Remaja Penggemar Musik Heavy Metal Berisiko Depresi - detikHealth Show Jumat, 21 Okt 2011 09:59 WIB Jakarta - Aliran musik yang memekakkan telinga ala heavy metal memang cukup banyak digemari, terutama di kalangan anak muda. Tapi orang tua agaknya perlu mewaspadai jika anak-anak remaja mereka menggandrungi aliran musik semacam ini. Sebab remaja yang mendengarkan musik keras heavy metal berisiko depresi dan bunuh diri. ADVERTISEMENT SCROLL TO RESUME CONTENT (ir/ir)KOMPAS.TV-Musik metal memiliki ciri nada yang keras, dentuman, suara gitar yang gahar, dan vokalis yang bersuara tinggi. Musisi dan penggemarnya juga punya ciri khusus yakni doyan memakai segala hal yang berwarna hitam. Jika aliran musik lain diyakini dapat memberi manfaat dengan lantunan lagu chill-nya, bagaimana dengan musik metal? Musik metal memiliki karakteristik yakni suara berat, distorsi, scream atau growl, dan lirik yang bertema kecemasan, depresi, kemarahan, kesepian, hingga kehidupan sosial. Dengan bentuk yang seperti itu musik metal justru mampu menenangkan para pendengarnya. Sebuah studi yang dirilis di Australia menyatakan mendengarkan musik ekstrem, memberi efek menenangkan dan membantu anak muda memproses perasaannya dengan cara lebih sehat. Apabila kamu merasa senang maka yang didengar adalah lagu yang bernada riang. Sama dengan orang yang marah, mereka mencari musik metal untuk menggambarkan perasaan dengan lirik dan musik berisik. Satu akibat buruk dari musik metal adalah gerakan head bang. Head bang dilakukan dengan menggerakkan kepala ke bawah dan atas atau berputar mengikuti tempo musik metal yang sedang dimainkan. Head bang bisa meningkatkan risiko cedera leher jika dilakukan dengan kecepatan 130 kali per menit. Sebagai upaya pencegahan peneliti menyarankan untuk tidak melakukan gerakan head bang terlalu cepat. Musisi juga dipaksa untuk memberikan label "peringatan head bang" di depan sampul album fisik mereka. Baca Juga Merdunya Dentingan Alat Musik Penting Khas Bali yang Mulai Redup di https://www.kompas.tv/article/290457/merdunya-dentingan-alat-musik-penting-khas-bali-yang-mulai-redup Editor Video & Grafis: Dimas WPS Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/294796/pengaruh-musik-metal-buat-kesehatan-menenangkan-hati Adakah genre musik, musisi, penyanyi, lagu, potongan lirik lagu, atau alunan instrumental yang pernah memberi pengaruh dalam hidupmu? Kalau pun iya, daku yakin jawabannya akan beragam. Ada yang terbuka pada musik apa pun, namun ujung-ujungnya lebih sering mendengar kategori musik tertentu. Entah itu lagu India, yang kearab-araban, koplo, dangdut, pop Indonesia, EDM barat, folkrock, dsb. Ada momen di mana kamu merasa pantas menjuluki sebuah karya sebagai ‘lagu spesial’. Karena lagu itu bisa menggerakkan hatimu, membuat air matamu mengalir, melebarkan senyummu, membakar motivasimu, bikin kamu deg-degan, atau justru membawamu jauh ke masa lalu. Ada yang pernah mengalami momen ini? Bicara tentang musik memang selalu menarik, ya. Daku kebetulan membaca uraian artikel June Silny via Lifehack. Dia membahas bagaimana musik bisa membantu menyembuhkan depresi, kecanduan (pada obat-obatan), serta keinginan untuk bunuh diri. Jom! 1. Musik Bikin Plong Image via: netdoctor.co.uk Poin ini memang tergantung masalahnya. Tetapi seringkali, ketika merasa sendirian dalam keadaan sangat terpuruk, kamu mengandalkan musik kesukaan. Jika lagunya sedih dan sesuai dengan pengalamanmu, kamu akan ikut menangis. Tak apa. Butiran hangat itu menjadi wujud ekspresi hatimu. Kalau ditahan justru akan sesak, bukan? Jurnal British pernah menyatakan kalau musik, khususnya yang drumming itu, bersifat cathartic. Dengan kata lain, musik memberikan bantuan psikologis yang membuat emosimu terbuka. Sedih ya sedih. Marah ya marah. Tak ada yang dipalsukan. 2. Musik Mengundang Kreativitas Kalau merasa tidak ada inspirasi bisa gawat juga, ya. Bagaimana kamu menyelesaikan tulisan, mendesain baju, mengedit poto, atau menikmati olahraga via treadmill? Seringkali kamu meminta bantuan musik agar lebih termotivasi dan kreatif. Peneliti Finlandia menyimpulkan, kalau segala ide di otak bisa lebih mudah dieksekusi ketika kamu mendengar dan memproses sebuah lagu. Fenomena ini yang bikin kreativitas kamu bertambah ketika menikmati musik. 3. Musik Memengaruhi Laju Jantung dan Pernapasan Salah-satu kekuatan musik: bisa memperlambat pernapasan atau mempercepat detak jantung. Nah, ketika musik dimainkan, kamu yang mendengarnya akan langsung merasakan – bahkan merespons. Bisa saja jarimu mengetuk-ngetuk meja, kepalamu manggut-manggut, kakimu menginjak-injak mengikuti irama, atau bahkan joget. Semua efek itu tergantung lagunya. Musik dengan pukulan bass keras bisa memompa jantung di dada. Musik dengan tempo lambat bisa membuatmu rileks, laju pernapasan dan denyut nadi pun cenderung melambat. 4. Musik Bisa Mengurangi Tekanan Darah Image via: Freepik.com Resep yang bisa kamu terapkan yaitu dengan mendengarkan musik klasik, reggae, atau celtic selama setengah jam setiap harinya. Tips ini dipercaya bisa mengurangi tekanan darah tinggi. Setidaknya begitulah menurut American Society of Hypertension. 5. Musik untuk Mengatasi Kecanduan Ketergantungan pada sesuatu itu memang sangat mengerikan. Banyak orang yang terjebak. Kamu Bisa Masuk, Tapi Kamu Tak Bisa Keluar. Efeknya bahkan bisa memanjang ke orang sekitar; pasangan, keluarga, teman, atau lingkungan. Musik sendiri hadir sebagai alat bantu dalam proses pengobatan, bukan penyembuhan dari zat adiktifnya. Rehabilitasi bisa dipilih sebagai langkah perdana untuk mengatasi kecanduan. Di Thailand ada candi Budha bernama Thamkrabok yang menawarkan treatment gratis bagi pada pecandu. Mereka menggunakan musik sebagai salah-satu elemennya. Bagaimana pun, musik itu memiliki kekuatan terapeutik. Sensasi tenangnya bisa menyingkirkan emosi destruktif yang ada dalam diri. Biksunya pun memiliki studio rekaman sendiri. Bahkan musisi Inggris bernama Tim Arnold sempat memproduksi karyanya di sana. 6. Music Bisa Jadi Mampu Mencegah Keinginan Bunuh Diri Image via: businessinsider.com Ceritanya di tahun 1997, musisi hip hop bernama Darryll McDaniels (Run-D.M.C.) sempat memiliki hasrat kuat untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Ketika menatap pada dinding hotel yang dingin, ada lagu yang mengalun. Samar-samar dia mendengar lagu “Angel” dari Sarah McLachlan. Kamu juga pasti familier dengan lagu tersebut. Begitu mendengar dan meresapi liriknya, kamu juga pasti ingin menangis. Ajaibnya, lelaki tersebut mengurungkan niatnya karena lagu itu. Dia bahkan langsung ngefans sama penyanyinya. Selain itu, dia juga bertekad untuk lebih memberi makna dalam kehidupannya. Ternyata dia menemukan fakta kalau dirinya hanyalah anak adopsi. Tetapi fakta itu juga yang menyemangati dirinya untuk terus berkarya, dan memanfaatkan popularitasnya demi membantu hak anak-anak asuh. Film dokumenter pun dibuat untuk mempromosikan misinya itu. 7. Musik Diputar Di Ruang Operasi? Anthony Youn, M. D. mengutip jurnal dalam “Surgical Endoscopy”. Katanya, dampak positif bisa dirasakan oleh para dokter ahli bedah apabila mereka mendengar musik klasik (bukan heavy metal atau hard rock). Jadi, semacam mood booster, begitu. Namun penelitian lain yang terbit dalam “Surgical Innovation” justru mengklaim, kinerja dokter bedah bisa lebih baik apabila mereka mendengarkan musik reggae dan hip hop. Ujung-ujungnya, barangkali musik terbaik itu tergantung dengan selera. Yang pasti, tak hanya dokter, pasien pun bisa terpengaruh oleh musik. Mereka bisa lebih rileks dan termotivasi untuk sembuh lebih cepat. Baca Juga: 5 Tipe atau Jenis Musik yang Bisa Menjadi Mood Booster dan Bikin Semangat 8. Musik Meringankan Rasa Sakit Makalah dalam Journal of Advanced Nursing mencatat kalau mendengarkan musik bisa membantu mengurangi rasa sakit kronis, sekitar 21%, dari berbagai penyebab. Entah itu masalah osteoartritis (nyeri sendi) atau rheumatoid arthritis (radang sendi kronis). Musik bisa menjadi distraksi atau sesuatu yang mengalihkan pasien dari rasa sakitnya. Selain itu, musik juga bisa melepas endorfin, yang memicu rasa senang dan menangkal rasa nyeri. 9. Musik Memengaruhi Memori Poin selanjutnya bisa menjadi boomerang tersendiri. Musik bisa menjadi mesin waktu. Musik bisa menjadi pembangkit kenangan. Kamu seakan menyelam ke masa silam. Mungkin masa itu sangat sepi, tragis, menyedihkan, atau juga membahagiakan. Tetapi apalah arti rasa bahagia kalau sudah terjadi di masa lampau? Yang jelas, semoga momen itu bisa menyajikan pelajaran berharga. Tak apa menengok masa lalu, asal jangan sampai tinggal kembali di sana. Kamu harus kembali ke masa kini, sebab petualangan baru nan seru sudah menunggu. ~ Dahsyat juga ya power dari musik? Alangkah baiknya kamu memilih dan memilah mana yang pantas masuk dalam playlist. Musik bukan soal asyik. Hindari musik yang memiliki makna dan pengaruh buruk. Sebaliknya, sila pilih musik favorit yang bisa membuatmu menjadi lebih baik. Musik yang membuatmu semangat untuk memulai hidup baru, bergairah untuk membuka usaha, termotivasi untuk berhenti dari kecanduan, serta musik yang membuatmu merasa jatuh cinta. Demikian, 9 Cara Bagi Musik untuk Membantu Mengatasi Depresi, Kecanduan, dan Hasrat Bunuh Diri. #RD Mungkin Anda Menyukai
|