Beranda / Artikel / AKIBAT TOLONG MENOLONG DALAM DOSA DAN PERMUSUHAN
Ibnu Taimiyah rohimahullah berkata: النَّاس إذا تعاونوا على الإثم و العدوان أبغض بعضهم بعضاً “Manusia bila saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan mereka pasti akan saling membenci satu sama lainnya..” (Majmu Fatawa 15/128) Karena dosa menimbulkan permusuhan.. Ditulis oleh, ARTIKEL TERKAIT
Bulan ramadhan adalah bulan yang dilipat-gandakan amal.. Namun sebagian orang merasa berat untuk melaksanakan amal … Allah Ta’ala berfirman, وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ “Dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. ” (QS. Al Maidah: 2). Ayat ini menunjukkan bahwa terlarang saling tolong menolong dalam maksiat atau dosa. Dalam hadits juga disebutkan, وَمَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ “Barangsiapa yang memberi petunjuk pada kejelekan, maka ia akan mendapatkan dosa dari perbuatan jelek tersebut dan juga dosa dari orang yang mengamalkannya setelah itu tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun juga.” (HR. Muslim no. 1017). Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang memberi petunjuk pada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengikutinya. Sedangkan barangsiapa yang memberi petunjuk pada kesesatan, maka ia akan mendapatkan dosa seperti orang yang mengikutinya. Aliran pahala atau dosa tadi didapati baik yang memberi petunjuk pada kebaikan atau kesesatan tersebut yang mengawalinya atau ada yang sudah mencontoh sebelumnya. Begitu pula aliran pahala atau dosa tersebut didapati dari mengajarkan ilmu, ibadah, adab dan lainnya.” Sedangkan sabda Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Lalu diamalkan oleh orang setelah itu“, maka maksudnya adalah ia telah memberi petunjuk (kebaikan atau kesesatan) lalu diamalkan oleh orang lain setelah itu ketika yang contohkan masih hidup atau sudah meninggal dunia. Demikian penjelasan Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim ketika menjelaskan hadits di atas.
Apa Saja yang Termasuk Tolong Menolong dalam Dosa?1- Siapa yang memberi petunjuk pada saudaranya untuk membunuh muslim lainnya dengan tindakan zalim, maka ia terhitung bermaksiat karena telah menolong dalam tindakan zalim. 2- Siapa yang memberi petunjuk pada orang lain untuk mencuri suatu barang, maka ia terhitung pula melakukan maksiat karena telah menolong dalam tindakan mencuri. 3- Menerbitkan dan menyebarluaskan buku-buku kesesatan yang berisi ajaran kesyirikan, bid’ah, maksiat, sihir, perdukunan, klenik, ramalan, maka teranggap berbuat maksiat. 4- Menyewakan toko pada orang yang diketahui akan menjual khomr (minuman keras), maka pemilik toko tersebut dihitung pula melakukan maksiat karena telah menolong dalam tindakan maksiat. Hanya Allah yang memberi hidayah dan petunjuk. Referensi:Al Haram fii Asy Syari’ah Al Islamiyah, Dr. Qutb Ar Risuni, terbitan Dar Ibni Hazm, cetakan pertama, tahun 1432 H.
— @ Mataram (Lombok), NTB saat vacation, 13 Syawal 1434 H Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Muslim.Or.Id 🔍 Hukum Sumpah, Tata Cara Shalat Gerhana Bulan Sesuai Sunnah, Kewajiban Seorang Istri Menurut Al Quran, Air Suci Dan Mensucikan tirto.id - Surah Al-Maidah ayat 2 mengajarkan kita untuk saling tolong-menolong dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, serta melarang kita tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan musuh. Surat Al-Maidah ayat 2 diturunkan di Madinah (Madaiyah). Surat Al-Maidah berjumlah 120 ayat dan ada ayat-ayat Al-Maidah yang turun di Makkah (Makiyah). Ayat ini diturunkan setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, yaitu sewaktu terjadinya peristiwa Haji Wada (haji perpisahan).
Arti Surah Al-Maidah Ayat 2
Berikut ini bacaan surah Al-Maidah ayat 2 dalam bahasa Arab, latin dan artinya: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُحِلُّوْا شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَاۤىِٕدَ وَلَآ اٰۤمِّيْنَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرِضْوَانًا ۗوَاِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوْا ۗوَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ اَنْ صَدُّوْكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اَنْ تَعْتَدُوْۘا وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ – ٢
Yā ayyuhallażīna āmanụ lā tuḥillụ sya'ā`irallāhi wa lasy-syahral-ḥarāma wa lal-hadya wa lal-qalā`ida wa lā āmmīnal-baital-ḥarāma yabtagụna faḍlam mir rabbihim wa riḍwānā, wa iżā ḥalaltum faṣṭādụ, wa lā yajrimannakum syana`ānu qaumin an ṣaddụkum 'anil-masjidil-ḥarāmi an ta'tadụ, wa ta'āwanụ 'alal-birri wat-taqwā wa lā ta'āwanụ 'alal-iṡmi wal-'udwāni wattaqullāh, innallāha syadīdul-'iqāb Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syiar-syiar kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qala'id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu. Jangan sampai kebencian(mu) kepada suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya."
Kandungan Surah Al-Maidah Ayat 2
Azababul Nuzul (sebab-sebab diturunkannya ayat) dari Surah Al-Maidah ayat 2 adalah ketika Rasulullah SAW bersama para sahabat berada di Hudaibiyah dan mereka dicegah oleh kafir Quraisy untuk pergi ke Baitullah. Kemudian, dari arah timur sekumpulan kaum musyrik pergi ke Baitullah. Para sahabat lalu berkata “Kita cegah mereka (orang-orang musyrik dari Timur) sebagaimana mereka (kaum kafir Quraisy) mencegah kita untuk pergi ke Baitullah". Ayat ini turun untuk menegaskan tidak diperbolehkannya melakukan balas dendam belaka. Hendaknya, melakukan tolong-menolong. Di dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VI (2015: 56), Q.S Al-Maidah ayat 2 berisi tentang ajaran tolong-menolong dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, serta dilarang tolong menolong dalam perbuatan dosa dan musuh. Banyak bentuk sosial yang terkandung dalam surah Al-Maidah khususnya ayat 2, antara lain sebagai berikut: 1. Dilarang Membenci Benci merupakan sikap tidak menyukai orang lain karena perasaan tertentu. Hal ini dapat membuat kita melakukan hal yang dilarang oleh Allah karena didasarkan rasa benci. Di dalam ayat dikatakan bahwa janganlah menolong karena rasa benci terhadap suatu kaum yang telah menghambat kamu mengunjungi Masjidil Haram, lalu kamu menganiaya mereka. Kita dilarang membenci karena dorongan dendam. Hendaknya kita memaafkan kejahatan mereka dan membalas dengan perbuatan baik. 2. Gotong Royong Inti dari surah Al-Maidah adalah menyarankan bahwa hidup tolong-menolong dan membantu dalam kebaikan. Gotong royong (tolong-menolong) bermakna ganda yaitu kebaikan dan keburukan. Islam mengajarkan tolong-menolong dalam kebaikan dan melarang tolong menolong dalam perbuatan buruk. Apabila seseorang berbuat kebaikan dan takwa kepada Allah SWT, kita harus mendukung. Dari segi pendidikan, ini merupakan sugesti dan dorongan semangat untuk berbakti kepada Allah SWT dan berguna untuk masyarakat serta dirinya.
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
QS AL MAIDAH AYAT 2
atau
tulisan menarik lainnya
Syamsul Dwi Maarif
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
|