Musik angklung adalah musik Jawa Barat yang bisa dimainkan pada upacara adat

ABSTRAK Zakiyah Munawiroh, 2017. Fungsi Angklung Gubrag pada Upacara Adat Seren Taun di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Bogor. Skripsi. Jurusan Pendidikan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengumpulkan dan mendapatkan gambaran mengenai fungsi dari alat musik angklung gubrag pada saat perayaan upacara adat seren taun di Kampung Budaya Sindangbarang, Bogor. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kampung Budaya Sindangbarang dari bulan Juli sampai bulan Desember 2016 dengan subyek penelitiannya adalah alat musik tradisional angklung gubrag. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian/pemaparan data dan penarikan kesimpulan, selanjutnya melakukan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi dengan sumber data. Hasil penelitian bahwa fungsi utama dari angklung gubrag ini adalah sebagai sarana ritual yaitu ketika ritual ngembang, ngala cikulu, sedekah kue dan puncak acara seren taun. Selain itu angklung gubrag juga berfungsi sebagai iringan dan juga sebagai sarana hiburan. Kata Kunci : Fungsi, Angklung Gubrag, Upacara Adat Seren Taun.

Bibliografi : lembar 68-69

Jakarta, CNN Indonesia --

Angklung dikenal sebagai alat musik tradisional yang berkembang di daratan Sunda atau wilayah Jawa Barat. Cara memainkan angklung pun berbeda dengan alat musik pada umumnya. Angklung dimainkan dengan cara digoyang atau digetarkan.

Sejarah angklung pun dimulai dari tanah Sunda. Dalam tradisi Sunda masa lampau, instrumen angklung digunakan dalam berbagai acara, khususnya perayaan bercocok tanam.

Di masa itu, Angklung dimainkan sebagai bentuk pemanggilan kepada Dewi Sri, sosok yang digambarkan sebagai Dewi Kesuburan, yang memberikan berkah pada tanaman padi agar subur makmur dan menyejahterakan masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dilansir dari Sejarahlengkap.com, Kata angklung berasal dari bahasa Sunda "angkleung-angkleung", yang artinya gerakan pemain dengan mengikuti irama. Sementara kata "klung" adalah suara nada yang dihasilkan instrument musik tersebut.

Setiap nada dihasilkan dari bentuk tabung bambu yang berbeda ukuran. Sehingga jika digoyangkan akan menghasilkan melodi indah yang enak didengar. Maka dari itu, untuk menciptakan sebuah melodi, angklung dimainkan secara kolektif.

Angklung biasanya dibuat dengan jenis bambu hitam (Awi wulung) atau bambu ater (Awi temen), yang mempunyai ciri khas berwarna kuning keputihan saat mengering. Angklung dirangkai dengan mengumpulkan 2 hingga 4 tabung bambu beda ukuran dan dirangkai menjadi satu dengan cara diikat dengan rotan.

Cara Memainkan Angklung

Cara memainkan angklung tergolong sederhana, pemain angklung cukup memegang kerangka angklung (bagian atas) dan menggoyang bagian bawahnya untuk menghasilkan suara. Ada tiga teknik dasar memainkan angklung:

1. Kerulung (Getar)

Teknik ini paling umum dan mendasar, dimana kedua tangan memegang dasar tabung bambu dan menggetarkan ke kiri-kanan berkali-kali selama memainkan nada.

2. Centok (Sentak)

Pada teknik ini, tabung ditarik dengan cepat oleh jari ke telapak tangan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja seperti suara yang menghentak.

3 Tengkep

Pada teknik ini, pemain angklung menggetarkan salah satu tabung, sementara tabung pada bagian lain ditahan sehingga tidak ikut bergetar dan hanya menghasilkan satu suara saja.

Untuk memainkan sebuah lagu menggunakan angklung, biasanya dibutuhkan banyak peserta dan seorang konduktor yang akan memandu pembagian nada. Setiap pemain, akan dibagikan satu hingga empat angklung dengan nada berbeda-beda.

Kemudian, konduktor akan menyiapkan partitur lagu untuk dimainkan, dan masing-masing pemusik harus memainkan angklung sesuai nada dan ketukan irama yang diminta konduktor. Tidak hanya menghasilkan nada yang berbeda, angklung juga mempunyai jenis yang berbeda.

Musik angklung adalah musik Jawa Barat yang bisa dimainkan pada upacara adat
Angklung merupakan sebuah warisan budaya Indonesia. Sejarah angklung di mulai dari tanah Sunda dan kini sudah mendunia. (Foto: Dok. Akun Twitter @indoworldexpo)

Jenis-jenis Angklung

Dalam perjalan sejarah alat musik angklung, banyak daerah di Indonesia menghasilkan jenis angklung baru. Berikut jenis-jenis angklung:

1. Angklung Kanekes

Angklung Kanekes berasal dari Baduy dan ditampilkan hanya saat upacara menanam padi. Pembuatan angklung pun hanya dilakukan oleh orang suku Baduy Dalam.

2. Anklung Reog

Jenis angklung ini digunakan untuk mengiringi tarian Reog Ponorogo di Jawa Timur. Angklung ini memiliki ciri khas bentuk dan suara yang berbeda dengan angklung umum. Suara pada jenis angklung reog lebih keras dan hanya memiliki dua nada. Angklung Reog juga biasanya digunakan sebagai hiasan. Angklung ini juga dikenal dengan sebutan klong kluk.

3. Angklung Dogdog Lojor

Dogdog Lojor adalah sebuah tradisi penghormatan kepada tanaman padi. Angklung jenis ini digunakan hanya pada saat ritual tradisi berjalan. Tradisi ini masih dilakukan masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat Banten Kidul. Masyarakat adat Banten Kidul setiap tahunnya menyelenggarakan tradisi Dogdog Lojor.

Pemain angklung dalam tradisi Dogdog Lojor hanya berjumlah enam orang, di mana dua orang memainkan angklung Dogdog Lojor, dan empat lainnya memainkan angklung besar.

4. Angklung Badeng

Berasal dari Garut, angklung Badeng awalnya digunakan sebagai alat musik pengiring dalam ritual penanaman padi. Seiring dengan masuknya penyebaran Islam pada masa lampau, terjadi pergeseran fungsi, angklung Badeng digunakan sebagai alat pengiring dakwah.

Dibutuhkan 9 angklung untuk melengkapi proses pengiringan dakwah. Kesembilan angklung tersebut terdiri dari dua angklung roel, satu angklung kecer, empat angklung indung, dua angklung anak, dua dogdog, dan dua gembyung.

5. Angklung Padaeng

Jenis angklung ini diperkenalkan pertama kali oleh Daeng Soetigna tahun 1938. Daeng Soetigna melakukan modifikasi pada struktur batang, sehingga mampu menghasilkan nada diatonik. Dengan demikian, angklung ini dapat dimainkan bersama alat musik populer dan modern.

Nawacita Daeng Soetigna kemudian diteruskan oleh Handiman Diratmasasmita, yang ingin angklung dari segi penggunaan sejajar dengan alat musik internasional.

Handiman melanjutkan pembuatan angklung diatonik namun dengan pengembangan yang lebih baik. Selain Handiman Diratmasasmita, sosok lain yang giat mengenalkan angklung ke masyarakat adalah Udjo Ngalegena.

Musik angklung adalah musik Jawa Barat yang bisa dimainkan pada upacara adat
Saung Angklung Udjo di Bandung Jawa Barat merupakan salah satu tempat mengenal eksistensi, keindahan, dan sejarah angklung. (Foto: Anadolu Agency/Mahendra Moonstar)

Saung Angklung Udjo adalah bentuk kecintaan beliau atas alat musik angklung. Udjo berhasil membuat angklung menjadi pertunjukan seni musik yang menarik dan harmonis, dengan memainkan ragam lagu daerah, nasional, dan mancanegara. Saungnya di Bandung Jawa Barat pun kini ramai dikunjungi turis dalam dan luar negeri.

Selain itu, kesenian angklung kini juga telah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan kebudayaan dunia. UNESCO menetapkan Angklung sebagai warisan dunia pada 10 November 2010, angklung tercatat sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia. Selain angklung, warisan budaya takbenda lainnya yang masuk representative list UNESCO adalah wayang, batik, dan keris.

Itu lah sejarah angklung, cara memainkan, dan jenis-jenisnya. Sebagai warga negara baiknya kita mengenal entitas budaya dan juga melestarikannya.

(imb/fjr)

[Gambas:Video CNN]

Berbicara tentang budaya Indonesia memang tidak ada habisnya. Negara kita memiliki banyak budaya termasuk alat musik daerah. Angklung merupakan musik daerah yang populer sejak dahulu. Kesenian tersebut membuat budaya daerah menjadi semakin kaya.

Bukan hanya menjadi kekayaan daerah, namun alat masuk ini juga sudah mendunia. Mengutip dari indonesia.go.id, angklung diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia dalam Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.

Prestasi lain yang dimiliki oleh alat musik ini yaitu pada 2011 tercatat dalam Guiness Book of World. Penghargaan ini diberikan karena adanya permainan angklung bersama di Washington, Amerika Serikat.

Alat musik ini membawa lagu We Are The World milik penyanyi legendaris Michael Jackson. Kegiatan ini dipimpin oleh Daeng Udjo pendiri Saung Angklung Udjo.

Sejarah Angklung

Angklung berasal dari daerah Jawa Barat yang memiliki sejarah panjang. Mengutip dari jurnal Patanjala 4(2) Tahun 2012, alat musik ini terbuat dari bambu dan sudah ada sejak zaman dahulu. Beberapa catatan dari orang Eropa yang datang ke tanah Sunda di abad ke-19 menyebutkan bahwa alat musik ini sering dimainkan oleh masyarakat setempat.

Dalam jurnal tersebut juga disebutkan bahwa alat musik ini sudah dimainkan oleh masyarakat di Indonesia sebelum era Hindu. Di Jawa Barat sudah dimainkan sejak abad ke-7. Masyarakat Suku Baduy masih memainkan alat musik ini untuk beberapa upacara adat.

Advertising

Advertising

Baca Juga

Bagi masyarakat Sunda, alat musik dari bambu ini sangat berhubungan dengan mitos Nyai Sri Pohaci atau Dewi Sri yang merupakan simbol dewi padi. Dahulu musik tradisional ini digunakan dalam ritual kepada Dewi Sri. Lagu-lagu yang dinyanyikan dalam ritual adat tersebut biasanya diiringi dengan tabuhan batang bambu.

Hingga saat ini angklung sudah banyak digunakan untuk pementasan kesenian daerah. Eksistensinya juga terus dilestarikan oleh banyak pihak. Seperti hanya yang dilakukan oleh Mang Udjo yang mendirikan Saung Angklung Udjo sebagai tempat pelestarian angklung.

Jenis-jenis Angklung

Alat musik dari bambu ternyata memiliki beberapa jenis. Setiap jenisnya mempunyai fungsi khusus. Mengutip dari disdik.purwakartakab.go.id, berikut penjelasannya.

1. Angklung Dogdog Lojor

Alat musik ini ada di masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan atau Banteng Kidul di Gunung Halimun. Istilah Dogdog Lonjor diambil dari nama instrumen tradisional. Fungsi angklung ini yaitu sebagai pengiring ritual cocok tanam.

Dalam perkembangannya alat musik ini digunakan untuk mengiringi perkawinan atau khitanan. Kesenian ini memiliki dua jenis instrumen Dogdog Lonjor dan empat instrumen angklung besar.

2. Angklung Kanekes

Jenis alat musik Kanekes ini biasanya dimainkan oleh masyarakat Baduy. Fungsi alat musik ini yaitu untuk mengiringi ritual bercocok tanam. Dalam tradisi Baduy, angklung hanya boleh dibuat oleh warga Baduy Jero yang menjadi keturunan pembuat alat musik bambu ini. Untuk masyarakat Baduy Luar mereka hanya perlu membeli di masyarakat Baduy Jero.

3. Angklung Gubrag

Alat musik ini ada di Kampung Cipinang, Kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung ini biasanya digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan tanam padi (pare), mengangkut padi (ngunjal pare), dan menempatkan padi ke lumbung.

4. Angklung Padaeng

Angklung ini dikenalkan pada tahun 1938 oleh Daeng Soetigna. Inovasi tersebut ada pada laras nada yang digunakan. Alat musik bambu ini ada dua jenis yaitu angklung melodi dan akompanimen.

Alat musik ini ternyata terus mengalami perkembangan. Diketahui saat ini ada jenis pengembangan lain seperti angklung sarinande, aruma, toel, dan sri murni.

Baca Juga

Mungkin banyak diantara kita yang ingin belajar bermain alat musik ini. Mengutip dari Jurnal Informatika 4(2), cara memainkan angkung yaitu dengan digoyangkan, sehingga menghasilkan bunyi. Alunan musik tersebut tercipta karena ada benturan bambu.

Selain itu dalam website disdik.purwakartakab.go.id, ada tiga teknik untuk bermain alat musik ini.

  1. Kurulung (getar): teknik bermain dengan satu tangan memegang rangka dan tangan lainnya menggoyangkan alat musik tersebut.
  2. Cetok (sentak): teknik bermain angklung ketika tabung besar ditarik cepat oleh jari ke telapak tangan kanan. Cara bermain ini hanya menghasilkan bunyi satu kali.
  3. Tengkep: teknik yang mirip dengan kurulung. Akan tetapi, salah satu tabungnya di tahan sehingga tidak bergetar.

Upaya Pelestarian Angklung

Sebagai warisan budaya, alat musik ini memang mendapatkan perhatian banyak pihak. Untuk mencegah hilangnya kearifan lokal, banyak upaya yang dilakukan. Mengutip dari Jurnal Tata Kelola Seni 7(1), berikut upaya pelestarian angklung.

  1. Pelestarian melalui rumah angklung oleh Pemerintah Daerah Jawa Barat.
  2. Mengkampanyekan cinta angklung dalam wujud pertunjukan rutin di berbagai daerah.
  3. Memasukan alat musik ini dalam kurikulum sekolah sebagai muatan lokal (khusus daerah Jawa Barat).
  4. Mendukung angklung dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
  5. Promosi dalam wujud House of Angklung di Amerika.

Baca Juga

Agar lebih mengenal musik tradisional khas Sunda, berikut ini beberapa gambar alat musik angklung.

Pengrajin angklung sedang membuat angklung (instagram.com/egp_picture)

Proses belajar alat musik angklung (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/wsj.)

TRADISI KASEPUHAN SUNDA BANTEN (ANTARA FOTO/Muhamamd Bagus Khoirunas/agr/aww.)

Peringatan hari angklung sedunia  (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)