Siapakah wali songo yang pertama kali mendirikan pesantren

Ibadah.co.id – Pesantren, sebagai institusi pendidikan Islam tertua di Nusantara[4] memiliki riwayat jaringan keulamaan yang kokoh. Seorang perintis pesantren tidak dapat dipisahkan dengan pesantren yang lainnya. Begitu pula dengan tokoh ulamanya yang sambung-menyambung bertalian antara satu tokoh dengan tokoh selainnya. Baik secara keilmuan dan atau nasab kekerabatan. Bersamaan dengan itu pula, akar sejarah pesantren dapat ditelusuri hingga titik pangkalnnya. Sebagian besar para sejarawan meletakkan Syaikh Maulana Malik Ibrahim—di tanah Jawa masyhur dengan sebutan nama Syaikh Maghribi—dari Gujarat India sebagai peletak batu dasar pesantren nusantara. Agus Sunyoto misalnya, dalam gambar peta persebaran Wali Songo di Nusantara menuliskan Syaikh Ibrahim sebagai peletak dasar pertama pesantren di Nusantara.[5] Mohammad Said dan Junimar Affan menyebut Sunan Ampel (Raden Rahmat) sebagai pendiri pesantren pertama kali di Kembang Kuning Surabaya.[6] Bahkan Kyai Machrus Aly menginformasikan bahwa di samping Sunan Ampel, ada yang menganggap Sunan Gunung Jati (Syaikh Syarif Hidayatullah) di Cirebon sebagai pendiri pesantren pertama sewaktu mengasingkan diri bersama pengikutnya  dalam khalwat, beribadan secara istiqamah untuk ber-taqarrub kepada Allah.[7] Dalam perspektif Syed Muhammad Naquib al-Attas, Maulana  Malik Ibrahim  oleh kebanyakan ahli sejarah  dikenal sebagai penyebar pertama Islam  di Jawa yang mengislamkan wilayahwilayah pesisir utara Jawa, bahkan berkali-kali mencoba menyadarkan raja Hindu-Budha Majapahit, Vikramawardhana (berkuasa 788-833/1386-1429) agar mau masuk Islam.[8] Sementara itu, diidentifikasi bahwa pesantren mulai eksis sejak munculnya masyarakat Islam di Nusantara.[9] Akan tetapi mengingat pesantren yang dirintis Maulana Malik Ibrahim itu belum jelas sistemnya, maka keberadaannya masih spekulatif dan diragukan. Dalam konteks ini, analisis Lembaga Riset Islam (Pesantren Luhur) cukup cermat dan dapat dipegangi sebagai pedoman dalam memecahkan teka teki siapa pendiri pesantren pertama kali di Jawa. Dikatakan bahwa Maulana Malik Ibrahim  sebagai peletak  dasar pertama sendi berdirinya pesantren, sedang Raden Rahmat, putranya sebagai wali pertama di Jawa Timur.[10] Adapun Sunan Gunung Jati mendirikan pesantren sesudah Sunan Ampel, bukan bersamaan. Teori kematian kedua wali ini menyebutkan  bahwa Sunan Ampel wafat tahun 1467 M, sedang Sunan Gunung Jati wafat tahun 1570 M, jadi terpaut 103 tahun. Karena itu, pandangan bahwa Sunan Gunung Jati  sebagai pendiri pesantren pertama mungkin saja benar, tetapi khusus di wilayah Cirebon  atau secara umum Jawa Barat dan bukan di Jawa secara keseluruhan.[11] Bersamaan dnegna ini di Jawa bagian barat didirikan Pesantren Al-Kahfi Somalangu merupakan Pondok Pesantren yang telah terhitung cukup tua keberadaannya. Karena Pondok Pesantren ini telah ada semenjak tahun 1475 M. Adapun tahun dan waktu berdirinya dapat kita ketahui diantaranya melalui Prasasti Batu Zamrud Siberia (Emerald Fuchsite) berbobot 9 kg yang ada di dalam Masjid Pondok Pesantren tersebut. Sebagaimana diketahui menurut keterangan yang dihimpun oleh para ahli sejarah bahwa ciri khas Pondok Pesantren yang didirikan pada awal purmulaan Islam masuk di Nusantara adalah bahwa di dalam Pondok Pesantren itu dipastikan adanya sebuah Masjid. Dan pendirian Masjid ini sesuai dengan kebiasaan waktu itu merupakan bagian dari pendirian sebuah Pesantren yang terkait dengannya. Pesantren ini resmi berdiri semenjak tanggal 25 Sya’ban 879 H atau bersamaan dengan Rabu, 4 Januari 1475 M. Pendirinya adalah Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al Hasani. Beliau semula merupakan seorang tokoh ulama yang berasal dari Hadhramaut, Yaman. Lahir pada tanggal 15 Sya’ban 827 H di kampung Jamhar, Syihr. Datang ke Jawa tahun 852 H/1448 M ketika masa pemerintahan Prabu Kertawijaya Majapahit atau yang dikenal dengan julukannya Prabu Brawijaya I (1447 – 1451). (RB) [4] Sebelum tahun 1960, pesantren dikenal dengan nama pondok. Istilah pondok berasal dari kata Arab, funduq,  yang artinya tempat orang menuntut ilmu pengetahuan agama. Lihat Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1994), h. 18. [5] Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Hidakarya Agung, 1985), h. 231. Lihat juga Soeparlan Soerjopratondo dan M. Syarif, Kapita Selekta Pondok Pesantren (Jakarta: Paryu Barokah, tt), h. 6. Dan Saifuddin Zuhri, Kyai Haji Abdul Wahab Khasbullah Bapak Pendiri Nahdhatul Ulama (Yogyakarta: Pustaka Falakiah, 1983), h. 103. [6] Muh. Said dan Junimar Affan, Mendidik dari Zaman ke Zaman (Bandung: Jemmars, 1987), h. 53. [7] Machrus Aly, “Hakikat Cita  Pondok Pesantren”, dalam Kapita Selekta Pondok Pesantren, (Jakarta: Paryu Barkah, tt), h. 40. [8] SMN al-Attas, Preliminary Statement on a General Theory of The Islamization of MalayIndonesian Archipelago, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka,  1969), h. 12-13. [9] Ahmad Qadry Abdillah Azizy, ―Pengantar: Memberdayakan Pesantren dan Madrasah‖ dalam Ismail SM, Nurul Huda dan Abd Kholiq, ed, Dinamika Pesantren dan Madrasah (Yogyakarta: Kerjasama IAIN Walisongo Semarang dengan Pustaka Pelajar, 2002), h. vii. [10] Lembaga  Riset Islam (Pesantren Luhur), Sejarah dan Dakwah Islamiyah Sunan Giri (Malang: Panitia  Penelitian dan pemugaran Sunan Giri Gresik, 1975), h. 53. [11] M. Dawam Rahardjo, ed., Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta: LP3ES, 1995), h. 65. Bandingkan dengan M. Ali Haidar,  Nahdhatul Ulama dan Islam di Indonesia Pendekata Fikih dalam Politik, (Jakarta: Gramedia  Pustaka Utama, 1994), h. 84.

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Prev Post

Pesantren Pada Abad 17

Hepatitis Akut Mengancam, Prokes Tetap Jadi Andalan

Siapakah wali songo yang pertama kali mendirikan pesantren

Perbesar

Makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik (sumber: gresikkab)

Liputan6.com, Gresik Sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia khususnya di Pulau Jawa tidak lepas dari peran para wali songo (wali sembilan). Konon, wali songo yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa adalah Sunan Gresik.

Sunan Gresik merupakan seorang wali yang memiliki semangat tinggi dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa pada abad ke-14. Sebagian orang menyebut jika Sunan Gresik adalah keturunan Arab. Tapi ada juga yang menyebut keturunan Uzbekstan dan Persia.

Sunan Gresik dikenal sebagai sosok yang tak kenal lelah dalam menyebarkan agama Islam di Jawa. Atas ikhtiar dan rida dari-Nya, ia berhasil mengislamkan masyarakat Jawa.

Bukan hanya itu, ia juga berhasil mencetak murid-murid yang akhirnya membantu dalam menyebarkan agama Islam di Jawa maupun Indonesia secara keseluruhan. Mengutip dari berbagai sumber, berikut kisah-kisah menarik Sunan Gresik yang dirangkum Liputan6.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Siapakah wali songo yang pertama kali mendirikan pesantren

Perbesar

Sunan Gresik | Dok. Bintang.com/Ardini Maharani

Nama asli Sunan Gresik adalah Syekh Maulana Malik Ibrahim. Ia juga dikenal dengan sebutan Maulana Maghribi. Namun, sebutan populer hingga saat ini adalah Sunan Gresik.

Sebutan populer tersebut diambil dari tempat Syekh Maulana Malik Ibrahim berdakwah yaitu di Gresik, Jawa Timur yang datang pada tahun 1371. Salah satu target dakwah Sunan Gresik adalah masyarakat di sekitar pelabuhan yang mayoritas beragama Hindu dan Budha.

Sunan Gresik mengenalkan Islam dengan cara yang mudah dipahami. Hal inilah yang akhirnya mengundang simpati masyarakat. Bahkan, Raja Brawijaya dari Majapahit juga turut simpati dengan Sunan Gresik.

Raja Majapahit itu memberikan kepercayaan kepada Sunan Gresik untuk berdakwah menyebarluaskan ajaran Islam di tanah Jawa. Ia juga diangkat oleh Brawijaya sebagai syahbandar atau kepala pelabuhan.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Sunan Gresik mendirikan pesantren di Desa Sembalo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Pesantren dijadikan sebagai pusat pembelajaran ilmu agama Islam.

Murid-murid Sunan Gresik di pesantren ini sangat antusias untuk belajar lebih dalam seputar agama Islam.

Selain pesantren, Sunan Gresik juga membangun masjid. Konon masjid yang bernama Masjid Pesucinan ini adalah yang pertama dibangun di tanah Jawa. Hingga kini masjid tertua di Pulau Jawa tersebut tetap digunakan sebagai sarana untuk beribadah.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Siapakah wali songo yang pertama kali mendirikan pesantren

Perbesar

Adanya lampu damar kurung yang dipajang di Situs Giri Kedaton menjadi salah satu jujukan bagi pengunjung untuk berfoto. (YUDHI DWI ANGGORO/RADAR GRESIK)

Sebagai wali yang pertama menyebarkan agama Islam di Jawa, Sunan Gresik sangat cerdas dalam cara dakwahnya. Bapak Sunan Ampel ini sukses menarik simpati masyarakat Jawa untuk belajar Islam.

Banyak yang awalnya beragama Hindu dan Budha kemudian mengucapkan dua kalimat syahadat. Kesuksesan cara dakwah Sunan Gresik dapat dilihat dari jumlah pemeluk agama Islam yang terus bertambah.

Selain dikenal sebagai seorang wali yang menyebarkan Islam, kakek Sunan Bonang dan Sunan Drajat ini juga menjadi seorang tabib. Ia banyak mengobati masyarakat terutama dari kalangan menengah ke bawah secara gratis.

Sunan Gresik memanfaatkan kemampuan mengobati orang itu sebagai strategi berdakwah. Nilai-nilai yang mencerminkan Islam ia terapkan dalam praktik pengobatan ini.

Dalam pengobatannya, Sunan Gresik tak membeda-bedakan golongan masyarakat. Golongan masyarakat kelas atas, tengah, maupun bawah di mata Sunan Gresik adalah sama. Inilah yang disukai oleh masyarakat.

Keahlian mengobati orang yang sakit juga terdengar hingga telinga sang raja Majapahit. Akhirnya Sunan Gresik diundang untuk mengobati istri raja yang sedang sakit.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Siapakah wali songo yang pertama kali mendirikan pesantren

Perbesar

Wakil Bupati (Wabup) Gresik Mohammad Qosim berziarah wali ke Makam Sunan Giri pada Jumat, (6/3/2020). (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Bukan hanya mengobati orang yang sakit, Sunan Gresik juga gemar berdagang dan bertani. Ia mengajarkan masyarakat Jawa bagaimana cara berdagang yang baik dan benar.

Kemudian bagaimana cara bertani dan bercocok tanam yang bisa mendapatkan hasil panen maksimal. Tentu saja Sunan Gresik memberikan ilmu-ilmu tersebut secara gratis.

Dengan menerapkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan pribadinya, banyak masyarakat yang tertarik dengan Islam. Akhirnya mereka berbondong-bondong untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan memeluk agama Islam tanpa ada paksaan.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Sunan Gresik meninggal pada Senin, 12 Rabbiul Awwal 822 H atau tepat di tahun 1419 M. Tanggal tersebut kemudian diperingati sebagai haul Sunan Gresik yang setiap tahunnya diikuti jemaah lokal maupun luar daerah dari berbagai penjuru.

Sunan Gresik dimakamkan di Jalan Malik Ibrahim di Desa Gapura Sukolilo. Jaraknya sekitar 200 m dari Alun-alun Gresik. Akses ke makam Sunan Gresik mudah dijangkau dengan transportasi umum.

Makam Sunan Gresik sering diziarahi dan menjadi salah satu destinasi wisata religi di Gresik. Makam Sunan Gresik yang bangunannya punya ciri khas ini dikelilingi oleh pemakaman keluarga dan umum. Termasuk salah satunya adalah makam Bupati Gresik pertama yaitu Raden Pusponegoro.

Lanjutkan Membaca ↓

Siapakah wali songo yang pertama kali mendirikan pesantren