Nabi ismail adalah putra nabi ibrahim dari seorang ibu yang bernama

Selama kehidupannya, Nabi Ibrahim as tidak hanya memiliki istri Hajar dan Sarah.

Kamis , 05 Aug 2021, 06:00 WIB

Pixabay

Quraish Shihab Ungkap Istri Lain Nabi Ibrahim

Rep: Ali Yusuf Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama kehidupannya, Nabi Ibrahim as tidak hanya memiliki istri Hajar dan Sarah. Dari Sarah lahirlah Ishaq. Dari Hajar lahirlah Ismail. Keduanya merupakan wakil Allah SWT [nabi] sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.

Baca Juga

Prof Quraish Shihab mengatakan Nabi Ibrahim tidak hanya memiliki dua anak, yaitu Ismail dan Ishaq. Dalam Perjanjian Lama: Kejadian 25 disebutkan setelah wafatnya Sarah, 

Nabi Ibrahim menikah lagi dengan seorang wanita bernama Ketura. "Dari istri ini lahir Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak, dan Suah," tulis Prof Quraish Shihab dalam tafsirnya Al-Misbah.

Dalam surah Al-Baqarah ayat 132 Ibrahim telah mewasiatkannya kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. [Ibrahim berkata], "...Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagi kamu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri kepada-Nya."

Menurut Prof Quraish Shihab, wasiat adalah pesan yang disampaikan kepada pihak lain secara tulus, menyangkut suatu kebaikan. Biasanya wasiat disampaikan pada saat-saat menjelang kematian karena ketika itu, kepentingan duniawi sudah tidak menjadi perhatian si pemberi wasiat.

Maksud perkataan Nabi Ibrahim, menurut Prof Quraish adalah agama ini adalah tuntunan Allah, bukan ciptaan Nabi Ibrahim. Memang banyak agama yang dikenal oleh manusia, tetapi yang ini, yakni yang intinya adalah penyerahan diri secara mutlak kepada-Nya, itulah yang direstui dan dipilih oleh-Nya. 

"Karena itu maka janganlah kamu mati kecuali kamu dalam keadaan berserah diri kepada-Nya yakni memeluk agama Islam," katanya.

Pesan ini kata Prof Quraish Shihab berarti jangan kamu meninggalkan agama itu walau sesaat pun. Sehingga dengan demikian, kapan pun saatnya kematian datang kepada kamu, kamu semua tetap menganutnya. "Kematian tidak dapat diduga datangnya," katanya.

Jika kamu melepaskan ajaran ini dalam salah satu detik hidupmu, maka jangan sampai pada detik itu kematian datang merenggut nyawamu sehingga kamu mati tidak dalam keadaan berserah diri. Karena itu, jangan sampai ada saat dalam hidup kamu, yang tidak disertai oleh ajaran ini. 

"Demikianlah lebih kurang maksud wasiat Nabi Ibrahim," katanya.

  • nabi ibrahim istri nabi ibrahim
  • siti hajar
  • sarah
  • nabi ismail
  • nabi ishaq

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

GALAMEDIA - Setelah waktu berjalan sekian lama, Allah SWT memanggil Siti Hajar Kembali ke pangkuan-Nya. Tidak dapat di gambarkan, betapa dukanya Nabi Ibrahim a.s dan Ismail. Wafatnya Hajar membuat Nabi Ibrahim AS bersedih. Demikian pula terhadap ismail, berhari-hari Ismail merenungi kepergian ibunda tercinta.

Kemudian, hajar dikebumikan di sebelah kabah yang dikenal dengan hijir Ismail. Tempatnya masih dikenal hingga kini, berupa sebuah tembok batu melingkar. Letaknya kira-kira di bawah pancuran ka’bah.

Sementara itu, Nabi Ibrahim AS menjadi lebih sering menetap di Syam. Beliau tinggal Bersama istrinya, Sarah, dan telah memiliki putra bernama Ishaq.

Baca Juga: Gagal Bikin Pertamina Mentereng, Ahok Disarankan Pulang ke Belitung

Nabi Ibrahim AS sering pergi pulang dari syam ke mekah selain untuk mengerjakan ibadah haji setahun sekali, beliau ke mekkah untuk menengok Ismail. Karena Nabi Ibrahim a.s. sangat sedih melihat keadaan ismail yang kehilangan ibunya, Ismail dianjurkan untuk segera menikah. Setelah mencari gadis yang cocok dengan pilihan hatinya, Ismail menjatuhkan pilihan kepada gadis bernama jawa, anak perempuan dari Sa’ad Al-Umlaqi.

>

Rupanya pilihan Ismail kurang tepat menurut arahan agama islam. Istrinya mempunyai sifat angkuh dan tidak menghargai tamu, terutama kepada orang-orang yang datang dengan pakaian sederhana. Berbeda sekali sikap dan sifatnya itu dengan sikap dan sifat suaminya, setelah berpisah dengan istrinya yang pertama, Ismail berusaha mencari penggantinya.

Setelah cukup lama mencari calon istri, pilihan Ismail jatuh pada seseorang wanita bernama Ral’ah, putri dari Maddad anak Umar Al-jurhumi. Ismail hidup Bahagia dengan istri keduanya tersebut.

Baca Juga: Usai Penangkapan 2 Tersangka, Polisi Kembali Ciduk Pelaku Penyalahgunaan Narkoba

Nabi Ibrahim a.s. mendengar Ismail telah menikah lagi dengan gadis dari suku jurhum. Setelah berpesan kepada Ishaq, Nabi Ibrahim AS berangkat ke Mekah.

Mengenal Anak-Istri Nabi Ibrahim As

Dalam beberapa kesempatan, kita sering mendengar kisah antara Nabi Ibrahim Saw dan anak-istrinya, termasuk Nabi Ismail As dan Nabi Ishaq As, juga beserta ibu keduanya, yakni Hajar dan Sarah.

Hal ini membuat beberapa orang hanya mengetahui, bahkan meyakini bahwa Nabi Ibrahim As hanya memiliki dua orang istri dan dua orang anak saja. Padahal di balik itu, Nabi Ibrahim juga memiliki beberapa istri dan mendapatkan keturunan dari istri-istri tersebut.

Dalam kitab al-Bidayah wan Nihayah karangan Ibnu Katsir [w. 774 H] misalnya, beliau mengutip karya Abul Qasim as-Suhaili yang berjudul at-Ta’rif wal A’lam, menyebutkan beberapa anak dan istri Nabi Ibrahim As dalam pembahasan khusus tentang anak-anak Nabi Ibrahim al-Khalil [Dzikru Auladi Ibrahim al-Khalil].

Dalam kutipan yang disebutkan Ibnu Katsir tersebut, ternyata Nabi Ibrahim As tidak hanya memiliki dua orang istri saja. Nabi Ibrahim ternyata memiliki empat orang istri.

Istri pertama adalah Hajar al-Qibthiyah al-Misriyah yang selama ini kita kenal sebagai ibu dari Ismail As, yang pernah ditinggal Ibrahim di padang pasir tandus bersama bayi Ismail.

Sedangkan istri yang kedua adalah Sarah binti Paman Nabi Ibrahim As. Ia merupakan ibu dari Ishaq As, cikal bakal dari bangsa Yahudi.

Setelah menikah dengan Sarah, Nabi Ibrahim As kembali menikah dengan istri ketiganya yang bernama Qantura binti Yaqtan al-Kan’aniyah. Dari istrinya yang ketiga ini, Ibrahim mendapatkan enam orang anak, yaitu: Madyan, Zamran, Siraj, Yaqsyan, Nasq, dan yang keenam belum diketahui namanya.

Adapun istrinya yang keempat adalah Hajun binti Amin, yang dalam kitab al-Kamil karya Ibnul Atsir disebutkan Hajun binti Ahir. Dari Hajun, Nabi Ibrahim mendapatkan lima orang keturunan: Kaisan, Sauraj, Umaim, Luthan dan Nafis.

Empat orang itulah yang menjadi istri Nabi Ibrahim As dengan seluruh keturunannya yang berjumlah tiga belas. Sebagai pengetahuan dan wawasan, tentu kita perlu mengetahui hal ini.

Wallahu A’lam.

Merdeka.com - Kisah Nabi Ishaq pada awalnya bermula setelah Allah SWT mengkaruniakan Ismail kepada Nabi Ibrahim A.S. Lalu, Nabi Ibrahim selalu berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniakan anak dari istirnya yang bernama Sarah, yaitu istri yang selalu setia bersamanya dalam menegakkan kalimatullah.

Maka dari itu, Allah mengabulkan doanya dan mengutus beberapa malaikat dalam bentuk manusia untuk menyampaikan kabar gembira kepadanya bahwa akan lahir seorang seorang anak dari istrinya yang bernama Sarah. Namun, mereka juga memberitahukan tujuan mereka lainnya, yaitu pergi mendatangi kaum Luth untuk menimpakan azab kepada mereka.

Dilansir dari Kisahmuslim.com, pada saat ketika para malaikat tersebut datang kepada Nabi Ibrahim, maka ia menyambut mereka dengan sebaik-baiknya dan mempersilakan mereka untuk duduk di ruang tamu dan segeralah ia menyiapkan jamuan makan untuk mereka.

Nabi Ibrahim A.S merupakan seseorang yang selalu memuliakan tamu dan juga orang yang dermawan. Lalu, tidak lama kemudian, Nabi Ibrahim datang membawa anak sapi yang gemuk yang telah dipanggang serta menghidangkannya kepada mereka, tetapi mereka tidak makan dan juga tidak minum jamuan yang telah dia hidangkan tersebut.

Dengan kondisi seperti itu, Nabi Ibrahim merasa takut kepada mereka. Lalu, malaikat-malaikat tersebut menenangkannya dan segeralah mereka memberitahu kepada Nabi Ibrahim tentang diri mereka serta memberitahukan maksud dan tujuan mereka untuk menyampaikan kabar gembira kepadaya dengan akan adanya kelahiran seoarang anak yang alim [berilmu].

Lalu, ketika hal tersebut disampaikan, Sarah mendengar pembicaraan mereka. Lalu ia datang dan menghampiri dalam keadaan heran terhadap kabar gembira yang mereka sampaikan. Dia berpikir bahwa bagaimana dirinya bisa melahirkan sedangkan dia merupakan seorang wanita yang sudah tua dan mandul [ketika itu usianya 90 tahun], sedangkan suaminya juga sudah lanjut usia.

Lalu, mendengar pembicaraan tersebut, para malaikat berkata “Demikianlah Tuhanmu memfirmankan. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” [QS. Adz Dzaariyat: 30]. Mendengar berita tersebut, Nabi Ibrahim pun menjadi tenang dan berbahagia karena apa yang dinanti-nantikannya ternyata akan segera tiba.

2 dari 3 halaman

Selang beberapa waktu, berita yang disampaikan oleh para malaikat menjadi kenyataan bagi Nabi Ibrahim. Istrinya, Sarah melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Ishaq oleh Nabi Ibrahim. Pada saat itu, Nabi Ibrahim telah berumur 100 tahun, lalu Ishaq lahir 14 tahun setelah kelahiran Ismail.

Alquranu Karim tidak menyebutkan secara panjang lebar tentang kisah Nabi Ishaq dan demikian pula tentang kaum yang kepada mereka diutus oleh Nabi Ishaq. Akan tetapi, Allah memuji Nabi Ishaq di beberapa tempat dalam Al-Quran di antaranya:

“Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan [menganugerahkan kepada mereka] akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan [manusia] kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.” [QS. Shaad: 45-47].

Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga memuji Nabi Ishaq dalam sabdanya:

“Yang mulia putra yang mulia, putra yang mulia dan putra yang mulia adalah Yusuf putra Ya’qub, putra Ishaq, putra Ibrahim.” [HR. Al Bukhari dan Muslim].

3 dari 3 halaman

Pada saat usia 40 tahun, Nabi Ishaq memutuskan untuk menikah dan membangun keluarganya sendiri. Dilansir dari Muslimdaily.com, diceritakan bahwa Nabi Ishaq menikah dengan seorang wanita bernama Rafqah binti Batuil. Namun, ternyata ujian yang pernah menimpa ayah dan ibunya. Dialami juga oleh Nabi Ishaq. Diceritakan bahwa Istrinya, Rafqah juga merupakan wanita yang mandul.

Nabi Ishaq pun terus saja berdoa kepada Allah. Ia lahir berkat keajaiban dari-Nya. Maka bukan hal mustahil bagi Allah untuk memberi kembali keajaiban tersebut. Nabi Ishaq dan istrinya terus berdoa dengan harapan dan tawakal yang kuat.

Setelah beberapa penantian panjang, keaiaiban tersebut datang, Rafqah hamil dan ternyata Allah memberikan anak kembar. Anak tersebut diberi nama Iish atau Esau dan Yaqub. Betapa bahagianya Nabi Ishaq di usia yang telah senja dia mendapat karunia putra kembar oleh Allah SWT.

Lalu , salah satu putranya pula, kelak akan menjadi seorang rasul. Dia adalah Nabi Yaqub dan kelak menjadi bapak dari Nabi Yusuf, Bunyamin, dan saudara-saudaranya. Dari anak-anak Yaqub bin Ishaq inilah, cikal bakal terbentuknya Bani Israil atau keluarga Israil.

Disebut Israll karena Nabi Yaqub seringkali melakukan perjalanan di malam hari. Lalu, saudara kembarnya Iish disebut orang-orang Arab dengan istilah Iish atau Iishuu yang merupakan nenek moyang dari bangsa romawi.

Video yang berhubungan