mengapa dapat timbul keanekaragaman genetik jelaskan

Apa itu keragaman genetik? Keragaman genetik mengacu pada keragaman (atau variabilitas genetik) dalam spesies. Setiap spesies individu memiliki gen yang merupakan sumber dari fitur unik sendiri: Pada manusia, misalnya, berbagai macam wajah orang mencerminkan individualitas genetik masing-masing orang. Istilah Keragaman genetik juga mencakup populasi yang berbeda dari spesies tunggal, seperti ribuan keturunan anjing yang berbeda atau berbagai jenis mawar.

Keanekaragaman warna bunga pada tanaman mawar. Bentuk, rasa, warna pada buah mangga, serta keanekaragaman sifat, warna bulu dan bentuk pial pada ayam, ini semua disebabkan oleh pengaruh perangkat pembawa sifat yang disebut dengan gen.

Semua makhluk hidup dalam satu spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang bersifat diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya. Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies.

Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen?

Diferensiasi genetik dalam spesies terjadi sebagai akibat dari reproduksi seksual, di mana perbedaan genetik antara individu digabungkan dalam keturunan mereka untuk menghasilkan kombinasi baru dari gen atau dari mutasi yang menyebabkan perubahan DNA. Keragaman genetik biasanya disebutkan dengan mengacu pada istilah dalam pertanian dan menjaga ketahanan pangan. Hal ini karena erosi genetik dari beberapa tanaman telah terjadi yang mengarah ke ketergantungan dunia akan makanan hanya pada beberapa spesies tertentu.

Perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan.

Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi), seperti pada berbagai jenis mangga.

Perbedaan sifat pada jenis mangga dapat Anda amati pada tabel berikut:

No. Mangga Bentuk Buah Rasa arima
1. golek lonjong panjang manis tidak wangi
2. kuini bulat telur, besar manis wangi
3. gedong bulat, kecil lebih manis tidak wangi

Pada manusia juga terdapat keanekaragaman gen yang menunjukkan sifat-sifat berbeda, antara lain ukuran tubuh (besar, kecil, sedang); warna kulit (hitam, putih, sawo matang, kuning); warna mata (biru, hitam, coklat), serta bentuk rambut (ikal, lurus, keriting).

Apa arti penting keanekaragaman genetik?

Berbagai macam set gen yang berbeda juga menentukan individu atau kemampuan seluruh populasi untuk mentolerir tekanan dari faktor lingkungan tertentu. Sementara beberapa orang mungkin bisa mentolerir peningkatan beban polutan di lingkungan mereka, tetapi orang lain, membawa gen yang berbeda, mungkin menderita infertilitas atau bahkan mati di bawah kondisi lingkungan yang sama persis. Sementara yang pertama akan terus hidup di lingkungan dan yang terakhir harus meninggalkannya atau mati. Proses ini disebut seleksi alam dan menyebabkan hilangnya keanekaragaman genetik di habitat tertentu. Namun, individu yang tidak lagi hadir mungkin telah membawa gen untuk pertumbuhan yang lebih cepat atau kemampuan untuk mengatasi lebih baik dengan faktor stres lainnya.

Jakarta -

Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang dilihat dari berbagai hal, termasuk diantaranya, daratan, lautan dan ekosistem. Lantas apa faktor yang membentuk keanekaragaman hayati?


Secara umum, keanekaragaman hayati atau disebut juga dengan biodiversitas dari makhluk hidup dapat terjadi karena adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat.


Perbedaan tersebut bisa muncul karena adanya faktor-faktor yang membentuk keanekaragaman hayati pada berbagai tingkat, seperti tingkat genetik, individu, atau ekosistem.


Dilansir dari laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, faktor yang pertama adalah keanekaragaman tingkat genetik atau gen.


Gen adalah materi dalam kromosom makhluk hidup yang mengendalikan sifat organisme. Gen pada setiap individu meskipun perangkat dasar penyusunannya sama tapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya.


Penyebab terjadinya gen adanya perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis dari kedua induk. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk.


Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietes-varietes secara alami atau buatan.

  • Contoh keanekaragaman tingkat genetik:


- variasi jenis kelapa: kelapa gading, kelapa hijau, kelapa kopyor

- variasi jenis padi: IR, PB, Rojolele, Sedani, Barito, Delangu, Bumiayu, dan sebagainya

- variasi jenis anjing: anjing bulldog, doberman, Collie, herder, anjing kampung, dan sebagainya

- variasi jenis bunga mawar: Rosa gallica, Rosa damascene, Rosa canina

2. Faktor keanekaragaman tingkat individu/jenis


Faktor yang membentuk keanekaragaman selanjutnya adalah faktor tingkat individu atau jenis. Secara umum, dua makhluk hidup mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertil (mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan) maka kedua makhluk hidup tersebut merupakan satu spesies.


Keanekaragaman hayati tingkat spesies ini menunjukkan keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama atau familia yang sama. Pada berbagai spesies tersebut terdapat perbedaan-perbedaan sifat.

  • Contoh keanekaragaman tingkat individu/jenis


- Famili Fellidae: kucing, harimau, singa

- Famili Palmae: kelapa, aren, palem, siwalan, lontar

- Famili Papilionaceae: kacang tanah, kacang buncis, kacang panjang, kacang kapri

- Familia gramineae: rumput teki, padi, jagung

- Genus Ipomoea: ketela rambat (Ipomoea batatas) dan kangkungan (Ipomoea crassicaulis)

- Genus Ficus: pohon beringin (Ficus benjamina) dan pohon Preh (Ficus ribes)

3. Faktor keanekaragaman tingkat ekosistem


Terakhir adalah faktor tingkat ekosistem. Ekosistem ini berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup (komponen biotik) dan lingkungannya (komponen abiotik).


Pada umumnya, setiap ekosistem memiliki ciri-ciri lingkungan fisik, lingkungan kimia, tipe vegetasi/tumbuhan, dan tipe hewan yang spesifik.


Biasanya, kondisi lingkungan makhluk yang hidup di setiap ekosistem ini sangat beragam. Kondisi lingkungan yang beragam tersebut akhirnya menyebabkan adanya ragam jenis makhluk hidup yang menempatinya.


Keanekaragaman ekosistem terbentuk dari keanekaragaman gen dan jenis, sehingga dapat digambarkan suatu urutan berikut :


Gen --> keanekaragaman gen --> keanekaragaman jenis --> keanekaragaman ekosistem

  • Contoh keanekaragaman tingkat ekosistem


- Ekosistem Lumut

Ekosistem lumut mayoritas lingkungannya ditumbuhi oleh lumut dan terdapat di kawasan dengan temperatur rendah, seperti puncak gunung, perbukitan, lembah dan daerah dekat kutub.


Hewan yang hidup di ekosistem lumutnya biasanya mempunya ciri berbulu tebal dan toleran terhadap suhu dingin.


- Ekosistem Hutan Berdaun Jarum

Ekosistem berdaun jarum terdapat di kawasan beriklim sub tropis. Ekosistem ini biasanya berada di lingkungan bersuhu rendah atau dingin.


- Ekosistem Hutan Hujan Tropis

Ekosistem hutan hujan tropis memiliki aneka tumbuhan yang bermacam-macam. Keanekaragaman hayati di kawasan ini sangat bervariasi, contohnya adalah hutan-hutan di Indonesia dengan jutaan spesies yang hidup di dalamnya.


- Ekosistem Padang Rumput

Ekosistem padang rumput atau sabana merupakan wilayah yang didominasi oleh rerumputan yang terhampar luas. Ekosistem ini terdapat di kawasan kering, seperti hutan-hutan Afrika.


- Ekosistem Padang Pasir

Salah satu ciri ekosistem padang pasir adalah adanya tumbuhan kaktus dengan sifat membutuhkan sedikit air untuk bertahan hidup. Hewan-hewan yang hidup di kawasan ini contohnya adalah reptil, mamalia kecil serta berbagai jenis burung.


- Ekosistem Pantai

Ekosistem pantai terdapat di wilayah pesisir yang berbatasan dengan laut atau samudera. Contoh hewan yang berhabitat di wilayah ini adalah kepiting, serangga, serta burung-burung pantai.


Itulah 3 faktor yang membentuk keanekaragaman hayati. Semoga detikers semakin paham, ya!

Simak Video "Puluhan Siswa di Parepare Jalani Isolasi Terpusat di Sekolah"



(faz/lus)


Page 2

Jakarta - Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang dilihat dari berbagai hal, termasuk diantaranya, daratan, lautan dan ekosistem. Lantas apa faktor yang membentuk keanekaragaman hayati?


Secara umum, keanekaragaman hayati atau disebut juga dengan biodiversitas dari makhluk hidup dapat terjadi karena adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat.


Perbedaan tersebut bisa muncul karena adanya faktor-faktor yang membentuk keanekaragaman hayati pada berbagai tingkat, seperti tingkat genetik, individu, atau ekosistem.


Dilansir dari laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, faktor yang pertama adalah keanekaragaman tingkat genetik atau gen.


Gen adalah materi dalam kromosom makhluk hidup yang mengendalikan sifat organisme. Gen pada setiap individu meskipun perangkat dasar penyusunannya sama tapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya.


Penyebab terjadinya gen adanya perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis dari kedua induk. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk.


Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietes-varietes secara alami atau buatan.

  • Contoh keanekaragaman tingkat genetik:


- variasi jenis kelapa: kelapa gading, kelapa hijau, kelapa kopyor

- variasi jenis padi: IR, PB, Rojolele, Sedani, Barito, Delangu, Bumiayu, dan sebagainya

- variasi jenis anjing: anjing bulldog, doberman, Collie, herder, anjing kampung, dan sebagainya

- variasi jenis bunga mawar: Rosa gallica, Rosa damascene, Rosa canina

2. Faktor keanekaragaman tingkat individu/jenis


Faktor yang membentuk keanekaragaman selanjutnya adalah faktor tingkat individu atau jenis. Secara umum, dua makhluk hidup mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertil (mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan) maka kedua makhluk hidup tersebut merupakan satu spesies.


Keanekaragaman hayati tingkat spesies ini menunjukkan keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama atau familia yang sama. Pada berbagai spesies tersebut terdapat perbedaan-perbedaan sifat.

  • Contoh keanekaragaman tingkat individu/jenis


- Famili Fellidae: kucing, harimau, singa

- Famili Palmae: kelapa, aren, palem, siwalan, lontar

- Famili Papilionaceae: kacang tanah, kacang buncis, kacang panjang, kacang kapri

- Familia gramineae: rumput teki, padi, jagung

- Genus Ipomoea: ketela rambat (Ipomoea batatas) dan kangkungan (Ipomoea crassicaulis)

- Genus Ficus: pohon beringin (Ficus benjamina) dan pohon Preh (Ficus ribes)

3. Faktor keanekaragaman tingkat ekosistem


Terakhir adalah faktor tingkat ekosistem. Ekosistem ini berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup (komponen biotik) dan lingkungannya (komponen abiotik).


Pada umumnya, setiap ekosistem memiliki ciri-ciri lingkungan fisik, lingkungan kimia, tipe vegetasi/tumbuhan, dan tipe hewan yang spesifik.


Biasanya, kondisi lingkungan makhluk yang hidup di setiap ekosistem ini sangat beragam. Kondisi lingkungan yang beragam tersebut akhirnya menyebabkan adanya ragam jenis makhluk hidup yang menempatinya.


Keanekaragaman ekosistem terbentuk dari keanekaragaman gen dan jenis, sehingga dapat digambarkan suatu urutan berikut :


Gen --> keanekaragaman gen --> keanekaragaman jenis --> keanekaragaman ekosistem

  • Contoh keanekaragaman tingkat ekosistem


- Ekosistem Lumut

Ekosistem lumut mayoritas lingkungannya ditumbuhi oleh lumut dan terdapat di kawasan dengan temperatur rendah, seperti puncak gunung, perbukitan, lembah dan daerah dekat kutub.


Hewan yang hidup di ekosistem lumutnya biasanya mempunya ciri berbulu tebal dan toleran terhadap suhu dingin.


- Ekosistem Hutan Berdaun Jarum

Ekosistem berdaun jarum terdapat di kawasan beriklim sub tropis. Ekosistem ini biasanya berada di lingkungan bersuhu rendah atau dingin.


- Ekosistem Hutan Hujan Tropis

Ekosistem hutan hujan tropis memiliki aneka tumbuhan yang bermacam-macam. Keanekaragaman hayati di kawasan ini sangat bervariasi, contohnya adalah hutan-hutan di Indonesia dengan jutaan spesies yang hidup di dalamnya.


- Ekosistem Padang Rumput

Ekosistem padang rumput atau sabana merupakan wilayah yang didominasi oleh rerumputan yang terhampar luas. Ekosistem ini terdapat di kawasan kering, seperti hutan-hutan Afrika.


- Ekosistem Padang Pasir

Salah satu ciri ekosistem padang pasir adalah adanya tumbuhan kaktus dengan sifat membutuhkan sedikit air untuk bertahan hidup. Hewan-hewan yang hidup di kawasan ini contohnya adalah reptil, mamalia kecil serta berbagai jenis burung.


- Ekosistem Pantai

Ekosistem pantai terdapat di wilayah pesisir yang berbatasan dengan laut atau samudera. Contoh hewan yang berhabitat di wilayah ini adalah kepiting, serangga, serta burung-burung pantai.


Itulah 3 faktor yang membentuk keanekaragaman hayati. Semoga detikers semakin paham, ya!

Simak Video "Puluhan Siswa di Parepare Jalani Isolasi Terpusat di Sekolah"


[Gambas:Video 20detik]
(faz/lus)