Pada skema pembekuan darah berikut ini nomor 2 dan 4 berturut turut menunjukkan trombosit

Pada skema pembekuan darah berikut ini nomor 2 dan 4 berturut turut menunjukkan trombosit

Pada skema pembekuan darah berikut ini nomor 2 dan 4 berturut turut menunjukkan trombosit
Lihat Foto

wikimedia.org

Trombosit yang berperan dalam pembekuan darah


KOMPAS.com – Ketika tubuh terluka, sel trombosit akan berperan untuk menghentikan pendarahan yang disebut dengan pembekuan darah. Bagaimana mekanisme pembekuan darah berlangsung?

Tubuh terluka → trombosit berkumpul → trombosit pecah → enzim trombokinase → protombin diubah menjadi trombin → fibrinogen diubah menjadi benang fibrin

Tubuh terluka

Proses pembekuan darah terjadi ketika tubuh mengalami cedera eksternal berupa luka. Luka menyebabkan dinding pembuluh darah terganggu, sehingga menyebabkan pendarahan.

Baca juga: Sel Darah Tubuh dan Jenisnya

Dilansir dari Lumen Learning, trombosit atau keeping kemudian membuat “sumbat trombosit” yang terbentuk hanya dalam waktu beberapa detik setelah tubuh terluka.

Sumbat trombosit bersifat lemah, namun efektif menghentikan luka sementara tubuh membangun sumbat yang lebih baik melalui pembekuan atau koagulasi darah.

Trombosit pecah dan menghasilkan enzim trombokinase

Trombosit kemudian pecah dan mensekresikan enzim trombokinase. Menurut J. H. Milstone dalam Thrombokinase of the Blood as Trypsin-Like Enzyme (1962), enzim trombokinase darah berperan sebagai aktivator yang akan mengaktifkan protrombin tanpa bantuan faktor lain.

Protrombin diubah menjadi trombin

Dilansir dari Mayo Clinic, protrombin adalah protein dalam darah yang diproduksi oleh hati. Kerja enzim trombokinase diperkuat oleh kalsium (Ca+) dan juga vitamin K. Enzim enterokinase kemudian mengaktifkan protrombin dan mengubahnya menjadi trombin.

Baca juga: Sistem Sirkulasi Darah pada Manusia

Fibrinogen menjadi benang fibrin

Trombin pada dasarnya adalah enzim aktif yang berfungsi untuk melakukan pembelahan. Dilansir dari PDB-102, kemudian memotong protein besar fibrinogen dan membentuknya menjadi serat.

Serat tersebut dinamakan dengan benang fibrin. Benang-benang fibrin kemudian saling terjalin membentuk jaringan berserat yang besar dan menutup luka, menggantikan sumbat trombosit yang cenderung lebih lemah.

Keseluruhan proses inilah yang disebut dengan pembekuan darah. Proses ini adalah mekanisme yang panjang dan rumit. Namun, ternyata tubuh yang sehat dapat melakukannya dengan cepat.

Baca juga: Pengertian Pembuluh Darah dan Jenisnya

Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya beberapa benang fibrin hanya dalam waktu satu menit setelah tubuh terluka.

Dilansir dari Biology LibreTexts, pembekuan darah kemudian memungkinkan perbaikan dinding pembuluh darah yang terluka. Sehingga, tubuh bisa memulai penyembuhan luka setelah pendarahan berhenti.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Proses pembekuan darah atau koagulasi merupakan mekanisme alami tubuh untuk menghentikan perdarahan saat terjadi luka atau cedera. Proses ini terbilang kompleks dan melibatkan berbagai elemen dalam darah.

Saat terjadi luka atau cedera, pembuluh darah dapat rusak dan terjadilah perdarahan. Untuk menghentikan perdarahan tersebut, tubuh secara alami akan menjalankan mekanisme untuk menyembuhkan luka melalui proses pembekuan darah.

Pada skema pembekuan darah berikut ini nomor 2 dan 4 berturut turut menunjukkan trombosit

Ada beberapa fase penting dalam proses pembekuan darah, di antaranya fase pembentukan sumbatan oleh platelet atau keping darah dan fase pembekuan darah.

Proses pembekuan darah merupakan proses yang kompleks, di mana darah membentuk gumpalan atau bekuan darah guna menutup dan memulihkan luka, serta menghentikan perdarahan.

Unsur-Unsur Proses Pembekuan Darah

Proses pembekuan darah tidak akan terjadi tanpa peran dari beberapa “aktor”. Dalam hal ini, koagulasi melibatkan trombosit dan komponen faktor pembekuan. Berikut ini adalah penjelasannya:

Trombosit

Trombosit atau keping darah adalah elemen berbentuk cakram di dalam darah dan kerap digolongkan sebagai sel darah. Padahal, trombosit sebenarnya merupakan bagian dari sel-sel sumsum tulang yang disebut dengan megakaryocytes.

Trombosit berperan untuk membentuk bekuan darah guna memperlambat atau menghentikan perdarahan serta mempercepat proses penyembuhan luka.

Faktor koagulasi (faktor pembekuan)

Faktor koagulasi merupakan sejumlah protein yang berperan penting dalam reaksi pembekuan darah dan sebagian besar diproduksi di organ hati. Ada 13 faktor koagulasi dalam darah dan jaringan tubuh manusia, yaitu:

  • Faktor I: Fibrinogen
  • Faktor II: Protrombin
  • Faktor III: Trombokinase
  • Faktor IV: Kalsium
  • Faktor V: Proakselerin
  • Faktor VII: Prokonvertin
  • Faktor VIII: Plasmokinin
  • Faktor IX: Protromboplastin beta
  • Faktor X: Protrombinase
  • Faktor XI: Faktor PTA
  • Faktor XII: Faktor Hageman
  • Faktor XIII: Fibrinase

Proses Pembekuan Darah

Proses pembekuan darah normal melewati serangkaian interaksi yang kompleks. Berikut ini adalah proses pembekuan darah dari awal hingga akhir.

1. Trombosit membentuk sumbatan

Trombosit atau keping darah akan bereaksi ketika pembuluh darah rusak atau terdapat luka. Trombosit akan menempel pada dinding area tubuh yang luka dan bersama-sama membentuk sumbatan.

Sumbatan bertujuan untuk menutup jaringan kulit yang rusak, sehingga darah yang keluar pun dapat dihentikan. Trombosit juga dapat melepaskan bahan kimia untuk menarik lebih banyak trombosit dan sel-sel lain untuk melanjutkan proses koagulasi ke tahap berikutnya.

2. Pembentukan bekuan darah

Faktor-faktor pembekuan memberi sinyal satu sama lain untuk melakukan reaksi berantai yang cepat. Reaksi ini dikenal sebagai kaskade koagulasi.

Pada akhir tahap ini, faktor koagulasi yang disebut trombin mengubah fibrinogen menjadi helai-helai fibrin. Fibrin bekerja dengan cara menempel pada trombosit untuk membuat jaring yang dapat memerangkap lebih banyak trombosit dan sel. Gumpalan atau bekuan pun menjadi lebih kuat dan lebih tahan lama.

3. Penghentian proses pembekuan darah

Setelah bekuan darah terbentuk dan perdarahan terkendali. Protein-protein lain akan menghentikan faktor pembekuan agar gumpalan tidak berlanjut lebih jauh dari yang diperlukan.

4. Tubuh perlahan-lahan membuang sumbatan

Ketika jaringan kulit yang rusak sembuh, sumbatan secara alami tidak diperlukan lagi. Helai fibrin pun akan hancur dan darah mengambil kembali trombosit dan sel-sel dari bekuan darah.

Kelainan Proses Pembekuan Darah

Tidak semua orang mengalami proses pembekuan darah yang normal. Kelainan dalam proses pembekuan darah dapat menyebabkan perdarahan berlebih. Kondisi ini dikenal juga dengan hemofilia, di mana terdapat kekurangan faktor koagulasi VIII atau IX. Pada penyakit ini, perdarahan yang terjadi sulit berhenti.

Sebaliknya, gangguan proses pembekuan darah juga dapat menyebabkan pembekuan darah berlangsung secara berlebihan sehingga dapat mengganggu sirkulasi darah. Kondisi ini disebut juga darah kental.

Pembekuan darah juga bisa terbentuk walaupun tidak diperlukan. Kondisi ini dapat menyebabkan kondisi medis berat, seperti serangan jantung, emboli paru, dan stroke.

Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya pembekuan darah yang abnormal dianjurkan untuk rajin bergerak dan berolahraga, tidak merokok, dan menerapkan pola hidup sehat.

Jika terdapat keluhan berupa mudah memar, perdarahan sulit berhenti ketika terjadi luka, sering mimisan, atau terdapat lebam pada persendian, kemungkinan proses pembekuan darah terganggu. Anda dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter agar dapat segera dilakukan penanganan.

Trombokinase (bahasa Inggris: thrombokinase, tissue factor, platelet tissue factor, factor III, CD142, TF, TFA, F3) adalah sebuah protein yang terdapat pada jaringan sub-endotelial, keping darah dan sel darah putih, dan penting untuk reaksi kimiawi yang mengubah zimogen berupa protrombin menjadi trombin. Trombokinase juga sering disebut sebagai tromboplastin.

Skema pembekuan darah adalah sebagai berikut: 1) Terjadi luka, 2) Darah keluar, 3) Keping darah (trombosit pecah), 4) Menghasilkan enzim trombokinase, 5) Bersama ion kalsium dan vitamin K mengubah protrombin menjadi trombin, 6) Memengaruhi fibrinogen membentuk benang-benang fibrin, 7) Membendung darah dan membeku, 8) Menutup luka.

Salah satu pertolongan pertama pada luka untuk membantu membekunya darah serta menghindari virus masuk, maka dari itu biasanya kita memakai obat seperti antibiotik contohnya Betadine serta obat sejenis lainnya.

Struktur protein TF terdiri dari 3 domain:[1]

  • 1. domain yang terletak di luar sel dan mengikat faktor VIIa. Ikatan yang terjadi merupakan interaksi dari kedua molekul.
    • Faktor VIIa adalah sebuah protein yang terdiri dari beberapa domain. Salah satu domainnya, yaitu domain GLA yang mempunyai gugus karboksilat mengikat fosfolipid yang bermuatan negatif, saat terarah oleh promoter berupa kalsium. Ikatan antara FVIIa dan fosfolipid meningkatkan daya ikat antara FVIIa dengan TF.
  • 2. domain yang melintang membran hidrofobik.
  • 3. sebuah domain sitoplasmik dengan panjang 21 asam amino yang berada di dalam sel dan berfungsi sebagai transduksi sinyal TF.

Kompleks protein yang dibentuk dari molekul TF dengan FVIIa[2] berfungsi sebagai katalis yang memicu proses koagulasi dengan mengaktivasi FXI dan FX, yang kemudian membentuk Trombin.[3]

  1. ^ (Inggris) "F3 coagulation factor III". Entrez Gene. Diakses tanggal 2010-04-27. 
  2. ^ (Inggris) "Alternatively spliced human tissue factor: a circulating, soluble, thrombogenic protein". Division of Thrombosis Research, Department of Medicine, Mount Sinai School of Medicine; Bogdanov VY, Balasubramanian V, et al. Diakses tanggal 2010-04-27. 
  3. ^ (Inggris) "Alternatively spliced human tissue factor: a circulating, soluble, thrombogenic protein". Nature medicine. Diakses tanggal 2010-04-27. 

 

Artikel bertopik biokimia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Trombokinase&oldid=16236523"