Kesultanan apakah yang menjadi pusat studi Islam di Nusantara


#Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..#


Answered by ### on Thu, 26 May 2022 20:23:00 +0700 with category Sejarah and was viewed by 345 other users

Kelas: X

Mata Pelajaran: IPS/Sejarah

Materi: Perkembangan Islam di Indonesia

Kata kunci: Kerajaan Samudra Pasai

Jawaban pendek:

Kerajaan Samudra Pasai menjadi pusat studi Islam Nusantara karena lokasinya yang strategis, di ujung pulau Sumatera dan di tepi selat malaka. Selat Malaka saat itu adalah jalur perdagangan laut yang sangat penting yang menghubungkan India, Semenanjung Arab dan Persia, dengan China di timur. Akibatnya banyak musafir, saudagar dan ulama Islam yang berlabuh di Samudera Pasari dan membuat perkembangan Islam di kerajaan ini menjadi pesat.

Jawaban panjang:

Kerajaan Islam pertama di Indoesia adalah Samudera Pasai yang terletak di Aceh. Kerajaan ini didirikan oleh Merah Silu atau yang kemudian menggunakan gelar berbahasa Arab, Malikul Saleh, sekitar tahun 1267. Kerajaan ini dikunjungi oleh Ibnu Batutah dan Marco Polo.

Puncak kejayaan kesultanan Samudera Pasai ini berada pada masa sultan ketiga Samudera Pasai, Sultan Mahmud Malik Az-Zahir. Pada masa sultan ini Samudera pasai dikunjungi oleh penjelajah dan musafir Maroko yang bernama Ibnu Batutah. Menurut Ibnu Batutah, sultan ini adalah seorang yang sangat taat beragama Islam dan memeluk madzhab Syafii. 

Pada masa pemerintahan sultan ini, Pasai menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara dan menggunakan koin emas sebagai mata uangnya. Banyak saudagar dari Arab, India, Iran dan China yang berdagang di Pasai. Banyak saudagar ini yang beragama Islam dan mereka selain berdagang juga menyebarkan ajaran Islam di Pasai.

Pada masa sultan ini pula, kerajaan Perlak, yang merupakan tetangga Pasai, masuk menjadi wilayah kesultanan Samudera Pasai. 

Masa kejayaan ini berakhir ketika pada masa kekuasaan sultan berikutnya, kesultanan Samudera Pasai diserang oleh Kerajaan Majapahit. Pasai ditaklukkan dan menjadi salah satu wilayah Majapahit. 

Kerajaan ini jatuh setelah diserang Portugis pada tahun 1521. Wilayahnya kemudian menjadi wilayah Kesultanan Aceh.  

Baca Juga: Coba Buat gambar ilustrasi berdasarkan cerita yang anda buat!​


en.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

Kesultanan apakah yang menjadi pusat studi Islam di Nusantara

Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at cp.dhafi.link. with Accurate Answer. >>


Kesultanan apakah yang menjadi pusat studi Islam di Nusantara

Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

  1. Malaka
  2. Aceh
  3. Perlak
  4. Demak
  5. Samudra pasai
Klik Untuk Melihat Jawaban

Kuis Dhafi Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

Kesultanan apakah yang menjadi pusat studi Islam di Nusantara

Kesultanan apakah yang menjadi pusat studi Islam di Nusantara
Lihat Foto

KOMPAS.com/MASRIADI

Museum Kerajaan Samudera Pasai, di Desa Beuringen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, Aceh, Jumat (17/3/2017).

KOMPAS.com - Sejarah Indonesia baru tidak terlepas dari perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di nusantara.

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, perkembangan kerajaan Islam di Indonesia terlihat dari adanya kerajaan-kerajaan berikut ini:

  1. Kerajaan Perlak
  2. Kerajaan Samudera Pasai
  3. Kerajaan Aceh Darussalam
  4. Kerajaan Ternate dan Tidore
  5. Kerajaan Demak
  6. Kerajaan Pajang dan Mataram
  7. Kerajaan Banten dan Cirebon
  8. Kerajaan Gowa Sulawesi Selatan

Tahukah kamu perkembangan ekonomi, politik, sosial dan budaya kerajaan Samudera Pasai?

Baca juga: Teori Masuknya Islam di Nusantara

Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai terletak di pantai utara Aceh, tepatnya di muara Sungai Pasangan (Pasai) yang ada dua kota yaitu Samudera (agak jauh dari laut) dan Pasai (kota pesisir). Masyarakat kedua kota sudah memeluk agama Islam.

Marah Silu (Merah Selu) masuk Islam setelah berinteraksi dengan Syekh Ismail, seorang utusan Syarif dari Mekah. Ia menyatukan kedua kota dan dinobatkan menjadi sultan (raja) dengan gelar Sultan Malik al Saleh (Malikussaleh).

Kesultanan Samudera Pasai berperan penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara. Malaka menjadi bercorak Islam karena berhubungan erat dengan Kerajaan Samudera Pasai.

Hubungan makin erat dengan pernikahan antara putra-putri sultan dari Pasai dan Malaka. Sehingga di awal abad ke-15, sekitar 1414 Masehi muncul Kesultanan Islam Malaka yang dimulai dengan pemerintahan Parameswara.

Baca juga: Pengaruh Islam di Indonesia

Aspek politik

Samudera Pasai berkembang pesat menjadi pusat perdagangan dan studi Islam karena didatangi banyak pedagang dari India, Benggala, Gujarat, Arab Cina dan daerah sekitarnya.

Samudera Pasai meluaskan kekuasaan ke daerah pedalaman meliputi Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag, Buloh Telang, Benua, Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama Candhi, Tukas, Pekan dan Pasai.

Dalam rangka Islamisasi, Sultan Malik Al Saleh menikah dengan putri Raja Perlak. Sultan Malik Al Saleh wafat pada 1297 dan dimakamkan di Kampung Samudera Mukim Blang Me dengan makam berciri Islam.

Kesultanan apakah yang menjadi pusat studi Islam di Nusantara

Kesultanan apakah yang menjadi pusat studi Islam di Nusantara
Lihat Foto

Kemdikbud

Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh dibangun pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda Kerajaan Aceh.

KOMPAS.com - Jaringan keilmuan di nusantara terkait dengan kerajaan Islam sebagai pusat kekuasaan dan pendidikan. Tahukah kamu bagaimana peran kerajaan Islam dalam jaringan keilmuan di nusantara?

Peran kerajaan Islam dalam jaringan keilmuan di nusantara

Dikutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, sultan mendatangkan ulama pribumi maupun ulama mancanegara terutama Timur Tengah. Para sultan dan pejabat tinggi menimba ilmu dari para ulama yang berfungsi sebagai pejabat-pejabat negara.

Hubungan antarkerajaan Islam sangat bermakna dalam bidang budaya dan keagamaan, misal Samudera Pasai, Malaka dan Aceh. Ketiga kerajaan tersebut tersohor dengan sebutan Serambi Mekkah, menjadi pusat pendidikan dan pengajaran agama Islam di nusantara.

Untuk mengintensifkan proses Islamisasi, para ulama telah mengarang, menyadur dan menerjemahkan karya-karya keilmuan Islam. Karya-karya susastra dan keagamaan segera berkembang di kerajaan-kerajaan Islam.

Kerajaan-kerajaan Islam itu telah merintis terwujudnya idiom kultural yang sama yaitu Islam. Hal itu menjadi pendorong terjadinya interaksi budaya yang erat.

Baca juga: Perkembangan Islam di Indonesia

Berikut ini penjelasan mengenai peran kerajaan (kesultanan) Islam dalam jaringan keilmuan di nusantara:

Peran Kerajaan Samudera Pasai

Ketika Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemunduran di bidang politik, tradisi keilmuan tetap berlanjut. Samudera Pasai berfungsi sebagai pusat studi Islam di nusantara.

Ketika Kerajaan Malaka telah masuk Islam, pusat studi keislaman tidak lagi dipegang hanya Samudera Pasai.

Peran Kerajaan Malaka

Malaka juga berkembang sebagai pusat studi Islam di Asia Tenggara. Kemajuan ekonomi Kerajaan Malaka mengundang banyak ulama dari mancanegara berpartisipasi lebih intensif dalam proses pendidikan dan pembelajaran agama Islam.

Kerajaan Malaka giat melakukan pengajian dan pendidikan Islam. Dalam waktu singkat terjadi perubahan sikap dan konsepsi masyarakat terhadap agama, kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

Kesultanan apakah yang menjadi pusat studi Islam di Nusantara

Kesultanan apakah yang menjadi pusat studi Islam di Nusantara
Lihat Foto

Kemdikbud

Masjid Agung Palembang dibangun pada masa Kesultanan Palembang Darussalam dalam pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I selama 10 tahun (1738-1748 M).

Baca juga: Jaringan Keilmuan di Nusantara