Mengapa kita perlu mempersiapkan segala sesuatu sebelum melakukan proses negosiasi?

Tahukah kamu, bahwa negosiasi adalah kegiatan yang tidak akan lepas dari kehidupan sehari-hari kita. Entah negosiasi untuk hal-hal besar atau negosiasi dalam skala masalah kecil.Negosiasi dapat juga diartikan sebagai proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi).

Lalu, menurut Ann Jackman dalam bukunya yang berjudul How to Negotiate, negosiasi diartikan sebagai proses yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang pada mulanya memiliki pemikiran berbeda hingga akhirnya mencapai kesepakatan.

Berdasarkan arti tersebut kita sudah bisa membayangkan bahwa negosiasi itu terjadi nyaris setiap hari kadang untuk hal besar, namun sering juga untuk hal-hal yang sepele.

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan untuk melakukan negosiasi dengan baik.

1. Persiapan

Persiapan di sini meliputi pengetahuan kita terhadap persoalan atau hal yang akan dinegosiasikan. Intinya jangan sampai negosiator tidak menguasai apa yang akan dia negosiasikan dengan klien.

Contoh nyata misalnya, bernegosiasi dengan pihak sponsorship, maka negosiator terlebih dahulu paham apa acara yang ingin disponsori sehingga ketika bernegosiasi, negosiator tampak yakin dengan apa yang dia kemukakan dan juga paham betul tentang desain acara terkait sehingga klien pun tidak akan ragu memberikan dukungan pada acara tersebut.

2. Ketahui Tipe Target

Negosiator harus mengetahui siapa lawan bicaranya. Mengetahui dalam hal ini meliputi darimana asal dia bekerja, posisinya apa, tipe orangnya seperti apa, dan lain sebagainya.

Mengetahui tipe target bukan berarti harus mengenalnya sebelum pertemuan negosiasi, namun bisa juga dilakukan dengan memanfaatkan jasa internet. Internet memudahkan kita untuk mengetahui banyak kepribadian orang, meskipun tidak secara spesifik. Kita bisa mengetahui bagaimana tipe target kita dengan stalking akun twitter atau facebooknya, bahkan blognya.

Mengetahui tipe target ini merupakan salah satu hal terpenting sebab dengan mengetahui tipenya, maka akan membantu kita bagaimana bersikap di hadapannya. Selain itu juga akan membuat kita lebih nyambung dengan obrolan mereka sehingga mampu menciptakan kedekatan personal. Kedekatan ini diakui atau tidak akan mempengaruhi keberhasilan negosiasi kita.

3. Banyaklah Mendengar

Berbicara seringkali lebih mudah daripada mendengarkan. Akan tetapi hanya dengan mendengarlah kita akan menjadi tahu lebih banyak terkait target atau klien kita. Banyak mendengar ketika melakukan negosiasi adalah hal yang sangat dianjurkan.

Hal ini disebabkan oleh sifat dasar manusia yang memang suka apabila bicaranya didengarkan. Banyak mendengar akan membuat target atau klien kita merasa dihargai.

Selain itu, kita juga akan tahu apa yang sesungguhnya diinginkan oleh mereka, apa yang menjadi harapannya dan tentunya akan lebih tahu banyak info lainnya. Oleh karena itu, negosiator juga harus menjadi pendengar ulung.

4. Diskusi Bukan Jualan

Negosiasi adalah proses berdiskusi. Dalam melakukan negosiasi jangan berperan layaknya SPG yang mengharuskan produknya dibeli. Berlakulah seperti dalam diskusi, tidak memaksakan kehendak. Berusaha memahami target atau klien dan memberinya waktu untuk berpikir.

5. Win-Win Solution

Pada intinya, carilah solusi yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak agar target atau klien tidak kapok bekerjasama dengan kita.

6. Istirahat

Apabila negosiasi tidak kunjung menemukan titik persetujuan, maka istirahat adalah pilihan yang tepat. Istirahat ini berfungsi untuk memberi waktu bagi diri negosiator mengevaluasi kinerjanya sendiri serta memberi waktu untuk target atau klien berpikir tentang penawaran kita.

Selain itu, istirahat juga berfungsi meminimalisir emosi yang tidak diinginkan karena terlalu lelah berdiskusi dengan target atau klien. Jika kamu tertarik untuk mengasah kemampuan negoasiasimu, yuk klik link berikut bit.ly/info-talkactive-id

Source: Bisnis.com, Kontan.co.id

Mengapa kita perlu mempersiapkan segala sesuatu sebelum melakukan proses negosiasi?

Negosiasi bisa disebut seni, namun untuk Anda yang pebisnis, negosiasi merupakan salah satu keterampilan yang wajib dimiliki untuk mendirikan dan mengembangkan usaha Anda.

Negosiasi yang baik adalah dimana kedua belah pihak merasa puas atas kesepakatan yang diambil. Kemampuan Anda dalam bernegosiasi dengan baik akan membuat jaringan Anda berkembang, memperkuat hubungan dengan klien dan supplier, dan membuka jalan pada peluang bisnis di masa depan.

Berikut ini adalah 6 tips bagi Anda yang sedang mempersiapkan suatu pertemuan negosiasi:

1. Tentukan tujuan tertinggi Anda

Apa tujuan yang ingin Anda raih dalam negosiasi tersebut? Mencari supplier dengan harga termurah? Mendapatkan pelanggan baru? Lihat tujuan jangka pendek dan jangka pandang usaha Anda sebelum memulai negosiasi.

2.Lakukan Riset

Anda perlu melakukan riset untuk mendapatkan data-data yang mendukung penawaran anda. Perhatikan kondisi finansial pihak yang Anda ajak negosiasi, pelajari pasar, dan kuasai materi kesepakatan. Anda akan dapat berargumentasi dengan lebih persuasif dan memiliki posisi lebih kuat jika dapat menunjukkan data statistik yang spesifik. Misalnya, persentase pasar yang Anda kuasai dibanding kompetitor.

3. Tentukan hal-hal yang dapat Anda negosiasikan

Anda tidak selalu mendapatkan semua yang Anda inginkan. Jadi tentukan hal-hal apa saja dimana Anda dapat mengalah. Untuk hal-hal yang tidak terlalu krusial, bersikaplah fleksibel.

4. Siap mundur jika tidak terjadi kesepakatan

Dalam negosiasi, selalu ada kemungkinan jalan buntu dimana kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan. Sebelum negosiasi, tentukan batas-batas mana hal yang dapat Anda kompromikan dan mana yang tidak. Apabila pihak lain tidak dapat memberikan penawaran yang sesuai dengan yang Anda tawarkan, Anda dapat dengan sopan menghentikan diskusi dan mencari pihak lain untuk membuat kesepakatan.

5. Pelajari penawaran dari ‘kompetitor’

‘Kompetitor’ di sini maksudnya adalah pihak lain yang juga bermaksud melakukan negosiasi dengan orang/lembaga yang Anda ajak negosiasi. Dengan mempelajari penawaran mereka, Anda dapat mencoba memberikan penawaran yang lebih baik. Sebagai contoh, bila pesaing Anda sebagai supplier meminta kerjasama ekslusif 10 tahun, Anda dapat menawarkan untuk kerjasama selama 2 tahun terlebih dahulu, yang mana hal ini akan membuat penawaran Anda terlihat lebih menarik dan lebih rendah resikonya di mata distributor, dan lebih besar kemungkinannya untuk closing.

6. Siapkan win-win solution

Negosiasi  yang ideal harus membuat kedua belah pihak merasa puas. Tuliskan poin-poin kesepakatan yang menguntungkan dua pihak. Bisa jadi saat negosiasi, akan ada penyesuaian pada poin-poin ini tersebut. Hal ini tidak masalah selama Anda dapat berkompromi dan tujuan inti Anda tercapai.

Pelajari lebih jauh di sini tentang Teknik Negosiasi dan Cara Komunikasi Bisnis Jitu

Apakah Anda memiliki tips lain dalam persiapan negosiasi? Mari diskusi melalui kolom komentar di bawah ini :)

Referensi: The Huffington Post

Mengapa kita perlu mempersiapkan segala sesuatu sebelum melakukan proses negosiasi?

Setiap hari kita dihadapkan pada situasi negosiasi. Baik negosiasi dengan anggota keluarga, teman, mitra bisnis, maupun dengan pihak yang sama sekali asing. Dalam negosiasi, dikenal istilah “win-win situation”. Artinya, pihak-pihak yang terlibat dalam proses negosiasi telah sepakat pada satu keputusan yang sama.

"Harganya bisa kurang nggak?" atau “Seratus ribu dapat tiga ya?” Demikian kalimat-kalimat yang lazim terdengar saat sedang berada di pasar. Itulah yang dinamakan proses tawar-menawar.

Dalam proses tawar-menawar tersebut, pembeli akan menawar barang yang ingin ia beli sampai mendapat harga yang dia mau. Tapi, penjual tentu saja tidak ingin merugi. Ia juga berusaha semaksimal mungkin agar pembeli mau membayar sesuai dengan harga yang ia tawarkan. Kegiatan tawar-menawar termasuk ke dalam negosiasi.

Pihak perunding dalam proses negosiasi disebut negosiator. Mereka adalah orang-orang yang terampil dalam berunding, pandai memahami kekuatan dan kelemahan dari pihak lawan, dan tentunya memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Negosiator yang ulung akan mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum melakukan kegiatan negosiasi. Karena seorang negosiator dituntut untuk dapat mengendalikan situasi agar dapat tercapai kesepakatan yang terbaik bagi masing-masing pihak yang terlibat.

Baca juga: Apa itu MoU Tujuan dan Contoh MoU

Terlebih, rata-rata proses negosiasi berlangsung keras dan menghasilkan situasi yang panas. Hal tersebut terjadi karena masing-masing pihak ingin mempertahankan tuntutannya.

Agar situasi tersebut tidak menjadi deadlock (kebuntuan), negosiator wajib untuk bisa mengendalikan iklim negosiasi. Sekeras dan sepanas apapun proses negosiasi, negosiator dituntut untuk tetap fokus pada tema yang dinegosiasikan, bersikap tenang, dan tegas dalam mengambil keputusan.

Seperti yang telah disebutkan di awal, aktivitas negosiasi dilakukan dalam berbagai lini kehidupan, baik personal maupun profesional. Oleh karena itu, skill negosiasi sangat penting untuk dikuasai.

Beberapa contoh kegiatan negosiasi personal diantaranya adalah proses tawar-menawar harga antara penjual dan pembeli, proses meminang sang pujaan hati, atau proses wawancara antara calon karyawan dan pihak perusahaan.

Saat proses wawancara kerja, kemampuan negosiasi sangat dibutuhkan. Dengan negosiasi, seseorang bisa memperoleh gaji yang sesuai dengan keahlian dan pengalaman kerjanya. Dari hasil survei Payscale, orang yang menegosiasikan gajinya menerima rata-rata 25% lebih banyak dari yang mereka harapkan.

Baca juga: Apa Itu Payroll? Simak Arti, Fungsi, dan Contohnya di Sini!

Tujuan Negosiasi

Secara etimologis, kata negosiasi berasal dari bahasa Inggris “to negotiate” yang artinya membicarakan, merundingkan, atau menawarkan. Dalam buku “Teach Yourself Negotiating” karya Phil Baguley (2000), menjelaskan bahwa negosiasi adalah sebuah cara untuk menetapkan keputusan yang dapat disepakati dan diterima oleh dua pihak, dan menyetujui tindakan-tindakan yang akan dilakukan bersama di masa mendatang.

Dengan kata lain, negosiasi adalah proses berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dan pihak yang lain untuk mencapai tujuan dan kepentingan bersama.

Berikut ini beberapa tujuan dari proses negosiasi:

1. Untuk memperoleh kesepakatan yang saling menguntungkan.

Dalam proses negosiasi, tujuan paling pertama adalah untuk mencapai kesepakatan bersama. Untuk itu, dalam proses negosiasi, pihak-pihak yang melakukan negosiasi wajib untuk terbuka dalam mengutarakan pendapatnya masing-masing.

Dalam negosiasi, penting pula untuk legawa dalam mendengarkan dan mempelajari keinginan dari pihak-pihak yang terlibat. Sikap tersebut akan membuat proses negosiasi menjadi lebih terkendali sehingga kesepakatan bersama dapat tercapai dengan mudah.

2. Untuk menyelesaikan masalah atau konflik.

Dalam proses negosiasi, lumrah jika terjadi konflik. Hal tersebut terjadi karena masing-masing pihak yang menjalani kegiatan negosiasi memiliki perbedaan kepentingan. Karena itu, mengurangi konflik menjadi salah satu tujuan dari negosiasi.

3. Untuk menemukan solusi atas setiap masalah yang dialami.

Melakukan negosiasi memang untuk mencapai sebuah kesepakatan bersama. Namun, kesepakatan tersebut haruslah menjadi solusi yang saling menguntungkan pihak-pihak yang terlibat negosiasi. Itulah yang disebut dengan “win-win solution”. Artinya, kesepakatan bersama dan semua perbedaan sudah berada pada genggaman.

Jenis-Jenis Negosiasi

Kegiatan negosiasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut penjelasannya:

1. Negosiasi Berdasarkan Situasi

Jenis negosiasi yang pertama dibedakan berdasarkan situasi yang terjadi, yaitu Negosiasi Formal dan Negosiasi Nonformal.

Negosiasi Formal adalah kegiatan negosiasi yang dilakukan dengan menempuh jalur hukum agar kesepakatan dapat diraih. Sedangkan Negosiasi Nonformal adalah kegiatan negosiasi yang bisa dilakukan tanpa memerlukan jalur hukum untuk mencapai kesepakatan.

2. Negosiasi Berdasarkan Jumlah Negosiator

Dalam jenis negosiasi ini, jumlah pihak yang terlibat sangat menentukan. Jenis negosiasi ini dibedakan menjadi Negosiasi dengan Pihak Penengah dan Negosiasi Tanpa Pihak Penengah.

Negosiasi dengan Pihak Penengah biasanya dilakukan oleh dua orang negosiator atau lebih. Sedangkan Negosiasi Tanpa Pihak Penengah dilakukan antar dua pihak saja, sehingga tidak memerlukan bantuan pihak penengah.

3. Negosiasi Berdasarkan Keuntungan dan Kerugian

Dalam jenis ini, kegiatan negosiasi yang akan dilakukan dinilai terlebih dahulu keuntungan dan kerugian yang ada. Jenis negosiasi ini dibagi menjadi Negosiasi Kolaborasi, Negosiasi Dominasi, Negosiasi Akomodasi, dan Lose-Lose. Berikut penjelasan untuk masing-masing:

a. Negosiasi Kolaborasi

Dalam negosiasi ini, semua pihak yang terlibat harus hadir. Tujuannya adalah agar semua pihak menyuarakan keinginan dan pendapatnya, sehingga tercapai solusi yang terbaik.

b. Negosiasi Dominasi

Sesuai dengan namanya, hasil dari negosiasi ini akan menguntungkan salah satu pihak saja. Sementara itu, pihak lainnya yang terlibat dalam negosiasi harus ikhlas karena tidak mendapat banyak keuntungan.

c. Negosiasi Akomodasi

Dalam negosiasi akomodasi, seluruh pihak yang terlibat dalam negosiasi hanya mendapat sedikit keuntungan.

d. Negosiasi Lose-Lose

Dalam negosiasi ini, tujuan yang ingin dicapai adalah menghentikan konflik. Artinya, negosiasi ini dilakukan untuk menghentikan konflik yang sedang terjadi maupun konflik yang baru. Sehingga, setiap pihak yang terlibat dalam negosiasi ini harus menggunakan kepala dingin dalam menyelesaikan masalah yang ada.

Baca juga: Pahami Arti, Manfaat, dan Hambatan Perdagangan Internasional

Ciri-Ciri Negosiasi

 

Mengapa kita perlu mempersiapkan segala sesuatu sebelum melakukan proses negosiasi?

Sebuah kegiatan dapat disebut sebagai negosiasi jika memiliki ciri-ciri berikut ini:

  1. Melibatkan individu atau perwakilan organisasi atau perusahaan.
  2. Proses perundingan yang dilakukan memiliki ancaman konflik.
  3. Menerapkan pertukaran sesuatu, baik berupa tawar-menawar (bargain) maupun tukar-menukar (barter).
  4. Kegiatan dilakukan secara tatap-muka, menggunakan bahasa lisan, menampilkan gerak tubuh maupun ekspresi wajah.
  5. Tema atau topik yang dibahas merupakan hal-hal atau sesuatu yang memiliki kemungkinan terjadi di masa depan.
  6. Akhir dari perundingan menghasilkan kesepakatan yang diambil oleh pihak-pihak yang terlibat.

Baca Juga: 6 Contoh Surat Kuasa dan Cara Mudah Membedakannya

Strategi Negosiasi

Dalam bernegosiasi, ada beberapa strategi atau taktik yang bisa digunakan, antara lain:

Strategi Negosiasi #1 – Mengernyit (The Wince)

Strategi ini memunculkan reaksi terkejut terhadap tawaran seseorang. Dengan seolah-olah terkejut pada saat negosiasi tengah dilakukan, pihak negosiator lawan merasa jalannya negosiasi sudah sesuai dengan keinginan.

Strategi Negosiasi #2 – Berdiam (The Silence)

Sesuai namanya, strategi ini mengharuskan seseorang diam dalam waktu yang cukup lama. Tujuannya adalah untuk mengekspresikan ketidaksukaan dengan perkataan atau penawaran dari negosiator lawan. Mayoritas orang tidak betah berlama-lama dalam situasi kesunyian yang panjang (Dead Air Time). Mereka akan menjadi tidak nyaman. Akhirnya, penawaran yang tadi disampaikan akan dipertimbangkan kembali.

Strategi Negosiasi #3 – Kelakuan Menghina (Outrageous Behaviour)

Strategi ini tidak bisa digunakan dalam setiap proses perundingan. Strategi ini hanya bisa diadaptasi saat negosiator sudah merasa muak dengan semua tuntutan atau tawaran yang disodorkan karena tidak mencapai kesepakatan. Dengan menerapkan strategi ini, diharapkan pihak lawan akan merasa digertak orang-orang sehingga dapat memberikan penawaran yang lebih baik.

Strategi Negosiasi #4 – Pertukaran (The Trade-off)

Taktik ini menawarkan sesuatu konsesi, sampai seluruh pihak setuju dengan syarat-syarat yang diberikan. Hal-hal yang ditawarkan digunakan sebagai alat untuk kompromi.

Strategi Negosiasi #5 – Berjalan Keluar (Walking Out)

Dalam situasi tertentu, strategi ini cukup efektif. Negosiator seolah-olah akan pergi dari proses negosiasi untuk memberikan tekanan kepada pihak lawan.

Unsur Negosiasi

Harvard Negotiation Project menyebutkan bahwa terdapat tujuh unsur negosiasi, antara lain kepentingan, legitimasi, hubungan, alternatif, kesepakatan, komitmen, dan komunikasi. Unsur-unsur tersebut berperan untuk membentuk proses berjalannya negosiasi.

  1. Kepentingan merupakan unsur yang fundamental dalam negosiasi. Negosiator akan melakukan segala cara agar kepentingan yang dibawanya tercapai melalui kesepakatan. Kepentingan di sini bermacam-macam, mulai dari uang, hingga pengakuan dan rasa hormat.
  2. Legitimasi sangat dibutuhkan dalam negosiasi. Alasannya, pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi akan lebih mudah untuk menyetujui kesepakatan yang memiliki legitimasi yang jelas.
  3. Hubungan atau relasi memengaruhi berjalannya negosiasi. Jika terdapat hubungan yang baik dalam negosiasi, maka kesepakatan akan lebih mudah untuk dicapai.
  4. Alternatif menjadi salah satu unsur penting dalam negosiasi karena penting bagi seorang negosiator sejak awal untuk mempersiapkan opsi-opsi lain sebagai alat untuk mencapai kesepakatan.
  5. Kesepakatan dalam negosiasi meliputi syarat dan ketentuan, prosedur, serta hal-hal yang mungkin akan disepakati oleh pihak-pihak yang terlibat untuk memenuhi kepentingan mereka.
  6. Komitmen merupakan persetujuan, permintaan, penawaran, dan janji dari pihak-pihak yang melakukan negosiasi.
  7. Komunikasi merupakan suatu proses diskusi antara pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi.

Contoh Kasus Negosiasi yang Sukses

Banyak contoh kasus negosiasi sukses yang terjadi di Indonesia. Diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Negosiasi Pemerintah Indonesia dengan Freeport

Juli 2018 menjadi bulan yang manis untuk masyarakat Indonesia karena negosiasi antara pemerintah dan PT Freeport Indonesia akhirnya mencapai kesepakatan. Dalam kesepakatan itu, pemerintah berhak meminta penerimaan negara lebih besar secara agregat daripada yang diterima selama ini. Selain itu, pemerintah berhak atas divestasi saham Freeport sebesar 51 persen yang akan digunakan untuk kepentingan nasional.

  1. Negosiasi Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Singapura

Februari 2020, Pemerintah Indonesia melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan penandatanganan amandemen Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dengan Singapura. Penandatanganan perjanjian kerja sama strategis di bidang perpajakan ini merupakan salah satu upaya menutup celah penghindaran dan pengelakan pajak.

Kesimpulan

Negosiasi adalah proses perundingan antara dua orang atau lebih yang sedang berusaha menemukan titik temu untuk mencapai kepentingan bersama. Pihak-pihak ini akan membuat kesepakatan yang dapat diterima dan dihormati bersama.

Sebagai orang yang aktif dalam dunia bisnis, kamu pasti paham bahwa negosiasi adalah salah satu hal penting yang berperan dalam kelancaran jalannya bisnis. Jika kamu melakukan negosiasi untuk keperluan bisnis, maka kamu perlu memastikan bahwa kondisi keuangan bisnismu bisa dianalisis dengan jelas. 

Untuk itulah, laporan keuangan perlu dibuat secara rapi dan sistematis. Memanfaatkan aplikasi keuangan majoo akan sangat membantu kamu dalam proses pembuatan laporan keuangan.

Karena laporan keuangan yang rapi dan akurat adalah kunci utama dari bisnis yang hebat. Yuk, berlangganan majoo sekarang juga!