Apa perbedaan dan persamaan Al-Quran dan Hadis?

Alquran. Sumber: Anis Coquelet/Unsplash.com

Jika Alquran dan hadis adalah sumber hukum bagi umat Islam, lantas apa perbedaan di antara keduanya? Berikut adalah jawaban selengkapnya tentang perbedaan Alquran dan hadis.

Sebelum masuk ke pembahasan lebih lanjut tentang perbedaan Alquran dan hadis, kita perlu memahami pengertian dari keduanya. Selain itu, perlu dipahami pula bahwa artikel ini adalah salah satu informasi permulaan untuk Anda yang ingin memahami agama secara umum. Namun, Anda tetap perlu belajar agama bersama ahlinya seperti guru, ustaz, atau guru ngaji sebab belajar agama harus dan sangat memerlukan bimbingan. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari kesesatan akibat belajar agama sendirian. Naudzubillah min dzalik. Sekarang, saatnya kita masuk ke pembahasan tentang pengertian Alquran.

Alquran adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman-firman Allah SWT. Alquran memuat beragam ajaran Islam, aturan hidup, perintah Allah, larangan Allah, serta ilmu pengetahuan yang menjadi pedoman hidup bagi pemeluk agama Islam. Keaslian dan kemurnian dalam Alquran sebagai kitab suci umat Islam akan selalu terjamin sebab Allah SWT sendiri yang menjamin pemeliharannya. Buktinya adalah kitab suci Alquran di berbagai wilayah Indonesia atau di berbagai penjuru dunia sama bukan? Masya Allah, Maha Suci Allah atas segala kekuasaan-Nya. Allah SWT berfirman dalam Surat Al Hijr ayat 9 yang berbunyi,

اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ

Artinya: Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.

Nurdin dan Ahmad (2019: 1) dalam “Studi Hadis Teori dan Aplikasi” menjelaskan bahwa secara bahasa, pengertian hadis adalah baru yang merupakan lawan dari kata qadim (lama). Menurut Ahli Hadis, hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik itu perkataan, perbuatan, sifat, ketetapan, maupun segala sesuatu yang disandarkan kepada sahabat.

Demikian dapat dipahami bahwa hadis merupakan segala sesuatu yang berdasarkan pada Rasulullah SAW baik pekataan maupun perbuatan. Berbeda dengan Alquran yang merupakan kitab suci yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Wallahu a’lam bish-shawab.

Ilustrasi Mempelajari Alquran. Sumber: Andri Helmansyah/Unsplash.com

Perbedaan Alquran dan Hadis

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa salah satu perbedaan Alquran dan hadis adalah isinya. Alquran berisi firman Allah dan Allah SWT juga yang memeliharanya sedangkan, hadis merupakan segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Allah, Nabi Muhammad SAW.

Kemudian, perbedaan lain antara Alquran dan hadis sebagai sumber hukum Islam pernah dijelaskan oleh Yunal Isra dalam NU Online (2017). Yunal (2017) menjelaskan bahwa hadis dalam hukum Islam merupakan sumber kedua (mashdarun tsanin) setelah Alquran. Adapun fungsi dari hadis adalah sebagai penjelas serta penyempurna ajaran-ajaran Islam yang disebutkan secara global dalam Alquran.

Jadi, dapat dipahami sumber hukum Islam yang utama adalah kitab suci Alquran dan hadis merupakan penjelas dari ajaran-ajaran yang disebutkan secara global dalam Alquran. Wallahu a’lam bish-shawab.

Ingat, belajar agama harus bersama gurunya, ya! Semoga kita menjadi hamba Allah yang senantiasa dimudahkan untuk belajar agama Islam. Aamiin Ya Rabbal Alamin. (AA)

Apa perbedaan dan persamaan Al-Quran dan Hadis?
Apa perbedaan Hadis Qudsi dan Al-Qur'an ?

Apa perbedaan dan persamaan Al-Quran dan Hadis?

BincangSyariah.Com – Nabi Muhammad Saw sebagai rasul bertugas menyampaikan perintah-perintah Allah Swt dan juga larangan-larangan-Nya pada manusia. Secara umum perintah dan larangan Allah yang disampaikan Nabi terklasifikasikan menjadi dua, yaitu Al-Qur’an dan Hadis. Perbedaan antara keduanya sudah jelas. bahwa dalam menyampaikan Al-Qur’an Nabi Saw berperan sebagai penghubung, maksudnya perintah yang ada di Al-Qur’an langsung dating dari Allah Swt, maka dalam menyampaikan Al-Qur’an Nabi Saw akan mengatakan “Allah Swt berfirman…”.

Berbeda dengan hadis yang mana Nabi Saw sendiri yang melarang dan memerintah, meskipun secara esensi itu juga perintah dan larangan Allah Swt. Namun, ada hadis yang mana langsung diwahyukan Allah Swt, yaitu yang kita kenal dengan sebutan Hadis Qudsi. Lalu apa perbedaan antara Hadis Qudsi dan Al-Qur’an jika keduanya sama-sama diwahyukan langsung oleh Allah Swt? Sayyid Abdullah Al-Ghumari, dalam Al-Hawi li Fatawa Al-Hafizh Al-Ghumari mengatakan bahwa ada lima perbedaan antara Hadis Qudsi dan Al-Qur’an.

Apa perbedaan dan persamaan Al-Quran dan Hadis?

Pertama, Al-Qur’an hanya disampaikan melalui malaikat Jibril, sedangkan Hadis Qudsi tidak selalu disampaikan oleh Malaikat Jibril.

Kedua, Al-Qur’an diturunkan ketika Nabi Saw dalam keadaan terjaga, sedangkan Hadis Qudsi tidak hanya ketika terjaga, namun juga diturunkan melalui mimpi.

Ketiga, Al-Qur’an diturunkan oleh Allah Swt dalam bentuk yang telah baku makna serta teksnya, artinya Nabi Saw menyampaikan sebagaimana ayat tersebut turun, sedangkan Hadis Qudsi, diturunkan maknanya saja, redaksi teksnya dibuat oleh Nabi Saw, maka diperbolehkan meriwayatkan kandungan maknanya saja tanpa harus menggunakan redaksi yang sama persis, sebagaimana hadis-hadis lain.

Keempat, Al-Qur’an adalah sebuah bentuk mukjizat bagi Nabi Saw, sedangkan Hadis Qudsi tidak demikian.

Kelima, Al-Qur’an diriwayatkan secara turun-temurun dengan mutawatir, maksudnya mushaf yang kita jumpai sekarang adalah mushaf yang dijumpai umat Islam sebelum kita. Tidak ada satu huruf pun dalam Al-Qur’an yang tidak mempunyai sanad yang sampai kepada Nabi Saw. Berbeda dengan Hadis Qudsi yang mana ada yang berstatus dhaif, bahkan maudhu’. Demikianlah inti dari lima perbedaan yang disampaikan Sayyid Abdullah Al-Ghumari. Wallahu a’lam.

Oleh:

Antara/Rahmad Warga kampung nelayan bertadarus membaca Alquran saat Ramadhan 1440 Hijriah di Masjid Al-Azhar Desa Pusong Lhokseumawe, Aceh, Jumat (10/5/2019) dini hari. Umat muslim memperbanyak amalan dengan membaca Alquran, berzikir, dan itikaf pada bulan suci Ramadan.

Bisnis.com, JAKARTA – Bagi umat muslim istilah Hadis dan Sunah tentu sudah tidak asing didengar. Bahkan, Hadis dan Sunah memiliki posisi krusial dalam islam, yakni sebagai sumber hukum kedua setelah kitab suci Al-Qur’an.

Dalam perkembangannya, masyarakat kerap menangkap istilah Sunnah sebagai sinonim dari istilah hadis. Namun, jika dirunut dari perspektif sejarah Hadis dan Sunnah sejatinya adalah dua konsep yang berbeda.

Sunnah secara bahasa diartikan sebagai jalan atau kebiasaan yang baik maupun jelek. Sedangkan Hadis secara Bahasa berasal dari kata Jadid yang artinya baru dan kabar atau berita (al-khabar). Secara lebih kompleks beberapa alim ulama memang memiliki perbedaan dalam menafsirkan hadis.

Beberapa ulama hadis memandang bahwa Hadis adalah segala sesuatu yang melekat pada nabi Muhammad, baik itu perkataan, perbuatan, bahkan sifat Nabi Saw. Sedangkan beberapa alim Ulama lain berpandangan bahwa hadis adalah segala perkataan, perbuatan dan Taqrir Nabi Muhammad yang berkenaan dengan hukum syara’ dan berbagai ketetapannya.

Mengutip buah pikir salah seorang pemikir islam, Fazlur Rahman secara singkat mengartikan bahwa Sunnah adalah tradisi praktis Nabi Muhammad Saw sedangkan Hadis adalah tradisi verbal Nabi Muhammad Saw.

Dari pemikiran Fazlur Rahman ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Sunnah adalah sebuah jalan hidup Nabi Saw yang ideal. Keidealan hidup itu kemudian diteladani oleh para generasi awal dan mereka mencoba menafsirkan teladan tersebut kedalam sebuah prilaku baru sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada di tengah-tengah mereka.

Sebagai contoh, kita tentu tidak asing dengan salah satu sunnah Nabi Saw yang mengatakan bahwa makan dengan menggunakan tiga jari adalah sunnah. Namun, jika kita implementasikan dan leburkan ke dalam kebiasaan berperilaku yang ada di Indonesia, sunnah tersebut nampak agak sedikit sulit diimplementasikan. Mengingat nasi adalah makanan pokok masyarakat Indonesia, dengan ukurannya yang kecil akan sulit jika harus diambil dengan menggunakan 3 jari saja. 

Berbeda halnya dengan bahan makanan pokok yang mahsyur ada pada zaman nabi yakni gandum, yang biasanya diolah menjadi berbagai makanan seperti roti. Tekstur roti yang padat akan lebih mudah jika harus memakannya dengan menggunakan tiga jari.  

Sementara hadis umumnya tak hanya membahas soal hal-hal yang berkaitan dengan Nabi Saw saja, melainkan juga beberapa hal yang berkaitan dengan perilaku beberapa sahabat Nabi. Sehingga dapat diartikan bahwa Hadis sendiri adalah media yang digunakan para alim ulama untuk meriwayatkan dan mencatat sunnah baginda Nabi Saw.

Dari sini dapat artikan bahwa Sunnah dan Hadis pada akhirnya memiliki beberapa perbedaan, tetapi terdapat pula persamaan yang ada sangat jelas tidak bisa di nafikkan. Persamaan dari keduanya adalah, baik hadis maupun sunnah sumbernya sama-sama datang dari Nabi Muhammad Saw. 

Sedangkan perbedaanya adalah hadis adalah sebuah berita atau informasi yang bersumber dari Nabi Muhammad, sedangkan As-Sunnah adalah segala sesuatu yang meriwayatkan perbuatan serta teladan yang biasa dilakukan oleh baginda nabi besar Muhammad Saw.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Editor: Novita Sari Simamora