Dalam ilmu sosiologi dikenal istilah kelompok sosial. Pengertian kelompok sosial adalah sekelompok orang yang memiliki kesadaran bersama dan saling berinteraksi. Kelompok sosial terbentuk dari interaksi antara individu. Para individu tersebut melakukan kontak, komunikasi, kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi untuk mencapai tujuan bersama. Show Stolley Kathy (2005) menjelaskan bahwa kelompok sosial merupakan istilah yang memiliki pengertian khusus dalam sosiologi. Mengutip buku Pengantar Sosiologi Pertanian, Secara sosiologi, kelompok sosial adalah kumpulan orang yang berinteraksi secara teratur berdasarkan minat bersama dan mengembangkan rasa memiliki, di antara mereka mengembangkan rasa solidaritas dan loyalitas yang membuat mereka merasa berbeda dari perkumpulan lain. Terdapat beberapa pengertian kelompok sosial menurut para ahli, yaitu:
Ciri-Ciri Kelompok SosialCiri-ciri kelompok sosial yaitu:
Penjelasan tersebut dikemukakan oleh Waluya (2009) sebagaimana dikutip dalam buku Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Baca JugaBerdasarkan buku Ilmu Sosial, Sebuah Pengantar berikut penjelasan jenis kelompok sosial. Terdapat empat jenis, yaitu:
2. Jenis Kelompok Sosial Berdasarkan Sikap AnggotaSecara garis besar terdapat dua jenis, yaitu:
Jenis kelompok sosial berdasarkan sikap anggota dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu: Jenis Kelompok Sosial Berdasarkan KeturunanAda dua jenis, yaitu:
Jenis Kelompok Sosial yang Bersifat TeraturTerdapat dua jenis, yaitu:
Baca JugaMengutip buku Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, pembentukan kelompok sosial diawali dengan adanya kontak dan komunikasi sosiall yang menghasilkan proses sosial dalam interaksi sosial. Terdapat sejumlah faktor pendorong terbentuknya kelompok sosial, yaitu:
Selain itu, kelompok sosial juga terbentuk melalui hasil pengalaman praktis, intelektual, dan emosional yang dijelaskan sebagai berikut.
Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami.[1] Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berati interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain, sedangkan Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama.[2] Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain:[3] Ada usul agar artikel atau bagian ini digabungkan ke Kelompok sosial. (Diskusikan) Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial serta ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada.[1] Kelompok PrimerMerupakan kelompok yang di dalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan.[1] Sedangkan menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara.[4] Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.[1] Kelompok SekunderJika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan.[1] Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif.[1] Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain. Kelompok FormalPada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi.[1] Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART. Kelompok InformalMerupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati. Misalnya: kelompok arisan Geng Motor Salah Satu Bentuk Kelompok Sosial Suatu kelompok dapat dinamakan kelompok sosial, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:[1]
Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama dalam memenuhi kebutuhan.[1] Setelah itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok.[5] Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing-masing anggota (siapa yang menjadi ketua atau anggota).[1] Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu satu dengan lainnya sehingga timbul perpecahan (konflik) [6] Perpecahan yang terjadi bisanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan bersama. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi. Langkah proses pembentukan Tim diawali dengan pembentukan kelompok, dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:[7]
Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis.[1] Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik.[1] Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.[1]
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok.[1] Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat.[1] Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri untuk maju.[1]
Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.[1]
Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efisien dan efektif.[1]
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok.[1] Kebebasan di sini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan.[1] Namun kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.[1]
Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.[1] Indikator yang dijadikan pedoman untuk mengukur tingkat perkembangan kelompok adalah sebagai berikut: 1. Adaptasi Proses adaptasi berjalan dengan baik bila: a) Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru[1] b) Setiap kelompok selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan dinamika kelompok tersebut.[1] c) Setiap anggota memiliki kelenturan untuk menerima ide, pandangan, norma dan kepercayaan anggota lain tanpa merasa integritasnya terganggu.[1] 2. Pencapaian tujuan Dalam hal ini setiap anggota mampu untuk:[1] a) menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama [1] b) membina dan memperluas pola [1] c) terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan kemampuannya.[1] Selain hal diatas, perkembangan kelompok dapat ditunjang oleh bagaimana komunikasi yang terjadi dalam kelompok.[1] Dengan demikian perkembangan kelompok dapat dibagi menjadi tiga tahap, antara lain:[8] 1. Tahap pra afiliasi Merupakan tahap permulaan, diawali dengan adanya perkenalan semua individu akan saling mengenal satu sama lain.[1] Kemudian hubungan berkembang menjadi kelompok yang sangat akrab dengan saling mengenal sifat dan nilai masing-masing anggota.[1] 2. Tahap fungsional Ditandai dengan adanya perasaan senang antara satu dengan yang lain, tercipta homogenitas, kecocokan, dan kekompakan dalam kelompok.[1] Pada akhirnya akan terjadi pembagian dalam menjalankan fungsi kelompok.[1] 3. Tahap disolusi Tahap ini terjadi apabila keanggotaan kelompok sudah mempunyai rasa tidak membutuhkan lagi dalam kelompok.[1] Tidak ada kekompakan maupun keharmonisan yang akhirnya diikuti dengan pembubaran kelompok.[1] Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang menghambat maupun memperlancar proses tersebut yang dapat berupa kelebihan maupun kekurangan dalam kelompok tersebut.[9] 1. Kelebihan Kelompok
2. Kekurangan Kelompok, kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat memengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan.[2]
|