Pada zaman logam terdapat golongan masyarakat yang terampil dalam melakukan teknik melebur

tirto.id - Masa perundagian dalam sejarah peradaban manusia, termasuk di Indonesia, ditandai dengan munculnya keterampilan untuk membuat alat dari logam. Lantas, apa itu masa perundagian dan bagaimana ciri-cirinya?

Pada kehidupan awal, secara umum manusia mengalami tiga masa, yakni masa berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering), masa bercocok tanam, dan masa perundagian.

Menurut Kristantina Indriastuti dalam Jurnal Arkeologi Papua (2010), masa perundagian merupakan periode yang memiliki peran penting dalam perkembangan sejarah di Indonesia. Pada masa ini hubungan antara daerah-daerah di sekitar kepulauan Indonesia sudah terjalin.



Masa perundagian sendiri ditandai dengan adanya keterampilan untuk membuat alat-alat dari bahan logam. Alat berbahan logam tersebut diproduksi dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti bertani, peralatan upacara, dan berburu. Peningggalan masa perundagian seperti benda seni, peralatan hidup, keanekaragaman dan kekayaan budaya serta upacara adat menunjukkan bahwa kehidupan pada masa peundagian telah memiliki selera yang tinggi. Kehidupan masyarakat pada masa itu juga sudah makmur dan teratur. Kemakmuran masyarakat dapat dilihat dari telah berkembangnya teknik pertanian, hal ini mengakibatkan sektor pertanian mengalami perkembangan yang pesat dan berdampak pada kemajuan perekonomian.

Kemajuan perekonomian ditandai dengan berkembangnya pertanian dan perdagangan. Sementara aspek teknologi merupakan unsur yang penting pada masa perundagian dalam kaitannya dengan perkembangan ekonomi, terutama ketika teknik peleburan logam untuk membuat perkakas telah dikenal.

Ciri-Ciri Masa Perundagian


Berikut ini merupakan ciri-ciri kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan aspek teknologi dari masa perundagian, yang dirangkum dari modul Kehidupan Awal Manusia, Sejarah Kelas X (2020):1. Aspek Sosial
  • Jumlah penduduk semakin bertambah. Kepadatan penduduk bertambah, pertanian dan peternakan semakin maju, mereka memiliki pengalaman dalam bertani dan berternak mereka mengenal cara bercocok tanam yang sederhana;
  • Mereka memiliki pengetahuan tentang gejala alam dan musim, mereka mulai dapat memperkirakan peristiwa alam dan memperhitungkan musim tanam dan musim panen;
  • Dengan diterapkan sistem persawahan maka pembagian waktu dan kerja semakin diketatkan;
  • Dalam masyarakat muncul golongan undagi, mereka merupakan golongan yang terampil untuk melakukan perkerjaan seperti pembuatan rumah kayu, gerobak, maupun benda logam. Pertanian tetap menjadi usaha utama masyarakat;
  • Dari segi sosial, kehidupan masyarakat zaman ini semakin teratur. Contohnya: ada pembagian kerja yang baik berdasarkan kemampuan yang dimiliki masing-masing individu;
  • Pembagian kerja semakin komplek dimana perempuan tidak hanya bekerja di rumah tetapi juga berdagang di pasar.
2. Aspek BudayaMasyarakat zaman ini telah menunjukkan tingkat budaya yang tinggi terlihat dari berbagai bentuk benda seni dan upacara yang ditemukan menunjukkan keterampilan masyarakat perundagian.Zaman ini ditandai dengan pesatnya kemampuan membuat alat-alat akibat perkembangan teknologi. Mereka menemukan teknologi peleburan biji logam. Oleh karena itu, semakin banyak manusia yang menggunakan logam untuk memenuhi perkakas hidupnya.Pada zaman perunggu, orang dapat memperoleh jenis logam yang lebih keras daripada tembaga, sebab perunggu merupakan logam campuran dari tembaga dan timah. Kebudayaan manusia pada zaman ini jauh lebih tinggi. Terbukti masyarakat sudah mengenal teknologi peleburan dan pencampuran logam.Pada zaman besi, manusia telah menemukan logam yang jauh lebih keras lagi yang harus dileburkan pada titik lebur yang cukup tinggi. Alat-alat pada zaman ini telah lebih sempurna daripada sebelumnya. Kemampuan membuat benda-benda jauh lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan masa sebelumnya. Teknologi peleburan logam yang digunakan adalah dengan sistem pemanasan, pencetakan logam, pencampuran logam dan penempaan logam;Pada zaman Perundagian peralatan gerabah masih ditemukan dengan teknologi yang semakin maju. Hal ini menunjukkan bahwa peranan alatalat dari gerabah tersebut tidak dapat digantikan dengan mudah oleh alat-alat dari dari logam.

Pada zaman logam terdapat golongan masyarakat yang terampil dalam melakukan teknik melebur

Infografik SC Aspek Sosial Masyarakat Zaman Logam. tirto.id/Fuad

3. Aspek EkonomiPada zaman ini masyarakat sudah dapat mengenal sistem pembagian kerja:
  • Rumah yang dihuni tidak semuanya sederhana, bahkan ada juga yang bertingkat;
  • Kegiatan ekonomi sudah maju dan berkembang. Dimulai dari bidang perikanan, pertanian, kerajinan tangan dan lainnya. Dari sinilah mereka memulai kegiatan jual beli atau berdagang;
  • Tatanan penduduk lebih tertata rapi, tertib dan terpimpin;
  • Sistem pada masyarakat ini sudah teratur pada masa ini. Disinilah awal mula aturan tata tertib dan norma dimulai;
  • Masyarakat pada masa ini memiliki ketertarikan berburu dan mengandalkan makanan dari alam. Setelah alamnya berkurang, mereka akhirnya memilih untuk bercocok tanam dan membuat sawah;
  • Di zaman ini sudah dapat ditemukan alat sawah seperti pisau dan bajak sawah.
4. Aspek Teknologi

Pada masa perundagian, zaman logam dibagi menjadi tiga: zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Pada masa ini pula, manusia mulai mengenal teknik-teknik baru dalam pembuatan benda dari logam, yakni Bivalve dan A Cire Perdue.

Bivalve (Teknik Dua Setangkup), ialah teknik mencetak benda perunggu yang menggunakan dua buah cetakan yang dapat saling di tangkupkan. Bentuk cetakan di buat sesuai dengan bentuk benda yang akan dibuat.

Kedua cetakan di telentangkan, dan cairan logam dituangkan dalam cetakan tersebut. Kemudian kedua cetakan saling di tangkupkan. Setelah logam dingin cetakan kemudian di buka, maka benda logam yang diinginkan telah dapat digunakan.

A Cire Perdue (Teknik Cetak Tuang), cetakan ini bentuk benda yang dikehendaki dibuat terlebih dahulu dari lilin. Kemudian lilin itu dilapisi dengan tanah liat. Lilin yang telah dilapisi tanah liat itu dipanaskan.

Cairan lilin akan mencair keluar melalui lubang ditanah liat yang telah disiapkan. Dari lubang bagian atas tanah liat tadi dituang logam cair dan kemudian dibiarkan sampai cairan logam mendingin. Setelah cairan dingin tanah liat kemudian dipecahkan.Hasil kebudayaan pada masa ini meliputi nekara, kapak corong, bejana perunggu, arca-arca perunggu, hingga perhiasan-perhiasan perunggu.

Ilustrasi Masa Perundagian. Foto:YouTube/Histrocrat (Picture Credit:Andy Gammon)

Masa perundagian merupakan salah satu pembabakan kehidupan manusia pra-aksara berdasarkan teknologi yang digunakan. Zaman ini menandai makin berkembangnya kemampuan manusia dalam menciptakan suatu kebudayaan.

Istilah perundagian berasal dari Bahasa Bali, yakni ‘undagi’ yang artinya seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai keterampilan tertentu. Masa perundagian digunakan untuk menyebut zaman logam.

Pasalnya, saat itu telah ada undagi atau orang-orang terampil yang sudah mengenal teknik melebur logam dan mencetaknya menjadi alat yang diinginkan. Untuk mengetahui masa perundagian selengkapnya, simak penjabaran di bawah ini.

Ciri-ciri Masa Perundagian

Para ahli meyakini bahwa era Perundagian dimulai kurang lebih 10.000 tahun lalu. Berikut ciri-ciri masa Perundagian:

  • Berkemampuan dalam membentuk suatu kelompok kerja dalam bidang pertukangan.

  • Berkemampuan dalam membuat berbagai perkakas dari logam untuk alat-alat upacara, senjata, dan berbagai peralatan lainnya.

  • Telah mahir dalam teknik bersawah yang baik.

  • Kemakmuran pada waktu itu salah satunya disebabkan oleh perkembangan teknik pertanian, khususnya alat-alat besi seperti cangkul.

  • Membuat dan menggunakan perhiasan dari emas.

  • Memiliki kepercayaan Animisme dan Dinamisme.

Mengutip buku Sejarah Indonesia SMA: Rekam Jejak Peradaban Indonesia, masa Perudagian di Indonesia dibagi menjadi dua, yakni zaman perunggu dan zaman besi. Berikut ini adalah penjelasannya:

Ilusrasi zaman perunggu. Foto: ancient-origins.net

Zaman perunggu disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin China. Pada masa ini manusia sudah dapat mencampur tembaga dengan timah sehingga menghasilkan logam yang lebih keras. Peninggalan zaman perunggu yang telah ditemukan antara lain:

  • Kapak Corong (Disebut juga kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, dan Papua.

  • Nekara perunggu (Moko), sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin. Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, dan Leti.

  • Bejana perunggu, ditemukan di Madura dan Sumatera.

  • Arca perunggu, ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat).

Ini menandai periode yang lebih maju. Manusia sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan.

Teknik peleburan besi lebih sulit dari peleburan tembaga atau perunggu. Sebab, melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.

Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:

  • Mata kapak bertungkai kayu

Indonesia tidak mengalami zaman tembaga, tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Hasil kebudayaan yang banyak ditemukan adalah alat-alat dari perunggu, sehingga zaman logam juga disebut sebagai zaman perunggu.

Manusia pra-aksara mengolah logam dengan cara yang sederhana. Meski demikian inilah yang menjadi titik awal perkembangan teknologi manusia.

Ada dua teknik yang digunakan untuk mengolah logam, yakni teknik Bivalve dan teknik A Cire Perdue. Berikut ini adalah penjelasannya:

Bivalve adalah teknik cetak dengan memakai cetakan yang terbuat dari batu. Teknik ini menggunakan dua cetakan yang dirapatkan, dengan lubang di atasnya.

Lubang tersebut digunakan untuk memasukkan cairan logam panas yang nantinya akan dicetak dalam bentuk tertentu. Cetakannya dapat digunakan berulang kali.

A Cire Perdue adalah teknik cetak dengan menggunakan cetakan lilin yang dibungkus dengan tanah liat. Lilin yang sudah dilapisi tanah liat tersebut dibakar hingga lilin meleleh.

Ketika lilin sudah mencair, lilin akan dikeluarkan dari lubang tanah liat. Ruang yang sebelumnya terisi oleh lilin akan diisi dengan perunggu cair.