Makanan yang diawetkan dengan cara menguburkan dalam tanah adalah

Mentega dari abad ke 15-16 yang dipajang di Ulster Museum Foto: Bazonka/ Wikimedia Commons

Selama masa pandemi, banyak orang yang menyimpan makanan dalam jumlah besar, untuk stok selama beberapa hari. Bahan makanan biasanya akan disimpan dalam wadah, lalu dimasukkan ke dalam kulkas atau freezer.

Dengan begitu, kualitas makanan akan tetap terjaga, membuatnya tetap segar dan layak konsumsi dalam jangka waktu lama. Untungnya, ada sederet teknologi yang bisa membantu mengawetkan makanan, sehingga kita tak perlu mengkhawatirkan daya tahan makanan.

Tapi, jauh sebelum semua teknologi tersebut ditemukan, kira-kira bagaimana ya cara orang-orang di zaman purba mengawetkan makanan?

Jadi, selama beberapa tahun, arkeolog telah menemukan bukti adanya teknik-teknik pengawetan makanan yang dilakukan pada masa purbakala. Beberapa di antaranya masih dipraktikkan hingga kini; seperti mengeringkan, atau fermentasi.

Proses pengeringan daging di Saskatchewan. Foto: Provincial Archives of Alberta/Wikimedia Commons

Selain itu, ada juga metode kuno seperti memendam bongkahan mentega di dalam rawa gambut. Menariknya, teknik pengawetan makanan purbakala ini mampu membuat bahan makanan bisa bertahan hingga ribuan tahun lamanya.

Dilansir Discovery, metode mengawetkan makanan seperti dikeringkan, diasinkan, diasap, diolah jadi acar, dan disimpan dalam 'kulkas alami' seperti lubang bawah tanah rupanya sudah dilakukan oleh orang-orang ribuan tahun yang lalu.

Sebagai contoh, Sami, penduduk asli Skandinavia, biasa memburu rusa di musim gugur dan musim dingin. Kemudian, dagingnya akan dikeringakan atau diasap. Susu difermentasi menjadi keju, sehingga bisa bertahan selama bertahun-tahun.

Penemuan alat-alat untuk mengawetkan makanan di zaman purbakala

Bukti alat-alat yang digunakan untuk mengawetkan makanan ini pun ditemukan oleh para peneliti. Journal of Archaelogical Science tahun 2016 melaporkan, di sebuah situs Swedia yang berusia 8600 hingga 9600 tahun yang lalu, ditemukan semacam lubang berbentuk selokan yang berisi lebih dari 9 ribu tulang ikan.

Menariknya, jenis ikan yang ditemukan dalam lubang tersebut berbeda dengan spesies ikan yang ada di sekitar area situs. Selain itu, ditemukan pula spesies kecoa bertulang belakang yang seperlimanya mengalami kerusakan asam.

Disimpulkan, kalau lubang tersebut dulunya digunakan untuk proses fermentasi --yang membuatnya sebagai bukti tertua makanan fermentasi.

Berbagai jenis cabai yang digunakan untuk memasak di zaman Meksiko kuno yang disimpan di Museo Arqueológico de Xochimilco, Meksiko Foto: Celinebj/ Wikimedia Commons

Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Anthropological Archaeology pada tahun 2019 menemukan, ada lebih dari 10 ribu tulang binatang yang ditemukan di situs berusia 19 ribu tahun di Yordania, Hampir 90 persen dari spesimen tersebut adalah gazelle --sejenis kijang.

Tulang-tulang hewan tersebut ditemukan di samping api unggun dan lubang dengan pasak sedalam 5-10 centimeter, yang kemungkinan memiliki balok penyangga sederhana.

Berdasarkan bukti ini, dan bagaimana tulang-tulang rusa dihancurkan dan dibantai, para penulis menduga bahwa lubang pasak tersebut dulunya adalah rak tempat daging diasap dan dikeringkan.

Tak kalah menarik, sebagian besar makanan yang diawetkan ribuan tahun lalu, masih ada [dan mungkin masih bisa dikonsumsi] sampai sekarang. Ini dibuktikan dengan adanya penemuan 500 blok mentega kuno yang ditemukan dipendam dalam tanah berlumpur di Irlandia dan Skotlandia.

Mentega yang dipendam dalam rawa gambut Foto: Nordic Food Lab/University of Copenhagen

Mentega tersebut diduga dibuat kurang lebih 5 ribu tahun lalu, pada abad ke-18. Orang-orang di wilayah tersebut memendam sejenis mentega asam dan berlemak tinggi di dalam rawa gambut.

Para peneliti masih berspekulasi, apakah alasan penguburan mentega tersebut untuk ritual persembahan, penyimpanan, atau peningkatan cita rasa.

Apa pun alasannya, ternyata pertumbuhan mikroba pada mentega jadi terhambat saat dipendam dalam rawa gambut. Sebab, jenis tanah tersebut minim asam dan oksigen. Mentega yang disimpan pun bisa bertahan hingga ribuan tahun.

Arkeolog mengungkapkan, mentega kuno itu secara teori masih bisa disantap, namun tak menyarankan untuk mengonsumsinya.

Wah, ternyata tak cuma menarik, metode menyimpan makanan zaman dulu juga sangat efektif, ya!

Video yang berhubungan

3 menit

Proses pengawetan makanan tidak hanya bisa dilakukan dengan bahan kimia, tapi bisa juga dengan cara alami. Berikut 99.co Indonesia hadirkan cara mengawetkan makanan yang tepat!

Sejak zaman dulu, pengawetan makanan telah banyak digunakan untuk meningkatkan ketahanan dan kualitas.

Selain itu, teknik pengawetan makanan pun perlu dilakukan untuk menghindari pembusukan dan memperpanjang waktu penyimpanan makanan.

Biasanya, kita melakukan pengawetan makanan dengan cara menyimpannya di dalam kulkas.

Padahal, menyimpan makanan di dalam kulkas hanya membuat makanan bertahan selama beberapa hari atau minggu saja, lo.

Jika kamu tertarik mengawetkan makanan secara bertahun-tahun, kamu memerlukan metode pengawetan lainnya, seperti pengalengan, pembekuan, dan lainnya.

Adapun penjelasan cara mengawetkan makanan secara lengkap bisa kamu simak dalam ulasan di bawah ini, ya!

8 Cara Mengawetkan Makanan agar Tahan Lama

1. Pengalengan

Makanan yang diawetkan dengan cara menguburkan dalam tanah adalah

Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa makanan yang dijual di dalam kaleng bisa tahan hingga bertahun-tahun walau disimpan di suhu ruangan?

Jawabannya adalah makanan tersebut memang sengaja diawetkan dengan cara menggabungkan teknik kimia dan fisika lewat pengalengan aluminium.

Dengan begitu, makanan yang akan dikalengkan sebelumnya akan ditambahkan dengan zat-zat pengawet.

2. Pengeringan

Pada zaman dahulu, nenek moyang kita sering menyimpan makanan dengan cara menjemur makanan hingga benar-benar kering.

Adapun metode pengawetan makanan tersebut dinamakan pengeringan.

Teknik ini berfokus pada prinsip bahwa mikroorganisme penyebab pembusukan makanan bisa berkembang dalam tempat yang lembap, basah, dan memiliki kadar air yang tinggi.

3. Pengasinan

Makanan yang diawetkan dengan cara menguburkan dalam tanah adalah

Garam memiliki kandungan zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme bakteri penyebab pembusukan makanan.

Dengan begitu, banyak masyarakat yang menggunakan metode pengawetan ini untuk membuat ikan asin.

3. Penguburan

Mungkin, cara mengawetkan makanan secara alami yang satu ini terdengar sedikit seram bagi kamu.

Namun, teknik mengawetkan makanan ini sangat populer di Korea untuk membuat kimchi.

Awal pembuatannya adalah mempersiapkan tanah yang dipakai untuk mengubur kimchi dengan cara memberi garam pada tanah tersebut.

Selanjutnya kimchi yang sudah diberi bumbu dimasukkan ke dalam gentong dan dikubur hingga berbulan-bulan.

4. Fermentasi

Makanan yang diawetkan dengan cara menguburkan dalam tanah adalah

Makanan yang diproses secara fermentasi biasanya jauh lebih awet dibanding makanan biasa, lo.

Fermentasi juga mengubah rasa dan aroma makanan maupun minuman menjadi terasa lebih nikmat.

Adapun beberapa jenis makanan yang melalui proses fermentasi adalah tape, yoghurt, bir, dan kecap.

5. Pengasaman

Kemudian, cara cara mengawetkan makanan selanjutnya adalah dengan metode pengasaman.

Metode ini dilakukan dengan menurunkan tingkat keasaman (pH) sehingga pertumbuhan bakteri penyebab pembusukan akan terhambat.

Untuk mengasamkan makanan secara alami biasanya menggunakan tomat.

Namun, untuk mengasamkan makanan dengan zat kimia biasanya memakai cuka atau asam sitrat.

6. Pemanisan

Makanan yang diawetkan dengan cara menguburkan dalam tanah adalah

Cara mengawetkan makanan dengan metode pemanisan bisa kita temukan pada manisan buah.

Adapun langkah pengawetan makanan yang satu ini menggunakan media gula.

Makanan akan dicampur dengan zat yang mengandung gula dengan kadar konsentrasi 40 persen untuk menurunkan mikroorganisme.

Selain manisan buah, makanan lain yang diawetkan dengan cara ini antara lain adalah susu, agar-agar, dan lain-lain.

7. Pengasapan

Teknik pengawetan makanan dengan cara pengasapan juga cukup populer.

Jenis makanan yang paling sering diawetkan dengan metode pengasapan adalah ikan.

Namun, daging sapi dan daging babi juga bisa diasap hingga menjadi bacon atau spek.

Dengan menggunakan metode ini, kamu bisa membuat makanan jadi awet hingga bertahun-tahun.

Selain itu, aroma asap yang masih melekat pada makanan justru membuat cita rasa makanan tersebut jadi semakin sedap.

8. Pendinginan

Makanan yang diawetkan dengan cara menguburkan dalam tanah adalah

Cara mengawetkan makanan yang terakhir ini pastinya sering kamu lakukan.

Suhu dingin dari lemari es atau freezer dipercaya dapat membunuh bakteri yang dapat mempercepat pembusukan pada makanan.

Namun, untuk beberapa jenis bahan makanan, seperti daging atau ayam, bisa disimpan di freezer hingga berbulan-bulan jika kamu sudah menggunakan cara yang tepat.

Sementara itu, makanan jadi biasanya hanya bisa awet sampai 1-2 minggu jika disimpan di dalam freezer.

***

Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu ya, Sahabat 99.

Jangan lupa pantau terus artikel menarik lainnya lewat Berita 99.co Indonesia.

Sedang mencari rumah dijual di Pasar Rebo?

Cek saja pilihannya hanya di 99.co/id.