Perilaku jujur merupakan salah satu wujud akhlak mulia yang sangat dianjurkan mengapa demikian

Oleh : Zaid Helsinki Putra

(SMPN 9 Kota Kendari, Sulawesi Utara)

Kejujuran sangat dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dalam segala hal, selain tentu saja kerja keras, usaha, dan nasib baik.  Dengan demikian, kita harus meyakini bahwa kejujuran sangatlah penting dalam kehidupan kita. Kejujuran harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari semua aktifitas yang kita jalani, karena pada dasarnya ia merupakan sumber segala kebaikan.

Jujur adalah suatu sikap yang lurus hati, menyatakan yang sebenar-benarnya tidak berbohong atau berkata hal-hal yang menyalahi apa yang terjadi (fakta). Jujur juga dapat diartikan tidak curang, melakukan sesuatu sesuai dengan aturan yang berlaku dan lain sebagainya. Jujur juga bisa bermakna kesesuaian antara niat dengan ucapan dan perbuatan seseorang. Sifat jujur sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap individu. Wajib hukumnya bagi kita untuk selalu berusaha jujur dalam hal apapun baik lisan maupun perbuatan. Sifat ini adalah dasar dan sebuah patokan sebuah kepercayaan. Jika kita sekali dapat dipercaya, orang lain akan mempercayai kita dan menilai kita seterusnya baik.

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa “kejujuran itu mahal”. Kejujuran memang sangat mahal, itulah mengapa berkata jujur terkadang terasa sangat berat. Kejujuran dapat membuat orang lain tenang dan senang, walaupun kadang ada juga yang merasa sakit. Ada juga kejujuran yang membuat kita dibenci karena karena merasa terganggu oleh sesuatu yang salah yang sudah dilakukannya.

Pada dasarnya, tidak ada alasan bagi kita untuk berbohong, jika kita mampu meyakini  arti kejujuran. Sebenarnya sangat gampang untuk berbuat jujur. Jika kita salah maka kita seharusnya mengakui kesalahan tersebut, jika sesuatu hal tertentu merugikan orang lain lebih baik kita jujur dengan apa yang sudah terjadi. Dengan demikian, setidaknya tindakan jujur akan meringankan sebuah masalah dan tidak timbul masalah baru.

Satu kebohongan akan mendorong kebohongan lainnya. Jadi, lebih baik kita berperilaku jujur karena dengan kejujuran akan membuat kita tenang dan nyaman, karena kejujuran itu dekat dengan kebenaran. Sebagaimana Allah SWT telah memerintahkan secara tegas kepada orang-orang beriman agar berkata benar, seperti terjemahan Firman Allah dalam  Q.S. Al-Ahzab/33:70 di bawah ini:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah perkataan yang benar”.

Ayat tersebut jelas sekali mengatakan bahwa Allah SWT menyeru kepada orang beriman untuk bertakwa kepada Allah SWT dan berkata benar. Bertakwa artinya bersungguh-sungguh dalam menaati semua perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya. Hakikat dari takwa adalah takut kepada Allah SWT, seperti takut berbuat salah dan dosa. Seseorang yang beriman kepada Allah SWT hendaklah menyempurnakan iman dengan takwa. Orang yang bertakwa akan melandasi semua ucapan serta perbuatannya dengan kejujuran.

Kejujuran merupakan suatu pondasi yang mendasari iman seseorang, karena sesungguhnya iman itu adalah membenarkan dalam hati akan adanya Allah SWT. Seorang muslim dan muslimah sudah seharusnya menghiasi dirinya dengan sifat jujur. Seseorang yang bersifat jujur akan mudah mendapat kepercayaan orang lain. Hal ini dikarenakan mereka akan merasa aman ketika memberi kepercayaan kepada orang jujur. Kepercayaan itu sangat mahal karena kita tidak bisa memaksa orang lain untuk mempercayai kita, sebab kepercayaan terlahir dari kejujuran yang kita tunjukkan.

Jika kita memang jujur orang lain akan percaya kepada kita. Kepercayaan juga tidak bisa dibeli dengan uang. Kepercayaan akan tumbuh dengan sendirinya jika ada kejujuran. Jika, seseorang dipercaya oleh orang lain, niscaya hal tersebut akan mempermudah jalan mencari rejeki.

Sekedar  mengingatkan  dan  memberitahukan  kepada sesama muslim bahwa kejujuran itu adalah hal yang sering kita anggap sepele namun memiliki dampak yang sangat luar biasa. Setiap agama pasti menekankan bahwa kejujuran itu sikap mulia. Ibaratnya, jujur itu seperti bernafas, oleh karenanya jujur tidak membutuhkan upaya belajar lebih dahulu untuk memulainya. Sangat sederhana, semua bisa melakukannya. Sayangnya, karena sangat sederhana itulah semua orang mudah melupakannya.

Kita tahu bahwa sikap jujur merupakan sumber keutamaan, sebaliknya sikap dusta adalah sumber kehinaan. Sikap dusta menjadikan bangunan hubungan manusia menjadi retak, perjalanan kehidupan jadi tidak stabil, dan orang-orang dekat menjauh dari pandangan mata. Mereka tidak lagi membenarkan ucapan kita yang berdusta dan tidak betah ketika dekat denga kita.

 Kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing ke surga. Sebaliknya, kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Hal tersebut telah di jelaskan sabda Nabi berikut ini :

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud ra., Rasulullah SAW. bersabda, “Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran menuntunmu ke surga. Dan sesantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT. sebagai orang yang jujur. Dan hindarilah olehmu berlaku dusta karena kedustaan menuntunmu pada kejahatan, dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dan seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT. sebagai pendusta.” (H.R. Muslim).

Pada Hadits lain juga telah dijelaskan sebagai berikut :

“Tanda orang munafik itu ada tiga, jika berkata dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika diberi amanah dia khianati.” (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Selain itu hadits-hadits tersebut, Allah SWT telah menjelaskan didalam surahnya tentang orang-orang yang berbohong sebagai berikut.

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong.” (QS An Nahl 16:105)

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT menyanggah tuduhan orang-orang kafir yang mengatakan bahwa Al-Qur'an adalah ciptaan dan bagian dari khayalan Nabi Muhammad SAW. Sesungguhnya yang membuat kebohongan itu bukan Rasul SAW, tetapi orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, baik ayat-ayat kauniyah yang menjelaskan keesaan dan kekuasaan Allah yang terdapat pada alam semesta ini, maupun ayat-ayat qur'aniyah yang memberi petunjuk dalam kehidupan ini.

Jadi sebenarnya mereka yang menjadi pendusta, bukan Rasul SAW karena beliau adalah orang yang paling jujur, sempurna ilmu dan amal perbuatannya, kuat keyakinan, dan paling terpercaya. Karena kejujuran dan kebersihan jiwanya, ia diberi nama al-Amin (orang yang dapat dipercaya).

Oleh karena itu, marilah kita memegang teguh prinsip kejujuran. Ucapan yang baik dan niat tulus akan menjadi semakin indah jika ada wujud amal dalam kenyataan. Pada dasarnya kejujuran dapat memberikan banyak manfaat bagi kita semua. Kejujuran yang telah kita perbuat akan mengantarkan kita pada kesuksesan serta kebahagiaan. Kesuksesan dan kebahagiaan yang dimaksud adalah bukan hanya didapatkan di dunia melainkan juga di akhirat kelak nanti.  

1. Penilaian SikapA. Lakukan tugas secara rutin, baik yang terkait dengan ibadah mahdah (ritual), seperti salat, puasa sunah, membaca al-Qur’an ataupun ibadah sosial seperti membantu teman, kerja bakti dengan dengan ikhlas dan senang hati dan kemudian catat semua yang kalian lakukan di buku catatanmu!B. Berilah tanda centang (√) pada kolom berikut dan berikan alasannya!No Pernyataan Jawaban Alasan S Rg Ts1 Tumbuh kesadaran dalam dirisaya untuk bersemangat dan tidakmudah putus asa ketika mengalamikesulitan dalam belajar.2 Saya mengulang materi pelajaranyang sudah dipelajari padapertemuan dahulu dan mempelajarimateri pelajaran berikutnya.3 Saya berusaha untuk merangkumsemua pelajaran dengan membuatcatatan dalam buku.4 Saya membaca berulang-ulangsehingga faham dan hafal untukpelajaran yang bersifat sosial,sementara yang eksak sayamelakukan latihan berulang-ulang.5 Tumbuh semangat untukmelakukan penelitian ilmiah terkaitayat-ayat Allah Swt. yang tercipta di alam raya. Keterangan: S= Setuju, Rg=Ragu-ragu, TS= Tidak Setuju 792. Penilaian Pengetahuan A. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang kalian anggap paling benar! 1. Usaha yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh pengetahuan dengan tujuan untuk mengubah seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, mengubah perilaku ke arah yang lebih baik sehingga seseorang tersebut memiliki kecakapan bukan hanya bersifat intelektual tapi juga yang bersifat sosial dan religius. Pernyataan tersebut merupakan pengertian dari .... A. mengamalkan ilmu B. menyebarkan ilmu C. mengajarkan ilmu D. menuntut ilmu E. memberi ilmu 2. Mencari ilmu menurut ajaran Islam hukumnya terbagi dua, salah satunya adalah fardu ain, yang di maksud dengan hukum fardu ‘ain adalah .... A. setiap umat Islam wajib untuk mempelajarinya B. hanya kaum muslimin yang wajib untuk mempelajarinya C. bila sebagian umat Islam sudah belajar, gugur kewajiban D. bila ulama sudah mempelajarinya, yang lain tidak perlu E. hanya untuk kalangan yang disebut dalam al-Qur’an 3. Ilmu yang dibutuhkan oleh manusia untuk tetap tegaknya agama Islam, hukumnya termasuk fardu kifayah. Contohnya adalah seperti pernyataan di bawah ini, kecuali .... A. menghafalkan al-Qur’an dari juz 1 hingga 30 juz B. mempelajari tata cara menulis indah ayat-ayat al-Qur’an C. mempelajari ilmu seni membaca al-Qur’an yang disebut qira’ah D. mengkaji tafsir al-Qur’an serta asbabunnuzul ayat-ayat E. mempelajari cara membaca al-Qur’an sesuai denngan tajwid 4. Agama Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan80masalah ilmu. Buktinya banyak dalil al-Qur’an maupun hadis tentang hal tersebut. Salah satunya adalah Q.S. at-Taubah/9: 122 yang berbunyi .... A. B. C. D. E. 5. Perhatikan pernyataan di bawah ini! 1) Niat Budi dalam menuntut ilmu hanya untuk mencari keridaan Allah. 2) Arum bila bertemu guru selalu memalingkan wajah tidak menyapa. 3) Anisah sangat rajin membicarakan kelemahan teman-teman sekelasnya. 4) Erika melakukan penggalangan dana sosial agar dipuji orang lain 5) Fajri menyontek saat ulangan agar nilainya baik. Dari pernyataan di atas, perilaku yang sudah sesuai dengan etika menuntut ilmu adalah … . A. Budi B. Arum C. Anisah D. Erika E. Fajri 816. Perhatikanlah pernyataan di bawah ini! (1) Jauhi perbuatan dosa dan maksiat kepada Allah Swt. (2) Belajar hanya ketika akan mengahadapi ulangan saja. (3) Memiliki semangat dan bersungguh-sungguh dalam belajar. (4) Tidak mudah putus asa ketika menemui kesulitan dalam belajar. (5) Jarang berdoa kepada Allah Swt. termasuk ketika akan belajar. Dari pernyataan di atas, kiat-kiat menuntut ilmu ditandai nomor … . A. (1), (2), (3) B. (1), (2), (4) C. (1), (3), (4) D. (2), (3), (4) E. (2), (4), (5) 7. Menghormati guru merupakan salah satu adab ketika seseorang menuntut ilmu. Pernyataan di bawah ini yang bukan merupakan hal-hal terkait dengan menghormati guru adalah …. A. bersikap sopan dan santun apabila berbicara kepadanya B. mengucap salam dan mencium tangannya apabila berjumpa C. tidak memotong pembicaraa guru ketika sedang menjelaskan D. memberikan julukan yang tidak baik kepada guru-gurunya E. senantiasa mendoakan untuk kebaikan dunia akhiratnya 8. Kesungguhan merupakan salah satu kunci sukses untuk meraih sesuatu, begitu juga dalam menuntut ilmu. Contoh sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu seperti pernyataan di bawah ini, kecuali .... A. mengulang pelajaran yang sudah dipelajari B. membaca berulang-ulang hingga paham dan hafal C. mencatat dengan baik hal-hal yang dijelaskan oleh guru D. menyisihkan dari uang jajan untuk membeli buku E. sering meninggalkan jam pelajaran di kelas 9. Mengajarkan kembali ilmu yang dimiliki kepada orang lain, sehingga orang tersebut terbebas dari kebodohan merupakan amal jariah. Yang dimaksud dengan amal jariah adalah ....82A. amal yang tidak terputus walau orang tersebut sudah wafat B. perbuatan yang dilakukan manusia untuk kebahagiaan diri C. amalan yang mendatangkan kesejahteraan bagi kehidupan D. salah satu perbuatan yang sangat disukai oleh Allah Swt. E. perbuatan yang dilakukan dalam rangka menuntut ilmu 10. Perhatikanlah pernyataan di bawah ini! (1) Mendapatkan kehormatan sebagai orang yang sempurna. (2) Menjadi orang yang takut hanya kepada Allah Swt semata. (3) Dimudahkan jalannya menuju surga yang penuh kenikmatan. (4) Didoakan oleh seluruh makhluk yang berada di alam semesta. (5) Adanya jaminan dari Allah Swt. untuk mendapatkan kekayaan. Dari pernyataan di atas, hikmah menuntut ilmu ditandai nomor … . A. (1), (2), (3) B. (1), (2), (4) C. (1), (3), (5) D. (2), (3), (4) E. (2), (4), (5)B. Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas! 1. Benarkah ilmu lebih dibutuhkan manusia melebihi kebutuhannya terhadap makan dan minum? Jelaskan! 2. “Penuntut ilmu wajib menghormati guru dan berterima kasih kepadanya”. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pernyataan tersebut! 3. Bagaimanakah cara mengatasi rasa putus asa ketika mengalami kesulitan dalam menuntut ilmu? Jelaskan! 4. Pahala ilmu yang diajarkan akan tetap mengalir meskipun pemiliknya telah meninggal dunia? Mengapa demikian? Jelaskan! 5. Tulislah satu dalil tentang perintah menuntut ilmu, baik dari al-Qur’an maupun hadis, berikut artinya! 833. Penilaian Ketrampilan Kegiatan aplikatif dan bermakna Di bawah ini, adalah kegiatan yang perlu kalian lakukan berupa kegiatan aplikatif dan bermakna yang terkait dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari! Lakukan studi pustaka untuk menggali lebih dalam tentang kisah-kisah para ulama dalam menuntut ilmu. Kumpulkan bukti-buktinya dalam bentuk laporan!844 MENERAPKAN SIKAP JUJUR DALAM KEHIDUPANSebelum mulai pembelajaran, mari membaca al-Qur’an dengan tartil. Semoga dengan membiasakan diri membaca al-Qur’an, kita selalu mendapat keberkahan dan kemudahan dalam belajar dan mendapatkan rida Allah Swt. Amin. Aktivitas 4.1 1. Bacalah Q.S. al-Baqarah/2: 177 di bawah ini bersama-sama dengan tartil selama 5-10 menit ! 2. Perhatikan makhraj dan tajwidnya!8687Aktivitas 4.2Amati gambar-gambar berikut, kemudian berikan tanggapan ataukomentar pada semua gambar berkaitan dengan materi pelajaran!Gambar: 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.488Aktivitas 4.3Baca dan cermati artikel di bawah ini dan kemudian berikanlahtanggapanmu terkait dialog antara Kaisar Heraklius dan Abu Sofyan! Dialog Heraclius dengan Abu Sufyan tentang Kejujuran Nabi Muhammad Saw. Heraclius adalah raja Roma Timur, kerajaan Kristen terbesar di samping kerajaan Parsi. Sewaktu mendengar berita bahwa di Mekah ada seorang laki-laki mendakwahkan dirinya sebagai nabi dan utusan Allah, yaitu Nabi Muhammad Saw., Abu Sufyan serta rombongannya pada suatu ketika dipanggil Heraclius di kota Ilya. Ketika itu, Abu Sufyan sedang berdagang di kota tersebut bersama kawan-kawannya yang sengaja datang dari Mekah, sedangkan Abu Sufyan sendiri adalah musuh terbesar Nabi Muhammad di kalangan kaum Quraisy. Raja Heraclius ingin mengetahui fakta sebenarnya tentang Nabi Muhammad Saw. dari mulut orang-orang Quraisy yang kebetulan sefaham dengan dengan Heraclius itu sendiri. Di hadapan pembesar- pembesar Roma hadirlah Abu Sufyan dan kawan-kawannya. Raja bersama penerjemahnya memulai dialog seperti berikut ini, “Siapakah di antara Tuan-Tuan yang lebih dekat pertalian keturunan dengan orang itu (Muhammad) yang mendakwakan dirinya berpangkat nabi?” “Saya,” jawab Abu Sufyan tegas. “Bagaimankah keadaan keturunannya di antara kamu?” “Dia itu termasuk seorang bangsawan.” “Sudah pernahkan orang lain terlebih dahulu mengatakan seperti perkataan itu?” “Belum.” “Adakah di antara nenek moyangnya yang menjadi raja?” “Tidak.” 89“Orang-orang muliakah yang menjadi pengikutnya atau orang- orang rendah?” “Bahkan orang rendah.” “Bertambahkah jumlahnya atau makin berkurang?” “Bahkan bertambah-tambah.” “Adakah di antara orang yang telah memeluk agamanya, tetapi murtad (kembali) ke agama yang dahulu karena benci kepada agama Muhammad itu?” “Tidak.” “Apakah dia itu seorang yang suka berdusta?” “Tidak.” “Pernahkah dia melanggar janji?” “Tidak. Kami sekarang justru sedang dalam perjanjian damai dengan dia. Kami belum tahu apakah yang terjadi sekarang.” “Sudah pernahkah kamu berperang dengan dia?” “Sudah.” “Bagaimana keadaan peperangan antara kamu melawan dia?’ “Dalam peperangan itu kami kalah dan menang silih berganti, kadang-kadang kami kalah dan kadang-kadang dia yang kami kalahkan.” “Apakah yang diperintahkan kepadamu?” “Dia mengatakan, ‘Sembahlah olehmu Allah saja, dan janganlah kamu menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, dan tingalkanlah apa yang diucapkan nenek moyangmu!” Kami diperintahkannya mengerjakan salat. Dia jujur, sopan, teguh pendirian, dan sangat gemar menghubungkan tali persaudaraan.” Semua jawaban dan pengakuan Abu Sufyan ini keluar secara jujur dan sama sekali tidak dibuat-buat sebab dia berbicara dengan raja Heraclius yang pada hakikatnya sependapat dengannya tentang Muhammad itu. Menurut Abu Sufyan, mereka berdua sama-sama musuh Muhammad. Apa yang diucapkan Abu Sufyan itu adalah keadaan yang sebenarnya. Abu Sufyan seorang musuh yang jujur. Raja Heraclius pun90seorang raja yang jujur. Setelah berdialog dengan Abu Sufyan, Herakliuslalu menoleh kepada juru bahasanya seraya berkata, “Terangkan kepada Abu Sufyan itu bahwa tentang keturunanyang dikatakan tinggi, memang demikianlah biasanya. Biasanya rasul-rasul itu berasal dari keturunan orang berkedudukan tinggi. Bahwabelum ada orang lain sebelumnya yang telah mendakwahkan dirimenjadi nabi tersebut adalah benar sebab kalau sudah ada sebelumnyaberarti Muhammad itu hanya meniru. Tentang tidak ada di antaranenek moyangnya yang menjadi raja. Hal itu berarti kalau sudah ada,Muhammad itu hanyalah hendak merebut kekuasaan.” Kemudian Raja Heraklius berkata lagi, “Tentang dia tidak dicurigaiberdusta, itu menunjukkan kebenaran sebab kalau dia pernah berdusta,tentu manusiapun akan didustakannya. Tentang hanya orang-orangrendah yang jadi pengikutnya, memang demikianlah tradisi rasul-rasulpada zaman dahulu. Tentang pengikutnya yang semakin bertambahitu, jelaslah bahwa yang didakwahkannya itu adalah kebenaran, bukankepalsuan. Tentang tak ada yang murtad setelah masuk agamanya,benarlah itu merupakan suatu seruan yang benar dan tahan uji. Tentangdia tidak pernah melanggar janji, itu memang menjadi sifat pararasul Allah yang dikirim kepada umatnya. Tentang ajakannya supayamenyembah Allah Yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu baginya dandia melarang menyembah berhala, menyuruh shalat, dan sebagainya,aku yakin kebenaran ini akan meluas, sampai-sampai kelak kerajaankuini dapat ditaklukannya. Sebenarnya aku sudah tahu bahwa dia akanlahir, tetapi tak kuketahui bahwa dia itu ada di antara kamu ini. Sekiranyaaku dapat menjumpainya, tentulah aku akan menjadi pengikutnya danakan kubasuh kedua telapak kakinya.” Demikianlah perkataan Raja Heraklius, raja Kristen yang jujuritu. Akan tetapi, sayangnya setelah pembesar-pembesar kerajaannyadikumpulkannya untuk bersama-sama masuk Islam, mereka lari.Akhirnya, Raja Heraklius sendiri belum sempat memenuhi janji sertaucapannya karena tidak disetujui rakyatnya.Disadur: “Kalau Sudah Rezeki Takkan ke Mana” karya Nashiruddin Al-Barabbasi. 91Sifat jujur merupakan akhlak mulia yang harus dimiliki oleh setiap muslim dalam segala aspek kehidupannya. Perilaku mulia tersebut sudah dicontohkan oleh nabi Muhammad Saw. bahkan sebelum diangkat menjadi seorang Rasul, beliau mendapat gelar al-amin, karena pribadi yang jujur. Kesempurnaan iman seseorang tercermin dari akhlaknya. Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya. Namun, apabila melihat di sekitar kita, banyak orang mengaku beriman tetapi buruk akhlaknya. Mereka mengaku beriman, tetapi masih terbiasa berkata dusta dan berbuat curang. Ada juga muslim yang tidak peduli terhadap perkataannya, apakah jujur atau dusta. Bahkan, berkata dusta sering kali dilakukan demi meraih keinginan sesaat. Padahal, kejujuran akan membuat hidup tenang dan bahagia. Sebaliknya kebohongan akan membuat hidup sengsara, baik di dunia maupun di akhirat. 1. Pengertian Kejujuran Kata sh[ idiq dalam bahasa Arab artinya ‘benar’, merupakan istilah yang tepat untuk mengartikan kata jujur yang berarti ‘dapat dipercaya’. Kejujuran juga berarti adanya keselarasan antara ucapan dan perbuatan. Kejujuran merupakan suatu kemuliaan di antara sekian banyak kemuliaan lain yang menjadi dasar segala perilaku. Sikap jujur akan mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik, dan perilaku jujur merupakan ukuran kepercayaan seseorang di mata orang lain. Mengapa demikian? Orang jujur akan mengatakan sesuatu apa adanya, tidak melakukan perbuatan dusta atau bohong. Perilaku jujur juga merupakan sikap tulus dalam melaksanakan amanah dan tanggung jawab. Maka orang yang istiqamah dalam melaksanakan amanah layak diberi julukan “al-Amin” yaitu orang yang terpercaya, jujur dan setia. 2. Bentuk-bentuk Perilaku Jujur Kejujuran memiliki bentuk nyata yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, di antaranya:92a. Jujur dalam Perkataan Seorang muslim apabila berbicara yang diucapkan adalahkebenaran, ucapan yang sesuai dengan hati nurani, yang sesuai dengankenyataan atau sesuai dengan keduanya. Apabila memberitakan, makadia tidak memberitakan kecuali apa yang sebenarnya terjadi karena diasadar bahwa dusta merupakan tanda orang munafik. Sebagaimana sabdaNabi Muhammad Saw.:Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. : Sesungguhnya RasulullahSaw. telah bersabda: Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu apabilaberkata dia berdusta, apabila berjanji dia ingkari dan apabila diberikepercayaan dia mengkhianatinya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)b. Jujur dalam Bermuamalah Seorang muslim apabila bermuamalah dengan sesamanya akanbersikap jujur, tidak berbuat curang, tidak menipu, tidak memalsukan,dan tidak mengelabui dalam bentuk apapun.c. Jujur dalam Janji Seorang muslim apa-bila berjanji kepada seseo-rang akan menepati janji­nya, karena orang yangmengingkari janji termasuktanda-tanda atau ciri-ciridari orang munafik, kecualiada sesuatu hal yang tidakdapat dihindari. Gambar: salah satu bentuk kecurangand. Jujur dalam Penampilan Seorang muslim tidak akan menunjukkan penampilan yangpalsu; tidak menampakkan apa yang sebaliknya ada di batinnya,apa yang ditampilkan itulah yang ada di hati dan mulutnya dan tidakmenggunakan pakaian kebohongan berupa sifat riya dan nifak. 933. Keutamaan Perilaku Jujur Perilaku jujur merupakan suatu kemuliaan di antara sekian banyak kemuliaan lain yang menjadi dasar segala perilaku. Berikut ini merupakan keutamaan perilaku jujur. a. Kejujuran adalah salah satu tingkatan Iman dan Islam Imam berarti membenarkan dengan hati, mengikrarkannya dengan lisan dan mengamalkannya dengan perbuatan. Iman yang dimiliki seorang muslim memiliki tingkatan yang tidak sama, dan kejujuran merupakan salah satu tingkatan iman yang harus dimiliki seorang muslim. Karena kejujuran merupakan sifat orang-orang yang meyakini rukun iman dan rukun Islam, dan orang yang memiliki keyakinan tersebut, cenderung untuk menaati segala perintah dan menjauhi larangan-Nya. b. Kejujuran akan membimbing pada kebaikan Disebutkan dalam sahih Bukhari dan sahih Muslim dari hadis Abdullah bin Mas’ud r.a., dari Nabi Muhammad Saw. bahwa beliau bersabda: Artinya: "DariAbdullahr.a.dariNabisawbersabda:"Sesungguhnyakejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta." (H.R. Bukhari) Hadis di atas menjelaskan bahwa kejujuran akan mengantarkan pelakunya pada kebaikan dan kebaikan akan membimbing ke dalam surga. Setiap muslim pasti menginginkan masuk surga, karena kejujuran akan mengantarkannya kedalam surga.94c. Jujur merupakan penyempurna iman seorang muslim. Ketika seseorang mengikrarkan diri, menjadikan Islam sebagai keyakinannya, dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, berarti dia telah membenarkan ajaran Islam, dan pertanda pula bahwa dia siap untuk berkomitmen terhadap ajaran-ajaran Islam, yaitu dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dalam menjalankan perintah- Nya, yaitu kewajiban beribadah, seperti salat, puasa, zakat, haji, misalnya, sebenarnya seorang muslim telah dilatih agar bersikap jujur. Dalam salat subuh contohnya, seorang muslim selalu mengerjakannya sebanyak dua raka’at, karena syariat memerintahkannya demikian sehingga apapun kondisinya, seperti di tempat yang sepi, dia akan tetap mengerjakannya dua rakaat. Demikian pula dalam menjalankan ibadah puasa, tidak ada seorang pun yang tahu, apakah seseorang puasa atau tidak. Begitu juga dalam ibadah haji, apakah seseorang melangggar ketentuan ketika berihram, hanya diri sendiri yang tahu. Semuanya mengajarkan kejujuran, karena seorang muslim yakin bahwa Allah Swt. selalu melihat semua perbuatan hamba-Nya. Seorang muslim ketika menerapkan perilaku jujur tersebut hendaknya disertai dengan komponen ikhlas. Karena bila seseorang yang jujur, tapi tidak ikhlas, perbuatannya tersebut termasuk kategori riya. Oleh karena itu, perilaku jujur dapat mengantarkan seseorang untuk memiliki iman yang sempurna.4. Dalil Perintah Berperilaku Jujur Dalam ajaran Islam perintah untuk berlaku jujur sangat ditekankan. Ini dapat dibuktikan, dengan banyaknya teks-teks dalil yang berasal dari al-Qur'an maupun hadis tentang hal tersebut. Salah satunya adalah tentang anjuran berperilaku jujur yaitu Q.S. al-Ahzab/33: 23-24: 95Artinya: “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya).(23) agar Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan mengazab orang munafik jika Dia kehendaki, atau menerima tobat mereka. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”(24) Pada ayat tersebut, Allah Swt. akan memberikan balasan kepada orang-orang yang menegakkan kebenaran. Menegakkan kebenaran merupakan perintah Allah Swt. yang tentu ada manfaatnya. Kebenaran dan kejujuran dalam ucapan dan perbuatan harus ditegakkan bersamaan. Kejujuran adalah modal dasar seseorang untuk mampu menerima nilai- nilai kebenaran dari Allah Swt. baik kebenaran secara ilmiah maupun kebenaran yang bersifat mutlak. Juga dalam Q.S.at-Taubah/9:119 yang berbunyi: Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.” Ayat di atas menyatakan bahwa Allah memerintahkan kepada seorang mukmin agar tetap istiqamah dalam ketakwaan serta mengharapkan rida-Nya dengan tetap melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya, bergaul bersama orang-orang yang selalu benar dan jujur. Sebaliknya, jangan mengikuti orang munafik, yang selalu menutupi kemunafikan mereka dengan perkataan dusta, sumpah palsu, ataupun alasan-alasan yang tidak benar. Aktivitas 4.4 Carilah dalil naqli baik al-Qur’an atau hadis yang terkait dengan perilaku jujur!. Tulislah di buku tugas, lalu kumpulkan!965. Potret Perilaku Tidak Jujur dalam Kehidupan Perilaku tidak jujur yang merupakan fenomena negatif banyak terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini ditampakkan oleh sebagian orang yang lemah imannya dimana perbuatan curang telah menjadi kebiasaan dan dianggap bukan perbuatan dosa sehingga menimbulkan kerugian bagi orang lain. Hampir dalam semua bentuk interaksi yang dilakukan oleh mereka yang tidak berperilaku jujur, selalu saja dibumbui dengan kecurangan, kebohongan dan pengkhianatan. Seluruh manusia tidak ada yang senang diperlakukan tidak jujur, dan semua sepakat bahwa perilaku tidak jujur merupakan perbuatan buruk dan tidak terpuji. Potret perbuatan tidak jujur dalam kehidupan bentuknya beragam. Di antaranya: a. Manipulasi Data Manipulasi data merupakan pros­es rekayasa dengan melakukan perbuatan menambahkan, menghapus, menyembunyikan, mengganti, menghilangkan atau mengkaburkan informasi/data, sehingga terjadi ketidakbenaran informasi/data yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Contoh: mark up harga, pemalsuan identitas diri, dan lain-lain. b. Berbuat Curang Curang merupakan perbuatan yang tidak jujur yang dilakukan oleh seseorang dengan menyembunyikan kebenaran dalam rangka mencari keuntungan sehingga menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Perilaku curang dapat terjadi dalam segala aspek kehidupan atau dalam segala aktivitas yang dilakukan manusia. Contoh pemimpin yang curang, yaitu pemimpin yang tidak amanah, berbuat curang dalam jual beli, penjual yang mengurangi takaran atau meteran atau menyembunyikan barang yang cacat atau pembeli yang menipu dengan cek kosong, praktik kecurangan ketika ulangan atau ujian, jual beli ijazah di dunia pendidikan, dan lain sebagainya.Gambar: manipulasi data merupakan Gambar: Salah satu bentuk kecuranganbentuk ketidakjujuran dalam jual beli 97c. Sumpah Palsu Sumpah palsu adalah pernyataan dusta yang diucapkan dengan sengaja, secara khusus dengan bersaksi kepada Allah Swt. untuk menguatkan suatu perkara. Sumpah palsu sering terjadi dalam urusan persidangan, seperti memberi kesaksian palsu, menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan fakta atau untuk menguatkan sesuatu, seperti ucapan “Demi Allah, saya tidak melakukannya”, atau “Demi Allah, saya melihat dia melakukan perbuatan tidak senonoh tersebut”. Padahal yang diucapkan tersebut tidak benar. Menyebar Berita bohong Membuat berita bohong lewat media sosial seperti facebook, instagram, twitter, line, WhatsApp, You Tube dan media online lainnya, begitu juga ikut menyebar berita bohong lewat hand phone, atau membagikan (share) berita tanpa diklarifikasi (tabayyun) terlebih dahulu. d. Menyebar Berita bohong Membuat berita bohong lewat media sosial seperti facebook, instagram, twitter, line, WhatsApp, You Tube dan media online lainnya, begitu juga ikut menyebar berita bohong lewat hand phone, atau membagikan (share) berita tanpa diklarifikasi (tabayyun) terlebih dahulu. Aktivitas 4.5 Cari lagi selain yang sudah dijelaskan, contoh potret perilaku tidak jujur dalam kehidupan dengan berbagai ragamnya.Tuliskan dalam bentuk laporan! 6. Cara Melatih Perilaku Jujur Pada dasarnya perilaku jujur bukan hal yang mudah untuk direalisasikan, tetapi walaupun sulit, dengan kiat-kiat tertentu hal tersebut dapat terwujud. Adapun cara untuk melatih agar memiliki perilaku jujur, di antaranya: a. Tanamkan niat yang kuat Niat merupakan kemauan dalam hati untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan hanya mencari rida Allah Swt. Keinginan98“Rabb, cukupkan aku dengan yang halal agar aku tak butuh dengan yang haram” tersebut harus kuat tertanam dalam sanubari sehingga seseorang tersebut mampu untuk berlaku jujur dalam kehidupannya.b. Tekad yang kokoh Tekad yang kokoh adalah kemauan dan kehendak yang harus melekat pada diri seseorang dalam mempartahankan dan meluruskan niat agar tetap konsisten untuk tetap berada di jalur yang benar. Adanya tekad yang kokoh mampu melahirkan kekuatan untuk senantiasa berperilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari ketika seorang muslim melakukan interaksi dengan sesama.c. Memiliki keyakinan yang kuat Keyakinan merupakan modal bagi seorang untuk melakukan aktivitas. Dengan adanya keyakinan yang kuat tentang adanya Allah Swt., maka akan lahir sikap optimis berupa kesungguhan dalam menegakkan kebenaran dan kejujuran dalam kehidupannya disertai dengan sikap tawakal kepada-Nya, yang pada akhirnya menimbulkan ketenangan jiwa karena sudah terpatri dalam dirinya terkait kepada iman kepada qadha dan qadar.d. Melakukan latihan yang terus-menerus Latihan dapat dilakukan dengan mendorong jiwa untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang sejalan dengan perilaku yang luhur karena jiwa itu ibarat anak kecil. Apabila dibebaskan berbuat semaunya, kelak akan menyusahkan. Oleh karena itu, latihlah dengan menanamkan akhlak mulia dengan penuh kesabaran sejak usia dini, sehingga suatu saat akan menjadi sebuah kebiasaan dan tabiat bagi seseorang.e. Memilih dalam berteman dan bersahabat Teman atau sahabat sangat berpengaruh terhadap kepribadian seorang muslim sehingga ada pepatah mengatakan “Sahabatmu adalah cermin pribadimu”. Oleh karena itu, carilah teman atau sahabat yang memiliki karakter. Salah satunya yang berperilaku jujur karena secara otomatis bila bergaul dengan sahabat yang memiliki pribadi demikian, akan terpengaruh secara perlahan-lahan, karena ada rasa malu bila tidak berbuat demikian pula. 99f. Biasakan perilaku jujur dalam kehidupan Untuk memulai jujur harus dimulai dari diri sendiri, sebelum mengajak orang lain. Dengan kesadaran yang tulus, niat ikhlas karena Allah Swt. maka perilaku jujur akan tertanam dalam jiwa dengan cepat sehingga diri seseorang dapat berubah menjadi lebih baik. Penerapan sikap jujur seharusnya sudah dimulai sejak anak-anak sehingga ketika dewasa perilaku jujur tersebut sudah menjadi suatu kebiasaan. Pada dasarnya sikap jujur itu tumbuh dengan membiasakan diri yang dibekali rasa percaya diri dan tanpa ada keraguan sedikit pun dari dalam diri. Aktivitas 4.6 Carilah kisah teladan tentang perilaku jujur seseorang dari buku, atau media masa!. Presentasikan hasil pekerjaanmu di depan kelas! 7. Hikmah Berperilaku Jujur Pada awalnya berperilaku jujur terkadang sangat sulit dan pahit. Akan tetapi yakinilah kelak di akhirat akan mendapatkan manisnya. Perilaku tidak jujur yang dilakukan seseorang hanya dapat menghindarkan diri dari masalah yang bersifat sementara, padahal dengan ketidak jujuran justru akan menambah rumit masalah tersebut. Sekali bersikap tidak jujur, akan diikuti oleh ketidak jujuran berikutnya dan berikutnya. Ada beberapa hikmah berperilaku jujur yang dapat kita petik, antara lain, sebagai berikut. a. Adanya perasaan nyaman dan hati tenang karena dalam kehidupannya tidak ada hal-hal yang harus disembunyikan atau ditutupi atau dirahasiakan. b. Tidak berurusan dengan lembaga-lembaga penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dengan perbuatan curang yang dilakukan c. Adanya kemudahan dalam menjalani aktivitas kehidupan disebabkan adanya kepercayaan dari orang lain dan juga akan disukai oleh orang banyak. d. Selamat dari azab dan laknat Allah Swt. karena sudah berhasil menjauhi sifat dusta yang merupakan salah satu sifat orang munafik. e. Adanya jaminan masuk surga oleh Allah Swt., karena dengan kejujuran100akan membawa kepada kebaikan, terkumpulnya kebaikan itulah yang akan mengantarkan ke surga. f. Adanya jaminan dicintai oleh Allah Swt. dan rasul-Nya karena sudah melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.8. Membiasakan Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-Hari Perilaku jujur harus ditanamkan dan dibiasakan, baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat, sehingga terbentuk budaya jujur dalam diri masyarakat Indonesia, yang pada akhirnya bentuk-bentuk kecurangan seperti tindak korupsi atau bentuk kecurangan lainnya dapat dicegah. Berikut ini adalah cara-cara menerapkan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari: a. Di sekolah 1) Meluruskan dan mengikhlaskan niat belajar dan menuntut ilmu hanya untuk mencapai rida Allah Swt . Jika niat sudah ikhlas dan lurus maka semua aktifitas belajar akan terasa ringan dan menyenangkan. 2) Menjauhi perilaku curang saat mengerjakan soal ulangan dan ujian. Karena kecurangan akan merugikan diri sendiri, teman, guru, dan orang tua. 3) Berbicara dengan benar dan santun kepada guru, teman, dan semua warga sekolah. b. Di rumah 1) Meluruskan dan mengikhlaskan niat berbakti kepada orang hanya karena Allah Swt. 2) Memberikan informasi yang valid dan benar kepada orang tua. 3) Bersikap terbuka kepada orang tua dalam segala hal. c. Di masyarakat 1) Tidak membuat cerita atau berita hoax dan gosip-gosip yang dapat membuat suasana di lingkungan menjadi tidak kondusif. 2) Apabila mendapat kepercayaan untuk melakukan sesuatu, maka dilaksanakan dengan sebaik-baiknya 3) Tidak melakukan penyalahgunaan wewenang karena penyalahgunaan wewenang merupakan bentuk ketidakjujuran dalam melaksanakan tanggung jawab, seperti melakukan korupsi. 4) Ikhlas berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan kegiatan masyarakat lainnya 101Setelah mengkaji materi tentang “Menerapkan Perilaku Jujur dalamKehidupan”, diharapkan peserta didik dapat menerapkan karakter dalamkehidupan sehari-hari sebagai berikut:No. Butir Sikap Nilai Karakter1 meluruskan niat hanya untuk Allah Swt. religius semata ketika akan beraktivitas, sehingga tidak terjebak kepada perilaku nifak dan riya2 mengkaji materi tentang menerapkan gemar membaca, rasa ingin perilaku jujur dalam kehidupan menurut tahu ajaran Islam dari berbagai literatur3 mempelajari ayat-ayat al-Qur’an tentang religius, cinta tanah air perilaku jujur untuk kejayaan agama, bangsa dan negara4 menerapkan perilaku jujur baik di sekolah, tanggung jawab keluarga dan di masyarakat dengan ikhlas5 mengingatkan teman dan keluarga yang peduli sosial belum memiliki perilaku jujur agar memiliki perilaku jujur 1. Jujur adalah perkataan dan perbuatan yang dilakukan seseorang sesuai dengan kebenaran. Kejujuran juga bisa berarti adanya keselarasan antara ucapan dan perbuatan. 2. Bentuk-bentuk perilaku jujur dalam kehidupan di antaranya adalah jujur dalam perkataan, dalam bermuamalah, dalam tekad, dalam janji, dan dalam penampilan. 3. Keutamaan perilaku jujur adalah sebagai berikut. - Kejujuran adalah salah satu tingkatan iman dan Islam. - Kejujuran membimbing kepada kebaikan. - Kejujuran adalah penyempurna iman seorang muslim. - Kejujuran mengantarkan seseorang ke arah kebaikan.1024. Dalam ajaran Islam, berperilaku berlaku jujur sangat ditekankan. Ini dapat dibuktikan, dengan banyaknya teks-teks dalil yang berasal baik dari al-Qur'an maupun hadis tentang hal tersebut. Konteks dalilnyapun beraneka ragam, ada yang sifatnya anjuran, menyebutkan keutamaan- keutamaan perilaku jujur dan celaan terhadap orang-orang yang tidak berperilaku jujur dan akibat-akibatnya. Di antaranya ayat-ayat terkait dengan perilaku jujur yaitu Q.S. al-Ahzab/33: 70–71, Q.S. al Maidah/5: 8, Q.S. at Taubah/9: 119 5. Potret perilaku tidak jujur dalam kehidupan di antaranya adalah manipulasi data, berbuat curang dan sumpah palsu. 6. Cara melatih perilaku jujur adalah sebagai berikut: a) tanamkan niat yang kuat; b) tekad yang kokoh; c) miliki keyakinan yang kuat; d) melakukan latihan yang terus menerus; e) memilih dalam berteman dan bersahabat; dan f ) biasakan berperilaku jujur dalam kehidupan. 7. Hikmah dan manfaat berperilaku jujur adalah: a) didapat perasaan nyaman dan hati tenang; b) tidak berurusan dengan lembaga-lembaga penegak keadilan terkait dengan kecurangan; c) diperoleh kemudahan dalam hidupnya; d) diselamatkan dari azab dan laknat Allah Swt.; e) dijamin masuk surga oleh Allah Swt.; dan f ) dicintai oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya. 8. Perilaku jujur dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat.1. Penilaian Sikap a. Lakukan tugas secara rutin, baik yang terkait dengan ibadah mahdah (ritual), seperti salat, puasa sunah, membaca al-Qur’an ataupun ibadah sosial seperti membantu teman, kerja bakti dengan senang hati, dan juga perilaku yang berkaitan dengan materi kejujuran. Kemudian catat semua yang kalian lakukan di buku catatanmu! b. Berilah tanda centang (√) pada kolom berikut dan berikan alasannya! 103No Pernyataan Jawaban Alasan S Rg Ts 1 Ajaran tentang kejujuran telah menumbuhkan kesadaran dalam diri saya untuk senantiasa berperilaku jujur dalam kehidupan. 2 Saya berusaha dengan gigih untuk tidak berbuat curang ketika ulangan atau ujian. 3 Saya senantiasa menerapkan perilaku jujur baik di sekolah, di rumah dan di masyarakat. 4 Bila muncul dalam diri saya untuk berbuat curang, maka saya berusaha menepisnya dengan sekuat tenaga. 5 Saya berusaha mengajak teman- teman untuk menjauhi perilaku tidak jujur se­perti jangan menyontek ketika ulangan atau ujian. Keterangan: S= Setuju, Rg=Ragu-ragu, TS= Tidak Setuju 2. Penilaian Pengetahuan A. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang kalian anggap paling benar! 1. Perilaku jujur merupakan perilaku yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Pernyataan di bawah ini merupakan makna perilaku jujur, kecuali .... A. perkataan dan perbuatan yang dilakukan seseorang sesuai dengan kebenaran B. adanya keselarasan antara ucapan dan perbuatan dengan kenyataan yang ada C. sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu yang sudah diamanahkan D. perilaku yang tampak dari luar seakan-seakan merupakan suatu kebaikan E. kesesuaian apa yang tampak di luar tubuh dengan konsep yang ada di jiwa1042. Bentuk-bentuk perilaku jujur dalam kehidupan di antaranya adalah jujur dalam bermualah, contohnya adalah .... A. ketika berdagang selalu memberitahu bila barangnya rusak B. tidak menyontek ketika ulangan atau ujian di sekolah C. bila membantu orang tua selalu bersikap tulus dan santun D. perkataan yang diucapkan senantiasa menyiratkan kebenaran E. menjauhi korupsi dan nepotisme ketika menjadi seorang pejabat3. “Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan dan kebajikan itu membawa ke surga. Seseorang senantiasa bersikap jujur dan berusaha jujur hingga ditulis di sisi Allah sebagai S[iddiq”. Dari hadis tersebut dapat dijelaskan tentang keutamaan bersikap jujur sebagai .... A. salah satu tingkatan iman dan Islam B. penyempurna iman bagi seorang muslim C. perekat hubungan antara sesama manusia D. pembawa kabar gembira bagi orang beriman E. kunci untuk mencapai derajat si] ddiq4. Seorang pedagang beras tidak mengurangi takaran saat transaksi jual beli. Hal ini merupakan kejujuran dalam … A. muamalah B. penampilan C. perkataan D. fikiran E. janji5. Perhatikan pernyataan di bawah ini! (1) Nina melakukan mark up harga untuk mendapatkan keuntungan pribadi. (2) Shela membuat laporan keuangan terkait kegiatan Pentas Seni dengan benar. (3) Setiap ada barang dagangannya yang cacat Sudin selalu menyembunyikan. (4) Ali memberi informasi yang benar tentang profil seseorang di pengadilan. (5) Untuk memenuhi persyaratan kualifikasi jabatan, Agung membeli ijazah. 105Dari pernyataan di atas, potret perilaku tidak jujur terlihat pada .... A. Shela dan Ali B. Shela dan Agung C. Nina dan Sudin D. Sudin dan Agung E. Ali dan Nina 6. Perhatikanlah pernyataan di bawah ini! (1) Milikilah tekad yang kokoh untuk menerapkan kejujuran. (2) Tanamkan niat yang kuat dalam diri untuk berperilaku jujur. (3) Memiliki semangat dan bersungguh-sungguh dalam segala hal. (4) Adanya keyakinan yang kuat bahwa seseorang mampu berakhlak. (5) Banyak melakukan penelitian terkait dengan masalah sosial. Dari pernyataan di atas, cara-cara melatih perilaku jujur ditandai dengan nomor …. A. (1), (2), dan (3) B. (1), (2), dan (4) C. (1), (3), dan (5) D. (2), (3), dan (4) E. (2), (4), dan (5) 7. Manipulasi data termasuk salah satu bentuk perilaku tidak jujur dalam kehidupan.Yang dimaksud dari manipulasi data adalah …. A. memberikan janji yang tidak sesuai dengan yang dikatakan B. menyembunyikan sesuatu supaya tidak diketahui oleh orang C. mengatakan sesuatu yang dapat melengkapi informasi-informasi D. proses rekayasa dalam rangka menghilangkan kebenaran identitas E. berbuat sesuatu yang dapat menghilangkan kepercayaaan seseorang. 8. Perilaku jujur harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya di rumah. Pernyataan di bawah ini yang merupakan contoh perilaku tersebut adalah.... A. menutupi masalah-masalah yang sedang terjadi B. rajin membantu orang tua karena ada yang diinginkan106C. memberitakan hal yang sebenarnya terjadi pada dirinya D. gemar menghalalkan segala cara untuk menipu orang tua E. merekayasa sesuatu yang dapat membuat senang orang tua 9. Sebagai seorang pelajar Ahmad selalu menerapkan perilaku jujur. Ketika ulangan di kelas, Ahmad tidak pernah berbuat curang. Manakah hal-hal di bawah ini yang tidak termasuk keuntungan memiliki sifat jujur .... A. dikasihi oleh orang tua dan guru B. memperoleh sanjungan orang C. disayangi oleh sesama teman D. memiliki hati yang tenteram E. mendapat pahala yang besar 10. Perhatikanlah pernyataan di bawah ini! (1) Mendapatkan kekayaan yang melimpah ruah. (2) Memperoleh kemudahan dalam menjalani kehidupan. (3) Selamat dari azab dan bahaya baik di dunia maupun di akhirat. (4) Adanya jaminan dari Allah Swt. untuk mendapatkan surga-Nya. (5) Tidak terkena cobaan atau musibah yang ditetapkan oleh Allah Swt. Dari pernyataan di atas, manfaat berperilaku jujur ditandai nomor … . A. (1), (2), dan (3) B. (1), (2), dan (4) C. (1), (3), dan (5) D. (2), (3), dan (4) E. (2), (4), dan (5)B. Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas! 1. Perilaku jujur merupakan salah satu wujud akhlak mulia yang sangat dianjurkan, mengapa demikian? Jelaskan! 2. “Dasar iman adalah kejujuran, sedangkan dasar kemunafikan adalah dusta”. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pernyataan tersebut! 3. Bagaimanakah cara mengatasi apabila terbersit keinginan untuk melakukan perbuatan tidak jujur ? Jelaskan! 1074. “Tanda orang munafik ada tiga: Bila berbicara berdusta, bila berjanji mengingkari, dan bila dipercaya berhianat”. (H.R. Muttafaqun alaihi). Jelaskanlah maksud hadis tersebut! 5. Tulislah satu dalil tentang perintah untuk berlaku jujur baik dari al- Qur’an atau hadis, berikut artinya! 3. Penilaian Ketrampilan Kegiatan aplikatif dan bermakna Di bawah ini adalah kegiatan yang perlu kalian lakukan berupa kegiatan aplikatif dan bermakna yang terkait dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari! Lakukanlah wawancara dengan beberapa orang (misalnya ustadz, guru PAI, tokoh masyarakat) terkait dengan makna kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian buatlah laporannya!1085BERPEDOMAN PADA SUMBER HUKUM ISLAMSebelum mulai pembelajaran, mari membaca al-Qur’an dengan tartil. Semoga dengan membiasakan diri membaca al-Qur’an, kita selalu mendapat keberkahan dan kemudahan dalam belajar dan mendapatkan rida Allah Swt. Amin. Aktivitas 5.1 1. Bacalah Q.S. an-Nisa'/4: 59 di bawah ini bersama-sama dengan tartil selama 5-10 menit! 2. Perhatikan makhraj dan tajwidnya!110111Aktivitas 5.2 Amati gambar-gambar berikut dan kemudian berikan tanggapan atau komentar pada semua gambar berkaitan dengan materi pelajaran! Gambar 5.1 Gambar 5.2 Gambar 5.3112Aktivitas 5.3Bacadancermatiartikeldibawahini, kemudianberikanlahtanggapanmuterkait pendapat yang mengatakan bahwa pintu ijtihad sudah tertutup! Pintu Ijtihad Tetap Terbuka Keliru sekali untuk mengira bahwa pintu ijtihad sudah tertutupsetelah empat Imam besar (Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’idan Imam Hambali) tersebut wafat. Sudah terang bahwa menjalankanpertimbangan akal yang bebas itu diizinkan oleh al-Qur’an Suci. Atasdasar pedoman inilah dunia Islam tetap menggunakan pertimbanganakalnya dalam membuat undang-undang guna kepentingandunia Islam sendiri. Bahkan, pada zaman Nabi, para sahabat telahmenggunakan pertimbangan akal mereka jika mereka tak sempatmengajukan suatu persoalan kepada beliau sendiri. Setelah beliauwafat jika timbul masalah baru, maka dibuatlah undang-undang olehdewan penasehat khalifah yang diambil dari suara terbanyak, dankeputusan-keputusan diberikan oleh orang yang paling terpelajar diantara para sahabat. Para tabi’in memperluas ilmu dari para sahabat,dan tiap-tiap generasi berikutnya. Jika merasa tak puas terhadap suatupendapat pada generasi sebelumnya, mereka bebas menjalankanijtihad menggunakan akal pikiran mereka. Pada abad kedua hijriyah, dunia Islam menyaksikan munculnyaempat sinar dalam cakrawala ijtihad dan munculnya empat mujtahidbesar secara silih berganti ini. Hal itu membuktikan bahwa masing-masing tak merasa puas dengan apa yang telah dicapai oleh para imamsebelumnya. Ini suatu bukti yang yang tak dapat disangkal lagi bahwaIslam mengizinkan penggunaan pertimbangan akal secara bebas gunamenghadapi situasi baru. Imam Malik tak puas dengan apa yang sudahdicapai oleh Imam Hanafi. Demikian pula Imam Syafi’i tidak puas denganapa yang sudah dilakukan oleh dua imam sebelumnya. Meskipun tigaimam itu praktis telah menghabiskan tenaga dalam menggali sumberhukum fikih, namum Imam Hambali menyumbangkan hasil ijtihadnyakepada dunia Islam yang sedang haus ilmu pengetahuan. Bukan paramujtahid besar saja yang menggunakan pertimbangan terhadap situasi 113baru melainkan mereka saling berpacu dalam prinsip ilmu fikih, ini menunjukkan bahwa tak seorang pun di antara mereka menganggap bahwa ulama lain sudah mutlak benar. Jika mereka itu tidak mutlak benar, mengapa setelah beberapa abad lalu mereka menjadi mutlak benar, padahal dengan berlalunya waktu, sangat diperlukan undang- undang baru untuk menghadapi permasalahan baru? Kenyataan ini diakui oleh semua pihak bahwa para imam tidak pernah menutup pintu ijtihad. Baik Imam Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali tak pernah berkata bahwa para ulama sesudah mereka tidak diizinkan lagi untuk membuka pintu ijtihad, dan tak pernah pula para imam mengaku mutlak benarnya. Demikian pula tak pernah diterangkan dalam kitab usul fiqih bahwa menggunakan pertimbangan akal untuk membuat undang- undang baru tak diperbolehkan lagi. Ijtihad merupakan rahmat besar bagi segenap kaum muslimin. Inilah satu-satunya cara, yang dengan cara ini, segala kebutuhan sekalian generasi demi generasi, dan juga sebagai keperluan berbagai suku dan bangsa pemeluk Islam dapat terpenuhi. Mulai abad ketiga hijriyah, para ulama besar lebih banyak mengerahkan perhatiannya kepada pengumpulan dan penelitian hadis. Sementara itu, kedudukan empat imam besar begitu tinggi di atas sekalian ulama ahli fikih, sehingga para ulama ini tampak tak berarti, dan lambat laun timbullah kesan bahwa tak seorang pun dapat melakukan ijtihad. Akibatnya kesan itu menyebabkan pembatasan ijtihad dan pembatasan kemerdekaan berpikir yang sangat dianjurkan oleh Islam. Jadi, karena dibelenggu oleh kesan salah, kaum cendekia muslim menderita kerugian besar, dan meningkatnya kebutuhan ilmu pengetahuan menjadi terhenti dan mandeg. Akibatnya adalah kebodohanlah yang merajalela. Disadur dari Islamologi karya Maulana Muhammad Ali Dinul Islam merupakan aturan hidup yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar mereka memperoleh kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Untuk memperoleh kebahagiaan tersebut, dibuatlah aturan-aturan114yang menuntun perilaku muslim bagaimana ia berhubungan dengan AllahSwt. yang disebut dengan hablumminallah ( ), seorang muslimberhubungan dengan sesamanya yang disebut dengan hablumminannas( ), juga bagaimana seorang muslim berhubungan dengan alamyang disebut dengan hablumminalalam ( ). Allah Swt. memiliki aturan atau hukum yang harus dilaksanakanoleh manusia, baik sebagai hamba maupun sebagai khalifah Allah Swt.Oleh karena itu, sebagai hamba dan khalifah-Nya, kita harus memahamihukum-hukum Allah tersebut dan menjadikannya sebagai pedoman dalamkehidupan. Sumber hukum Islam merupakan rujukan atau dasar utamadalam pengambilan hukum Islam. Sumber hukum Islam bersifat dinamis,benar, dan mutlak, serta tidak pernah mengalami kemandegan, kefanaan,atau kehancuran. Salah satu dalil tentang sumber hukum Islam adalah hadis yangdiriwayatkan oleh Abu Dawud berikut ini.Artinya: “Dari Unas (dari ahli Hims) dari ashab Muadz bin Jabal BahwaRasulullah Saw. ketika hendak mengutus Muadz ke Yaman, beliau bertanya“bagaimana engkau menghukum jika dihadapkan oleh sebuah keputusan”,ia menjawab saya akan memutuskan dengan kitab Allah. Nabi bertanya,“jika kamu tidak mendapatkan di dalam kitab Allah,” ia menjawab dengansunnah Rasulullah Saw., nabi bertanya, jika kamu tidak mendapatkan padasunnah Rasulullah Saw. dan juga tidak pada kitab Allah, ia menjawab sayaakan berijtihad dengan pendapatku. Lalu Rasul menepuk dada Muadz serayaberkata” segala puji bagi Allah yang telah memberi taufiq atas utusan Rasul-Nya, sesuai yang diridhai Allah ” (H.R. Abu Dawud) 115Hadis tersebut menyatakan bahwa al-Qur’an, hadis, dan ijtihadmerupakan sumber hukum Islam. Maksudnya, ketiganya dapat dijadikanrujukan untuk mengambil keputusan dalam menghukumi suatu perbuatan. Al-Qur’an dan hadis sebagai sumber utama hukum Islam berisituntunan-tuntunan bagi umat Islam. Namun, tidaklah mudah berpedomanlangsung kepada al-Qura'n dan hadis secara langsung, kecuali bagi yangmemiliki ilmu yang cukup untuk memahaminya. Bagi orang-orang awam,tidaklah bijaksana mengambil langsung dalil al-Qur'an dan hadis. Aktivitas 5.4Carilah macam-macam hukum taklifi beserta contohnya! Tulislah dalambuku tugas!1. Al-Qur’ana. Pengertian al-Qur’an Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam, sekaligus sebagaisumber hukum Islam yang pertama dan utama.Secara bahasa, al-Qur’an berasal dari kata qara’a ( )berarti bacaan atau dibaca. Bacaan, sebab al-Qur’an meupakankitab yang wajib dibaca dan dipelajari oleh orang yang mengimanikebenarannya. Secara istilah, al-Qur’an merupakan firman Allah Swt.,diwahyukan kepada Rasulullah Saw. melalui malaikat Jibril, ditulisdalam mushaf, dan diriwayatkan secara mutawatir. Berdasarkan pengertiantersebut, kalam Allah Swt.yang diturunkan kepadanabi-nabi selain RasulullahSaw. tidak dinamakan al-Qur’an seperti Taurat yangditurunkan kepada Nabi Musaa.s., atau Injil yang diturunkankepada Nabi Isa a.s. Gambar: Sumber Hukum Islam yang pertama dan utama116b. Keistimewaan al-Qur’an Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. untukpertama kalinya pada malam Lailatulqadar pada tanggal 27 Ramadan. Inimenunjukkan bahwa bulan Ramadan adalah bulan yang penuh dengankeberkahan, sehingga segala kebaikan yang dilakukan akan dilipatgandakanberkali lipat. Sementara itu, keistimewaan al-Qur’an sebagai kitab suci umatIslam adalah:1) Al-Qur’an merupakan wahyu Allah Swt. Wahyu merupakan pengetahuan-pengetahuan yang dituangkan Allah Swt. ke dalam jiwa Nabi yang dikehendaki Allah Swt. agar disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk di dunia sehingga memperoleh kebahagiaan di akhirat. Rasulullah Saw. dalam menerima wahyu melalui beberapa cara di antaranya adalah melalui mimpi yang ditanamkan langsung ke dalam jiwa Rasulullah Saw.; wahyu turun sebagai suara gemerincing; Jibril menjelma sebagai manusia; Jibril memperlihatkan bentuk aslinya; dan Allah Swt. berbicara dari balik tabir. Dari peristiwa ini, Rasulullah Saw. menguasai beberapa ilmu pengetahuan tanpa belajar terlebih dahulu kepada seorang guru. Dari sini dapat diketahui bahwa al-Qur’an adalah wahyu Allah yang memiliki fungsi sebagai pedoman bagi orang yang yang beriman dalam menemukan kebenaran yang hakiki sehingga tidak tersesat dalam mengarungi kehidupan. Al-Qur’an pun merupakan penyempurna dari Kitab-kitab Allah yang sudah diturunkan terlebih dahulu sekaligus mengoreksi penyimpangan yang terjadi pada kitab tersebut.2) Al-Qur’an turun dengan menggunakan bahasa Arab Firman Allah Swt. dalam Q.S. asy-Syura/42: 7 menyatakan: Artinya: “Dan demikianlah Kami wahyukan al-Qur'an kepadamu dalam bahasa Arab, agar engkau memberi peringatan kepada penduduk ibukota (Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) di sekelilingnya serta memberi 117peringatan tentang hari berkumpul (Kiamat) yang tidak diragukan adanya. Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka.” Ayat di atas menerangkan bahwa al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, sesuai dengan bahasa penduduk negeri Mekkah dan sekitarnya, untuk memudahkan mereka mengerti dakwah dan seruan serta peringatan yang ditujukan Rasulullah Saw. kepada mereka. Bahasa Arab itu sendiri merupakan bahasa yang sudah tua yang masih eksis sampai saat ini. Artinya, bahasa yang dipakai pada masa Rasulullah Saw. masih sama dengan yang dipakai saat ini. Bahasa Arab juga memiliki kosa kata dan perbendaharaan yang sangat luas dan banyak, sinonim yang menakjubkan. Bahasa Arab memiliki kemampuan menampung informasi pada huruf-huruf yang singkat. 3) Al-Qur’an merupakan hujjah Secara garis besar, al-Qur’an berisi pemahaman tentang hakikat kemanusiaan dan alam sekitar kepada manusia. Dalam al-Qur’an, segala hukum, peraturan, pedoman beribadah diatur. Oleh karena itu, sebagai umat Muhammad Saw. jadikanlah al-Qur’an sebagai hujjah. Dengan demikian, umat Islam dituntut minimal membacanya dan mentadabburinya. Apalagi membaca al-Qur’an bernilai ibadah, artinya setiap ayat yang dibaca akan mendapat pahala dan pahala tersebut dihitung huruf perhuruf. Namun demikian, terkait al-Qur’an sebagai hujjah bagi Rasulullah Saw., al-Qur’an tidak sekedar dibaca, tetapi yang terpenting adalah dipahami dan diamalkan isinya dalam keseharian kehidupan sebagai makhluk sosial. 4) Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar Rasulullah Saw. dan bukti kenabian Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar Rasulullah Saw., dan mukjizat tersebut dikhususkan hanya bagi Rasulullah Saw. dan tidak untuk nabi yang lainnya. Karena, setiap nabi dianugerahi mukjizat khusus yang tidak sama antara satu nabi dengan nabi yang lain, disebabkan oleh kondisi yang berbeda terkait kaumnya masing-masing. Sebagai contoh, Nabi Musa a.s. memiliki tongkat yang dapat berubah-rubah karena pada saat itu sihir merajalela. Nabi Isa a.s. yang mampu menghidupkan orang mati dan menyembuhkan penyakit lepra dan orang buta karena pada saat itu sudah marak ilmu kedokteran. Maksud al-Qur’an sebagai mukjizat karena saat itu bangsa Arab terkenal dengan kepiawaiannya terkait dengan sastra. Syair-syair yang dibuat tersusun dengan bahasa yang sangat indah dan itu dijadikan118perlombaan. Syair terbaik dalam lomba tersebut akan dipajang di Ka’bah. Al-Qur’an datang bersama diutusnya Muhammad Saw, di tengah-tengah masyarakat yang sangat gemar bersyair, turunnya al-Qur’andengan bahasa yang sangat indah membuat mereka terkagum-kagum.Mereka meyakini keindahan tersebut, bukan bahasa manusia, melainkanmereka enggan untuk mengakuinya. Merekapun melontarkanpendapatnya, seperti yang dinyatakan dalam firman Allah Q.S. alMuddatsir/74: 24-25:Artinya: “lalu dia berkata, “(Al-Qur'an) ini hanyalah sihir yang dipelajari(dari orang-orang dahulu).” (24). Ini hanyalah perkataan manusia.”(25) Allah Swt. pun menantang maum kafir tersebut untuk membuatsemisal al-Qur’an, seperti yang dinyatakan dalam firman Allah Q.S.Hud/11: 13Artinya: “Bahkan mereka mengatakan, “Dia (Muhammad) telah membuat-buat Al-Qur'an itu.” Katakanlah, “(Kalau demikian), datangkanlah sepuluhsurah semisal dengannya (al-Qur'an) yang dibuat-buat, dan ajaklah siapasaja di antara kamu yang sanggup selain Allah, jika kamu orang-orang yangbenar.” Ternyata sampai detik ini tidak ada satupun yang mampu menyamaial-Qur’an, jangan untuk membuat sepuluh, membuat satu buahpun tidakada yang menyanggupinya. Al-Qur’an dikatakan sebagai mukjizat, sedangkan kitab-kitabterdahulu tidak dikatakan demikian karena adanya jaminan keontetikandari Allah Swt. Jaminan itu diberikan atas dasar kemahakuasaan dankemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan manusia.Keontetikan al-Qur’an dijelaskan dalam Q.S. al Hijr/15: 9 119Artinya: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” 5) Al-Qur’an sebagai hukum Ajaran Islam merupakan agama yang menuntun umat Islam untuk memperoleh jalan hidup yang benar guna meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Al-Qur’an adalah kitab samawi terakhir dan sempurna sebagai pedoman hidup manusia karena berisi hukum yang lengkap. c. Kandungan al-Qur’an Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 (dua puluh tiga) tahun kepada Nabi Muhammad Saw. terdiri 30 juz dan 114 surat. Pokok kandungan al-Qur’an meliputi lima hal, sebagai berikut. 1) Tauhid Mengesakan Allah merupakan visi utama dari ajaran Islam. Saat Islam didakwahkan, tauhid merupakan tujuan yang terpenting. Karena ketika al-Qur’an diturunkan kebanyakan masyarakat Quraisy dalam kondisi menyembah berhala. Doktrin tauhid yang dibawa Nabi Adam a.s. dan dilanjutkan oleh para nabi sesudahnya telah banyak dilanggar manusia dan al-Qur’an membawa misi mengembalikan kepercayaan dan keimanan manusia pada tauhid. 2) Ibadah Ibadah dalam hal ini dipahami sebagai aktivitas yang menghidupkan tauhid dalam hati serta meresapkannya ke dalam jiwa. Ibadah pada dasarnya merupakan manifestasi rasa syukur pada Allah Swt. dan sebagai konsekuensi menjadi khalifah di muka bumi. Ibadah terbagi dua, yaitu ibadah mahdah dan ibadah ghaira mahdah. 3) Janji dan ancaman Orang yang mengimani al-Qur’an adalah orang yang beramal saleh yang dijanjikan pahala dan surga. Sementara itu, orang yang mengingkari al-Qur’an akan diancam dengan siksa dan neraka. 4) Jalan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat Al-Qur’an banyak berisi prinsip-prinsip dan aturan-aturan hukum. Di antara prinsip dan aturan tadi, ada yang mengatur hubungan manusia dengsn Allah Swt, ada pula yang mengatur hubungan sesama manusia.1205) Kisah dan cerita Kisah dan cerita yang dimaksud adalah tentang orang-orang yang mau tunduk kepada Allah Swt. serta mau mematuhi dan memenuhi hukum-hukumnya. Termasuk juga mereka yang ingkar serta membangkang kepada Allah Swt. Contoh-contoh kisah dalam al-Qur’an seperti Kisah Nabi Ibrahim a.s. mencari Tuhan, Nabi Musa dan Fir’aun, Kisah Nabi Sulaiman a.s. dan Ratu Bilqis dan lain sebagainya.d. Asas al-Qur’an dalam Menetapkan Hukum Ada beberapa asas yang diterapkan al-Qur’an dalam menetapkan hukum. 1) Meniadakan kesulitan Dasarnya Q.S. al-Baqarah/2: 286 Artinya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” Di dalam Q.S. al-Baqarah/2:185, Allah Swt. berfirman Artinya: "Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” Dengan dasar kedua ayat tersebut, umat Islam diperbolehkan: a) ketika bepergian boleh mengqashar dan menjamak salat sesuai dengan syarat-syaratnya. b) ketika sulit melaksanakan salat dengan berdiri, maka boleh melakukannya dengan cara duduk dan seterusnya. c) boleh tidak berpuasa pada bulan Ramadan bila sedang menjadi musafir. d) bila tidak menemukan air, boleh tayamum sebagai pengganti wudu. e) Ketika dalam keadaan terpaksa yang mengancam nyawa, dibolehkan memakan makanan yang haram 1212) Sedikit pembebanan Firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Maidah/5: 101 menyatakan: Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu (justru) menyusahkan kamu. Jika kamu menanyakannya ketika Al-Qur'an sedang diturunkan, (niscaya) akan diterangkan kepadamu. Allah telah memaafkan (kamu) tentang hal itu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun.” Ayat ini menjelaskan bahwa Allah memberikan bimbingan kepada hamba-Nya agar mereka menerima apa-apa yang telah diturunkan- Nya dan yang telah disampaikan oleh Rasul-Nya kepada mereka, agar mereka tidak mengajukan pertanyaan yang bermacam-macam. Bila jawabannya tersebut akan memberatkan dan menambah beban mereka dalam menjalankan kewajiban. 3) Bertahap dalam penetapan hukum Sebagai contoh dalam masalah haramnya minuman keras, proses pengharamannya tidak sekaligus tetapi berangsur-angsur. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. al-Baqarah/2 :219 Artinya: "Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah, “Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya…” Berikutnya Allah Swt. menurunkan Q.S. An-Nisa/4: 43 sebagai fase kedua yang berbunyi:122Artinya: "Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati salat ketika kamu dalam keadaan mabuk…” Berikutnya, datanglah larangan keras untuk mengkonsumsi minuman keras sebagai fase ketiga. Saat itu, sudah banyak orang meninggalkan kebiasaan minum minuman keras dan sebelumnya sudah pernah diturunkan ayat yang mengindikasikan keharamannya, yaitu Q.S al-Baqarah/2: 219 dan Q.S. an-Nisa/4 : 43. Larangan keras tersebut terdapat dalam Q.S. al-Maidah/5: 90 sebagai berikut: Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.”e. Macam-macam Hukum dalam Al-Qur’an Hukum-hukum yang terkandung dalam al-Qur’an pada garis besarnya terbagi dalam tiga kelompok, yaitu : 1) Hukum i’tiqadiyah (akidah), yaitu hukum yang berkaitan dengan masalah keimanan dan kepercayaaan. Hukum ini tercermin dalam rukun iman. Ilmu yang mempelajarinya disebut ilmu tauhid atau ilmu kalam. 2) Hukum khuluqiyah (akhlak), yaitu hukum yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia. Setiap muslim dituntut untuk memiliki sifat- sifat mulia sekaligus menjauhi perilaku-perilaku tercela. Ilmu yang mempelajarinya disebut ilmu akhlak. 3) Hukum syariyah (syariah), yaitu hukum yang mengatur hubungan dengan Allah Swt., dengan sesama dan alam sekitar. Hukum ini tercermin dalam rukun Islam dan disebut dengan hukum syariat. Ilmu yang mempelajarinya disebut ilmu fiqih. Hukum amaliyah dalam al-Qur’an terbagi dalam enam jenis, yaitu: a) hukum ibadah, yaitu hukum yang berkaitan antara hubungan manusia dengan Allah Swt. Contoh: salat, zakat, puasa, haji dan sebagainya; b) hukum muamalah, yaitu hukum yang berkaitan antara hubungan sesama manusia mengenai harta benda dan segala hak milik yang 123berupa materi. Contoh jual beli, gadai, riba dan lainnya; c) hukum perkawinan, yaitu hukum yang berkaitan dengan keluarga, seperti penikahan, perceraian, adopsi anak, dan lain sebagainya; d) hukum waris, yaitu hukum yang berkaitan dengan harta benda yang disebabkan oleh kematian; e) hukum jinayat, yaitu hukum yang berkaitan dengan jiwa, akal, dan kehormatan manusia, seperti pembunuhan, zina, menuduh zina, pencurian, perampokan, kudeta, dan murtad; dan f ) hukum siyasah, yaitu hukum yang berkaitan dengan negara, seperti imamah (negara), wizarah (kementerian), hubungan luar negeri, dan sumber keuangan negara. f. Al-Qur’an sebagai Dasar Hukum Secara umum, al-Qur’an berfungsi sebagai pedoman kehidupan dan petunjuk bagi umat manusia. Artinya, al-Qur’an itu berisi ajaran- ajaran pokok yang harus dipedomani oleh umat Islam karena al-Qur’an mengandung aturan-aturan untuk kemaslahatan umat. Allah Swt. menurunkan Al-Qur'an tiada lain tiada bukan agar dijadikan dasar hukum dan disampaikan kepada umat manusia untuk diamalkan segala perintah- Nya dan ditinggalkan segala larangan-Nya. Firman Allah Swt. dalam Q.S. az Zukhruf/43: 43 berbunyi: Artinya: "Maka berpegang teguhlah engkau kepada (agama) yang telah diwahyukan kepadamu. Sungguh, engkau berada di jalan yang lurus.” Adapun fungsi al-Qur’an terkait dengan hukum Islam adalah sebagai sumber hukum Islam pertama dan utama. Isi kandungannya lengkap membicarakan beraneka persoalan yang terkait dengan kehidupan dunia dan akhirat. Meskipun demikian, harus disadari bahwa ada hal-hal yang dikemukakan dalam al-Qur’an masih bersifat umum. Contohnya: 1) Perintahnya jelas, tetapi caranya tidak jelas, contohnya ayat yang terdapat dalam Q.S. al Baqarah/2: 43 sebagai berikut Artinya: ”Dan laksanakanlah salat…”1242) Perintahnya jelas, tetapi ukurannya tidak jelas, contohnya ayat yang terdapat pada Q.S. al Baqarah/2: 43 yang berbunyi: Artinya: "tunaikanlah zakat…“ Petunjuknya jelas, tetapi batasnya tidak jelas, contohnya tentang menyapu muka dan tangan dalam tayamum, sampai di mana yang disapu, seperti firman Allah Swt. dalam Q.S. an-Nisa'/4: 43 yang berbunyi:Artinya: "…Usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu…" Tidak terperincinya beberapa ayat dalam al-Qur’an tersebutmemerlukan penjelasan-penjelasan lebih lanjut seperti kasus ayat di atas.Dalam hal ini tidak ada seorang pun yang berhak menjelaskannya, kecualihanya Nabi Muhammad Saw. Aktivitas 5.5 1. Buatlah 5 kelompok, masing-masing kelompok mencari 5 ayat al-Qur’an beserta terjemahnya dengan ketentuan: • Kelompok 1 ; ayat tentang tauhid • Kelompok 2 ; ayat tentang ibadah • Kelompok 3 ; ayat tentang janji dan ancaman • Kelompok 4; ayat tentang jalan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat • Kelompok 5 ; ayat tentang kisah dan cerita 2. Tulislah dalam bentuk laporan! 1252. Sunah atau Hadis a. Pengertian Sunah dan Hadis “Jika dalam kitabullah tidak ditemukan, saya akan menyele- saikan perkara dengan Sunah”. De- mikianlah jawaban Muaz bin Jab- bal ketika di­tanya oleh Rasulullah Saw. pada waktu Muaz akan be- rangkat ke Yaman untuk berdak- wah. Artin­ya, Sunah menduduki peringkat kedua setelah al-Qur’an Gambar: Hadist merupakan sumber sebagai sumber hukum. Hukum Islam yang ke dua Secara bahasa, arti Sunah adalah ‘jalan’, tabi’at dan peri ke- hidupan. Sedangkan Sunah menurut istilah segala yang dinukilkan dari Nabi Muhammad Saw., baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrir, pengajaran, sifat kelakuan, perjalanan hidup, baik yang demiki- an itu sebelum nabi Muhammad Saw. diangkat sebagai rasul maupun se­sudahnya. Definisi tersebut mencakup beberapa unsur pokok, yaitu: 1) Perkataan Rasulullah Saw. 2) Perbuatan Rasulullah Saw. 3) Taqrir Rasulullah Saw. 4) Pengajaran Rasulullah Saw. kepada para shahabat 5) Sifat-sifat Rasulullah Saw. Unsur-unsur Hadis: 6) Akhlak Rasulullah Saw. 1. Sanad: Rangkaian rawi yang mengantarakan 7) Perjalanan hidup Rasulullah Saw. matan hingga Rasulullah Saw. Hal-hal yang termasuk dalam Sunah tidak semua dapat 2. Matan: Isi Hadis dijadikan sumber hukum. Yang dimaksud dalam pembahasan 3. Rawi: Seseorang yang ini adalah Sunah yang dijadikan meriwayatkan Hadis dasar pengambilan hukum. Oleh karena itu, dalam ushul fiqih lebih sering dipakai istilah hadis daripada sunnah. Secara bahasa arti hadis adalah berita atau sesuatu yang baru. Secara istilah hadis adalah segala perkataan, perbuatan, maupun taqrir yang dilakukan Rasulullah Saw.126b. Macam-Macam Hadis1) Hadis Qauliyah, yaitu perkataan Rasulullah Saw. yang menjelaskanhukum-hukum agama dan maksud isi al-Qur'an serta berisi peradaban,hikmah, ilmu pengetahuan dan juga menganjurkan akhlak yangmulia. Ciri-cirinya memakai kata ( )2) Hadis Fi‘liyah, yaitu perbuatan Rasulullah Saw. yang menjelaskancara melaksanakan ibadah, misalnya cara salat, haji, berwudu, dansebagainya. Ciri-cirinya memakai kata ( )3) Hadis Taqririyah, yaitu berdiam dirinya Rasulullah Saw. ketika melihatsuatu perbuatan dari para sahabat, baik perbuatan tersebut dikerjakandi hadapan Rasulullah Saw. atau tidak, akan tetapi berita mengenaiperbuatan tersebut sampai kepada Rasulullah Saw. Ciri-cirinyamemakai kata ( atau ) Selain tiga macam hadis sebagaimana yang telah disebutkan diatas, sebagian besar ulama menambahkan satu lagi yaitu:4) Hadis Hammiyah, yaitu sesuatu yang dikehendaki Rasulullah Saw. akan tetapi belum sempat terlaksana. Contohnya adalah puasa pada tanggal 9 Muharram.c. Pembagian Hadis Dalam ilmu hadis banyak ragam pembagian hadis. Macam- macamnya tergantung dari sisi mana hadis tersebut dilihat. Salah satunya, hadis ditinjau dari segi sanadnya, yaitu banyak atau sedikitnya orang yang meriwayatkan (sanad), hadis ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Hadis Mutawatir yaitu hadis yang diriwayatkan oleh banyak orang, tentang sesuatu yang dipercaya oleh pancainderanya yang menurut kebiasaan. Mereka tidak mungkin berbuat dusta dikarenakan banyaknya jumlah mereka. 2) Hadis Ahad, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh beberapa orang akan tetapi tidak mencapai tingkatan mutawatir. Hadis ahad ditinjau dari segi kualitasnya, dapat dilihat dari mutu periwayatan atau sifat orang- orang yang meriwayatkannya. Hadis ini terbagi menjadi tiga:a) Hadis Sahih, yaitu hadis yang periwayatannya (sanad) tidak terputus dari awal sampai akhir dan diriwayatkan oleh orang-orang yang adil, dan teliti. Selain itu, dalam periwayatan juga tidak ada keganjilan 127dan kecacatan. Hadis sahih dapat dijadikan sebagai dasar hukum. b) Hadis Hasan, yaitu hadis yang periwayatannya (sanad), dan diriwayatkan oleh orang-orang yang adil, tetapi kurang teliti. Meskipun tidak ada keganjilan dan kecacatan hadis hasan masih dapat dijadikan sebagai dasar hukum. c) Hadis Dha'if, yaitu hadis yang tidak lengkap syaratnya, yakni tidak memenuhi syarat yang terdapat dalam hadis sahih dan hadis hasan. Hadis ini berbeda-beda tingkat kelemahannya, tergantung pada jauh atau dekatnya kepada syarat-syarat hadis sahih. Hadis dhaif tidak dapat dijadikan hujjah. d. Fungsi Hadis terhadap al-Qur’an Dalam menetapkan hukum, antara al-Qur’an dan hadis saling berhubungan. Al-Qur’an tanpa hadis, hukumnya sulit untuk dilaksanakan, karena al-Qur’an berisi aturan yang sangat lengkap, tetapi bersifat global dan membutuhkan penjelas, yaitu hadis. Sementara itu, hadis tanpa al- Qur’an merupakan sesuatu yang tidak mungkin karena adanya hadis setelah keberadaan al-Qur’an. Oleh karena itu, fungsi hadis terhadap al- Qur’an adalah: 1) Sebagai bayan taqrir, yaitu menguatkan hukum yang sudah ditetapkan dalam al-Qur’an sehingga satu hukum memiliki dua dalil, pertama nash al-Qur’an, kedua nash hadis. Sebagai contoh larangan berdusta dalam penggalan Q.S. al-Hajj/22: 30 Artinya: “… dan jauhilah perkataan dusta.” Larangan tersebut diperkuat dengan hadis

128



Page 2

2 MENELADANI ASMAULHUSNA DALAM KEHIDUPANSebelum mulai pembelajaran, mari membaca al-Qur’an dengan tartil. Semoga dengan membiasakan diri membaca al-Qur’an, kita selalu mendapat keberkahan dan kemudahan dalam belajar dan mendapatkan rida dari Allah Swt. Amin. Aktivitas 2.1 1. Bacalah Q.S. al-Hasyr/59: 22-24 di bawah ini bersama-sama dengan tartil selama 5-10 menit! 2. Perhatikan makhraj dan tajwidnya!3031Aktivitas 2.2Amatilah gambar di bawah ini, lalu tulislah pesan-pesan moral ataukomentar untuk setiap gambar. Kaitkan pesan moral atau komentartersebut dengan tema “Meneladani Asmaulhusna dalam Kehidupan” !Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.4 Gambar 2.332Aktivitas 2.31. Baca dan cermati artikel di bawah ini, kemudian tulislah hikmah yang kalian dapatkan dari artikel tersebut!2. Kaitkan hikmah tersebut dengan pengalaman hidup kalian saat ini! MAKHLUK MENCARI TUHANNYA Sejak sejarah bermula, manusia selalu berusaha mengetahui raha-sia kehidupan dan misteri alam semesta serta hakikat Pencipta semuamakhluk yang ada. Selama ini manusia menggambarkan Penciptanya dengan berbagaimacam gambaran sesuai dengan rasa dan pemahamannya. Namun,Mahaluhur Allah dari pendapat kita tentang Dia. Seperti itulah manusiamenyendiri bersama jiwanya. Ia bertanya dan jiwanya bertanya pada dia,saling berdialog satu sama lain; “Di mana jutaan manusia yang hidup se-belum kita berada?”“Hal baru apa yang kita jumpai jika melihat masa laluyang jauh?” Dan betapa sering kalimat ini terbersit dalam diri kita, “Apasebenarnya kehidupan ini?’“Apa tujuan dari wujud alam ini?”“ Di manamanusia berada sebelum ke alam ini?’“Ke mana semua ini akan kemba-li?” Manusia tidak tahu dari mana ia datang dan ke mana akan kembali. Selama itu pula, jiwa manusia terus ingin mengenal Penciptanya;mendekat dan menghadap kepada-Nya. Manusia merasakan kebutuhankepada Dia sebagaimana bayi yang merasakan betapa butuhnya ia ke-pada air susu ibunya. Ia juga merasa memerlukan perlindungan dari Pen-ciptanya, dan tidak memiliki tujuan lain, selain berada dalam lin­dungan-Nya. Semua itu agar ia dapat menetap di sisi-Nya, sehingga tidak hidupdi antara kabut dan gelap, antara ragu dan khayalan. Manusia menyadaribahwa kehidupan ini seperti roda. Oleh sebab itu, manusia harus men­­ g­ambil perputarannya dengan sempurna hingga akhir kehidupan. Jika manusia mencari misteri di balik alam semesta, dia akan terjeru-mus ke dalam gelapnya praduga dan khayalan. Pada saat inilah manusiatidak menemukan jalan sama sekali selain menyerahkan kehidupan inikepada Penciptanya dan menyerahkan alam semesta kepada Pembuat- 33nya. Kita datang ke kehidupan ini bukan lantaran kemauan kita. Kita juga tidak meninggalkan dunia ini dengan keinginan kita. Amatilah kehidupan ini dan pahami sebagian rahasia-rahasianya! Kita akan melihat saat mengamati anak kecil bahwa kita pernah kecil, atau saat mengamati orang yang meninggal bahwa suatu saat pasti akan mati, baik umur kita panjang atau pendek. Kita juga sadar bahwa orang yang meninggal hari ini, seperti orang yang meninggal ribuan tahun yang lalu; masa muda tidak akan kembali, dan kematian pasti akan terja- di. Pada saat itulah manusia merasa kelemahannya. Dia tidak kuasa atas detak jantungnya, juga terhadap gerak jiwanya. Betapa pun mendalam pemikirannya, kuat fisiknya, dan cerdas akalnya, dia pasti merasa bahwa dirinya dikuasai oleh kekuatan yang besar. Seperti inilah Allah Swt. memberi petunjuk pada pikiran manusia, membimbing fitrahnya untuk bertemu dengan Pencipta segala sesuatu; yang segala sesuatu itu dengan sendirinya menyatakan wujud-Nya, menguatkan ke-Esaan-Nya, dan bersaksi bahwa jika bukan karena-Nya alam semesta ini tidak ada. Disadur dari buku “Asmaul Husna Rahasia, Makna, Khasiat”, karya Syekh Abdul Maqshud Muhammad Salim. Manusia dan jin diciptakan oleh Allah Swt. agar mereka menyembah-Nya. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. adz-Dzariyat/51: 56 berikut ini Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”. Dari ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa Allah Swt. menghendaki semua makhluk-Nya hanya mengabdi atau beribadah kepada-Nya. Namun demikian, bagaimana mungkin manusia akan menyembah kepada Allah34Swt. kalau tidak mengenal-Nya. Proses mengenali Allah Swt. yang demikianitulah yang kemudian dikenal dengan istilah ma’rifatullah (mengenal AllahSwt.).Allah Swt. telah memberikan kemudahan kepada manusia untuk mengenalAllah Swt. Menurut Sayid Sabiq, ada dua cara untuk mengenal Allah, yaitu;pertama, mengenal Allah melalui ciptaan-Nya, dan kedua, dengan mengenalAllah Swt. melalui nama-nama dan sifat-Nya.Nama-nama dan sifat Allah Swt. tersebut adalah Asmaulhusna, danmengenalinya merupakan salah satu cara terbaik untuk mengenal Allah Swt.1. Meneladani Sifat Allah melalui Asmaulhusna a. Pengertian Asmaulhusna Asmaulhusna merupakan suatu istilah yang terkait dengan nama- nama Allah Swt. Asmaulhusna dalam bahasa Arab berasal dari kata al- asma yang artinya nama yang merupakan bentuk jamak, dan al-isma dalah bentuk tunggalnya. Al-husna itu sendiri artinya ‘yang paling baik’. Secara istilah, arti dari Asmaulhusna adalah nama–nama Allah Swt yang terbaik atau terindah. Lebih dari itu, Asmaulhusna ini tidak hanya mengacu pada nama-nama, melainkan juga mencakup sebutan, gelar, hingga sifat-sifat Allah Swt. Istilah Asmaulhusna ini dikenalkan oleh Allah melalui firman-Nya dalam Q.S. Thaha/20: 8 yang berbunyi: Artinya: “Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia, yang mempunyai nama- nama yang terbaik”. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah Swt. yang menurunkan al-Qur’an merupakan pencipta dan pemilik alam ini. Allah Maha Kuasa dan tempat manusia meminta. Untuk memanggil-Nya, Allah Swt. memiliki banyak nama. Semua nama itu baik karena menunjukkan kepada kesempurnaan-Nya, keperkasaan dan keagungan-Nya. Disebutkan dalam sebuah hadis bahwa Allah Swt. memiliki 99 nama. Imam Bukhari meriwayatkkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. 35bersabda: Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. Sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga”. (H.R. Bukhari) Maksud kata “menghafalkannya” adalah menjaganya, memahaminya, menzikirkannya, menjadikannya doa, mengulang-ngulang dalam membacanya dan berusaha berakhlak dengannya, serta mengetahui makna-maknanya. Allah Swt. menamakan dirinya dengan nama-nama dalam Asmaulhusna. Asmaulhusna merupakan taufiqiyyah, yaitu atas petunjuk Allah dan Rasul-Nya, bukan berdasarkan penalaran manusia. Asmaulhusna merupakan sifat-sifat- Nya yang mulia dan bukanlah dzat-Nya. Manusia tidak akan pernah mampu untuk memikirkan Dzat Allah Swt. Karena akal manusia memiliki kelemahan untuk mengetahui esensinya. Oleh karena itu, taklif yang dibebankan kepada manusia hanya sebatas menyucikan Allah Swt. dengan asma-asma-Nya. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. al-Waqi’ah/56: 96 yang berbunyi: Artinya: “Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Mahabesar” Adapun jumlah Asmaulhusna seluruhnya, secara pasti hanya Allah Swt. yang tahu. Di luar jumlah 99, ada yang berpendapat jumlahnya 100, 200, 1000, bahkan tidak terhitung karena begitu banyaknya. Sementara itu, jumlah yang 99 itu adalah asma yang termasyhur yang dikenal selama ini.36Aktivitas 2.4 Peserta didik di bagi 9 kelompok. Masing-masing kelompok buatlah 11 kartu yang berisi Asmaulhusna beserta artinya. Kartu tersebut bisa dilengkapi dengan kalimat penjelas serta gambar untuk memudahkan hafalan! dengan ketentuan: a. Kelompok 1 Asmaulhusna no 1-11 b. Kelompok 2 Asmaulhusna no 12-22 c. Kelompok 3 Asmaulhusna no 23-33 d. Kelompok 4 Asmaulhusna no 34-44 e. Kelompok 5 Asmaulhusna no 45-55 f. Kelompok 6 Asmaulhusna no 56-66 g. Kelompok 7 Asmaulhusna no 67-77 h. Kelompok 8 Asmaulhusna no 78-87 i. Kelompok 9 Asmaulhusna no 88-99b. Dalil Naqli tentang Asmaulhusna Di dalam al-Qur’an banyak dijumpai ayat-ayat tentang Asmaulhusna, di antaranya adalah: 1) Q.S. al-A’raf/7: 180 yang berbunyi: Artinya: “Dan Allah memiliki Asmaulhusna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaulhusna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. 2) Q.S al-Isra’/17 : 110 yang berbunyi : 37Artinya : “Katakanlah (Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asmaulhusna) dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam salat dan janganlah (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu.” Aktivitas 2.5 Carilah dalil naqli baik al-Qur’an maupun Hadis tentang Asmaulhusna selain yang sudah ditulis di atas! Tulislah di buku tugas, dan serahkan kepada gurumu! c. Pembagian Asmaulhusna ditinjau dari Maknanya Berdasarkan maknanya, Asmaulhusna terbagi menjadi beberapa kelompok: 1) Asma-asma Allah yang menunjukkan sifat dzat Allah Swt. yang dimaksud adalah sifat yang harus ada pada Rabb dan sifat itu terus melekat pada diri Allah Swt. Sifat-sifat ini tidak terpisahkan dari dzat Allah Swt. dan ia tidak tergantung dengan kehendak Allah Swt. Asma- asma Allah Swt. yang termasuk kelompok ini adalah: a) Al-Hayyu (Maha Hidup). Asma ini menunjukkan sifat kehidupan pada Allah Swt. b) Al-‘Alim (Maha Mengetahui). Asma ini menunjukkan sifat pengetahuan pada Allah Swt. c) As-Sami (Maha Mendengar). Asma ini menunjukkan sifat pendengaran pada Allah Swt. d) Al-Bashir (Maha Melihat). Asma ini menunjukkan sifat penglihatan pada Allah Swt. e) Al-Qawiy (Maha Kuat). Asma ini menunjukkan sifat kekuatan pada Allah Swt.38f ) Al-Aliyyu (Maha Tinggi). Asma ini menunjukkan sifat ketinggian pada Allah Swt. g) Al-Aziz (Maha Mulia). Asma ini menunjukkan sifat kemuliaan pada Allah Swt. h) Al-Qadir (Maha Kuasa). Asma ini menunjukkan sifat kekuasaan pada Allah Swt.2) Asma-asma Allah Swt. yang menunjukkan sifat perbuatan (fi’liyah) Allah Swt. yang dimaksud adalah sifat yang terkait dengan kehendak Allah Swt. Jika Allah Swt. berkendak, Dia akan melakukannya. Sebaliknya, jika tidak berkehendak, maka Dia tidak melaksanakannya. Asma-asma Allah Swt. yang termasuk kelompok ini adalah: a) Al Khaliq (Maha Pencipta). Asma ini menunjukkan sifat penciptaan pada Allah Swt. b) Ar-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki). Asma ini menunjukkan sifat pemberian rezeki dari Allah Swt. c) At-Tawwab (Maha Menerima Taubat). Asma ini menunjukkan sifat penerimaan Taubat dari Allah Swt. d) Al-Ghafur (Maha Pengampun), Asma ini menunjukkan sifat pengampunan yang diberikan Allah Swt. e) Ar-Rahim (Maha Penyayang). Asma ini menunjukkan sifat penyayang pada Allah Swt. f ) Al-Afuww (Maha Pemaaf ). Asma ini menunjukkan sifat pemaaf Allah Swt.3) Asma-asma Allah Swt. yang menunjukkan kesucian dan kesakralan serta pembebasan Tuhan dari segala sifat kekurangan dan keburukan yang tidak pantas dan layak bagi keagungan, kesempurnaan, dan kemulian- Nya. Asma-asma Allah Swt. yang termasuk kelompok ini adalah: a) Al-Quddus (Maha Suci). Asma ini menunjukkan kesucian Allah Swt., bersih dan bebas dari sifat yang tidak pantas. b) As-Salam (Maha Selamat). Asma ini menunjukkan makna selamat atau bersih dari kekuarangan dan aib.4) Asma-asma Allah Swt. yang menunjukkan beberapa sifat, tetapi tidak menunjukkan makna tunggal. Asma-asma Allah Swt. yang termasuk kelompok ini adalah: a) Al-Majid (Maha Mulia). Asma ini mengandung makna yang mencapai tingkat teratas dalam hal kesempurnaan, selain itu asma 39tersebut menunjukkan keagungan kerajaan dan kekuasaan Allah Swt. Al-Majid juga menjadikan hanya Allah Swt. yang memiliki kesempurnaan, keagungan dan keindahan yang bersifat mutlak. b) Al-Hamid (Maha Terpuji). Asma ini mengandung makna sifat yang di dalamnya terkumpul semua pujian serta sanjungan, yaitu semua sifat kesempurnaan. c) Ash-Shamad (Yang bergantung pada-Nya seluruh makhluk). Asma ini mengandung makna sifat yang luas dan agung mencakup kesempurnaan ilmu, kebijaksanaan, kelembutan, kekuasaan, kemuliaan, keagungan, dan seluruh sifat-Nya yang lain. d) Al-Azhim (Maha Agung). Asma ini menngandung arti Dzat yang memiliki kesempurnaan dalam hal keagungan, baik dalam asma, sifat maupun perbuatan-Nya. Dialah yang pantas memiliki sifat sempurna, agung dan indah. Aktivitas 2.6 Bersama anggota kelompokmu, cari ayat-ayat al-Qur’an yang berisi tentang Asmaulhusna yang menunjukkan sifat dzat, fi’liyah, kesucian! Tulislah di buku tugas dan presentasikan di depan kelas! 2. Makna Asmaulhusna dan Implementasinya dalam Kehidupan Mengenal Allah Swt. melalui Asmaulhusna merupakan keharusan bagi umat Islam untuk mempelajarinya. Kemudian, setelah mempelajari dan memahami Asmaulhusna adalah mengambil pelajaran, meneladani dan menerapkan Asmaulhusna tersebut dalam bentuk perilaku ketika berinteraksi di kehidupan sosial masyarakat. Berikut ini, penjelasan beberapa asma-asma Allah yang terdapat dalam Asmaulhusna. 1) Al-Karim Al Karim (Yang Maha Mulia) merupakan asma Allah Swt. yang terdapat dalam Asmaulhusna yang menghimpun makna segala bentuk kebaikan dan pujian yang tidak hanya dalam aspek pemberian semata karena aspek tersebut hanyalah salah satu bentuk kesempurnaan maknanya. Oleh karena itu, para ulama memiliki banyak pendapat seputar40makna asma Allah Swt.tersebut. Ada yangmengatakan bahwamaknanya adalah ‘Yangbanyak kebaikan danpemberian-Nya’, ‘Yang selalumencurahkan kebaikan’,‘Yang memiliki kemuliaanmaupun kedudukan yangagung’, ‘Yang terbebas darisegala kekurangan dan Gambar: kebaikan itu banyakpenyakit’, ‘Yang dimuliakan, bentuknyamemberi nikmat, danmempunyai keutamaan’, Yang memberi tanpa pamrih’,‘Yang memberitanpa sebab’, ‘Yang memberi kepada orang yang membutuhkandan tidak membutuhkan’, ‘Yang jika berjanji Dia pasti menepatinya’,‘Yang segala hajat, besar maupun kecil, diminta kepada-Nya’, ‘Yangtak menyia-nyiakan orang yang meminta perlindungan kepada-Nya’, ‘Yang memaafkan serta mengampuni segala kesalahan dandosa’. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. al-Mukminun/23: 116 yangberbunyi:Artinya: “Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak adatuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (yang memiliki) ‘Arsyyang mulia.”Jika asma Allah Swt. al-Karim diterapkan di ranah pemberian, al-Karim adalah orang yang memberi sesuatu kepada orang lain setelahdiminta. Berdasarkan makna-makna tentang al-Karim, sikap danperilaku yang harus diimplementasikan dalam kehidupan seorangmuslim adalah:a) Menebarkankebaikandimanapunberadasehinggakeberadaan seorang muslim mendatangkan manfaat bagi siapa sajab) Bersikap pemaaf dan lapang dada kepada siapa saja yang sudah berbuat zalim kepadanyac) Senantiasa menunaikan amanah yang diberikan kepadanya, 41juga selalu menepati janji yang diucapkand) Memiliki empati dan simpati yang tinggi kepada yang membutuhkan dane) Mencintai Allah Swt. dan Rasul-Nya dengan melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.2) Al Mu’minAl-Mu’min artinya ‘Allah Swt.Maha Pemberi Rasa Amankepada semua makhluk-Nya’,terutama manusia. Keamanandan rasa aman yang diperolehmanusia merup­ akan bukti kasihsayang dan kekuasaan AllahSwt. Manusia akan memperolehketenangan hati jika selalu ingat Gambar: menyayangi seseorang dapatdan melaksanakan perintah- memberikan rasa amanperintah Allah Swt. Perasaangelisah dan khawatir muncul akibat perbuatan dosa yang dilakukanmanusia sendiri. Di samping itu, rasa takut juga bisa disebabkan olehfaktor dari luar, misalnya, karena ancaman binatang buas, bencana alamdan lain-lain. Allah adalah al-Mu’min  karena  hanya atas kehendak-Nyakeamanan dapat diraih dan Dia adalah pemberi rasa aman, baik di duniamaupun di akhirat. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. Quraisy/106: 4 yangberbunyi: Artinya: “yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan". Berdasarkan makna-makna tentang al-Mu'min, sikap dan perilaku yang harus diimplementasikan dalam kehidupan seorang muslim adalah: a) Memberikan rasa aman kepada siapapun baik dari lisannya ataupun dari tindakan yang dapat merugikan orang lain; b) Tumbuhnya sikap optimis, tegar menghadapi berbagai cobaan, karena Allah Swt. telah memberi ketenangan dan jaminan kepada setiap mukmin;42c) Berpartisipasi aktif menjaga keamanan lingkungan sekolah dan masyarakat; dan d) Mentaati rambu lalulintas dalam rangka menjaga keselamatan dan keamanan diri sendiri dan orang lain saat berkendara di jalan umum;3) Al-Wakil Al-Wakil (Yang Mencukupi dan Menjamin) mengandung makna umum dan khusus. Al-Wakil dalam arti umum ditunjukkan oleh firman-Nya dalam Q.S. al-An’am/6: 102 yang berbunyi:Artinya: “...Dialah pemelihara segala sesuatu”.Maksud dari ayat tersebut adalah bahwa Allah Swt. menjamin rezeki danurusan makan seluruh makhluk ciptaan-Nya. Allah Swt. jugalah yangmengelola segala urusan alam semesta beserta pengaturannya.Sementara itu, al-Wakil dalam arti khusus ditunjukkan dalam firmanAllah Swt. dalam Q.S. an-Nisa’/4: 81 yang berbunyi:Artinya: “... dan bertawakkallah kepada Allah. Cukuplah Allah yang menjadipelindung”.Maksud dari ayat tersebutadalah bahwa Dia-lah sebaik-baik dzat yang memberikecukupan bagi orang yangberserah diri kepada-Nya,dan sebaik-baik penjagabagi orang yang berlindungkepada-Nya. Kecukupandan perlindungan jenis inidikhususkan bagi hamba- Gambar: tawakal merupakan caraNya yang beriman dan terbaik setelah ikhtiarbertawakal. Bertawakalmemiliki arti menyerahkan segala urusannya hanya kepada Allah Swt.Tawakal merupakan ibadah yang paling penting karena dari perilaku 43tersebut bermunculan amal-amal saleh karena manakala hati seseorang hanya bergantung pada Allah Swt. semata dalam setiap urusannya, telah benar keikhlasannya, telah kuat hubungannya dengan Allah Swt., telah baik keislamannya, telah bertambah keyakinannya, dan semakin baik keadaan dirinya. Berdasarkan makna-makna tentang al-Wakil, sikap dan perilaku yang harus diimplementasikan dalam kehidupan seorang muslim adalah: a) Senantiasa memohon ampunan kepada Allah Swt. dan mohon penjagaan-Nya di dalam agama, dunia dan akhirat; b) Berdoa kepada Allah Swt. agar tetap terjaga dari kejahatan yang ditimbulkan manusia dan menjaga diri agar tidak berbuat jahat kepada manusia; c) Memiliki kepedulian terhadap urusan saudara yang seiman di manapun berada; d) Menjaga segala hal yang diamanahkan kepada diri terkait urusan kemanusian dengan penuh keikhlasan dan semangat; Gambar: Amar ma’ruf nahi munkar…yess e) Mengerahkan segala kekuatan yang sudah dianugerahkan Allah Swt. kepada dirinya untuk berkhidmat kepada umat dan memberi manfaat kepada mereka; dan f ) Menyandarkan segala urusannya hanya kepada Allah Swt. semata setelah berikhtiar agar tidak berputus asa ketika keinginannya tidak terpenuhi atau tidak sombong ketika keinginannya tercapai.444) Al-Matin Al-Matin artinya ‘Dzat yang Sangat Kuat’. Adapun maknanya adalah Dzat yang memiliki kekuatan sempurna yang kemampuan dan kuasa-Nya mencapai puncak tertinggi. Tidak ada yang mengalahkan Dia, siapa pun, baik yang ada di bumi maupun di langit. Tidak ada penggerak di alam semesta ini, selain Allah. Bukti kekuatan Allah Swt. adanya azab untuk orang yang berbuat zalim ketika hidup di dunia, ditegakkannya langit dan bumi dengan perintah- Nya serta penjagaan-Nya atas keduanya, adanya pemberian rezeki dari Allah Swt. untuk semua makhluknya, tempat manusia berlindung dan memohon pertolongan. Bukti lain kekuatan Allah Swt. adalah Dia Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki. Tidak ada satu pun di dunia yang bergerak atau diam, turun atau naik, mulia atau hina, memberi atau menolak, selain atas izin dan kehendak-Nya. Berdasarkan makna-makna tentang al-Matin, sikap dan perilaku yang harus diimplementasikan dalam kehidupan seorang muslim adalah: a) Memiliki tekad yang kuat dalam menjaga keutuhan Negara Indonesia; b) Hanya berpegang teguh kepada tali agama Allah Swt. dan tidak ada sesuatupun yang dapat membuatnya berpaling; c) Berusahalah sekuat tenaga untuk mengendalikan hawa nafsu yang terdapat dalam diri sehingga seorang muslim tetap berada di jalan yang benar; dan d) Memiliki prinsip dan pendirian yang kokoh untuk menyebarkan Islam yang memberikan rahmat kepada segenap alam (Islam Rahmatan Lil’alamin).5) Al Jami’ Al-Jami’ artinya ‘Yang Maha Penghimpun’. Maknanya adalah Dzat yang menyatukan segala sesuatu, dan tidak ada satu pun yang dapat mencerai beraikannya. Allah Swt. berfirman dalam Q.S Ali Imran/3 :9 yang berbunyi: 45Artinya: ”Ya Tuhan kami, Engkaulah yang mengumpulkan manusia pada hari yang tidak ada keraguan padanya.” Sungguh, Allah tidak menyalahi janji.” Menurut Imam Ghazali, makna al-Jami’ adalah Dia yang menghimpun yang sama, yang berbeda dan bertolak belakang. Allah menghimpun yang sama antara lain menghimpun manusia seluruhnya di permukaan bumi dan kelak di Padang Mahsyar. Dia menghimpun yang berbeda, seperti menghimpun semua langit, planet-planet, udara bumi, samudra, binatang, tumbuh-tumbuhan, barang tambang yang beraneka macam. Semuanya dengan bentuk, warna, rasa, sifat yang berbeda-beda. Dia menghimpunnya di bumi, kemudian menghimpun segalanya di alam raya. Berdasarkan makna-makna tentang al-Jami’, sikap dan perilaku yang harus diimplementasikan dalam kehidupan seorang muslim adalah: a) Kuatkanlah semangat persatuan agar tidak mudah dipecah belah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Gambar: semangat ukhuwwah b) Tumbuhkan sikap ukhuwwah islamiyah di antara sesama umat Islam tanpa melihat ras, etnis, bahkan negara. c) Kembangkan sikap toleran terhadap perbedaan antara sesama umat Islam selama perbedaan tersebut bukan masalah ushul (pokok). d) Mengajak umat Islam untuk senantiasa taat kepada Allah Swt., Rasul, dan ulil amri selama perintah ulil amri tersebut tidak melanggar aturan agama.466) Al-‘Adl Al-‘Adl artinya ‘Yang Maha Adil’. Maknanya adalah bahwa Allah Swt. suci dan bersih dari berbuat zalim dan menentukan secara zalim. Dialah Dzat yang memberikan orang yang berhak sesuai dengan haknya. Dzat yang meletakkan segala sesuatu pada tempatnya. Tidak ada yang keluar dari-Nya selain keadilan. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. an-Nahl/16: 90 yang berbunyi: Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan….” Berdasarkan makna-makna tentang al-‘Adl, sikap dan perilaku yang harus diimplementasikan dalam kehidupan seorang muslim adalah: a) Memberikan perlakuan yang sama kepada semua orang dalam pergaulan sehari-hari b) Menetapkan hukum yang sama kepada siapa saja yang bersalah, tidak menerapkan seperti yang dikatakan pepatah “tumpul ke atas tajam ke bawah” c) Hendaknya menempatkan sesuatu pada tempatnya, sehingga tidak menimbulkan masalah d) Jadilah bagian dari solusi bukan bagian dari masalah untuk mendapat ketenangan dan kedamaian dalam hidup e) Tidak melakukan keberpihakan ketika menjadi seseorang yang dipercaya untuk memutuskan suatu perkara atau sesuatu yang lainnya dan f ) Bersikap sportif dengan berani mengakui kesalahan yang sudah diperbuat.Gambar: Indahnya perbedaan 477) Al-Akhir Al-Akhir artinya ‘Yang Terakhir’. Maknanya adalah Dzat yang kekal, Maha Sendiri tanpa akhir. Mahasuci Allah, tidak boleh bagi- Nya sifat fana. Dia Maha Akhir karena menfanakan makhluk- Nya dan Dia sendiri kekal setelah semua makhluk-Nya fana. Sifat Gambar: Just for Allah Swt. al-Akhir milik Allah Swt. berarti kekekalan-Nya setelah berakhirnya segala sesuatu. Tidak ada sesuatu pun yang akhir selain Allah Swt. menjadi yang setelahnya. Berdasarkan makna-makna tentang al-Akhir, sikap dan perilaku yang harus diimplementasikan dalam kehidupan seorang muslim adalah: a) Menjadikan Allah Swt. sebagai tujuan peribadatan seorang hamba; b) Meyakini sepenuh hati bahwa yang kekal abadi hanya Allah Swt. semata. Oleh karena itu, seluruh sandaran hidup, tempat bergantung, tempat memohon hanya kepada Allah Yang Maha Hidup; dan c) Menyadari bahwa kematian pasti akan datang sehingga senantiasa termotivasi untuk selalu beramal saleh. 3. Cara Menerapkan Asmaulhusna dalam Kehidupan Ilmu tentang Asma dan sifat Allah Swt. merupakan salah satu ilmu yang penting di antara ilmu-ilmu syariat. Oleh karena terkait erat dengan obyek yang paling mulia yang wajib diketahui, yaitu Allah Swt. Pengenalan tentang Allah dan pengetahuan seputar Asma, sifat dan perbuatan-Nya adalah ilmu agama yang paling agung secara keseluruhan. Oleh karena itu, perilaku seorang muslim terkait dengan Asmaulhusna, yang perlu dilakukan adalah: 1) mempelajari dan mengkajinya sehingga memiliki pengetahuan tentang Asmaulhusna. Dari sini kita mampu untuk mengenal Allah Swt.; 2) mengusahakan dengan sekuat tenaga untuk menghafal asma-asma Allah Swt. yang terdapat dalam Asmaulhusna;483) menjadikan lafaz-lafaz Asmaulhusna sebagai bagian mengingat Allah Swt. dalam bentuk zikir setelah melakukan salat fardu dan bagian dari bacaan doa yang dilantukan seorang muslim. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. al-Ahzab/33: 41 yang berbunyi: Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya”.4) menghafal ayat-ayat yang berkaitan dengan Asmaulhusna dan menjadikan hafalan tersebut sebagai bacaan ketika melaksanakan salat; dan5) menerapkan perilaku akhlakulkarimah dengan meneladani asma-asma Allah yang terdapat dalam Asmaulhusna. Aktivitas 2.7 Hafalkan 99 Asmaulhusna dengan cara berpasangan! a) Setelah kartu-kartu Asmaulhusna sudah jadi (lihat aktivitas 2.4), hafalkan dulu kode angka Asmaulhusna pada kartu tersebut. b) Kocok kartu tersebut, dan tunjukkan satu persatu bagian angkanya. c) Dari kode angka tersebut, maka nama Allah dalam Asmaulhusna dapat ditebak. d) Bila lupa kode angka tersebut, lihat gambar visualnya. Gambar ini akan membantu dalam mengingat nama Allah Swt. e) Siapa yang cepat menebak akan memperoleh kartu tersebut. f ) Pemenangnya adalah yang banyak mendapatkan kartu.4. Hikmah Menerapkan Asmaulhusna dalam Kehidupan. Seseorang yang sudah menerapkan Asmaulhusna dalam kehidupannya maka akan memperoleh hikmah di antaranya adalah: 1) memperoleh keyakinan akan adanya rahmat, hidayah, taufik serta inayah dari Allah Swt.; 492) mendapatkan ganjaran berupa pahala sehingga terhindar dari siksa neraka dan memperoleh surga sesuai yang dijanjikan Allah Swt.; 3) mendapatkan simpati banyak orang karena sudah memiliki pribadi yang berakhlakul karimah; 4) mendatangkan manfaat bagi lingkungan baik lingkungan alam dan sosial; 5) menumbuhkan sikap raja’, khauf, tawadhu, khusyu’, taubat, ikhlas, mahabbah, tawakal hanya kepada Allah Swt. serta sifat lainnya saat melaksanakan ibadah; 6) memotivasi diri untuk melaksanakan bermacam kegiatan ubudiyah, baik yang bersifat lahir maupun batin; 7) membentuk karakter dan budi pekerti luhur serta akhlakulkarimah seorang muslim; 8) menanamkan sifat-sifat yang baik yang terdapat dalam Asmaulhusna; 9) mencintai Allah Swt., para rasul, Nabi Muhammad Saw. dan al-Qur’an; dan 10) tidak merasa putus asa apabila menemui kegagalan, tidak merasa sedih bila menghadapi masalah dan musibah dan senantiasa mensyukuri seluruh nikmat-Nya. Setelah mengkaji materi tentang “Meneladani Asmaulhusna dalam Kehidupan”, diharapkan peserta didik dapat menerapkan karakter dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut: No. Butir Sikap Nilai Karakter 1 berdzikir dengan menggunakan ayat- religius ayat al-Qur’an tentang Asmaulhusna setelah melaksanakan salat fardu dan berdoa dengan menggunakan lafaz-lafaz Asmaulhusna 2 mengkaji Asmaulhusna dari berbagai gemar membaca, rasa literatur. ingin tahu50No. Butir Sikap Nilai Karakter3 menebar kebaikan, menjaga persaudaran bersahabat, cintabaik seagama maupun setanah air, damai, semangatbersikap toleran terhadap perbedaan kebangsaan, toleransi.4 membantu teman yang sedang peduli sosial, tanggung menghadapi kesulitan baik kesulitan jawab dalam hal ekonomi maupun kesulitan dalam bentuk lainnya.5 Saya berusaha dalam hidup untuk integritas dan peduli beramal saleh, mewujudkan harmoni lingkungan dalam kehidupan, memelihara aqidah, menjaga integritas, menjaga persatuan, berbuat adil dan bertawakal1. Asmaulhusna merupakan suatu istilah yang terkait dengan nama-nama Allah Swt. Secara bahasa kata al-asma yang artinya nama merupakan bentuk jamak, dan al-ism adalah bentuk tunggalnya. Al-husna itu sendiri artinya yang paling baik. Secara istilah, arti dari Asmaulhusna adalah nama–nama Allah Swt. yang terbaik atau terindah.2. Tujuan mempelajari Asmaulhusna, salah satunya adalah untuk mengenal Allah Swt.3. Jumlah Asmaulhusna adalah 99, tetapi jumlah sesungguhnya hanya Allah Swt. yang mengetahui.4. Di antara Asmaulhusna adalah al-Karim, al-Mukmin, al-Wakil, al-Matin, al-‘Adl, al -Jami dan al-Akhir.5. Cara meneladani Asmaulhusna dalam kehidupan adalah dengan mengkaji, menghafal, menjadikan bacaan zikir dan doa, dan menerapkannya dalam bentuk perilaku.6. Hikmah meneladani Asmaulhusna dalam kehidupan, yakni adanya rahmat Allah Swt,. mendapatkan ganjaran, mendapatkan simpati banyak orang, mendatangkan manfaat, menumbuhkan perilaku akhlakulkarimah, memotivasi diri, semakin mencintai Allah dan Rasul- Nya, memikiki ketegaran dan optimis. 511. Penilaian Sikap i. Lakukan tugas secara rutin, baik yang terkait dengan ibadah mahdah (ritual), seperti salat, puasa sunah, membaca al-Qur’an maupun ibadah sosial seperti membantu teman, kerja bakti dengan dengan ikhlas dan senang hati. dan senang hati, begitu juga perilaku yang terkait dengan materi seperti beramal saleh, toleran, teguh pendirian, bersikap adil dan bertawakal pada Allah Swt. Catat semua yang kalian lakukan di buku catatanmu! ii. Berilah tanda centang (√) pada kolom berikut dan berikan alasannya! No Pernyataan Jawaban Alasan S TS Rg 1 Saya termotivasi untuk membaca lebih jauh tentang asma-asma Allah Swt. melalui buku-buku yang membahas Asmaulhusna di perpustakaan 2 Saya berusaha untuk menghafal Asmaulhusna setelah salat fardu 3 Saya terdorong untuk menghafal ayat-ayat al-Qur’an tentang Asmaulhusna untuk memperbanyakperbendaharaan hafalan ayat al-Qur’an 4 Saya berusaha untuk berperilaku seperti asma Allah dalam Asmaulhusna seperti berlaku adil kepada teman52No Pernyataan Jawaban Alasan S TS Rg5 Tumbuh semangat untukbersama-sama muslim lainnyamensiarkan Asmaulhusna dalam kehidupan di masyarakat Keterangan: S= Setuju, TS= Tidak Setuju, Rg=Ragu-ragu2. Penilaian PengetahuanA. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang kalian anggap paling benar! 1. Hana Atania selalu menjaga kemuliaan dirinya dengan berusaha keras menghindari segala perbuatan dosa dan perilaku buruk, dan berusaha mengisi hidupnya dengan melakukan kemuliaan serta beramal saleh. Perilaku Hana Atania tersebut sesuai dengan pemahaman Asmaulhusna di bawah ini, yaitu .... A. al-Mu’min B. al-Karim C. al-Matin D. al-Wakil E. al-Akhir 2. Perhatikan narasi di bawah ini! Abdullah menyerahkan uang temuannya kepada polisi. Guru memberikan nilai dengan obyektif. Siti menerima gratifikasi dari rekan bisnis. Antin selalu bangun malam untuk melaksanakan salat tahajud. Wahyu mengambil uang temannya Dari narasi di atas, perilaku yang sesuai dengan Asmaulhusna al- Matin dilakukan oleh … . A. Abdullah, Siti, dan Antin B. Abdullah, Antin, dan Wahyu C. Abdullah, Guru, dan Antin D. Antin, Siti, dan Wahyu E. Antin, Abdullah, Wahyu 533. Perhatikan pernyataan di bawah ini! 1) Adi berteman dengan siapa saja tanpa memandang suku dan agama. 2) Agus bersama adiknya mengambil buah rambutan di kebun tetangga. 3) Fathimah mengajak kakaknya menjenguk temannya yang sedang sakit. 4) Anton bersama temannya memberikan bantuan kepada warga Palestina. 5) Joko memberitahu 'aib Hasan, kepada teman-temannya. Dari narasi di atas, perilaku yang sesuai dengan Asmaulhusna al-Jami ditandai nomor … . A. Adi, Joko, dan Anton B. Adi, Agus, dan Anton C. Adi, Anton, Fathimah D. Anton, Joko, dan Agus E. Fathimah, Joko, dan Adi 4. Perhatikanlah tabel berikut ini! No Asmaulhusna No Artinya 1 al-Karim a Yang Maha Menjamin 2 al-Mukmin b Yang Maha Menghimpun 3 al-Wakil c Yang Maha Mulia 4 al-Jami d Yang Memberi Keamanan Pasangan Asmaulhusna dan arti yang benar ditandai nomor ... . A. (1 a), (2 b), (3 c), (4 d) B. (1 d), (2 c), (3 a), (4 b) C. (1 b), (2 c), (3 d), (4 a) D. (1 c), (2 d), (3 a), (4 b) E. (1 d), (2 b), (3 a), (4 c) 5. Ada seseorang mampu memberikan rasa aman kepada orang lain, maka kelak orang itu akan menjadi orang yang terpercaya. Hal ini bermakna juga, bahwa orang tersebut sudah meneladani54Asmaulhusna, yaitu …. A. al-Adl B. al-Mukmin C. al-Matin D. al-Wakil E. al-Jami’6. Allah Swt. mengenalkan asma-asma-Nya di dalam al-Qur’an. Salah satunya tertuang di Q.S. an-Nahl/16: 90 di bawah ini. Ayat tersebut menunjukkan Allah Swt. memiliki Asmaulhusna sifat .... A. al-Akhir B. al-Matin C. al-Karim D. al-Jami E. al-Adl7. Asmaulhusna adalah nama–nama Allah Swt. yang terbaik atau terindah, yang berjumlah 99. Salah satunya adalah al-Akhir yang artinya‘Yang Maha Terakhir’. Pernyataan yang bukan makna dari al-Akhir di bawah ini adalah .... A. Dzat yang kekal Maha Sendiri tanpa akhir B. Maha Suci Allah, tidak boleh bagi-Nya sifat fana C. Dia Maha Akhir karena menfanakan makhluk-Nya D. Allah Maha Kekal setelah semua makhluk makhluk-Nya fana E. tempat manusia bergantung dan memohon pertolongan8. Asma-asma Allah Swt. menunjukkan kesucian dan kesakralan serta pembebasan Rabb dari segala sifat kekurangan dan keburukan yang tidak pantas dan layak bagi keagungan, kesempurnaan, dan kemulian-Nya. Asma-asma Allah Swt. yang termasuk dalam kelompok tersebut adalah .... A. al-Quddus, as-Salam dan as-Subbuh B. ar-Rahman, ar-Rahim dan al-Wakil 55C. al-Karim, al-Mukmin dan al-Jami D. al-Awwal, al-Akhir dan al-Batin E. al-Qawiy, al-Matin dan al-Adl 9. Al-Wakil merupakan salah satu dari Asmaulhusna, salah satu bentuk implementasi seorang muslim terhadap sifat Allah al-Wakil adalah bertawakal. Adapun contoh dari perilaku tawakal ialah .... A. berusaha dengan sekuat tenaga untuk mencapai cita-cita B. bersikap istiqamah dalam mengarungi kehidupan yang penuh liku C. menyerahkan segala urusannya setelah berikhtiar lahir dan batin D. memberikan penilaian positif terhadap apa yang dilakukan orang E. senantiasa bersikap optimis dalam menghadapi ujian dan cobaan 10. Perhatikanlah pernyataan di bawah ini! (1) adanya keyakinan akan adanya hidup berkecukupan secara duniawi (2) mendapatkan ganjaran berupa pahala dari Allah Swt. berupa surga (3) memotivasi diri untuk melaksanakan berbagai kegiatan (4) dapat membentuk karakter berupa akhlakul karimah (5) semakin mencintai Allah Swt. dan Rasul-Nya Dari narasi di atas, hikmah menerapkan Asmaulhusna ditandai nomor … . A. (1), (2), (3) B. (1), (2), (4) C. (1), (3), (5) D. (2), (3), (4) E. (2), (4), (5) B. Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas! 1. Setiap muslim hendaknya berakhlak mulia dalam kehidupan sehari- hari sebagai bentuk penerapan Asmaulhusna al-Karim. Berikan contoh perilaku yang mencerminkan penerapan Asmaulhusna al-Karim di lingkungan sekolah! 2. Siapa saja yang mengenal hakikat Allah Swt. akan semakin kuat keyakinannya terhadap pengawasan-Nya. Mengapa demikian? 3. Jelaskan tujuan mempelajari dan mengkaji sifat Allah Swt. dalam56Asmaulhusna? Berikan alasannya! 4. Bagaimana cara menerapkan sifat Allah Swt. Asmaulhusna dalam kehidupan sehari-hari? Jelaskan berdasarkan analisamu! 5. Terjadinya ketidakadilan di masyarakat sehingga memunculkan pepatah “Tumpul ke atas dan tajam ke bawah”. Bagaimana pendapat kalian jika dikaitkan dengan Asmaulhusna al-Adl? Jelaskan!3. Penilaian Ketrampilan a. Buatlah kliping terkait dengan implementasi sifat Allah Swt. Asmaulhusna dalam kehidupan, yaitu: 1) sifat Allah Swt. al-Karim 2) sifat Allah Swt. al-Mukmin 3) sifat Allah Swt. al-Wakil 4) sifat Allah Swt. al-Matin 5) sifat Allah Swt. al-Jami 1. Lakukan studi pustaka untuk menggali lebih dalam Asmaulhusna (al-Karim, al-Mukmin, al-Wakil, al-Matin, al-Jami, al-Adl, al-Akhir)! 2. Kumpulkan bukti-buktinya dalam bentuk laporan! 576) sifat Allah Swt. al-Adl 7) sifat Allah Swt. al-Akhir b. Kegiatan aplikatif dan bermakna Di bawah ini adalah kegiatan yang perlu kalian lakukan berupa kegiatan aplikatif dan bermakna yang terkait dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari!583 SENANG MENUNTUT ILMU DAN MENGAMALKANNYASebelum mulai pembelajaran, mari membaca al-Qur’an dengan tartil. Semoga dengan membiasakan diri membaca al-Qur’an, kita selalu mendapat keberkahan dan kemudahan dalam belajar dan mendapatkan rida Allah Swt. Aamiin. Aktivitas 3.1 1. Bacalah Q.S. al-Baqarah/2: 30-32 di bawah ini bersama-sama dengan tartil selama 5-10 menit! 2. Perhatikan makhraj dan tajwidnya!6061Aktivitas 3.2Amati gambar-gambar berikut dan kemudian berikan tanggapan ataukomentar pada setiap gambar berkaitan dengan tema ”senang menuntutilmu dan mengamalkannya”!Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.462Aktivitas 3.3Baca dan cermati artikel di bawah ini dan kemudian tulislah nilai-nilaiketeladanan yang terkandung dalam artikel tersebut di buku tugas! Kisah Imam Abu Hatim Muhammad bin Idris Ar-Razi Menuntut Ilmu Al Hafizh Imam Ibnu Abi Hatim ar Razi dalam kitabnya, MuqaddimahAl-Jarh wa At-Ta’dil menceritakan biografi orang tuanya, yaitu Imam AbuHatim Muhammad bin Idris Ar-Razi yang dilahirkan pada tahun 195 Hdan wafat pada tahun 277 H. Dia menceritakan perjalanan orang tuanyadalam mencari ilmu pada halaman 395 dalam kitab tersebut. Ibnu AbiHatim mengatakan, aku mendengar ayahku berkata, “Pertama kali akukeluar untuk mencari hadis yaitu melakukan perjalanan selama tujuhtahun. Aku hitung langkahku ketika berjalan kaki lebih dari seribu farsakh.Aku terus menerus menghitung hingga setelah lebih dari seribu, akuberhenti.” Adapun perjalananku dari Kufah ke Baqhdad tidak aku hitung bera-pa kali, sedangkan dari Mekkah ke Madinah sudah berkali-kali. Aku jugapernah melakukan perjalanan dari lautan dekat kota Sala (yaitu di daer-ah ujung bagian Barat) menuju Mesir dengan berjalan kaki. Dari Mesirsampai Ramallah juga berjalan kaki. Dari Ramallah menuju Asqalan. DariRamallah menuju Thabariyah. Dari Thabariyah menuju Damaskus. DariDamaskus menuju Himsha. Dari Himsha menuju Anthakia, dan dari An-thakia menuju Tharsus. Aku kembali dari Tharsus menuju Himsha. Dari Himsha menuju Antha-kia, dan dari Antakia menuju Tharsus. Aku kembali dari Tharsus menujuHimsha. Masih tersisa untukku satu hadis dari Abu Al–Yaman sehinggaaku mendengar darinya. Aku pergi dari Himsha menuju Baisan, dan dariBaisan menuju Ar-Raqqah, dan dari Ar–Raqqah aku naik kapal di atassungai Furat menuju Baghdad. Aku lalu meneruskan perjalanan dariWasith sampai Nil sebelum aku sampai ke Syam. Kemudian, dari Nil keKufah. Semua itu aku lakukan dengan berjalan kaki. Inilah perjalanan-ku pertama dalam mencari hadis yang ketika itu aku berusia dua puluh 63tahun. Aku berjalan selama tujuh tahun. Aku keluar mulai dari Ar–Ray pada tahun 213 H di bulan Ramadhan dan kembali pada tahun 221 H. Pada kali yang kedua aku melakukan perjalanan pada tahun 242 H dan pulang pada tahun 245, yaitu selama tiga tahun. Pada saat itu usiaku suah 47 tahun. Sumber: "Kisah-kisah Para Ulama dalam Menuntut Ilmu" karya Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah. Seorang muslim harus melaksanakan ajaran agamanya dengan benar berdasarkan al-Qur’an dan Hadis. Bagi seorang muslim, tidaklah cukup hanya dengan menyatakan keislamannya saja tanpa berusaha untuk memahami Islam dan mengamalkannya. Keislaman seorang muslim harus dibuktikan dengan perbuatan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, solusi untuk memahami Islam adalah dengan menuntut ilmu. Semangat menuntut ilmu ini harus terus digelorakan dalam kehidupan sehari-hari karena semua aspek kehidupan manusia membutuhkan ilmu pengetahuan yang memadai. Seseorang yang akan memasak tentu butuh bahan-bahan makanan. Bahan tersebut harus dibeli dengan uang. Uang didapatkan dengan cara bekerja. Suatu pekerjaan harus ditopang dengan ilmu pengetahuan. Itulah rangkaian kehidupan manusia terkait kebutuhannya pada ilmu. Dari sini bisa disimpulkan bahwa ilmu merupakan sarana untuk meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 1. Pengertian Menuntut Ilmu Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ilmu diartikan ‘pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) atau kepandaian tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin dan sebagainya. Kata ilmu itu sendiri64berasal dari bahasa Arab, yang berasal dari kata ‘alima-ya’lamu-‘ilman ( ) . ‘Alima merupakan kata kerja yang artinya mengetahui. Selanjutnya, Quraish Shihab dalam buku Menyingkap Tabir Ilahi menjelaskan makna ilmu adalah suatu pengenalan yang sangat jelas terhadap suatu obyek. Artinya adalah bahwa sesuatu yang digambarkan tersebut sangat jelas sehingga tidak menimbulkan keraguan. Sebagian ulama menjelaskan bahwa ilmu secara istilah adalah ma’rifat (pengetahuan) sebagai lawan dari al-jahl (ketidaktahuan). Menurut ulama lainnya, ilmu itu lebih jelas dari apa yang diketahui tentang segala sesuatunya. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu syar’i, yaitu ilmu yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada rasul-Nya yang berupa keterangan dan petunjuk. Ilmu syar'i dan non syar'i yang berbasis alam jagad raya dan fenomena sosial juga wajib dipelajari, sehingga tidak terjadi dikotomi. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan ilmu adalah kumpulan dari pengetahuan tentang sesuatu. Sementara yang dimaksud dengan menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh pengetahuan dengan tujuan untuk mengubah seseorang dari tidak tahu menjadi tahu,; mengubah perilaku ke arah yang lebih baik sehingga seseorang tersebut memiliki kecakapan bukan hanya bersifat intelektual, melainkan juga yang bersifat sosial dan religius karena pada dasarnya dengan memiliki ilmu menjadikan seseorang mendapatkan jalan untuk mendapatkan kebenaran.2. Klasifikasi Ilmu Dilihat dari Hukum Mempelajarinya Ilmu dibagi menjadi dua, yaitu: a. Ilmu Fardu ‘ain Ilmu Fardu ‘ain merupakan ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap muslim. Biasanya disebut dengan ilmu agama. Ada tiga unsur utama dari agama, yaitu akidah, syariah, dan akhlak. Seorang muslim wajib mengetahui ilmu yang berkaitan dengan rukun iman, rukun Islam sehingga seorang muslim mampu memahami dan melaksanakan amalan yang benar dalam kehidupan sehari-hari, baik yang terkait dengan Allah Swt. maupun yang terkait dengan manusia dan lingkungan. 65Seseorang yang memahamidasar-dasar Islam dan keesaanAllah, esensi dan sifat-sifat-Nya(tauhid) akan terhindar dariperilaku sirik. Seseorang yangmengerti dan memahami ilmual-Quran akan mudah baginya Gambar: Mempelajari ilmu agamamembaca al-Qur’an sesuai dengan hendaknya sedini mungkinkaidah tajwid, memahami artidan kandungan isinya. Demikian pula seseorang yang mengenal nabiMuhammad Saw., sunnah  dan kehidupannya akan menjadikan RasulullahSaw. sebagai suri tauladan dalam kehidupannya.b. Ilmu Fardu Kifayah Jenis ilmu yang fardu kifayah adalah ilmu yang apabila sudah ada darisebagian muslim mempelajarinya, maka sudah gugur kewajiban muslimlainnya. Di antaranya, ilmu yang dibutuhkan manusia untuk urusan dunia,yaitu ilmu yang merujuk kepada ilmu-ilmu sains yang diperoleh melaluipengalaman, pengamatan dan penelitian seperti kedokteran, fisika,kimia, biologi, astronomi, geografi, antropologi, sosiologi, matematika,pertanian, ekonomi, dan lain sebagainya. Dari sudut pandang manusia, dua jenis ilmu tersebut, baik yang fardu‘ain maupun fardu kifayah harus diperoleh melalui perbuatan secara sadarkarena tidak ada ilmu yang bermanfaat tanpa amal yang lahir dari ilmutersebut. Tidak ada amal yang bermakna tanpa ilmu. Ilmu-ilmu yang bersifat fardu ‘ain menjadi dasar dan asas utamauntuk ilmu-ilmu yang bersifat fardu kifayah. Karena tugas ilmu-ilmu yangbersifat fardu ain adalah menuntun manusia yang menuntut ilmu yangbersifat fardu kifayah agar tetap menjadi seorang muslim yang baik. Gambar: ilmu-ilmu untuk tetap tegaknya syari’at Islam663. Keutamaan dan Kemuliaan Ilmu a. Menjadikan Manusia Memiliki Keunggulan dari Makhluk Lainnya Manusia oleh Allah Swt. diberi tugas untuk menjadi khalifah di muka bumi. Dengan ilmu yang dimiliki manusia unggul dibandingkan dengan makhluk- makhluk lain sehingga manusia mampu menjalankan fungsi kekhalifahannya dengan baik dan benar. Hal tersebut tercermin dari kisah kejadian manusia pertama dalam al-Qur’an surat al-Baqarah/2:31-32 yang berbunyi:Artinya: “Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya,kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman,“Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!”(31)Mereka menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selainapa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, EngkaulahYang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.”(32)b. Mengangkat Derajat Seorang ManusiaIlmu dapat mengangkatpemiliknya menjadi orangyang terhormat dan memi-liki kedudukan. Semua itudapat disaksikan dalam ke-hidupan sehari-hari bagaima-na kehidupan seseorang yangmemiliki ilmu akan berbedadengan orang yang tidakmemiliki ilmu. Hidupnya akanlebih sejahtera secara materi. Gambar: ilmu dapat mengangkatAllah Swt. mengabarkan bah- derajat seseorangwa ilmu mampu mengangkatderajat seseorang dalam Q.S al-Mujadalah/58: 11 yang berbunyi: 67Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan”. c. Warisan Para Nabi Para nabi merupakan orang-orang mulia yang dipilih oleh Allah Swt. Dengan ilmu yang dimilikinya, mereka mengajarkan kebenaran kepada manusia. Oleh karena itu, orang yang menuntut ilmu dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah swt., tepatlah dikatakan sebagai para pewaris, yaitu para ulama. Rasulullah Saw. bersabda dalam sebuah hadis : Artinya: Dari Abu Darda’ r.a., Rasulullah SAW bersabda: “sesungguhnya ulama itu pewaris para nabi, dan sesungguhnya para nabi itu tidak pernah mewariskan dinar dan tidak pula dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Maka siapa mengambilnya, sungguh telah mengambil bagian yang besar”. (H.R. Tirmidzi) d. Ilmu adalah Imamnya Amal Sesungguhnya ilmu adalah imamnya amal karena setiap amal perbuatan yang dilakukan oleh seseorang harus berpedoman kepada ilmu. Hal itu berarti bahwa setiap orang yang melakukan aktivitas dalam keseharian apa pun bentuknya harus mengetahui ilmunya terlebih dahulu agar terhindar dari kesalahan dan nilai ibadahnya kepada Allah Swt. tidak tertolak.68Aktivitas 3.4 Bersama kelompokmu, carilah dalil naqli baik dari al-Qur’an ataupun hadis yang berisi tentang keutamaan dan kemuliaan ilmu selain yang sudah diungkapkan di atas. Presentasikan hasil pekerjaanmu di depan kelas!4. Dalil Perintah Menuntut Ilmu Agama Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan masalah ilmu. Ini dapat dibuktikan dengan banyaknya teks-teks dalil yang berasal baik dari al-Qur’an maupun hadis tentang hal tersebut. Konteks dalilnya pun beraneka ragam. Ada yang sifatnya memberi dan menjelaskan anjuran, ada juga yang menyebutkan keutamaan-keutamaan ilmu dan menuntut ilmu serta celaan terhadap orang-orang yang tidak berilmu. Salah satunya adalah tentang anjuran menuntut ilmu yaitu Q.S. at-Taubah/9: 122 yang berbunyi:Artinya: “Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi(ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antaramereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama merekadan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telahkembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.” Dalam buku Al-Qur’an& Tafsir Kementerian AgamaRI dijelaskan bahwa AllahSwt. menyatakan bahwa tidaksemua orang beriman harusikut berperang apabila perangtersebut dapat dilakukan olehsebagian umat Islam. Dengandemikian, dalam kehidupanmasyarakat harus ada pembagiantugas. Sebagian umat Islam Gambar: Membaca buku jendela mengenal dunia dan pengetahuan 69berangkat berperang dan sebagian lagi belajar mencari ilmu serta mendalami ilmu agama. Ini dilakukan agar ajaran Islam dapat dipahami turun temurun kepada umat Islam yang lain sehingga kecerdasan umat Islam tetap terjaga dan dapat ditingkatkan.  Hal itu berarti bahwa orang yang berjuang mencari ilmu sama nilainya dengan orang yang berjuang di medan pertempuran. Mereka sama-sama berjihad walau dalam bidang dan cara yang berbeda. Tujuan menuntut dan mendalami ilmu agama adalah untuk mencerdaskan umat dan mengembangkan ajaran Islam supaya dapat disebarluaskan dan dipahami semua oleh orang yang ada di masyarakat. Pada kenyataanmya, di dalam kehidupan bermasyarakat tidak semua umat Islam mampu mendalami agama Islam terkait dengan kesibukan profesinya. Oleh karena itu, harus ada sebagian dari umat Islam yang menggunakan waktu dan tenaganya untuk menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama. Dengan demikian, proses penyebaran ilmu tersebut, dan aktivitas dakwah Islam tetap berjalan dengan baik . Kewajiban menuntut ilmu, menurut pengertian yang tersurat dari Q.S. at-Taubah/9: 122 adalah ilmu dalam bidang agama yang berisikan sistem dan ajaran keimanan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tatacara berhubungan dengan pergaulan sesama manusia dan lingkungannya. Oleh karena itu, setiap ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan dapat mencerdaskan kehidupan umat Islam dan tidak bertentangan dengan norma-norma agama, wajib dipelajari. Oleh karena umat Islam ditunjuk oleh Allah Swt. sebagai khalifah di muka bumi, maka Allah Swt. memerintahkan untuk memakmurkannya dan menciptakan kehidupan yang baik. Ilmu pengetahuan merupakan sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Dari penjelasan di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa setiap orang mukmin dalam bidang ilmu pengetahuan, memiliki tiga macam kewajiban, yaitu (1) menuntut ilmu, (2) mengamalkannya dan mengajarkannya kepada orang lain. Aktivitas 3.5 Carilah ayat-ayat al-Qur’an atau hadis yang terkait dengan perintah menuntut ilmu! Tulis di buku tugas, dan kumpulkan!705. Etika dalam Menuntut Ilmu Supaya proses dalam menuntut ilmu dapat berjalan dengan baik dan ilmu yang bermanfaat  dan mampu mengantarkan menjadi orang yang sukses di dunia dan selamat di akhirat kelak, beberapa hal harus diperhatikan ketika menuntut ilmu, antara lain sebagai berikut. a. Meluruskan niat Dalam ajaran Islam segala sesuatu yang bernilai ibadah itu tergantung dari niat dan tujuannya. Oleh karena itu, ketulusan niat bagi orang yang menuntut ilmu sangat ditekankan agar dengan niat yang ikhlas tersebut mampu mengantarkan orang tersebut berhasil dan sukses dalam menjalani kehidupannya kelak. Adapun niat yang harus dimiliki para penuntut ilmu adalah : 1) dalam rangka melaksanakan perintah Allah Swt. dan Rasulullah Saw.; 2) untuk menghilangkan kebodohan pada diri sendiri dan kebodohan orang lain; 3) mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih cerah dan terarah; dan 4) menjadikan bekal untuk kehidupan di akhirat agar dapat selamat dan mendapatkan husnul khatimah;b. Bersikap hormat terhadap guruSetiap penuntut ilmu wajibmemiliki rasa hormat terhadapguru. Guru merupakan seseo-rang yang memberikan ilmuyang dengan ilmunya ia men-jadikan orang tersebut menjadi Gambar: Hormat pada guru agarmulia, baik di kehidupan dunia memperoleh keberkahanmaupun di akhirat. Salah satucara untuk menghormati guru adalah dengan bersikap sopan dansantun serta memuliakannya, baik ketika masih hidup maupun sudahmeninggal dunia.c. Awali dan akhiri ketika menuntut ilmu dengan berdo’a kepada Allah Swt. 71Berdoalah kepada Allah Swt setiap mengawali sesuatu yang baik, termasuk dalam hal menuntut ilmu setidaknya dengan membaca basmalah dan mengakhirinya dengan membaca hamdalah. Rasulullah Saw. bersabda:   Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata, Rasululah Saw. bersabda : “Setiap perkataan atau perkara yang mempunyai nilai kebaikan, tetapi tidak dibuka dengan menyebut nama Allah, maka terputus berkahnya.” ( H.R. Ahmad) Salah satu doa untuk memulai proses menuntut ilmu adalah:                                                              Artinya: “ Ya Allah tambahkanlah aku ilmu serta berilah aku karunia untuk dapat memahaminya, dan jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang saleh”. Dan salah satu doa yang dibaca setelah selesai menuntut ilmu adalah: Artinya: “Ya Allah tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar dan berikan karunia kepada kami agar dapat mengikutinya. Dan tunjukanlah kepada kami yang buruk itu buruk dan berikan kemampuan agar kami dapat menjauhinya.”. Aktivitas 3.6 1. Carilah doa-doa terkait dengan menuntut ilmu selain yang sudah dijelaskan! 2. Hafalkan dan amalkan doa dalam kehidupan sehari-hari!726. Kiat-Kiat dalam Menuntut IlmuProses menuntut ilmu me­rupakan suatu aktivitas yangdilakukan oleh seseorangdalam rangka memperolehpengetahuan. Agarmemperoleh kemudahan,perlu diperhatikan hal-halberikut ini. Gambar: Berdoalah terlebih dahulu sebelum belajara. Penuhi etika dalam menuntut ilmuSeorang yang menuntut ilmu harus meluruskan niat hanyakarena Allah Swt. Berdoa kepada Allah Swt. setiap memulai danmengakhiri pembelajaran serta memuliakan guru. Jika ada sikaptidak menyukai guru atau menzaliminya, akan sulit menerimailmu yang bermanfaat yang sudah diberikan guru.b. Hindari perbuatan maksiatBerbuat maksiat merupakan salah satu penghalang dalammenutut ilmu karena dengan berbuat maksiat membuatseseorang menjadi tidak fokus tentang apa yang dipelajarinya.c. Mengamalkan ilmu yang sudah didapatPada hakikatnya sebuah ilmu itu ada pada pengamalannya karenadengan mengamalkan berarti seseorang sudah mengerjakannya.Hal ini berarti seseorang tersebut sudah mendapatkan ruh dariapa yang dilakukan.d. Memiliki semangat, kesungguhan, dan tidak mudah putus asaKesungguhan dalam menuntut ilmu merupakan suatu keharusanbagi seorang penuntut ilmu. Kesiapan jiwa dan raga danpengorbanan waktu, tenaga serta biaya merupakan bagian darikesungguhan. Bentuk dari semangat dan kesungguhan dalammenuntut ilmu dapat berupa kerja keras untuk bisa menguasaiilmu tersebut dengan cara mencatatnya dengan baik dan maumengulangi kembali apa yang dipelajari dengan membaca danmenghafalnya berulang-ulang. Apabila ada kesulitan dalam 73menuntut ilmu, segeralah introspeksi diri, bertawakal pada Allah; terus berusaha jangan patah semangat; bertanya kepada orang yang berilmu sebab penilaian itu tidak hanya pada hasil tapi juga pada proses. e. Mau mengajarkan kepada orang lain Mengajarkan ilmu yang sudah Gambar: berbagi ilmu agar dikuasai kepada orang lain pada hidup bermanfaat hakekatnya adalah memelihara ilmu tersebut supaya tidak hilang dan tetap ada dalam diri. Mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain merupakan salah satu bentuk amal jariah seorang muslim. Ilmu yang manfaat itu sendiri adalah ilmu yang diamalkan dan diajarkan pada orang lain. Dengan begitu pula, berarti orang tersebut sudah memiliki andil mengentaskan kebodohan. f. Pelajari biografi orang-orang yang ternama dalam menuntut ilmu Baca dan pelajari biografi para ulama Gambar: baca kisah para dalam menuntut ilmu, sehingga pencari ilmu agar terinspirasi dapat mengetahui bagaimana perjuangan dan kesulitan mereka dalam menuntut ilmu. Dengan mempelajarinya, diharapkan ada inspirasi bagi penuntut ilmu agar bersemangat dalam mencari ilmu. Aktivitas 3.7 1. Carilah kisah teladan dari para ulama atau para tokoh lainnya dalam menuntut ilmu! 2. Presentasikan hasil pekerjaan kalian di depan kelas!747. Hikmah Menuntut Ilmu Salah satu ibadah yang mulia adalah menuntut ilmu. Keutamaan bagi orang yang menuntut ilmu banyak disebutkan baik dalam al-Qur’an maupun hadis. Adapun ilmu yang wajib dipelajari adalah ilmu syar’i. Sementara selain ilmu syar’i, hukumnya tergantung pada kemanfaatan ilmu tersebut bagi umat Islam. Bila ilmu tersebut dapat menambah semangat untuk belajar Islam dan mendekatkan diri pada Allah Swt., maka ilmu tersebut sudah menunjukkan keutamaanya. Adapun hikmah bagi orang yang menuntut ilmu adalah sebagai berikut: a. Menjadi orang yang takut hanya kepada Allah Swt. Dalam Q.S. Faathir/35: 28 Allah Swt. berfirman: Artinya: “Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun.” b. Memudahkan jalannya menuju surga, mendapat rida malaikat, mendapatkan permintaan ampun dari seluruh makhluk bumi, dan menjadi pewaris para nabi. Menuntut ilmu memudahkan jalan seseorang menuju surga kelak; mendapatkan rida para malaikat, dan selama proses menuntut ilmu seluruh makhluk yang ada di alam semesta akan memintakan ampun atas kesalahan yang diperbuatnya. Bahkan para penuntut ilmu dan ahli ibadah perbandingannya seperti bulan purnama dengan bintang- bintang di langit dan yang tidak kalah penting para penuntut ilmu dinobatkan sebagai pewaris para nabi. Keutamaan menuntut ilmu tersebut tercakup dalam hadis berikut ini: 75Artinya : “Dari Abu al-Darda’ r.a. berkata : Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga, dan sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya kepada pencari ilmu, karena rida terhadap apa yang ia perbuat. Sesungguhnya, penghuni langit dan bumi sampai ikan-ikan di laut pun memintakan ampun bagi orang yang berilmu. Keutamaan seorang berilmu dibandingkan ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama dibandingkan semua bintang- bintang. Dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar atau pun dirham, akan tetapi mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya berarti ia telah mendapatkan bagian yang banyak”. (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi) c. Pahala ilmu yang diajarkan akan tetap mengalir walaupun pemiliknya telah wafat. Sebagaimana hadis nabi berikut ini :76Artinya: Dari sahabat Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah Saw. bersabda:“apabila anak adam (manusia) meninggal dunia, maka terputuslah amalnya,kecuali (amal) dari tiga ini : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anakyang saleh yang mendoakannya. (H.R. Muslim)Hadis tersebut merupakan dalil terkuat tentang keutamaan dan kemuliaanilmu serta besarnya buah ilmu. Sesungguhnya pahala ilmu tetap diterimaoleh orang yang bersangkutan selama ilmunya diamalkan oleh oranglain walaupun ia sudah wafat. Bahkan, seakan-akan orang tersebut masihhidup dengan amal salehnya.Setelah mengkaji materi tentang “Senangnya Menuntut Ilmu danMengamalkannya”, diharapkan peserta didik , dapat menerapkan karakterdalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut:No. Butir Sikap Nilai Karakter1 berdoa kepada Allah Swt. setiap kali religius mengawali belajar atau mengakhirinya2 mengkaji materi tentang kewajiban gemar membaca, rasa menuntut ilmu berdasarkan ajaran ingin tahu Islam dari berbagai literatur.3 mempelajari ayat-ayat Allah Swt. yang religius, cinta tanah air, tertulis maupun yang terhampar di semangat kebangsaan alam raya untuk kejayaan agama, bangsa dan negara4 menghormati guru dengan cara sopan, santun memberi salam dan mencium tangannya ketika berjumpa dan selalu mendoa­kannya5 membantu teman yang sedang peduli sosial, tanggung menghadapi kesulitan dalam masalah jawab belajar. 771. Ilmu adalah kumpulan dari pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan yang dimaksud dengan menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh pengetahuan dengan tujuan untuk merubah seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, mengubah perilaku ke arah yang lebih baik sehingga seseorang tersebut memiliki kecakapan bukan hanya bersifat intelektual tapi juga yang bersifat sosial dan religius. 2. Ilmu menurut ajaran Islam terbagi dua, yaitu: ilmu fardu ‘ain dan ilmu fardu kifayah. Ilmu fardu ‘ain merupakan ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap muslim, biasanya disebut dengan ilmu agama. Ilmu fardu kifayah adalah ilmu yang apabila sudah ada dari sebagian muslim mempelajarinya sudah gugur kewajiban muslim lainnya, seperti ilmu- ilmu sains. 3. Agama Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan masalah ilmu. Ini dapat dibuktikan, dengan banyaknya teks-teks dalil yang berasal baik dari al-Qur’an maupun hadis tentang hal tersebut. Konteks dalilnya pun beraneka ragam. Ada yang sifatnya anjuran, menyebutkan keutamaan-keutamaan ilmu dan menuntut ilmu dan celaan terhadap orang-orang yang tidak berilmu. Salah satunya adalah tentang anjuran menuntut ilmu yaitu Q.S. at-Taubah/9: 122. 4. Etika dalam menuntut ilmu di antaranya dengan meluruskan niat, menghormati para guru dan membaca doa setiap mengawali dan mengakhiri pembelajaran. 5. Kiat-kiat dalam menuntut ilmu agar diberi kemudahan oleh Allah Swt. adalah (1) penuhi adab atau etika ketika menuntut ilmu, (2) jauhi perbuatan maksiat, (3) amalkan ilmu yang sudah didapat dengan bersemangat, bersungguh-sungguh dan tidak mudah putus asa dan mau mengajarkan kembali pada orang lain. 6. Hikmah dan manfaat menuntut ilmu di antaranya menjadi orang yang takut hanya kepada Allah Swt, dimudahkan jalannya menuju surga, diridai malaikat, dimintakan ampun oleh seluruh makhluk Allah.

78