Masjid yang pertama kali didirikan di bali adalah

CNN Indonesia

Kamis, 07 Mei 2020 17:17 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Pulau Bali dihuni oleh mayoritas pemeluk agama Hindu. Meski demikian, toleransi antar umat beragama sangat kokoh di sini, terbukti dengan keberadaan masjid yang bisa bersanding dengan pura, gereja, sampai kuil.Masjid Nurul Huda disebut sebagai masjid tertua di Bali. Masjid ini terletak di Desa Gelgel, Klungkung.Dari kejauhan, masjid ini nampak gagah dengan menaranya yang setinggi 17 meter.
Dibangun pada abad ke-13, masjid ini menjadi saksi bisu datangnya Islam ke Pulau Dewata.Dikutip dari Pesona Travel, sejarah dari Masjid Nurul Huda berawal ketika pada zaman Majapahit, Raja Hayam Wuruk mengadakan pertemuan raja-raja Nusantara.Raja Gelgel saat itu, Ketut Dalem Klesir (1380-1460), datang ke ibukota Majapahit di Pulau Jawa.Sepulang dari sana, ia diiringi oleh 40 prajurit Majapahit yang beragama Islam. Sesampainya di Bali, ternyata banyak prajurit yang memilih menetap di Gelgel.Merek yang tinggal lalu meminta izin menyebarkan agama Islam dan membangun tempat ibadah, Masjid Nurul Huda.Selain menara, mimbar berbahan kayu jati dengan motif ukiran daun masih dipertahan di dalam masjid.Setelah beragam renovasi, saat ini masjid berdiri setinggi dua lantai.Ada sekitar 300 kepala keluarga yang memeluk agama Islam di Desa Gelgel.Mereka hidup berdampingan dengan masyarakat asli Bali yang menyembah Sang Hyang Tunggal. 'Selemparan batu' dari masjid, ada pura tempat mereka ibadah.Pura Dang Kahyangan dan Pura Dasa Bhuwana yang ada di dekat masjid juga merupakan bangunan bersejarah saat Gelgel sedang di masa jaya.Keberadaan pendatang Muslim juga turut menyemarakkan desa. Tak sedikit warung makanan halal yang buka di sini, meski menu yang disajikan tetaplah khas Bali, seperti Nasi Campur.

[Gambas:Video CNN]

(ard/ard)

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA

SM | Pulau Dewata yang penduduk mayoritasnya beragama Hindu ternyata menyimpan khazanah Islam. Adalah sebuah masjid bernama Nurul Huda, merupakan masjid tertua yang ada di pulau Bali ini. Masjid ini terletak di desa Gelgel, Klungkung, Bali.

Masjid tertua di Bali ini terletak sekitar 3 km sebelah Selatan kota Klungkung, sedangkan jarak dari Denpasar sekitar 30 km. Masjid Nurul Huda di Gelgel ini berada di tengah-tengah perkampungan penduduk Hindu Bali. Dan di sekitarnya terdapat banyak pura-pura besar warga Hindu. Namun demikian kehidupan penduduknya saling menghormati dan toleransi terjaga. 

Merujuk perkembangan agama Islam di Bali, peninggalan bersejarah masjid tertua di Bali ini diperkirakan berdiri pada akhir abad ke-13. Berawal dari perjalanan dari Raja Gelgel yaitu Dalem Ketut Ngulesir yang menuju ke Majapahit yang berpusat di Mojekerto untuk mengikuti pertemuan raja-raja se-Nusantara.

Kerajaan Majapahit pada waktu itu dibawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk. Dalam perjalanan pulang menuju Bali raja Dalem Ketut Ngulesir diiringi dan dikawal oleh pasukan kerajaan Majapahit sebanyak 40 orang prajurit.

Sebagian dari jumlah prajurit pengawal tersebut beragama Islam, salah satu pengawal tersebut adalah Raden Modin dan Kyai Abdul Jalil yang pada akhirnya menetap di Bali. Mereka menetap, menyebarkan agama Islam dan akhirnya mendirikan sebuah masjid atas seijin raja Gelgel.

Bentuk mimbar di masjid ini memiliki banyak kemiripan dengan mimbar mimbar kuno yang ada di masjid masjid kuno di pulau Jawa seperti mimbar di Masjid Sendang Dhuwue dan masjid Mantingan. Di mimbar ini juga terdapat inskripsi yang menjelaskan renovasi masjid ini di tahun 1280 Hijriah bertepatan dengan tahun 1863 Miladiyah.

Dari inskripsi tersebut dapat diketahui perbaikan masjid ini diakukan pada tanggal 7 Juli 1280H / 1863M. meskipun tidak diketahui secara pasti kapan masjid ini pertama kali dibangun namun dipastikan bahwa masjid ini telah berdiri disana jauh sebelum tahun 1863M.

Sejak berdiri Masjid Nurul Huda dari zaman Kerajaan Gelgel telah mengalami beberapa tahapan renovasi dan rehab, sampai akhirnya pada tahun 1989 M bertepatan dengan tahun 1409 H. Masjid Nurul Huda dibangun ulang dengan konstruksi beton berlantai dua, dan bagian atapnya masih tetap mempertahankan bentuk aslinya. Dan renovasi terakhir dilakukan pada Tahun 2010 M /Tahun 1431 H.

Masjid yang berdiri di pinggir jalan raya utama desa Gelgel ini memiliki menara menjulang tinggi sekitar 17 meter. Mulai saat itu lahir perkampungan-perkampungan muslim di Bali diantaranya Kepaon dan Serangan di Denpasar, Pegayaman di Buleleng, Loloan di Jembrana dan Budakeling di Karangasem.

Dalem Ketut Ngulesir merupakan raja Gelgel pertama yang membangun istana Gelgel pertama kali, Dalem Ketut mempersunting anak dari Arya Kebon Tuboh dan menurunkan putra bernama dalem Waturenggong, yang mana pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong, kerajaan Gelgel mengalami masa keemasan.

Kondisi kampung Gelgel tidak ada bedanya dengan kampung-kampung muslim lainnya di Nusantara, namun nuansanya yang sedikit berbeda, disekitarnya dikelilingi pura dan warga yang mayoritas beragama Hindu. Nama warga muslim yang dulunya berisi embel-embel nama khas Bali seperti Wayan, Nengah, Nyoman dan Ketut, seiring perjalanan waktu nama khas Bali tersebut ditinggalkan dan diganti dengan nama Islami dan modern.

Warga Muslim desa Gelgel tinggal berbaur dengan warga mayoritas dan terkadang menikah dengan warga Hindu setempat, tempat tinggal mereka menyebar di sekitaran Klungkung, seperti kampung Lebah, Kusamba sampai ke desa Toya Pakeh di pulau Nusa Penida.

Bahasa komunikasi mereka sehari-hari tetap menggunakan bahasa daerah Bali.  Masjid Nurul Huda sudah berkali-kali mengalami pemugaran, namun bentuk khasnya masih terlihat, seperti sebuah menara 17 meter. Kampung Gelgel dan keberadaan masjid tertua di Bali merupakan jejak-jejak sejarah penyebaran agama Islam di pulau Bali. [nnk]

Komentar

Mumpung lagi Ramadan, ada baiknya kamu mengenal masjid-masjid tua yang ada di Bali. Walaupun terkenal dengan julukan Pulau Seribu Pura dan mayoritas penduduknya memeluk Agama Hindu, namun di Bali juga terdapat beberapa masjid yang sudah berumur ratusan tahun.

Hal ini menandakan, bahwa masyarakat di Bali sejak lama hidup secara berdampingan walaupun berbeda keyakinan. Beberapa masjid tua ini tersebar di berbagai daerah Bali. Berikut 5 masjid tua di Bali.

Baca Juga: 16 Masjid di Denpasar Beserta Alamat

Baca Juga: 5 Resep Masakan Sederhana untuk Sahur dan Buka Puasa

Masjid yang pertama kali didirikan di bali adalah
Masjid Nurul Huda, Gelgel, Klungkung. (YouTube.com/pin BAWEAN)

Masjid yang terletak di Jalan Waturenggong, Desa Gelgel, ini merupakan masjid pertama sekaligus tertua di Bali. Berdiri pada abad ke-14 di masa Kerajaan Gelgel. Nama Nurul Huda memiliki arti cahaya petunjuk.

Menara yang berdiri di halaman masjid ini sudah berumur ratusan tahun, dengan tinggi sekitar 17 meter. Pada bagian mimbarnya terdapat informasi tentang renovasi masjid pertama kali, yang dilakukan pada tanggal 7 Juli 1280 Hijriah atau 1863 Masehi.

Kemudian pada tahun 1989 atau pada 1409 Hijriah, dilakukan pembangunan ulang Masjid Nurul Huda dengan menggunakan konstruksi beton dan berlantai dua. Ada beberapa bagian yang masih dipertahankan, satu di antaranya pada bagian atap.

Baca Juga: 6 Warung Nasi Lawar Bali Halal di Denpasar

Masjid yang pertama kali didirikan di bali adalah
Alquran tua di Masjid As Syuhada. (IDN Times/Hisyamudin Keleten Kelin)

Masjid As Syuhada merupakan masjid tertua kedua di Bali setelah Masjid Nurul Huda Klungkung. Masjid ini berlokasi di Jalan Tukad Pekaseh, Kampung Bugis, Kelurahan Serangan.

Masjid ini merupakan hadiah pemberian seorang raja dari Kerajaan Puri Pemecutan. Hal ini karena warga Bugis pernah membantu raja pada saat berperang melawan Kerajaan Mengwi.

Masjid ini masih menyimpan peninggalan sejarah berupa kitab Alquran tua. Alquran yang terbuat dari kulit unta ini dibawa dari Sulawesi, dan diperkirakan berasal dari Arab Saudi yang ditulis di Kota Makkah.

Masjid yang pertama kali didirikan di bali adalah
Masjid Agung Jami. (YouTube.com/M J CHANNEL BALI)

Masjid Agung Jami terletak di Jalan Imam Bonjol 65, Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng. Mengutip dari situs Disbud.bulelengkab.go.id, masjid ini dibangun pada era Kerajaan Buleleng sekitar abad ke-19 Masehi, sekitar tahun 1846.

Pembangunan masjid ini tidak terlepas dari peran seorang pemimpin Buleleng yang bernama Agung Ngurah Ketut Jelantik Polong. Karena ia memeluk Hindu, maka segala urusan terkait masjid diserahkan kepada saudaranya yang bernama Anak Agung Ngurah Ketut Jelantik Tjelagie.

Saudaranya yang telah memeluk Agama Islam ini dibantu oleh tokoh Islam setempat bernama Abdullah Maskati. Anak Agung Ngurah Ketut Jelantik Tjelagie pernah menulis kitab Alquran, dan tulisan tangan tersebut masih disimpan di Masjid Agung Jamik, Kota Singaraja hingga sekarang.

Masjid yang pertama kali didirikan di bali adalah
Masjid Agung Baitul Qodim. (kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Masjid Agung Baitul Qodim berada di Jalan Puncak Jaya, Desa Loloan Timur. Masjid ini didirikan pada tahun 1679, oleh seorang ulama dari Suku Bugis Buleleng bernama Haji Yassing. Masjid ini berdiri di tepi Sungai Ijogading.

Pendirian masjid ini mendapat restu dari penguasa Jembrana kala itu, yaitu I Gusti Ngurah Pancoran, yang memerintah sekitar tahun 1670. Sebab kala itu banyak orang Bugis-Makassar yang menetap di sekitar area Sungai Ijogading yang membentuk sebuah bandar bernama Bandar Pancoran.

Pada bagian belakang area masjid terdapat 6 makam keramat dari Ncik Ya’Quub, Moyang Khotib, Daeng Marewa dari Goa Sulawesi, Syarief Abdullah Bin Yahya AL-Qadry dari Yaman, KHR Ahmad AL-Hadi Bin Dahlan AL-Falaky dari Semarang, dan istri dari KHR Ahmad Nyai Hj Mas’ Udah Binti Harumin.

Baca Artikel Selengkapnya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.