Menyiram kain batik dengan larutan zat warna disebut

Menyiram kain batik dengan larutan zat warna disebut

Menyiram kain batik dengan larutan zat warna disebut
Lihat Foto

DOK. SHUTTERSTOCK/ASEP DWI KURNIAWAN

Ilustrasi pembuatan batik Yogyakarta.

KOMPAS.com - Membuat batik memerlukan ketelatenan dan kesabaran tinggi untuk menghasilkan karya yang bagus. Salah satu teknik pembuatan batik adalah batik tulis.

Batik tulis dibuat dengan menulis menggunakan alat bernama canting pada kain yang sudah digambar pola menggunakan tangan.

Canting yang berisi malam (lilin panas) digunakan untuk menebalkan gambar pola batik.

Dikutip dari buku Batik Karya Agung Warisan Budaya Dunia (2010) karya Anindito Prasetyo, batik tulis adalah batik yang dikerjakan dengan menggunakan canting. 

Canting adalah alat yang dibentuk bisa menampung malam (lilin batik) dengan memiliki ujung berupa saluran atau pipa kecil untuk keluarnya malam dalam membentuk gambar awal pada permukaan kain.

Baca juga: Jenis Motif Batik

Dalam pembuatan batik, khususnya batik tulis dibutuhkan keahlian khusus, telaten dan sabar.

Hal tersebut bertujuan agar batik yang dihasilkan memiliki bentuk motif atau desain yang luwes dan jelas.

Dalam buku Seni Kerajinan Batik (1996) karya Edi Kurniadi, ada beberapa langkah dalam membuat batik yang terbagi menjadi beberapa tahap. 

Berikut langkah membuat batik:

Tahap Persiapan

Tahap pertama ketika akan membatik adalah persiapan, tahapan ini masih dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:

Pemotongan kain yang akan digunakan disesuaikan dengan kebutuhan. Jenis kain yang dipakai adalah kain mori putih polos dengan permukaan yang halus.

  • Mencuci Kain atau Nggirah atau Ngetel

Kain baru yang akan digunakan dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan sisa-sisa bahan dari pabrik sehingga bagus untuk membatik.

Baca juga: Berbagai Teknik Batik

  • Menganji Mori Atau Ngloyor

Hal ini dilakukan untuk menghilangkan kanji dari mori dengan cara membasahi mori tersebut dengan larutan seperti minyak kacang, soda abu, tipol dan air secukupnya.

Proses memukul-mukul kain dengan alat berupa palu kayu besar, dengan tujuan melembutkan kain dan meningkatkan daya serap terhadap zat warna.

Bisa juga dengan menguleni mori lalu dijemur sampai kering lalu diuleni lagi dan dijemur kembali.

Proses ini diulang-ulang sampai tiga minggu lamanya lalu di cuci sampai bersih. Proses tersebut agar zat warna bisa meresap ke dalam serat kain dengan sempurna.

Menyiram kain batik dengan larutan zat warna disebut

Menyiram kain batik dengan larutan zat warna disebut
Lihat Foto

KOMPAS IMAGES / KRISTIANTO PURNOMO

Anggota komunitas Sanggar Batik Setapak berlatih membatik di Palbatu 2, Kelurahan Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (2/10/2012). Sanggar yang dikelola secara swadaya ini memiliki sekitar 20 anggota terdiri dari orang tua, remaja, dan anak-anak.

Tahap Pelekatan Atau Pemberian Lilin Batik

Proses pelekatan lilin cair panas sesuai pola pada kain yang sudah dibuat disebut dengan Nglengreng.

Pada tahap ini, perajin menggunakan canting dan membubuhkan lilin panas sesua pola dan juga memberi isen-isen.

Baca juga: Bertemu Jokowi, PM Jepang Pakai Masker Motif Batik Megamendung

Isen-isen atau isi adalah proses memberi variasi pada ornamen (motif) yang telah di lengreng.

Selesai isen-isen, dilakukan tahapan nembok yang berarti menutup (mem-blok) bagian dasar kain yang tidak perlu diberi warna.

S.K. Sewan Susanto (1980) dalam buku Seni Kerajinan batik Indonesia, Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik menjelaskan jika ada beberapa macam cara pewarnaan pada pembuatan kain batik, antara lain:

Medel adalah memberi warna biru tua pada kain setelah kain selesai dicanting. Proses medel ini dilakukan dengan cara mencelup kain.

Proses pencelupan ke warna dasar adalah agar warna dasar berikutnya tidak berubah atau tidak warna lainya tidak saling tumpang.

Baca juga: Tiger Patchwork, Koleksi Vans yang Mirip Batik

Menggadung adalah menyiram kain batik dengan larutan zat warna. Caranya adalah kain dibentangkan pada papan atau meja kemudian disiram dengan zat warna. 

Dengan cara tersebut akan menghemat zat warna tetapi hasilnya kurang merata.

Pewarnaan dengan cara coletan atau dulitan adalah memberi warna pada kain batik dengan zat warna yang dikanvaskan atau dilukiskan. 

Dimana daerah yang diwarnai dibatasi oleh garis-garis lilin, sehingga warna tidak meluas kedaerah yang lainya.

Menyoga adalah memberi warna pada kain batik. Menyoga kain batik ini adalah tahap akhir pemberian warna.

Menyiram kain batik dengan larutan zat warna disebut

Menyiram kain batik dengan larutan zat warna disebut
Lihat Foto

KOMPAS.COM/MENTARI CHAIRUNISA

Proses quisi atau cos yakni pengecekan batik untuk menghindari kesalahan produksi.

Tahap Penghilangan Lilin Atau Finishing

Penghilangan lilin atau malam batik dilakukan untuk mendapatkan corak atau gambar pada kain agar terbuka atau tidak tertutup malam, dengan cara sebagai berikut:

Baca juga: Harus Tahu, Serba-serbi Motif Batik Daerah di Indonesia

  • Menghilangkan sebagian lilin atau malam batik

Menghilangkan sebagian lilin pada kain ini dengan cara “dikerok”, yaitu menggaruk lilin pada kain dengan menggunakan pisau atau palet.

  • Menghilangkan keseluruhan lilin atau malam batik

Cara untuk menghilangkan malam keseluruhan adalah dengan proses perebusan kain atau disebut “nglorod”.

Pada proses ini sebaiknya perebusan air dalam keadaan mendidih dan ditambahkan kurang lebih 10 gram bubuk soda untuk 1 liter air.

Pencucian

Proses terakhir setelah lilin lepas dari kain adalah pencucian kain sampai benar-benar bersih dan kemudian dijemur.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Proses pewarnaan batik dengan teknik usap dapat menggunakan zat warna napthol atau zat warna indigosol. Kain yang sudah siap diwarna direntangkan pada spanram. Kain yang sudah dibatik diwarna dengan warna yang berbeda-beda sesuai dengan keinginan. Alat yang digunakan berupa spon yang sudah dicelupkan pada warna.

Menyiram kain batik dengan larutan zat warna disebut

Ingin belajar membatik? Klik Disini untuk melihat video tutorial membatik.

Langkah-langkah teknik usap menggunakan zat warna napthol sebagai berikut:

  1. Siapkan alat dan bahan. Alat yang biasanya digunakan adalah spon dan bahannya adalah zat warna napthol. 
  2. Basahi kain batikan dengan air TRO. Lalu rentangkan kain pada spanram. 
  3. Siapkan larutan I zat warna Napthol. Timbanglah zat warna sesuai dengan resep. Larutan I adalah 5 gram napthol, 1½ gram TRO, 3 gram kostik dicampur 1 liter air panas dan ½ liter air dingin. Takaran ini untuk 1 meter kain. Takaran bisa disesuaikan dengan kebutuhan. 
  4. Siapkan larutan II adalah untuk garam diazo atau pembangkit warna. Perbandingannya 10 gram garam diazo dicampur 1 liter air dingin. Siapkan lebih dari satu larutan untuk mendapatkan variasi warna dalam satu helai kain. Takaran bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
  5. Celupkan kain pada larutan I kemudian atuskan (keringkan). 
  6. Basahi spon dengan larutan II (garam diazo) lalu usapkan pada kain sesuai dengan warna yang diinginkan. Siapkan spon lebih dari satu untuk pengusapan berbagai warna. 
  7. Bilas kain yang sudah selesai pengusapan dengan air bersih lalu keringkan. 
  8. Jika menginginkan warna yang cerah gunakan zat warna Indigisol, remasol atau rapid dan kalo ingin warna yang agak gelap gunakan saja zat warna napthol. Pemakaian masing-masing zat warna memiliki cara yang berbeda...kapan-kapan dibahas ya...

Keunggulan dari teknik usap adalah warna yang dihasilkan dalam satu helai batik bisa bermacam-macam. Efek yang ditimbulkan tampak menarik dan unik. Penggunakan warna relatif lebih hemat. Kelemahannya berupa warnanya tidak beraturan dan tidak merata. Warna cenderung tidak terlalu melekat pada kain. Memerlukan waktu yang lumayan lama. Diperlukan kreativitas yang lebih untuk memadumadankan usapan warna agar menghasilkan warna yang menarik.

Ingin membeli alat-alat membatik? Klik Disini untuk mendapatkan alat-alat membatik.

Contoh Batik Pewarnaan Teknik Usap

Menyiram kain batik dengan larutan zat warna disebut

(Sumber gambar: http://www.lasembatikart.com)

Ingin membeli batik tulis eksklusif? Klik Disini untuk melihat katalog kain batik.

Terdapat teknik yang hampir sama dengan teknik usap yaitu teknik menggadung, yaitu menyiram kain batik dengan larutan zat warna. Kain diletakkan terbuka rata di atas papan atau meja kemudian disiram dengan larutan warna. Cara pewarnaan ini menghemat zat warna tapi hasil warnanya agak kurang rata, karena larutan warna ini diratakan dengan disapu-sapu. Pewarnaan batik secara menggadung ini dikerjakan oleh pembatik Pekalongan, untuk memberi warna pada kain batik sarung atau batik buketan.