Penyebab tidur lebih dari 8 jam

Liputan6.com, Jakarta Tidur memang diperlukan oleh setiap orang. Ketika seharian melakukan aktivitas, tidur dibutuhkaan oleh tubuh untuk berbagi macam tujuan yang sifatnya baik untuk kesehatan. Namun, jika waktu tidur Anda melebihi delapan jam, itu menjadi tidak normal. Lebih baik Anda hentikan kebiasaan buruk tersebut karena dapat menyebabkan berbagai dampak untuk kesehatan.

  • Jika Waktunya Tepat, Mandi Malam Hari Bikin Tidur Lebih Nyenyak
  • Tidur Larut Malam Picu Tumbuhnya Jerawat di Wajah
  • Ingat Pesan Ibu untuk Tak Langsung Tidur Setelah Makan

Dikutip dari situs Web MD, Senin (6/3/2017), ada beberapa penyakit yang dapat muncul jika terlalu banyak tidur. Sebuah studi di Universitas Boston memprediksikan bahwa orang-orang yang tidur lebih dari sembilan jam dapat meningkatkan risiko terkena penyakit demensia enam kali lebih besar.

Selain itu, penyakit-penyakit lainnya akan muncul apabila Anda terlalu lama tidur.

1. Diabetes

Sebuah studi menemukan bahwa tidur terlalu lama atau kurang tidur di malam hari dapat meningkatkan risiko mengidap diabetes. Untuk pengidap diabetes tipe dua, biasanya sering mengalami sleep apnea atau kondisi di mana saluran pernafasan terganggu ketika tidur, sehingga menyebabkan dengkuran yang hebat.

Hal ini dapat mengganggu waktu tidur diabetesi yang akhirnya membuat mereka memerlukan waktu tidur lebih lama. Idealnya tidur selama delapan jam merupakan waktu yang cukup untuk pengidap diabetes.

"Ketika mengalami kesulitan saat tidur coba untuk tetap melakukan jadwal tidur biasa. Bangun dan tidur secara teratur dapat meregulasi tubuh," ujar Madhu H. Rao, MD ahli penyakit endokrin dari Universitas California, San Francisco.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Obesitas

2. Obesitas

Kurang tidur atau terlalu banyak tidur dapat menyebabkan kenaikan badan secara drastis. Sebuah studi menjelaskan bahwa orang-orang yang tidur lebih dari sembilan atau 10 jam meningkatkan risiko obesitas sebesar 21 persen. Namun, pengaruh kenaikan berat badan juga disertai oleh faktor seberapa sering melakukan olahraga dan asupan makanan sehari-hari.

3. Sakit kepala

Peneliti percaya bahwa efek dari terlalu lama tidur dapat berpengaruh pada  sel saraf yang membawa neuron pada otak. Jika terlalu lama tidur di siang hari dan terganggu di malam hari seringkali menyebabkan sakit kepala ketika bangun di pagi hari. Selain itu, penyebab lainnya dari tidur terlalu lama dapat mengalami kerusakan memori otak dan menurunnya fungsi kognitif.

Risiko lainnya, dapat terjadi penyakit degeneratif seperti alzheimer dan demensia.

Sakit Punggung

4. Sakit punggung

Sakit punggung bisa disebabkan karena berbagai macam faktor ketika tidur. Salah satunya posisi tidur yang salah atau kemiringan posisi bantal. Ketika kita tidur lebih lama terjadinya posisi tidur yang salah ditambah dengan kasur yang memang tidak nyaman justru dapat memperburuk rasa sakit pada punggung.

5. Depresi

Insomnia sering kali dikaitkan dengan Depresi akibat kurang tidur. Di sisi lain, depresi juga dapat meningkatkan keinginan untuk terus tidur. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka akibatnya bisa menjadi lebih buruk karena menganggu jadwal tidur yang seharusnya, sehingga berdampak pada rangkaian kesehatan lainnya seperti hilangnya nafsu makan, sistem imun melemah, kelelahan, dan bahkan serangan jantung.

Penyakit Jantung

6. Penyakit jantung

Sebuah studi menemukan 72 ribu wanita yang tidur lebih dari sembilan jam atau bahkan 11 jam dapat meningkatkan 38 persen serangan jantung dibanding wanita yang tidur selama delapan jam.

Untuk itu, lebih baik atur jadwal tidur sebaik mungkin agar terhindar dari dampak buruk yang dapat merusak tubuh.

Tidur berlebihan juga bisa menjadi indikasi penyakit lainnya yang perlu ditangani secara medis. Kurangi kafein dan alkohol supaya kualitas tidur dapat lebih baik.

(Reporter: Aida Tifany)

Durasi dan kualitas tidur sangat bervariasi pada setiap orang. Dr. Ana C. Krieger, direktur medis dari Centre for Sleep Medicine di Weill Cornell Medical College, New York menyatakan hal ini biasanya tergantung pada keadaan dan kondisi masing-masing individu. Tidur lebih lama juga bisa menjadi salah satu respon tubuh akan masalah kesehatan tertentu. Berbagai faktor lainnya yang bisa menjadi penyebab orang tidur lebih lama.

5 penyebab orang tidur lebih lama

1. Faktor genetik

Penelitian yang dikutip dari Medical News Today menunjukkan bahwa beberapa orang membutuhkan lebih banyak tidur dibandingkan dengan orang lainnya. Kebutuhan ini salah satunya tergantung pada susunan genetik seseorang.

Beberapa orang mungkin hanya membutuhkan waktu 3 sampai 4 jam saja untuk mengembalikan staminanya. Sedangkan sebagian lainnya membutuhkan waktu lebih dari 10 jam agar tubuh bisa beraktivitas normal.

Para ilmuwan yakin bahwa hal ini berkaitan dengan ritme sirkadian seseorang, yakni siklus yang terlibat dalam pola tidur dan bangun setiap harinya. Siklus ini dipengaruhi oleh faktor genetik.

2. Masalah kesehatan mental

Tidur lebih lama juga menandakan adanya gangguan mental tertentu yang sedang dialami seseorang. Depresi menjadi salah satu gangguan yang membuat tubuh terus merasa lelah dan mengantuk.

Oleh karena itu, orang yang terkena depresi biasanya butuh tidur lebih lama karena biasanya merasa mengantuk sepanjang hari. Jadi orang yang sedang depresi membutuhkan waktu istirahat yang lebih lama dari biasanya yakni sekitar 10 hingga 11 jam sehari.

Penelitian juga menunjukkan ada hubungan antara depresi dan gangguan tidur. Obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati kondisi ini juga dapat menimbulkan rasa lelah dan kantuk yang lebih besar.

3. Mengalami gangguan tidur

Salah satu hal yang menjadi penyebab waktu tidur yang lebih lama lainnya yakni ketika seseorang menderita gangguan tidur. Gangguan tidur ini salah satunya ialah hipersomnia atau mabuk tidur.

Orang yang menderita hipersomnia biasanya memiliki kesulitan untuk bangun dari kasur jika memiliki waktu tidur yang kurang dari 10 jam. Bahkan, setelah tidur selama 10 jam pun terkadang pengidap hipersomnia masih merasa kekurangan waktu tidur.

Emmanuel H., seorang ahli saraf dan pskiater di Stanford University menyatakan orang dengan hipersomnia yang telah tidur malam lebih dari 10 jam dan tidur siang selama 2 hingga 3 jam masih merasa membutuhkan waktu lebih lama untuk memejamkan matanya (masih mengantuk di siang hari).

Selain itu hipersomnia, gangguan neurologis langka dengan sindrom Kleine-Levin juga dapat menyebabkan kebutuhan tidur yang cukup ekstrem, yakni hingga hitungan minggu bahkan bulan dan hanya bangun untuk pergi ke kamar mandi atau makan.

4. Orang yang sangat sensitif

Sensitivitas yang sangat tinggi dapat didefinisikan sebagai respons fisik, mental, dan emosional akut terhadap rangsangan eksternal (sosial, lingkungan) atau internal (dalam diri). Orang yang sangat sensitif mungkin seorang introvert, ekstrovert, atau ambivert.

Orang yang memiliki sensitivitas yang terlalu tinggi biasanya sering mengalami kelelahan fisik dan mental akibat respon terhadap sesuatu yang terlalu berlebihan sehingga otak selalu merasa waspada.

Oleh karena itu, orang dengan sensitivitas yang sangat tinggi perlu tidur lebih banyak dibandingkan dengan orang lain. Jadi ini cara ia untuk mengurangi tekanan dan mengembalikan sistem sarafnya kembali normal.

5. Kondisi medis tertentu

Dikutip dari Huffington Post, sebuah penelitian menemukan fakta bahwa orang yang mengalami cedera otak traumatis menghabiskan waktu tidur yang lebih banyak dibandingkan dengan orang sehat lainnya.

Namun, tidur yang lebih lama pada orang yang pernah mengalami trauma tidak selalu buruk. Bahkan tidur lebih lama bisa menjadi sarana pemulihan yang cukup efektif untuk meningkatkan fungsi otak.

Jika Anda rutin mengalami periode tidur yang lebih panjang dari biasanya dan melebihi batas normal Anda perlu memeriksakan diri ke dokter. Pasalnya waktu tidur yang lebih panjang tidak selalu berefek baik pada kesehatan, kecuali pada orang dengan kondisi medis tertentu.

Kenapa aku bisa tidur lebih dari 8 jam?

Penyebab Tidur Terlalu Lama yang Paling Umum Depresi. Sakit kronis. Peradangan kronis dan penyakit autoimun, termasuk multiple sclerosis. Masalah pernapasan karena merokok, asma, obesitas, atau infeksi berkepanjangan yang memengaruhi sistem pernapasan.

Bolehkah tidur lebih dari 8 jam sehari?

Waktu tidur ideal untuk orang dewasa berkisar antara 7–9 jam, sedangkan lanjut usia (lansia) membutuhkan waktu tidur sekitar 7–8 jam. Anda perlu mencukupi waktu tidur dan biasakan untuk tidak kurang tidur atau tidur berlebihan karena gangguan tidur tersebut bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Apa penyebab terlalu banyak tidur?

Penyebab tidur terlalu lama dan berlebihan mungkin merupakan gejala dari kondisi medis tertentu, seperti: Depresi. Sakit kronis. Peradangan kronis dan penyakit autoimun, termasuk multiple sclerosis.

Bagaimana cara mengurangi jam tidur?

Cara MENGATASI WAKTU TIDUR YANG BERLEBIHAN.
BUAT JADWAL TIDUR. ... .
2. OLAHRAGA RUTIN. ... .
KONSUMI BUAH DAN SAYUR. ... .
4. HINDARI KONSUMSI KAFEIN DAN ALKOHOL. ... .
BUAT SUASANA KAMAR YANG NYAMAN. ... .
6. BATASI WAKTU TIDUR SIANG. ... .
7. TENANGKAN PIKIRAN. ... .
BASUH WAJAH DENGAN AIR DINGIN..