Mengapa manusia harus Dididik menurut filsafat PENDIDIKAN

Landasan Pendidikan, Manusia dan Pendidikan Tatang Sy. File 2010 26 sebagai insan sosial, dsb., maka dinamika itu tidak sepenuhnya selalu dapat dikuasainya. Terkadang muncul dorongan-dorongan negatif yang bertentangan dengan apa yang seharusnya, kadang muncul pengaruh negatif dari sesamanya yang tidak sesuai dengan kehendaknya, kadang muncul kesombongan yang tidak seharusnya diwujudkan, kadang individualitasnya terlalu dominan atas sosialitasnya, dsb. Sehubungan dengan itu, idealnya manusia harus secara sengaja dan secara prinsipal menguasai dirinya agar dinamikanya itu betul-betul sesuai dengan arah yang seharusnya. d. Eksistensi Manusia untuk Menjadi Manusia Seperti telah dikemukakan di atas, manusia memiliki dimensi dinamika, sebab itu eksistensi manusia bersifat dinamis. Bagi manusia bereksistensi berarti meng-ada-kan dirinya secara aktif. Bereksistensi berarti merencanakan, berbuat dan menjadi. Permasalahannya, manusia itu bereksistensi untuk menjadi siapa? Eksistensi manusia tiada lain adalah untuk menjadi manusia. Inilah tugas yang diembannya. Tegasnya ia harus menjadi manusia ideal manusia yang diharapkan, dicita-citakan, atau menjadi manusia yang seharusnya. Idealitas keharusan, cita-citaharapan ini bersumber dari Tuhan melalui ajaran agama yang diturunkanNya, bersumber dari sesama dan budayanya, bahkan dari diri manusia itu sendiri. Coba Anda rumuskan, gambaran manusia ideal menurut Tuhan atau agama yang Anda yakini; manusia ideal menurut masyarakatbangsa dan budayanya; dan manusia ideal menurut Anda sendiri Manusia ideal adalah manusia yang mampu mewujudkan berbagai potensinya secara optimal, sehingga beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan mampu berkarya; mampu memenuhi berbagai kebutuhannya secara wajar, mampu mengendalikan hawa nafsunya; berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya.

2. Keharusan Pendidikan: Manusia sebagai Makhluk yang Perlu Dididik dan Perlu Mendidik Diri

Sebagaimana telah dijelaskan dalam uraian terdahulu, eksistensi manusia terpaut dengan masa lalunya sekaligus mengarah ke masa depan untuk mencapai tujuan hidupnya. Dengan demikian, manusia berada dalam perjalanan hidup, dalam Landasan Pendidikan, Manusia dan Pendidikan Tatang Sy. File 2010 27 perkembangan dan pengembangan diri. Ia adalah manusia tetapi sekaligus belum selesai mewujudkan dirinya sebagai manusia. Ini adalah prinsip historisitas. Bersamaan dengan hal di atas, dalam eksistensinya manusia mengemban tugas untuk menjadi manusia ideal. Sosok manusia ideal merupakan gambaran manusia yang dicita-citakan atau yang seharusnya. Sebab itu, sosok manusia ideal tersebut belum terwujudkan melainkan harus diupayakan untuk diwujudkan. Ini adalah prinsip idealitas. Permasalahannya, bagaimana mungkin manusia dapat menjadi manusia? Untuk menjawab pertanyaan itu mari terlebih dahulu kita bandingkan sifat perkembangan khewan dan sifat perkembangan manusia. Perkembangan khewan bersifat terspesialisasitertutup. Contoh: kerbau lahir sebagai anak kerbau, selanjutnya ia hidup dan berkembang sesuai kodrat dan martabat ke-kerbau-annya mengkerbaumenjadi kerbau. Pernahkan Anda menemukan anak kerbau yang berkembang menjadi serigala? Mustahil bukan? Sebaliknya, perkembangan manusia bersifat terbuka. Manusia memang telah dibekali berbagai potensi untuk mampu menjadi manusia, misalnya: potensi untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, potensi untuk dapat berbuat baik, potensi cipta, rasa, karsa, dsb. Namun demikian setelah kelahirannya, bahwa potensi itu mungkin terwujudkan, kurang terwujudkan atau tidak terwujudkan. Manusia mungkin berkembang sesuai kodrat dan martabat kemanusiaannya menjadi manusia, sebaliknya mungkin pula ia berkembang ke arah yang kurang atau tidak sesuai dengan kodrat dan martabat kemanusiaannya kurangtidak menjadi manusia. Contoh: Dalam kehidupan sehari-hari, Anda pasti menemukan fenomena perilaku orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhannya, orang-orang yang berperilaku sesuai dengan nilai dan norma budaya masyarakatnya, dsb. Di samping itu Anda pun menyaksikan orang-orang yang berperilaku kurangtidak sesuai dengan perilaku manusia yang seharusnya, baik menurut nilai dan norma agama maupun budayanya. Perilaku koruptor bak tikus kantor bukan? Contoh lain dikemukakan Anne Rollet, ia melaporkan bahwa sampai tahun 1976 para etnolog telah mencatat 60 anak-anak buas yang hidup bersama dan dipelihara oleh binatang. Tidak diketahui bagaimana awal kejadiannya, yang jelas telah ditemukan bahwa diantara ke-60 anak tersebut ada yang dipelihara oleh serigala, kijang, kera, serigala, dsb. Anak-anak tersebut berperilaku tidak sebagaimana layaknya manusia, melainkan bertingkah laku sebagaimana binatang yang memeliharanya. Mereka tidak Landasan Pendidikan, Manusia dan Pendidikan Tatang Sy. File 2010 28 berpakaian, agresif untuk menyerang dan menggigit, tidak dapat tertawa, ada yang tidak dapat berjalan tegak, tidak berbahasa sebagaimana bahasanya manusia, dll. Intisari, No.160 Tahun ke XIII, November 1976:81-86. Demikianlah, perkembangan kehidupan manusia bersifat terbuka atau serba mungkin. Inilah prinsip posibilitasprinsip aktualitas. Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa berbagai kemampuan yang seharusnya dilakukan manusia tidak di bawa sejak kelahirannya, melainkan harus diperoleh setelah kelahirannya dalam perkembangan menuju kedewasaannya. Di satu pihak, berbagai kemampuan tersebut diperoleh manusia melalui upaya bantuan dari pihak lain . Mungkin dalam bentuk pengasuhan, pengajaran, latihan, bimbingan, dan berbagai bentuk kegiatan lainnya yang dapat dirangkumkan dalam istilah pendidikan. Di lain pihak, manusia yang bersangkutan juga harus belajar atau harus mendidik diri. Mengapa manusia harus mendidik diri? Sebab, dalam bereksistensi yang harus menga-ada- kanmenjadikan diri itu hakikatnya adalah manusia itu sendiri. Sebaik dan sekuat apa pun upaya yang diberikan pihak lain pendidik kepada seseorang peserta didik untuk membantunya menjadi manusia, tetapi apabila seseorang tersebut tidak mau mendidik diri, maka upaya bantuan tersebut tidak akan memberikan konstribusi bagi kemungkinan seseorang tadi untuk menjadi manusia. Lebih dari itu, jika sejak kelahirannya perkembangan dan pengembangan kehidupan manusia diserahkan kepada dirinya masing-masing tanpa dididik oleh orang lain dan tanpa upaya mendidik diri dari pihak manusia yang bersangkutan, kemungkinannya ia hanya akan hidup berdasarkan dorongan instingnya saja. Manusia belum selesai menjadi manusia, ia dibebani keharusan untuk menjadi manusia, tetapi ia tidak dengan sendirinya menjadi manusia, untuk menjadi manusia ia perlu dididik dan perlu mendidik diri. Manusia dapat menjadi manusia hanya melalui pendidikan, demikian kesimpulan Immanuel Kant dalam teori pendidikannya Henderson, 1959. Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil studi M.J. Langeveld yang memberikan identitas kepada manusia dengan sebutan Animal Educandum M.J. Langeveld, 1980. Berdasarkan uraian terdahulu dapat disimpulkan, bahwa manusia adalah makhluk yang perlu didik dan perlu mendidik diri. Terdapat tiga prinsip antropologis yang menjadi asumsi perlunya manusia mendapatkan pendidikan dan perlunya manusia mendidik diri, Landasan Pendidikan, Manusia dan Pendidikan Tatang Sy. File 2010 29 yaitu: 1 prinsip historisitas, 2 prinsip idealitas, dan 3 prinsip posibilitasaktualitas. 3. Kemungkinan Pendidikan: Manusia sebagai Makhluk yang Dapat Dididik Manusia perlu dididik dan perlu mendidik diri. Permasalahannya: apakah manusia akan dapat dididik ? Prinsip-prinsip Antropologis apakah yang melandasinya? Untuk menjawab permasalahan tersebut, Anda dapat mengacu kepada konsep hakikat manusia sebagaimana telah diuraikan terdahulu point 1. Berdasarkan itu dapat ditemukan lima prinsip antropologis yang melandasi kemungkinan manusia akan dapat dididik, yaitu : 1 prinsip potensialitas, 2. prinsip dinamika, 3 prinsip individualitas, 4 prinsip sosialitas, dan 5 prinsip moralitas. 1 Prinsip Potensialitas. Pendidikan bertujuan agar seseorang menjadi manusia ideal. Sosok manusia ideal tersebut antara lain adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, bermoralberakhlak mulia, cerdas, berperasaan, berkemauan, mampu berkarya, dst.. Di pihak lain, manusia memiliki berbagai potensi, yaitu: potensi untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, potensi untuk mampu berbuat baik, potensi cipta, rasa, karsa, dan potensi karya. Sebab itu, manusia akan dapat dididik karena ia memiliki potensi untuk menjadi manusia ideal. 2 Prinsip Dinamika. Ditinjau dari sudut pendidik, pendidikan diupayakan dalam rangka membantu manusia peserta didik agar menjadi manusia ideal. Di pihak lain, manusia itu sendiri peserta didik memiliki dinamika untuk menjadi manusia ideal. Manusia selalu aktif baik dalam aspek fisiologik maupun spiritualnya. Ia selalu menginginkan dan mengejar segala hal yang lebih dari apa yang telah ada atau yang telah dicapainya. Ia berupaya untuk mengaktualisasikan diri agar menjadi manusia ideal, baik dalam rangka interaksikomunikasinya secara horisontal maupun vertikal. Karena itu dinamika manusia mengimplikasikan bahwa ia akan dapat didik. 3 Prinsip Individualitas Praktik pendidikan merupakan upaya membantu manusia peserta didik yang antara lain diarahkan agar ia mampu menjadi dirinya sendiri. Dipihak lain, manusia peserta didik adalah individu yang memiliki ke-diri-sendirian subyektivitas, bebas dan Landasan Pendidikan, Manusia dan Pendidikan Tatang Sy. File 2010 30 aktif berupaya untuk menjadi dirinya sendiri. Sebab itu, individualitas mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik. 4 Prinsip Sosialitas Pendidikan berlangsung dalam pergaulan interaksikomunikasi antar sesama manusia pendidik dan peserta didik. Melalui pergaulan tersebut pengaruh pendidikan disampaikan pendidik dan diterima peserta dididik. Telah Anda pahami, hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, ia hidup bersama dengan sesamanya. Dalam kehidupan bersama dengan sesamanya ini akan terjadi huhungan pengaruh timbal balik di mana setiap individu akan menerima pengaruh dari individu yang lainnya. Sebab itu, sosialitas mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik. 5 Prinsip Moralitas Pendidikan bersifat normatif, artinya dilaksanakan berdasarkan sistem norma dan nilai tertentu. Di samping itu, pendidikan bertujuan agar manusia berakhlak mulia; agar manusia berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang bersumber dari agama, masyarakat dan budayanya. Di pihak lain, manusia berdimensi moralitas, manusia mampu membedakan yang baik dan yang jahat. Sebab itu, dimensi moralitas mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik. Atas dasar berbagai asumsi di atas, jelas kiranya bahwa manusia akan dapat dididik, sehubungan dengan ini M.J. Langeveld 1980 memberikan identitas kepada manusia sebagai “Animal Educabile”. Dengan mengacu pada asumsi ini diharapkan kita tetap sabar dan tabah dalam melaksanakan pendidikan. Andaikan saja Anda telah melaksanakan upaya pendidikan, sementara peserta didik belum dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, Anda seyogyanya tetap sabar dan tabah untuk tetap mendidiknya. Dalam konteks ini, Anda justru perlu introspeksi diri, barangkali saja terjadi kesalahan-kesalahan yang Anda lakukan dalam upaya pendidikan tersebut, sehingga peserta didik terhambat dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Latihan: Setelah selesai mempelajari uraian materi pada kegiatan belajar ini, coba Anda rumuskan tentang: 1 hakikat manusia; 2 mengapa manusia perlu dididik dan perlu mendidik diri; dan 3 mengapa manusia dapat dididik. Landasan Pendidikan, Manusia dan Pendidikan Tatang Sy. File 2010 31 Petunjuk Jawaban Latihan: Untuk dapat menjawab tugas latihan nomor 1 Anda perlu mengingat kembali konsep asal usul manusia, wujud dan berbagai potensinya, serta berbagai dimensi eksistensinya. Untuk dapat menjawab tugas latihan nomor 2 Anda perlu mengingat kembali prinsip-prinsip keharusan pendidikan.Adapun untuk dapat menjawab tugas latihan nomor 3 Anda perlu mengingat kembali prinsip-prinsip kemungkinan pendidikan. Rangkuman Manusia adalah makhluk Tuhan YME, sebagai kesatuan badani-rohani manusia hidup dalam ruang dan waktu, memiliki kesadaran consciousnesss, memiliki penyadaran diri self-awareness, mempunyai berbagai kebutuhan, instink, nafsu, serta mempunyai tujuan. Manusia mempunyai potensi untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki potensi untuk berbuat baik dan jahat; memiliki potensi untuk mampu berpikir cipta, potensi berperasaan rasa, potensi berkehendak karsa, dan potensi untuk berkarya. Dimensi eksistensi manusia meliputi individualitaspersonalitas, sosialitas, moralitas, keberbudayaan dan keberagamaan. Adapun semua itu, mengimplikasikan dimensi historisitas, interaksikomunikasi dan dinamika. Perkembangan kehidupan khewan bersifat tertutup, sebaliknya perkembangan kehidupan manusia bersifat terbuka mungkin memanusia, mungkin kurangtidak memanusia. Sementara itu, manusia mengemban tugas untuk menjadi manusia. Manusia akan dapat menjadi manusia hanya melalui pendidikan. Manusia adalah makhluk yang perlu didik dan perlu mendidik diri. Prinsip antropologis sebagai asumsinya yaitu: 1 prinsip historisitas, 2 prinsip idealitas, dan 3 prinsip posibilitasaktualitas. Manusia adalah makhluk yang dapat dididik. Adapun asumsi yang melandasinya adalah prinsip-prinsip antropologis sebagai berikut: 1 prinsip potensialitas, 2 prinsip dinamika, 3 prinsip sosialitas, 4 prinsip individualitas, dan 5 prinsip moralitas. Tes Formatif 2 Landasan Pendidikan, Manusia dan Pendidikan Tatang Sy. File 2010 32 Jawablah semua soal di bawah ini dengan cara memberikan tanda silang pada salah satu identitas alternatif jawaban yang paling tepat. 1. Argumen kosmologis merupakan salah satu argumen filosofis yang mengakui bahwa manusia adalah …. A. ciptaan Tuhan. C. kesatuan badan-ruh. B. hasil evolusi. D. makhluk berbudaya. 2. Kita mengakui bahwa manusia adalah kesatuan badani-ruhani, hal ini sejalan dengan gagasan dari …. A. E.F. Schumacher. C. Plato. B. Julien de La Mettrie D. Rene Descartes. 3. Manusia memiliki subjektivitas, unik, dan otonom. Ini adalah karakteristik dimensi …. A. keberbudayaan. C. personalitas. B. keberagamaan. D. sosialitas. 4. Manusia pada dasarnya makhluk bermoral. Ia dapat membedakan antara perbuatan baik dan jahat, karena ia memiliki …. A. insting. C. Hawa nafsu. B. perasaan. D. kata hati. 5. Eksistensi manusia pada saat ini terpaut kepada masa lalunya, ia belum selesai mewujudkan dirinya sebagai manusia, dan mengarah ke masa depan untuk mencapai tujuan hidupnya. Ini adalah makna dimensi …. A. historisitas. C. moralitas. B. individualitas. D. sosialitas. 6. Manusia selalu aktif meng-ada-kan diri kearah penyempurnaan diri. Ini adalah makna dimensi …. A. komunikasi. C. keberbudayaan. B. dinamika. D. keberagamaan. 7. Manusia adalah makhluk yang perlu dididik dan perlu mendidik diri. M.J. Langveld menyebutnya dengan istilah …. A. animal educabile. C. animal rasional. B. animal educandum. D. animal symbolicum. 8. Prinsip sosialitas mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik, sebab …. A. manusia merupakan subjek yang unik dan bebas atau otonom. B. manusia bergaul dengan sesamanya dan saling mempengaruhi. C. manusia dapat membedakan perbuatan yang baik dan jahat. D. manusia memiliki potensi cipta, rasa, karsa, dan karya. 9. Eksistensi manusia adalah untuk menjadi manusia. Ini tergolong kepada …. Landasan Pendidikan, Manusia dan Pendidikan Tatang Sy. File 2010 33 A. prinsip aktualitas. C. prinsip idealitas. B. prinsip sosialitas. D. prinsip potensialitas. 10. Berikut ini adalah prinsip-prinsip antropologis yang menjadi asumsi bahwa manusia perlu dididik, kecuali …. A. prinsip historisitas. C. prinsip aktualitas. B. prinsip idealitas. D. prinsip individualitas. Balikan dan Tindak Lanjut Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat pada bagian akhir BBM ini. Hitung berapa jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2. Rumus : Jumlah jawaban benar Tingkat Penguasaan = X 100 10 Kriteria Tingkat Penguasaan: 90 - 100 = Baik Sekali. 80 - 89 = Baik. 70 - 79 = Cukup. 69 = Kurang. Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80 ke atas, silahkan Anda lanjutkan untuk mempelajari Kegiatan Belajar 3. Bagus Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80, maka Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian- bagian yang belum Anda kuasai. Landasan Pendidikan, Manusia dan Pendidikan Tatang Sy. File 2010 34 Kegiatan Belajar 3 PENGERTIAN PENDIDIKAN Dalam kegiatan belajar ini Anda akan mengkaji tiga permasalahan pokok, yaitu pengertian pendidikan berdasarkan lingkupnya, pengertian pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah dan pendekatan sistem, serta pengertian pendidikan berdasarkan pendekatan Antropologi filosofis implikasi dari pandangan tentang hakikat manusia terhadap pendidikan. Kajian dalam pokok permasalahan pertama meliputi definisi dan karakteristik pendidikan dalam arti luas dan sempit. Kajian dalam pokok permasalahan kedua meliputi berbagai definisi atau konsep dalam ilmu-ilmu tertentu yang memiliki makna pendidikan, dan pengertian pendidikan berdasarkan pendekatan sistem. Adapun kajian dalam pokok permasalahan ketiga meliputi definisi serta karakteristik pendidikan sebagai humanisasi. Dengan demikian setelah mempelajari kegiatan belajar ini Anda akan dapat menjelaskan berbagai pengertian pendidikan, baik pengertian pendidikan berdasarkan lingkupnya, yaitu: pengertian luas dan sempit; berbagai pengertian pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah dan pendekatan sistem; serta pengertian pendidikan sebagai humanisasi.

1. Pengertian Pendidikan berdasarkan Lingkupnya a. Pendidikan dalam Arti Luas