Nama brand makanan sehat dari Merry Riana Group

Hanya setahun setelah dia bekerja, tepatnya di usia 23 tahun, Merry sudah berpenghasilan 220.000 dollar Singapura atau sekitar Rp 1,5 miliar dengan nilai tukar saat ini.

Setahun berikutnya, yaitu pada tahun 2004, dia mendirikan perusahaan Merry Riana Organization (MRO) dan menjadi Group Director-nya. Dua tahun berikutnya, di usia 26 tahun, penghasilan totalnya mencapai 1 juta dollar Singapura atau sekitar Rp 7 miliar.

Popularitas Merry melesat. Dia banyak diberitakan media massa di Singapura sebagai miliarder di usia muda.

Mengapa Singapura?

Meski lahir di Jakarta dari orangtua yang warga Indonesia, Merry mengawali karier sebagai konsultan keuangan, pengusaha, dan menjadi motivator di Singapura. Sejak lulus SMA, anak pertama dari tiga bersaudara ini ”mengungsi” ke Negeri Singa.

”Ya, sudah lama juga saya di Singapura. Meski rencana kembali ke Indonesia belum terlaksana, setidaknya pada tahun ini saya lebih sering datang ke Indonesia karena lebih banyak kegiatan yang dilaksanakan di sini,” kata nyonya Alva Tjenderasa ini.

Perjalanan hidup Merry di Singapura berawal ketika terjadi kerusuhan besar di Jakarta tahun 1998. Cita-cita untuk kuliah di Jurusan Teknik Elektro Universitas Trisakti buyar karena kejadian tersebut. Orangtua Merry kemudian memutuskan mengirimkan putrinya ke Singapura dengan alasan keselamatan.

”Waktu itu rasanya seperti ada dalam film perang. Saya diminta pergi agar saya selamat,” kata Merry merasakan kesedihan yang terjadi 13 tahun lalu.

Tanpa persiapan yang memadai untuk kuliah di luar negeri, Merry sempat gagal dalam tes bahasa Inggris di Nanyang Technological University. Tanpa persiapan bekal dana yang memadai pula, Merry meminjam dana dari Pemerintah Singapura. Tak hanya untuk biaya kuliah, tetapi juga untuk hidup sehari-hari. ”Utang saya totalnya 40.000 dollar Singapura,” kata Merry.

Dengan uang saku hanya 10 dollar per minggu, hidupnya harus superhemat. Untuk makan, misalnya, Merry lebih sering makan roti atau mi instan, atau bahkan berpuasa.

Ketika menyadari hidupnya tak berubah meski sudah memasuki tahun kedua kuliah, Merry mulai membangun mimpi. ”Saya membuat resolusi ketika ulang tahun ke-20. Saya harus punya kebebasan finansial sebelum usia 30. Dengan kata lain, harus jadi orang sukses. The lowest point in my life membuat saya ingin mewujudkan mimpi tersebut,” ujar Merry.

Meski sudah ada mimpi dan didukung semangat, Merry belum menentukan cara mewujudkannya. Pikirannya baru terbuka setelah magang di perusahaan produsen semikonduktor.

Dari pengalaman ini, Merry melakukan hitung-hitungan, seandainya dia menjadi karyawan perusahaan seusai kuliah. ”Dari perhitungan tersebut, ternyata saya baru bisa melunasi utang dalam waktu 10 tahun, tanpa tabungan. Kalau begitu caranya, mimpi saya tak akan terwujud,” kata Merry yang akhirnya memutuskan memilih jalan berwirausaha untuk mencapai mimpinya.

Karena tak punya latar belakang pendidikan dan pengalaman bisnis, Merry mengumpulkan informasi dengan mengikuti berbagai seminar dan melibatkan diri dalam organisasi kemahasiswaan yang berhubungan dengan dunia bisnis.

Merry juga mencoba praktik dengan terjun ke multi level marketing meski akhirnya rugi 200 dollar. Merry bahkan pernah kehilangan 10.000 dollar ketika memutar uangnya di bisnis saham. Mentalnya sempat jatuh meski dalam kondisi tersebut masih bisa menyelesaikan kuliah.

Tamat kuliah, barulah Merry mempersiapkan diri dengan matang. Belajar dari pengalaman para pengusaha sukses, dia memulai dari sektor penjualan di bidang jasa keuangan. Kerja kerasnya menjual berbagai produk keuangan, seperti tabungan, asuransi, dan kartu kredit, hingga 14 jam sehari mulai membuahkan hasil. Dalam waktu enam bulan setelah bekerja, Merry bisa melunasi utang pada Pemerintah Singapura. Tunai!

Kesuksesan lain pun datang. Karena kinerjanya, Merry bisa membentuk tim sendiri hingga akhirnya mendirikan MRO. Dengan penghasilan total 1 juta dollar Singapura di usia 26 tahun, ambisi Merry saat berusia 20 tahun terwujud.

Berbagi

Seiring usia yang kian dewasa, menghasilkan uang hingga jutaan dollar bukan menjadi satu-satunya tujuan hidup Merry. Pengagum Oprah Winfrey ini lebih menikmati hidup ketika orang lain memperoleh kesuksesan seperti dia.

Pengalaman meraih sukses dibagikan kepada orang lain dengan berbagai cara, seperti menjadi pembicara di seminar, perusahaan, sekolah, serta melalui media seperti jejaring sosial, media massa, dan menulis buku.

Bersama timnya di MRO, Merry memiliki program pemberdayaan perempuan dan anak-anak muda. Anggota timnya di lembaga ini bahkan tergolong muda, berusia 20-30 tahun. ”Saya ingin menampung orang muda yang punya ambisi dan semangat seperti saya,” katanya.

Keinginannya untuk berbagi ini tak hanya dilakukan di Singapura. Pada ulang tahunnya ke-30, Merry membuat resolusi baru, yaitu memberi dampak positif pada satu juta orang di Asia, terutama di tanah kelahirannya, Indonesia.

Ingin Seperti MacGyver

Merry, yang sukses di bidang jasa keuangan dan kian sibuk dengan kegiatannya menjadi motivator, pernah punya cita-cita lain. Sewaktu kecil, anak sulung dari Suanto Sosrosaputro (62) dan Lynda Sanian (62) ini pernah punya keinginan untuk menjadi seperti sang ayah yang seorang insinyur elektro.

”Waktu kecil, kalau ditanya mau jadi apa, saya selalu jawab ingin seperti papa. Saya senang melihat papa mengutak-atik peralatan elektronik, seperti MacGyver,” kata Merry.

Cita-cita ini bahkan melekat hingga lulus SMA. Merry kuliah S-1 di Jurusan Teknik Elektro Nanyang Technological University Singapura (1998-2002) setelah sebelumnya bercita-cita kuliah dengan jurusan yang sama di Universitas Trisakti.

Namun, perjalanan hidup Merry berubah. Meski bisa meraih gelar insinyur dalam waktu empat tahun, ilmu elektro yang dikuasainya tak terpakai dalam kariernya.

”Paling-paling dipakai di rumah. Kalau TV atau kulkas rusak, saya masih bisa memperbaiki, he-he-he. Tetapi, bukan berarti kuliah saya tak berguna. Semua proses yang saya jalani selama kuliah, telah membawa saya menjadi seperti sekarang ini,” kata ibu dari Alvernia Mary Liu ini.

Dalam perjalanan hidupnya, ada beberapa penghargaan yang telah ia raih, yakni menjadi salah satu pengusaha terbaik di Singapura dari Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura (2008), terpilih sebagai salah satu wanita paling sukses dan inspiratif dari Menteri Kepemudaan dan Olahraga Singapura (2010), Wanita paling inspiratif pada salah satu majalah bulanan Inspirational Woman Magazine (2011), menjadi salah satu eksekutif paling profesional dari penampilan dan keahlian berkomunikasi dari surat kabar My Paper, Singapura (2010), serta menjadi Duta LG Asia, Watson, dan Canon (2010-2011)

Merry Riana punya bisnis apa?

Merry lalu mulai sukses sebagai Konsultan Keuangan yang menjual produk keuangan seperti asuransi dan perbankan, kartu kredit, deposito, dan tabungan. Pada salah satu perusahaan asuransi, Merry Riana mendapat penghargaan Top New Advisor Award yang didambakan banyak orang yang menekuni profesi tersebut.

Apa saja venture Merry Riana Group?

Merry Riana Venture adalah Venture Builder yang mendukung para Entrepreneur muda menjadi Business Partner Miss Merry Riana dan telah mencetak banyak perusahaan baru seperti Dream Planner, Kopi M, dan M by Merry Riana.

Apa visi Merry Riana?

Sesuai dengan visi Miss Merry Riana, yaitu untuk menciptakan dampak positif di dalam kehidupan jutaan orang di Indonesia, kini M by Merry Riana hadir untuk memberikan warna baru dan dampak positif dalam kehidupan melalui fashion.

Apa tagline dari Merry Riana?

1. "Ambil waktu untuk merencanakan, tetapi jika tiba waktunya untuk bertindak berhenti berpikir dan maju terus". 2. "Dari hati jadi aksi, dari hati turun ke kaki. Cita-cita jangan hanya disimpan di dalam pikiran, tapi harus diwujudkan dan diperjuangkan".