Kenapa orang sunda tidak boleh menikah dengan orang jawa

Kenapa orang sunda tidak boleh menikah dengan orang jawa

Kenapa orang sunda tidak boleh menikah dengan orang jawa

Perang Bubat pada zaman Kerajaan Majapahit dan Pajajaran menjadi awal mula mitos orang Jawa dan Sunda menikah, simak kisahnya. 

Coba deh, tanya kakek nenek, orang tua, atau om tante mengenai kenapa laki-laki Jawa tidak boleh menikah dengan wanita Sunda.

Mereka bisa bercerita kalau pria Jawa memang dilarang mengawini perempuan Sunda, mitos yang ada sejak lama.

Misalnya, paman kamu yang berasal dari suku Jawa pastinya tidak boleh menyunting kekasihnya yang berasal dari suku Sunda.

Biasanya, kakek nenek akan membandingkan wanita Jawa vs Sunda, suku Jawa dan Sunda, cowok Sunda vs cowok Jawa

Mereka akan mengungkapkan perbedaan orang Jawa dan orang Sunda, pria Jawa memang sebaiknya menikahi wanita Jawa.

Lantas mereka juga mungkin mengungkapkan sifat jelek orang Sunda atau tidak ada keuntungan menikah dengan orang Sunda.

Bahkan, bisa juga berupa pengalaman menikah dengan orang Sunda yang berakhir buruk, mitos ini pun muncul.

Mitos orang Jawa dan Sunda menikah yang berakhir tidak baik, sering kali menjadi cerita yang selalu diceritakan.

Hal ini tentu berbeda dengan saat ini, orang tua kamu yang mungkin sudah tidak percaya dengan mitos tersebut.

Situs properti Rumah123.com akan mengutip laman Kumparan.com dalam membahas mitos orang Jawa dan Sunda menikah.

Mitos Orang Jawa dan Sunda Menikah Berawal dari Perang Bbuat 

Wah, ternyata mitos orang Jawa dan Sunda menikah tidak akan langgeng itu sudah ada sejak dahulu kala.

Berawal dari Perang Bubat yang terjadi pada 1357 antara Kerajaan Majapahit (Jawa) dan Kerajaan Pajajaran (Sunda).

Raja Hayam Wuruk dari Majapahit akan menikahi Dyah Pitaloka dari Pajajaran, namun hal ini berantakan.

Patih Majapahit, Gajah Mada menyerang pasukan Pajajaran secara tiba-tiba, Dyah Pitaloka memutuskan bunuh diri.

Lantaran banyak anggota kerajaan yang tewas, Pangeran Niskalawantu Kancana diangkat menjadi Raja Pajajaran.

Sejak saat itu, wanita Sunda dilarang menikah dengan pria Jawa, begitu juga sebaliknya, sehingga muncul mitos orang Jawa dan Sunda menikah.

Sebenarnya, banyak pertanyaan mengenai mitos termasuk kenapa orang Jawa tidak boleh menikah dengan orang Betawi.

Atau orang Sunda menikah dengan orang Lampung, hingga artis sunda yang menikah dengan orang Jawa, bahkan kenapa orang Sunda cantik dan ganteng.

Jangan lupa membaca artikel Rumah123.com untuk mendapatkan berita, tips, atau panduan yang menarik mengenai properti, desain, hukum, hingga gaya hidup.

Laman ini juga memudahkan bagi para pencari properti, penjual properti, hingga sekadar mengetahui informasi, karena Rumah123.com memang #AdaBuat Kamu.

Saatnya kamu memilih dan mencari properti terbaik untuk tempat tinggal atau investasi properti, hanya di Rumah123.com dan 99.co.

Kenapa orang sunda tidak boleh menikah dengan orang jawa

Terinspirasi

Kenapa orang sunda tidak boleh menikah dengan orang jawa

Terhibur

Kenapa orang sunda tidak boleh menikah dengan orang jawa

Biasa Saja

Kenapa orang sunda tidak boleh menikah dengan orang jawa

Tidak Menarik

Kenapa orang sunda tidak boleh menikah dengan orang jawa

Terganggu

Kenapa orang sunda tidak boleh menikah dengan orang jawa

Tidak Suka

Kenapa orang sunda tidak boleh menikah dengan orang jawa

Ilustrasi peristiwa Perang Bubat di Taman Citra Resmi, Purwakarta. (menitaaa29/Instagram)

Nationalgeographic.co.id - Mulanya, Hayam Wuruk seorang raja keempat Majapahit hendak mempersunting Dyah Pitaloka Citraresmi dari Negeri Sunda. Namun, kisah cinta ini justru melahirkan tragedi perang hebat antara Majapahit dan kerajaan Sunda.

Berpangkal dari kisah tersebut,  beredar cerita bahwa orang berdarah Jawa dilarang membangun rumah tangga dengan orang Sunda. Mitos ini mengkristal dalam benak kedua golongan masyarakat tersebut, bahkan hingga saat kini masih ada yang mengamininya. Lantas, bagaimana nyatanya?

Auliah Ambarwati, bersama Fandy Kusuma Fauzi, melakukan penelitian bertajuk "Mitologi dalam Perkawinan Adat Suku Jawa dengan Suku Sunda". Hasil studi terbit dalam jurnal JULIA: Jurnal Litigasi Amsir, pada bulan Februari lalu.

“Hubungan yang sudah terjalin lama terkadang kandas di tengah jalan. Salah satu penyebabnya adalah perbedaan tradisi maupun kepercayaan yang dianut oleh keluarga pasangan,” ujar Auliah selaku peneliti utama, “contohnya, mitos orang Sunda yang tidak memperbolehkan melakukan perkawinan dengan orang Jawa.”

Diketahui, bahwa mitos mengenai larangan pernikahan antara orang Sunda dan Jawa termaktub dalam kisah Perang Bubat. Diceritakan, saat Raja Sunda datang ke Bubat bersama permaisuri dan putri Dyah Pitaloka, terjadi suatu kesalahpahaman.

Alih-alih menyambut kedatangan rombongan Kerajaan Sunda, Patih Gajah Mada justru menganggap kedatangan mereka bentuk penyerahan diri, “karena ia ingin memenuhi Sumpah Palapa,” ungkap Auliah. Dalam sumpah tersebut, Gajah Mada berniat untuk menaklukkan seluruh kerajaan di Nusantara.

Terjadilah suatu perselisihan antara utusan Linggabuana dengan Gajah Mada. Dus, meletus peperangan yang tidak seimbang antara Gajah Mada beserta jumlah pasukannya yang besar, melawan pasukan Linggabuana yang berjumlah kecil. Perang Bubat ini berdampak pada gugurnya Linggabuana beserta para pejabat dan segenap keluarganya.

Singkat cerita, dampak dari peristiwa tersebut, hubungan kedua kerajaan itu menjadi tidak harmonis. Pangeran Niskalawastu Kancana, adik dari Dyah Pitaloka yang tidak ikut serta dalam rombongan akhirnya naik tahta.

Baca Juga: Perang Bubat Sebagai Akhir dari Karir Mahapatih Terbesar Majapahit

 Baca Juga: Budaya Panji di Tatar Sunda, Meresap Ranah Islam dan Filosofis

 Baca Juga: Media Komunikasi Tradisional Jawa-Bali: Instrumen Kentongan dan Bandhe

“Dia memutuskan hubungan diplomatik dengan Kerajaan Majapahit sekaligus mengeluarkan larangan estri ti luaran (beristri dari luar) bagi kalangan kerabat Kerajaan Sunda,” terang Auliah. Peraturan tersebutlah yang kemudian diartikan bahwa orang Sunda dilarang menikahi orang Jawa.

“Bahkan, jika ada yang nekat melakukannya, konon rumah tangga mereka tidak akan berlangsung lama,” imbuhnya.

Kabar Bohong dalam Perang Bubat

“Para sejarawan kita sejauh ini masih memegang kesimpulan bahwa kisah perang bubat antara Majapahit dan Kerajaan Sunda hanyalah sebuah Fiksi,” ungkap Auliah dalam studinya.

Pendapat ini didasarkan pada kisah Perang Bubat yang sejauh ini hanya termuat dalam karya-karya fiksi dan digubah setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit. Sementara Kakawin Negarakertagama karya gubahan Mpu Prapanca dan Catatan Perjalanan Bujangga Manik yang sempat bersinggah di Bubat tidak mengisahkan peristiwa di muka.

Peneliti menerangkan, bahwa kisah Perang Bubat ini sengaja diedarkan pada masyarakat oleh Pemerintah Kolonial untuk melancarkan Politik Adu Domba (Devide et Impera). Menciptakan dikotomi antara masyarakat Sunda dan Jawa, merupakan salah satu upaya agar terkotak-kotaknya masyarakat Indonesia kala itu.

Celakanya, tidak sedikit masyarakat yang belum mengetahui kebenaran kisah ini, sehingga sentimen di antara kedua golongan masyarakat tersebut masih bergejolak. Menurutnya perlu ditanamkan dalam jati diri masing-masing sesuai dengan Semboyan Negara kita, “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya walaupun berbeda-beda tetap satu jua.

“Perkara jodoh, maut, dan rezeki merupakan Rahasia Ilahi. Sudah menjadi kehendak Tuhan yang menciptakan Alam Semesta ini,” pungkasnya.

INISUMEDANG.COMMitos larangan orang Sunda dan Jawa dilarang nikah memang sudah lama terdengar.

Katanya, alasan orang Jawa dilarang nikah dengan orang Sunda karena bisa menyebabkan rumah tangga tidak langgeng.

Karena alasan itulah, kenapa orang Sunda tidak boleh menikah dengan orang Jawa begitupun sebaliknya.

Kendati demikian, hal itu rupanya masih Sekedar Mitos yang belum dapat dipastikan kebenarannya.

Faktanya, sekarang ini banyak pria Sunda yang menikah dengan perempuan Jawa, begitupun sebaliknya tetapi rumah tangganya langgeng.

Kendati demikian, ada sebuah cerita kenapa orang Sunda tidak boleh menikah dengan orang Jawa, yang katanya karena berawal dari sebuah dendam di masa lampau.

Mitos larangan menikah antara Sunda dan Jawa itu berawal dari “Perang Bubat” yang terjadi antara Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sunda pada 1357.

Berdasarkan berbagai sumber yang dilansir IniSumedang.Com. Saat Kerajaan Majapahit masih berkuasa pernah terjadi konflik yang sangat pelik dengan kerajaan Sunda.

Perang Bubat, Awal Larangan Orang Sunda dan Jawa Nikah

Konflik tersebut berdampak terjadinya perang dahsyat yang bernama Perang Bubat, yang berawal dari keinginan Hayam Wuruk Raja Majapahit untuk memperistri Putri Dyah Pitaloka yang merupakan Putri dari Kerajaan Sunda.

Hayam Wuruk diyakini jatuh cinta setelah melihat sebuah lukisan bergambar Dyah Pitaloka di kerajaannya. Ia pun meminang putri Prabu Linggarbuana tersebut, dan diterima. Dengan bahagia, Dyah Pitaloka bersama rombongan Kerajaan Sunda lainnya berangkat ke Majapahit untuk segera menikah dengan Hayam Wuruk.

Akan tetapi, oleh Patih Gajah Mada, hal itu adalah kesempatan untuk menundukkan Kerajaan Sunda yang belum ditaklukkannya, dalam rangka memenuhi Sumpah Palapa.

Rombongan Kerajaan Sunda pun di serang oleh pasukan Majapahit di daerah Bubat, yang kini berada di wilayah Jawa Timur. Rombongan semuanya tewas terbunuh, termasuk Prabu Linggarbuana, dan Dyah Pitaloka yang memilih bunuh diri.

Tewasnya Dyah Pitaloka ini membuat Hayam Wuruk berkabung, bahkan mengirimkan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada rakyat Sunda.

Perang Bubat ini juga menjadi awal renggangnya hubungan Hayam Wuruk dan Gajah Mada yang awalnya disebut sebagai dwitunggal yang kompak. Beberapa sumber menyebutkan, bahwa sebenarnya tujuan lain dari keinginan Hayam Wuruk menikah dengan Dyah Pitaloka untuk alasan politis yang dapat mempererat hubungan Kerajaan Majapahit dan Sunda, namun disalah pahami oleh Gajah Mada.

Entah benar atau tidak, setelah peristiwa itu, karir Gajah Mada terus merosot hingga akhir hayatnya pada 1364. Demikian pula dengan Kerajaan Majapahit yang terus mengalami kemunduran, ditambah dengan meninggalnya Hayam Wuruk pada 1389.

Peristiwa itulah, yang menjadi adanya Mitos adanya larangan orang Jawa menikah sama orang Sunda. Meski hanya sekedar mitos, namun masih saja ada orang yang mempercayainya, tetapi tidak sedikit pula yang sudah menikah dan hidup langgeng. Wallahualam..