Keberagaman suku dan budaya di Indonesia merupakan karunia tuhan yang harus

PERBEDAAN atau keragaman bangsa Indonesia merupakan anugerah dan kehendak Tuhan. Lebih dari itu, keber-adaan dasar negara Pancasila merupakan mukjizat dalam menjaga pluralitas negeri ini.

“Kita beruntung hidup di Indonesia dengan kehidupan yang berbeda dan pluralitas yang terjaga dengan baik,“ kata Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) 2008-2013 Mahfud MD saat peringatan Imlek yang digelar Sinar Mas Group di Gedung Sinar Mas Land, Jakarta, kemarin.

Acara itu dihadiri Board of Member Sinar Mas Franky Widjaya, Managing Director Sinar Mas Soelistiyo, Adviser Senior Sinar Mas Jend (Purn) Badrodin Haiti, dan putri Gus Dur Yenny Wahid.

Mahfud mengingatkan kondisi tersebut tercipta berkat adanya dasar negara Pancasila yang menjadi perekat, pemer-satu bangsa, serta penjahit pluralisme di Indonesia.
“Jadi, Pancasila merupakan mukjizat bangsa kita,” kata Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu.

Mahfud mencontohkan 256 juta penduduk dan 17 ribu pulau yang beragam agama, suku, bahasa, dan budaya daerah, harus disyukuri karena semuanya bersatu dalam keragaman tersebut dan dalam bingkai NKRI serta Pancasila. Ia membandingkan itu dengan Arab yang hanya mempunyai satu bahasa Arab, tapi terbagi menjadi 23 negara.

“Saya kira kunci untuk menepis intoleransi dan radikal­isme ialah menegakkan keadilan, tegakkan hukum, berantas korupsi, dan tingkatkan kesejahteraan rakyat,” pungkasnya.

Yenny menyatakan Indonesia merupakan negara yang mampu mengelola keragaman dengan baik, bahkan menjadi tolok ukur bagi negara lain.

“Dalam persatuan dan keragaman Indonesia menginspirasi negara lain, mari kita kelola keragaman yang sudah baik ini dalam bingkai NKRI dan Pancasila,” ujarnya.

Ia juga mewanti-wanti masyarakat untuk memperkukuh kesatuan dengan menangkal berita atau media sosial (medsos) yang bersifat hoax.

“Kita jaga kebersamaan dengan selektif menerima sumber informasi dengan menangkal medsos hoax,” pungkasnya. (Bay/H-1)

Keberagaman suku dan budaya di Indonesia merupakan karunia tuhan yang harus

Dari Sabang sampai Merauke, berjajar pulau–pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia. Indonesia tanah airku, aku berjanji padamu, menjunjung tanah airku, tanah airku Indonesia.

Lirik lagu tersebut menggambarkan betapa Indonesia sangat kaya akan pulau yang berjajar menjadi satu. Indonesia adalah negara yang mempunyai suku bangsa dan kebudayaan terbanyak di dunia, lebih dari 740 suku bangsa (etnis), serta 726 ragam bahasa, serta beragam kesenian yang berada di Sabang sampai Merauke.

Keberagaman adalah anugerah bagi Indonesia, karena keberagaman Indonesia memiliki banyak potensi dan kekayaan yang luar biasa. Jika dilihat secara global, Indonesia adalah penghasil gas alam cair terbesar di dunia (20 persen dari suplai seluruh dunia), produsen timah terbesar. Indonesia juga memiliki terumbu karang terkaya di dunia (18 persen dari total dunia) dan Indonesia menempati peringkat pertama dalam produk pertanian, yaitu cengkeh dan pala serta peringkat kedua penghasil karet alam dan minyak sawit mentah. Selain itu, Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis yaitu sekitar 80 persen di pasar dunia. Indonesia juga memiliki jenis bunga anggrek terbanyak di dunia yaitu sekitar 6 ribu jenis bunga anggrek, mulai dari yang terbesar yaitu anggrek macan sampai yang terkecil yang tidak berdaun, termasuk bunga anggrek hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua. Indonesia adalah negara maritim terluas di dunia, dan juga memiliki hutan bakau terbesar.

Sungguh karunia yang luar biasa. Wajar saja jika ada negara yang ingin memiliki kekayaan atau ingin mengakui budaya atau kesenian Indonesia sebagai budaya asli negara lain. Padahal itu adalah budaya asli Indonesia. Hal ini juga yang kemudian dimanfaatkan oleh negara atau pihak-pihak tertentu yang tidak ingin Indonesia menjadi maju dan satu, upaya memecah belah dilakukan.

Perbedaan suku, bangsa, agama, bahasa, etnis, kekayaan dijadikan alasan pemecah belah. Alasan kesamaan suku, etnis, agama, budaya dan lainnya “dianggap” sebagai sesuatu yang “lebih baik” dibanding keberagaman. Pemikiran bahwa keberagaman adalah sebuah ancaman, bukan sebagai peluang. Keberagaman adalah kelemahan bukan kekuatan. Pemikiran-pemikiran seperti itu adalah pemikiranyang sempit, karena keberagaman adalah peluang dan bukan ancaman, kekuatan dan bukan kelemahan.

Keberagaman adalah peluang, kekuatan, sekaligus kekayaaan luar biasa yang dimiliki Indonesia. Indonesia ibarat pelangi, indah karena beragam warna, bukan karena 1 warna saja. Indonesia ibarat konser musik, bagus karena terdiri dari beragam alat musik bukan hanya 1 jenis alat musik saja. Indonesia adalah keragaman yang satu, seperti tubuh memiliki banyak anggota tubuh berbeda-beda, namun tetap dapat berjalan bersama untuk mencapai tujuan. Jika pelangi dipaksakan hanya 1 warna saja, bukankah keindahan pelangi akan hilang? Jika konser musik dipaksakan untuk menampilkan 1 alat musik saja bukankah akan terasa “kering”? Jika tubuh dipaksa hanya satu saja yang berfungsi, yang lain disingkirkan apakah akan menjadi lebih baik?

Bukankah alam ciptaan Tuhan telah menggambarkan bahwa keberagaman adalah sesuatu yang memang ada dan harus disyukuri. Bukankah Tuhan telah mengajarkan kepada manusia bahwa keberagaman adalah karunia dan tidak bisa dihilangkan. Tuhan menciptakan siang dan malam, bukan malam saja atau siang saja. Langit dan bumi bukan langit saja atau bumi saja. Beragam jenis binatang di bumi, di darat, laut dan udara, kuat dan lembut dan beragam jenis tumbuhan dan tidak satu macam jenis binatang atau tumbuhan tapi beragam sampai tidak terhitung jenisnya. Menciptakan manusia pun beragam, laki-laki dan perempuan, tidak laki-laki saja tapi juga perempuan, bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan lanjut usia. Semuanya beragam, dan tidak ada yang akan diseragamkan atau dipaksakan seragam.

Bayangkan kalau semuanya dipaksakan harus sama. Laki laki semua atau perempuan semua, kuat semua nggak ada yang lemah, sepanjang hari malam terus atau siang terus, apakah hidup akan menjadi indah? Semua sama, semua kuat, bagaimana manusia akan saling melengkapi?

Bagaimana manusia akan belajar untuk menjadi berharga bagi yang lainnya? Tuhan sudah mengatur segalanya, perempuan diciptakan untuk melengkapi laki-laki, malam untuk berganti peran dengan siang dan segala keragaman budaya, suku, agama ras, etnis dan seluruh ciptaan Tuhan adalah untuk kesejahteraan manusia bukan untuk menghancurkan manusia.

Jadi kalau Indonesia memiliki keberagaman budaya, agama, suku, ras, kekayaan alam dan lainnya, bukankah itu sebuah anugerah Tuhan yang luar biasa yang harus disyukuri dan dipertahankan? Bukankah keberagaman adalah peluang dan kekuatan Indonesia, untuk saling melengkapi, menghormati dan untuk menjadi lebih maju dan sejahtera? Keberagaman itu satu, satu untuk Indonesia, untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Majulah Indonesiaku, Tuhan memberkatimu. (*)

__________________
Ch.Tri Hardjanti N,SE.,M.Si
, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata Semarang

►https://radarsemarang.com

Kategori: Media OnLine, Tulisan

Keberagaman suku dan budaya di Indonesia merupakan karunia tuhan yang harus

Keberagaman suku dan budaya di Indonesia merupakan karunia tuhan yang harus
Lihat Foto

Infografik: Dicky/KOMPAS

Suku-suku di Indonesia saat ini dan asal-usulnya.

KOMPAS.com - Sesuai dengan semboyan Republik Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika, keberagaman budaya, suku bangsa, ras, etnis, agaman, dan bahasa daerah tetap menjadi satu kesatuan. 

Kemajemukan yang ada di Indonesia terjalin dalam satu kesatuan bangsa yang utuh dan berdaulat. Keragaman Indonesia adalah kekayaan sekaligus berkah bagi bangsa Indonesia.

Berdasarkan sensuk penduduk dari Badan Pusat Statistik pada 2010, Indonesia memiliki sekitar 1.340 suku bangsa. 

Di mana suku Jawa menjadi kelompok suku terbesar dengan populasi sebanyak 85,2 juta atau sekitar 40,2 persen dari populasi penduduk Indonesia. Suku Jawa ini terletak di Pulau Jawa bagian tengah hingga timur.

Suku bangsa terbesar kedua adalah Suku Sunda yang berasal dari Pulau Jawa bagian barat
dengan jumlah mencapai 36,7 juta juwa atau 15,5 persen.

Suku Batak menyusul sebagai terbesar ketiga dengan jumlah mencapai 8,5 juta jiwa atau 3,6 persen yang berasal dari Pulau Sumatra bagian tengah utara.

Baca juga: Manfaat Keberagaman Kegiatan Ekonomi

Terbesar ke empat adalah Suku asal Sulawesi selain Suku Makassar, Bugis, Minahasa danGorontalo. Jumlah terbesar keempat ini sendiri merupakan gabungan dari 208 jenis suku

bangsa Sulawesi, Untuk terbesar kelima adalah Suku Madura.

Kemajemukan bangsa Indonesia tidak hanya terlihat dari beragamnya jenis suku bangsa, namun terlihat juga dari beragamnya agama yang dianut penduduk.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Sekretariat Negara, dari jumlah suku yang terdata
itu, Suku Jawa merupakan kelompok yang terbesar di Indonesia, kemudian ada Kalimantan dan Papua memiliki.

Pembagian kelompok suku di Indonesia tidak mutlak dan tidak jelas. Hal ini akibat dari
perpindahan penduduk, pencampuran budaya, dan saling memengaruhi. 

Dilihat 93,118 pengunjung

Adakah Sobat SMP di sini yang punya teman berbeda suku ataupun agama? Jika ada, kalian sangat beruntung karena dapat mengenal budaya serta ajaran baru. Selain itu, lingkungan yang majemuk bisa memberikan kalian referensi pertemanan yang lebih luas.

Indonesia adalah negara dengan sejuta keberagaman. Keberagaman yang ada telah menjadi simbol persatuan dan dikemas dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu, kita harus menjaganya agar tetap utuh dan harmonis.

Namun, belakangan ini Indonesia kerap mengalami krisis toleransi. Perbedaan yang ada justru menimbulkan perpecahan. Padahal, perbedaan itu sendirilah yang seharusnya membuat Indonesia menjadi indah karena lebih “berwarna”.

Sebagai warga negara yang baik, kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan menganut paham toleransi. Jangan sampai Indonesia terpecah-belah akibat isu-isu negatif. Ingat kata pepatah, “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.”

Bentuk keberagaman di Indonesia

Indonesia adalah negara yang kaya, baik dari segi sumber daya alam maupun keberagamannya. Ada beberapa bentuk keberagaman di Indonesia, mulai dari keberagaman suku, keberagaman agama, keberagaman ras, dan juga keberagaman anggota golongan.

Keberagaman suku

Indonesia adalah negara kepulauan. Dari geografis yang berbeda-beda tersebut, Indonesia memiliki banyak sekali suku. Suku bangsa atau yang disebut juga etnik dapat diartikan sebagai pengelompokan atau penggolongan orang-orang yang memiliki satu keturunan. Selain itu, kelompok suku bangsa ditandai dengan adanya kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku atau ciri-ciri biologis yang dimiliki.

Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya. Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok suku, lebih tepatnya 1.340 suku bangsa. 

Keberagaman agama

Indonesia adalah negara yang religius. Hal itu dibuktikan dalam sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Kebebasan dalam beragama dijamin dalam UUD 1945 pasal 29 yang menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Di Indonesia sendiri, ada enam agama yang diakui oleh negara. Agama-agama yang diakui oleh negara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan juga Konghucu. Keenam agama harus hidup berdampingan di masyarakat dengan prinsip toleransi antarumat beragama.

Keberagaman ras

Ras merupakan klasifikasi yang digunakan untuk mengategorikan manusia melalui ciri fenotipe (ciri fisik) dan asal usul geografis. Asal mula keberagaman ras di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor seperti bangsa asing yang singgah di Tanah Air, sejarah penyebaran ras dunia, dan juga kondisi geografis. 

Ada beberapa ras yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Ras Malayan-Mongoloid yang berada di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi. Ras Melanesoid mendiami wilayah Papua, Maluku, dan juga Nusa Tenggara Timur. Selain itu, ada juga ras Asiatic Mongoloid yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, yaitu seperti orang Tionghoa, Jepang, dan Korea. Terakhir, ada ras Kaukasoid, yaitu orang-orang India, Timur-Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.

Keberagaman anggota golongan

Dalam masyarakat multikultural, keberagaman golongan bisa terjadi secara vertikal dan horizontal. Untuk vertikal, terdapat hierarki lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Contohnya seperti status sosial, pendidikan, jabatan, dan sebagainya. Secara horizontal, biasanya anggota golongan setara dan tidak ada hierarki. Namun, hal ini mengakibatkan banyak yang merasa anggota golongannya paling benar sehingga merendahkan anggota golongan lainnya. Contohnya adalah agama, idealisme, adat-istiadat, dan sebagainya.

Pentingnya menjaga toleransi di dalam keberagaman

Meskipun Indonesia adalah negara yang kaya akan perbedaan dan keberagaman, hal tersebut membuat Indonesia rentan terpecah-belah akibat perbedaan yang ada. Perpecahan di masyarakat bisa memicu konflik yang menimbulkan kerugian banyak pihak.

Oleh karenanya, diperlukan sifat toleran dan juga tenggang rasa terhadap perbedaan dan kemajemukan di masyarakat. Sifat toleransi haruslah ditanamkan sejak dini supaya bisa menerima perbedaan yang ada.

Contoh perilaku toleransi seperti memberikan kesempatan kepada tetangga melakukan ibadahnya, tolong-menolong antarwarga ketika melaksanakan hari raya, dan tidak membeda-bedakan tetangga, dan menghargai perbedaan budaya yang ada.

Sikap dan perilaku toleransi terhadap keberagaman masyarakat merupakan kunci untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan, serta mencegah proses perpecahan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Setiap individu hendaknya mengaplikasikan perilaku toleran terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan antargolongan.

Referensi: Modul PPKN SMP Terbuka Keberagaman Suku, Ras, Agama, dan Antargolongan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika untuk kelas VII terbitan Direktorat SMP tahun 2020

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP