serius dalam bekerja ,dan lain sebagainya sehingga bisa ditiru oleh mereka dan diterapakan di masyarakat.Dari situ mereka juga menerapakan hal tersebut dilingkungan mereka berada ,seperti di tempat kerja,dan lain sebagainya.Berawal dari sini kita telah mencoba salah satu langkah untuk memperbaharui kualitas ekonomi negara kita.Bukan hal yang tidak mungkin dan mustahil jika seluruh guru di Indonesia melakukan hal demikian,saya yakin 15-20 tahun yang akan datang negara kita akan menjadi salah satu negara yang disegani di dunia khususnya di bidang ekonomi.Karena kalau diperhatikan bahwa kualitas kerja guru di Indonesia masih sangat rendah.

Selain di bidang pendidikan,jika kita bekerja pada sebuah perusahaan apalagi perusahaan asing,etos kerja sangat diperhatikan oleh perusahaan tersebut.Orang barat sangat memprioritaskan antara lain : bertindak rasional dalam bekerja,berdisiplin tinggi,dan orang yang suka bekerja keras.Jika kita menerapkan etos kerja orang indonesia (bukanya meremehkan,tetapi memang kenyataanya) kita tidak akan diterima pada perusahaan mereka.Pentingnya mempelajari budaya orang lain dalam hal bekerja disini adalah bagaimana kita memahami budaya bangsa lain,serta mencoba untuk masuk budaya mereka yang baik dan yang jeleknya jangan ditiru, dengan sendirinya hubungan kita akan baik dengan mereka dan memberikan dampak yang positif bagi kita juga.

   BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari pembahasan diatas,maka disumpulkan bahwa etos kerja mempunyai peran yang sangat penting dalam kemajuan sebuah negara.Dengan tingginya etos kera suatu bangsa merupakan salah satu akar yang akan membawa suatu negara pada kualitas yang lebih baik terutama pada bidang ekonomi,sehingga pada level yang lebih luas menadikan suatu negara menjadi lebih maju.

Selain sangat berperan penting pada kemajuan sebuah negara,etos kerja juga beperan penting bagi para kaum muda khususnya para mahasiswa,karena jika kaum muda mulai dini menerapkan sistem kerja yang baik maka akan berdamapak pada kualitas keperibadian mereka dan akan berdampak positif juga bagi bangsa dan negara.

Sebagai pembelajar bahasa basing khususnya bahasa Jerman,selain mempelajari bahasanya kita juga harus mempelajari budaya Jerman.Budaya yang baik seperti etos kerja mereka yang tinggi kita pelajari,dan yang buruknya seperti kehidupan bebas,tidak sopan santun,dan lain-lain yang menurut kita kurang baik tidak perlu dipelajari.

B.Saran

Khususnya bagi kita kaum muda untuk mulai dari sekarang harus bekerja secara profesional dengan etos kerja yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Diakses dari:

http://www1.uny.ac.id/Node/661

http://www.uny.ac.id/berita/UNY/pembelajaran-germanistik-cakup-aspek-linguistik-dan-interkultural

http://artnculture.ilmci.com/category/adat-istiadat/jerman

http://training-ethos.blogspot.com/2007/11/etos-kerja-bangsa-jerman.html

http://freebody.multiply.com/journal/item/49

http://www.putra-putri-indonesia.com/pengertian-etos-kerja.html

http://hbis.wordpress.com/2007/11/27/etos-kerja/