Kota kembang artinya apa

Dalam Planten en Bloemen in Nederlandsch-Indie (1924) P. Dakkus menyatakan berbagai macam tumbuhan bisa ditanam dengan baik di wilayah Bandung. Dirinya pun memuji kesuburan tanah di dataran tinggi Bandung.

“Untunglah iklim di Indonesia sangat baik-serasi. Sesuai dengan siloka: bila engkau tancapkan sebatang tongkat di tanah, pastilah dia tumbuh bersemi”.

Aku Sangat Muda, Aku Sulut "Bandung Lautan Api" di Tanah Sunda

Setelah itu, dibangun beberapa taman yang semuanya berada di kawasan Bandung Utara, antara lain Insulinde Park, Molukken Park, Tjibeunjing Plantsoen, Tjilakiplein, Oranjeplein, dan Ijzermanpark.

Selain taman-taman tersebut, terdapat juga beberapa taman kecil sehingga pada 1930-an, Kota Bandung acapkali disebut sebagai tuinstad (kota taman) karena keberadaan taman kota menjadikan Bandung sebagai kota yang sangat indah.

"Tak mungkin seorang George Clemenceau, Perdana Menteri Prancis atau bintang film Charlie Chaplin dan Paulette Goddard terpukau pesona indah Taman Kota Bandung, kalau memang tidak karena taman bunganya yang cantik menarik hati," ucap Kunto.

Selain itu tercatat Bandung juga memiliki jenis bunga yang langka, misalnya pada tahun 1915, Dr W.D van Leeuwen menemukan sejenis anggrek yang langka di wilayah Kota Bandung, sehingga bunga temuan ini dinamakan Microstylis Bandongenis.

Belum lagi dahulu di Jalan Braga, juga ada toko kembang (Bloemenhandel) abundantia yang harus mengirim bunga setiap pagi ke Istana Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia. Tentunya bila Bandung bukan lautan kembang, dari mana bunga-bunga itu berasal?

Data sejarah ini sebenarnya cukup membuktikan bahwa Bandung memang cocok untuk disebut sebagai Kota Kembang. Bukan hanya sebuah ilusi atau upaya untuk memutar balik roda sejarah, bila masa kini sebagian warganya ingin mengembalikan citra Bandung sebagai Kota Kembang.

Merealisasikan Bandung sebagai Kota Kembang

Pemerintah Kota Bandung beberapa tahun terakhir gencar membangun taman kota sebagai bagian dari upaya mempercantik kota, memenuhi persentase ruang terbuka hijau terhadap luas wilayah, dan sebagai media memperbanyak area bercengkerama warga kota.

Menyempitnya ruang terbuka hijau mengakibatkan julukan Bandung sebagai Kota Kembang terlebih julukan the Garden of Allah seakan hilang maknanya. Untuk mengembalikan “hijaunya” Kota Bandung, bukan berarti tidak ada upaya dari Pemerintahan Kota Bandung.

Pada masa Pemerintahan Wali Kota Ridwan Kamil (2013-2018), pembangunan ruang terbuka hijau dirasakan cukup gencar. Selain merevitalisasi taman kota warisan kolonial, beberapa ruang terbuka, seperti trotoar, persimpangan jalan, atau batas jalan dijadikan sebagai ruang terbuka hijau.

Meskipun belum mencapai luas ideal, tetapi hal itu menunjukkan bahwa Kota Bandung, masih memiliki peluang untuk menjalankan amanat perundangan-undangan yang mengharuskan luas ruang terbuka hijau minimal 20% dari luas wilayahnya.

Bedasarkan skripsi dari Miftahul Falah dan kawan-kawan dalam judul Ruang Terbuka Hijau dalam Tata Ruang Kota Bandung Akhir Abad XIX Hingga Pertengahan Abad XX menyebut Pemerintah Kota Bandung mulai menyebar proses pembangunan ruang terbuka hijau.

Sajak Seorang Tua Tentang Bandung Lautan Api

Di wilayah Bandung Utara, selain mempercantik taman-taman kota yang sudah ada, pemerintah pun membangun taman kota baru meskipun tidak seluas yang sudah ada. Pembangunan ruang terbuka hijau dilakukan juga di wilayah Bandung Selatan, Bandung Timur, dan Bandung Barat.

Bedasarkan catatan Miftahul, pada 2011 taman kota yang ada di Kota Bandung belum mencerminkan suatu taman yang layak bagi anak-anak. Tidak hanya itu, beberapa taman bahkan menjadi “rumah” bagi pengemis atau tuna wisma sehingga menghilangkan
kenyamaan dan keamanan bagi warga Kota Bandung yang hendak menikmati taman.

Selain itu pembangunan kawasan terbangun secara konsekuensi akan mengubah fungsi lahan yang sebagian sudah ada sejak masa Pemerintahan Hindia Belanda dan sebagian lagi dibangun pada masa Pemerintahan Republik Indonesia.

Karena itu Pemerintah Kota Bandung berupaya menambah kawasan tersebut dengan membangun dan merevitalisasi kawasan terbuka sehingga menambah persentase luas ruang terbuka.

Dalam kurun tahun 2004 sampai 2007, pembangunan ruang terbuka hijau dilakukan dengan menjalankan program intensifikasi melalui gerakan reboisasi. Dari tahun 2007-2010, luas ruang terbuka hijau di Kota Bandung mencapai 9,94 persen dari luas wilayah Kota Bandung dan satu tahun kemudian menjadi 11,42 persen.

Tentunya banyak harapan agar julukan Kota Kembang bisa mewujud tidak hanya sebagai julukan tetapi juga identitas dari kota tersebut. Karena Bandung bukanlah Bandung tanpa dihiasi semerbak mewangi bunga dan kembang.

Kota kembang julukan kota apa?

Tak ayal, julukan-julukan yang disematkan untuk Bandung sebagai Kota Kembang, ataupun dengan nama Paris van Java-nya, menjadi sebutan yang ideal untuk menggambarkan bagaimana kondisi di Kota Bandung.

Apa julukan dari Kota Bandung?

Sesuai namanya, julukan Kota Kembang diberikan karena banyaknya kembang di Kota Bandung. Dahulu, Bandung diketahui mempunyai banyak taman yang dipenuhi dengan bunga-bunga yang cantik. Kecantikan bunga-bunga tersebut tersebar ke seluruh penjuru Bandung dan menjadikan Bandung dikenal sebagai Kota Kembang.

Kenapa Bandung disebut kota kenangan?

Bandung memiliki banyak tempat yang indah dan menyenangkan, sehingga orang yang pernah berkunjung ke sana ingin kembali lagi. Itulah mengapa alasannya Bandung disebut kota kenangan.

Apa yang terkenal dari Kota Bandung?

Bandung bisa memiliki julukan kota kembang, karena dahulu Bandung terkenal akan rindangnya pepohonan, bunga yang tumbuh di penjuru kota, serta taman yang hijau. Tetapi julukan tersebut hadir setelah Bandung ditetapkan sebagai kota dan ditanami berbagai jenis pohon seperti sekarang.