BAB I PENDAHULUAN
Belajar merupakan inti dari pendidikan. Tanpa belajar tidak akan ada pendidikan. Karen belajar adalah proses untuk berubah dan berkembang. Setiap manusia sepanjang hiduonya baik sadar maupun tidak sadar harus selalu belajar. Karena hanya dengan belajar manusia dapat bertahan dalam persaingan hidup di dunia ini. Dalam pendidikan formal dan non-formal proses belajar menajdi tanggung jawab pengajar di dalam kelas. Dalam proses belajar peserta didik tidak jarang ditemukan kendala-kendala dalam belajar. Salah satunya yang paling sering dijumpai adalah jenuh. Peserta didik seringkali merasakan kejenuhan dengan berbagai faktor penyebab, seperti mata pelajaran yang tidak disukai, guru yang tidak disukai, metode yang digunakan pendidik dan masih banyak lagi penyebab-penyebab lainnya. Jika tidak diatasi, kejenuhan ini dapat menjadi penyebab turunnya prestasi peserta didik dan membuat tujuan belajar tidak tercapai. Untuk itu, sebagai seorang pendidik kita harus tahu dan menguasai cara mengatasi kejenuhan peserta didik dalam belajar.
Secara umum penulisan makalah ini adalah untuk mengembangkan pengetahuan penulis dalam hal belajar efektif. Tetapi secara khusus penulis tujukan:
Demi kemudahan dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi tulisan pada:
Metode penulisa yang penulis gunakan adalah studi literatur turut, dimana penulis berusaha mengungkapkan konsep-konsep baru dengan cara membaca dan mencatat informasi-informasi yang relevan dengan kebutuhan pembahasan. Bahan bacaan mencakup buku-buku teks, jurnal atau majalah-majalah ilmiah dan hasil-hasil penelitian (Pidarta, 1999: 3-4). Selain itu data diperoleh secara online dengan bantuan search engine.
Penyusunan makalah ini disajikan dalam 3 (tiga) bab antara lain :
BAB II PEMBAHASAN
Secara harfiah, kejenuhan belajar berasal dari dua kata yaiut kejenuhan dan belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:411 & 14) kejenuhan adalah padat atau penuh sehingga tidak mampu memuat lagi, Selain itu, jenuh juga dapat berarti jemu atau bosan. Dalam belajar, disamping siswa sering mengalami kelupaan, ia juga terkadang mengalami peristiwa negatif lainnya yang disebut jenuh belajar yang dalam bahasa psikologi lazim disebut learning plateau atau plateau (baca: pletou) saja. Peristiwa jenuh ini kalau dialami seorang siswa yang sedang dalam proses belajar (kejenuhan belajar) dapat membuat siswa tersebut merasa telah memubazirkan usahanya. Jadi kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar tetapi tidak mendatangkan hasil (Reber 1988). Seorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan. Tidak adanya kemajuan hasil belajar ini pada umumnya tidak berlangsung selamanya, tetapi dalam rentang waktu tertentu saja, misalnya seminggu. Namun tidak sedikit siswa yang mengalami rentang waktu yang membawa kejenuhan itu berkali-kali dalam satu periode belajar tertentu.
Kejenuhan belajar dapat melanda siswa apabila ia telah kehilangan motivasi dan kehilangan kosolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa tertentu sampai pada tinkat keterampilan berikutnya (Chaplin, 1972). Selain itu kejenuhan juga dapat terjadi karna proses belajar siswa telah sampai pada batas kemampuan jasmaniyahnya karena bosan (boring) dan keletihan (fatigue). Namun penyebab kejenuhan yang paling umum adalah keletihan yang melanda siswa, karena keletihan dapat menjadi penyebab munculnya perasaan bosan pada siswa yang bersangkutan. Menurut Cross (1974) dalam bukunya The Psychology of Learning, keletihan siswa dapat dikategorikan menjadi tiga macam yakni: 1) keletihan indera siswa; 2) keletihan fisik siswa; 3) keletihan mental siswa. Keletihan fisik dan keletihan indera dalam hal ini mata dan telinga pada umumnya dapat dikurangi atau dihilangkan lebih mudah setelah siswa beristirahat cukup terutama tidur nyenyak dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang cukup bergizi. Sebaliknya, keletihan mental tak dapat diatasi dengan cara yang sederhana cara mengatasi keletihan-keletihan lainnya. Apakah yang menyebab kan siswa mengalami keletihan mental (mental fantigue) ? setidak nya ada empa factor penyebab keletihan mental siswa yakni :
Selanjutnya, keletihan mental yang menyebabkan munculnya kejenuhan belajar itu lazimnya dapat diatasi dengan menggunakan kiat kiat antara lain sebagai berikut :
Disamping siswa wajib memerangi kejenuhan, guru mempunyai peranan penting dalam pendidikan, Oleh karena itu guru dapat melakukan kiat-kiat berikut jika peserta didiknya mulai terjangkit kejenuhan:
BAB III PENUTUP
Kejenuhan adalah suatu hal yang dapat terjadi pada siapapun termasuk siswa. Sebagai seorang pengajar kita harus mengetahui faktor-faktor penyebab kejenuhan yang melanda peserta didik dan berusaha mengatasi kejenuhan tersebut. Salah satunya dengan memberikan suasana yang tidak membosankan dalam pemebelajaran serta menggunakan metode yang menyenangkan bagi siswa.
Sebagai pengajar kita harus kaya dengan metode pembelajaran supaya dapat mengatasi hal-hal yang menjadi kendala dalam pembelajaran. Share this:Menyukai ini:Suka Memuat... Terkait |