Menggunakan pakaian dalam dari bahan katun merupakan cara menjaga kesehatan alat

Salah satu cara menjaga kesehatan organ reproduksi adalah dengan memakai celana berbahan katun (SEBUAH) menjaga kelembaban di sekitar organ reproduksi.

Hal ini dikarenakan kapas mudah menyerap keringat, yang jika terlalu lembab akan menimbulkan jamur dan kuman penyebab penyakit.

Dengan menggunakan celana katun, kelembapan organ reproduksi bisa terjaga.

Salah satu cara menjaga kesehatan organ reproduksi adalah dengan memakai celana bahan katun. . . .

A. menjaga kelembaban di sekitar organ reproduksi.

B. menghindari luka di sekitar organ reproduksi.

C. menghindari iritasi pada organ reproduksi.

D. menjaga fungsi organ reproduksi.

Penjelasan

Arti pertanyaan: apa tujuan memakai celana dalam katun?

Kata kunci: tujuan memakai pakaian dalam berbahan katun.

Sebab, kain katun merupakan bahan yang mudah menyerap keringat, dimana keringat dapat menimbulkan jamur dan bakteri pada kulit. Dengan memakai celana katun, kelembapan organ reproduksi bisa terjaga.

  • Pilihan B, C, D pasti SALAH.

Kata kuncinya adalah pada kain katun yang dapat menyerap keringat, sehingga tujuan dan fungsi utamanya adalah untuk menjaga kelembapan kulit. Tidak mencegah cedera, iritasi dan juga tidak bisa menjaga fungsi organ reproduksi.

Jawabannya

Salah satu cara menjaga kesehatan organ reproduksi adalah dengan memakai celana bahan katun

(SEBUAH) menjaga kelembapan organ reproduksi, karena celana berbahan katun mudah menyerap keringat.

Jawaban dikutip dalam buku pelajaran Kelas 6 di halaman 175.

Karena jawabannya sesuai dengan yang tertulis di buku, maka verifikasinya BENAR.

Selain menjaga kebersihan vagina dengan baik, cara menggunakan dan merawat celana dalam juga tidak boleh luput dari perhatianmu, ya. Dengan begitu, kesehatan vagina akan senantiasa terjaga dan kamu terhindar dari infeksi yang bisa menyerang vagina.

Vagina merupakan bagian dari organ reproduksi wanita yang harus dirawat dengan baik. Jangan salah, gangguan kesehatan vagina tidak hanya berpengaruh pada aktivitas seksual, tapi juga tingkat kesuburan seorang wanita.

Menggunakan pakaian dalam dari bahan katun merupakan cara menjaga kesehatan alat

Atas dasar itulah, kesehatan vagina perlu dijaga dengan benar. Nah, salah satu cara menjaga kesehatan organ intim adalah menggunakan dan merawat celana dalam dengan cara yang tepat.

Tips Menggunakan dan Merawat Celana Dalam Wanita

Ada beberapa langkah yang perlu kamu ketahui saat menggunakan dan merawat celana dalam untuk menjaga kesehatan vagina, yaitu:

1. Gunakan celana dalam yang tidak ketat

Apakah kamu masih memakai celana dalam yang ketat? Kalau iya, kamu perlu waspada, nih! Selain bisa membuat kamu merasa tidak nyaman, menggunakan celana dalam yang terlalu ketat dapat memudahkan jalan bagi bakteri di anus untuk masuk ke vagina, sehingga meningkatkan risiko kamu terkena infeksi vagina dan infeksi saluran kemih.

Untuk menghindari bahaya tersebut, pilihlah celana dalam dengan ukuran pas dan nyaman saat digunakan, ya.

2. Pilih celana dalam berbahan katun

Tidak sedikit kaum hawa yang memilih model celana berbahan sintesis, seperti nilon, poliester, atau spandeks, karena dapat memperlihatkan bentuk tubuh yang lebih indah. Perlu kamu ketahui, celana dalam bahan tersebut bisa berdampak buruk bagi kesehatan organ intim kamu, lho.

Selain ketat dan membuat tidak nyaman, bahan tersebut tidak dapat menyerap keringat serta membuat sirkulasi udara di bawah sana tidak lancar. Organ intim yang lembap dapat menjadi sarana bagi bakteri dan jamur untuk berkembang biak, sehingga meningkatkan risiko kamu mengalami infeksi vagina.

Sebagai gantinya, kamu bisa menggunakan celana dalam dengan bahan katun yang lebih nyaman, lembut, dan ringan. Bahan ini memberi ruang organ intim untuk “bernapas” dan mampu menyerap keringat dengan baik.

3. Rutin mengganti celana dalam

Malas mengganti celana dalam nyatanya bisa membuat kulit di area kewanitaan menjadi gatal dan mengalami iritasi. Bahkan, kebiasaan ini juga bisa meningkatkan risiko kamu mengalami keputihan dan infeksi jamur.

Oleh karena itu, setiap kali celana dalam sudah terasa lembap, kamu dianjurkan untuk menggantinya. Selain menghindarkanmu dari gatal dan iritasi di area kewanitaan, rutin mengganti celana dalam juga dapat mencegah munculnya bau tidak sedap pada area kewanitaan.

4. Cuci celana dalam dengan sabun hypoallergenic

Untuk mencuci celana dalam, sebaiknya gunakan deterjen hypoallergenic yang bebas bahan perwarna dan parfum. Mencuci celana dalam dengan deterjen biasa atau pemutih pakaian dikhawatirkan bisa membuat area vulva mengalami iritasi dan reaksi alergi, apalagi pada orang yang memang memiliki kulit sensitif.

Selain itu, disarankan untuk tidak mencampur cucian celana dalam dengan anggota keluarga yang sedang sakit, khususnya yang sedang mengalami infeksi bakteri.

5. Jangan lupa setrika celana dalam

Suhu panas saat menyetrika dapat membantu membunuh kuman dan bakteri yang mungkin saja masih menempel pada celana dalam. Oleh karena itu, jangan lewatkan untuk setrika celana dalam setelah kamu mencucinya, ya.

Memilih celana dalam bukan hanya tentang warna yang cantik dan model yang lucu. Kamu juga harus memilih ukuran dan bahan yang tepat, agar celana dalam nyaman digunakan dan kesehatan vagina senantiasa terjaga. Selain itu, pastikan kamu memilih sabun cuci yang aman dan menyetrika celana dalam sebelum digunakan, ya.

Sebaiknya singkirkan celana dalam lama dan ganti dengan yang baru setiap tahun. Selain bentuk dan warnanya yang mungkin sudah tidak seperti semula, celana dalam yang sudah terlalu lama dipakai juga bisa saja menjadi sarang kuman, lho.

Nah, seperti itulah cara menggunakan dan merawat celana dalam yang baik untuk kesehatan vaginamu. Jika kamu memiliki pertanyaan seputar kesehatan vagina, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya.

Sabtu, 7 September 2013 | 07:18 WIB
Oleh : Dina Manafe / MUT

Menggunakan pakaian dalam dari bahan katun merupakan cara menjaga kesehatan alat

Pakaian dalam berbahan katun

Jakarta - Saat membeli pakaian dalam, yang mendasari pilihan bisa jadi motif, model, merek, harga, dan kebiasaan. Hanya sedikit yang mempertimbangkan dari sisi bahan kainnya.

Padahal, tidak semua celana dalam yang ditawarkan dengan berbagai model itu aman untuk kesehatan. Tanpa disadari pilihan bahan kain yang salah ternyata membawa dampak pada kesehatan alat reproduksi.

Menurut dr. Dewi Inong, spesialis kulit dan kelamin dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), urusan celana dalam memang terlihat sepele, tetapi jika tidak selektif bisa membawa bencana. Sayangnya masih banyak orang lebih mempertimbangkan model daripada kesehatan.

Dokter Dewi menganjurkan untuk kesehatan alat reproduksi sebaiknya pilih celana dalam berbahan kain katun. Kain katun memiliki rongga yang memudahkan masuk keluarnya udara. Sehingga area intim tetap kering dan sejuk.

“Selalu saya anjurkan pakai katun, karena harga tidak sebanding dengan dampak kesehatan yang kita dapat. Seketat apapun celana dalam lebih aman dari bahan katun,” kata Dewi kepada Suara Pembaruan, di Jakarta.

Sedangkan bahan sintetis, menurutnya tak memiliki cukup banyak rongga. Sehingga udara terperangkap, kemudian menyebabkan kelembapan berlebihan dan panas.

Dengan pertukaran udara yang baik suhu normal pada daerah daerah kelamin tetap terjaga. Sebaliknya mengunakan celana dalam yang terbuat dari bahan sintetis membuat udara sulit bergerak dan mudah meningkatkan kelembapan serta kondisi kulit gatal serta infeksi jamur.

“Jamur paling senang tumbuh di daerah lembap yang berlebihan, dan jumlahnya akan terus bertambah banyak. Ini bisa menyebabkan lecet merah, gatal-gatal, seperti penggunaan diapers pada bayi kalau terlalu panas menyebabkan ruam,” kata dokter yang juga berpraktek di RS Permata Cibubur ini menambahkan.

Menggunakan bahan yang tidak menyerap keringat bukan hanya memberikan ruang untuk perkembangan jamur, tetapi panas yang berlebihan juga meningkatkan suhu pada testis. Ini bisa akan berdampak buruk pada kualitas sperma.

Testis yang terletak di bagian luar tubuh harus bersuhu 1-2 derajat celcius lebih rendah dari suhu tubuh untuk bisa memproduksi sperma yang baik. Menggunakan bahan yang tidak menyerap keringat dan panas dapat meningkatkan suhu testis. Ini bisa mengurangi kualitas sperma yang diproduksi.

Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini

Sumber: Suara Pembaruan